Share

9. Pria Bernama Gamal

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya pria yang pernah aku lihat di jalan dulu sedang mengalami kesulitan dengan mobilnya.

Gayanya masih saja dingin dan sarkas.

Aku membalas tatapannya dengan tak kalah tegas.

“Apa kamu nggak lihat kalau aku sedang kerja di sini? Kalau kamu, untuk apa sopir angkot kayak kamu berada di perkantoran elit ini?” Aku balas menyergah.

Nyatanya sosok itu menanggapiku dengan tatapan yang semakin dingin meski aku sempat melihat sebuah seringai muncul di sudut bibirnya.

“Kamu bilang aku sopir angkot?”

“Lha yang kemarin emang mobil itu bukannya milik kamu?”

Pria itu kemudian malah mencebik.

“Jadi karena itu kamu menganggapku sopir angkot?”

Aku mengedikkan bahu pelan.

“Kalau nggak sopir angkot terus apa?”

Pria itu malah ikut mengangkat kedua bahunya.

“Terserah kamu menganggapku apa.”

“Ya sudah, jangan sinis gitu dong.”

Aku kembali melakukan pekerjaanku.

Tapi nyatanya pria itu malah memindaiku dengan semakin lekat. Sama seperti yang sudah dilakukannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status