Share

Bab 10

PoV Arfan

Beberapa pasang mata mulai melihat aku dan Angel diseret oleh Pak Terno sepanjang korikor hingga kami sekarang berada di lift. Entah berapa pasang mata yang bersorak, memaki, serta mencaciku dan juga Angel.

Aku malu, sungguh malu. Hanya bisa menutup kedua netra ini dengan kedua tanganku. Aku ingin bersuara untuk memohon, tapi takut Pak Terno akan melakukan hal lebih kejam dari ini. Begitu pun Angel, dia hanya terdiam, hanya isakan tangisnya yang terdengar. Lagian percuma juga dia meratapi, semua tidak akan kembali seperti semula.

"Seret keliling kantor Pak Terno, kapan perlu live streaming biar pada kapok pelaku penzina kayak mereka" sorak salah satu karyawan, aku tidak tahu siapa, yang jelas dia perempuan.

"Nanggung, sekalian aja adegan biar kami tonton rame-rame," ujar seorang pria.

"Hu ...."

"Bikin malu saja kalian."

"Hoi ... ngaca dong ngaca."

"Heran ya, zaman udah susah masih selingkuh-selingkuh, kayak udah banyak duit aja."

Mereka menjadi-jadi menyorakiku dengan Angel. 'Awas saja kamu, Angel. Selepas ini, aku akan bikin perhitungan sama kamu.' aku menggerutu di dalam hati. Jelas aku tidak terima, sangat tidak terima. Bersusah payah Laniara merekomendasikan aku agar bisa menduduki kursi Manager, sekarang dengan sekejap mata semuanya sirna.

Jelas aku tidak terima, ini semua salah Angel. Andai saja dia tidak datang ke ruanganku dan menggodaku, pasti Pak Sanjaya tidak akan memecatku. Aku malu sebenarnya dengan Pak Sanjaya, sangat malu. Walaupun tadi aku masih bersikekeuh supaya dia mengurungkan niatnya untuk memecatku, tapi nyata tidak.

Aku semakin takut, bagaimana kalau Pak Sanjaya memberi tahu Laniara soal apa yang terjadi di kantor. Aku tak tahu harus bagaimana dan berbuat apa. Bagaimana kalau Laniara minta bercerai? Tidak ... tidak, aku tidak ingin bercerai dengan Laniara.

Sesampainya di bibir teras lobbi aku dan Angel dilempar bagai membuang sampah. Aku pikir Pak Terno masih punya hati dan tidak berlaku kasar padaku. Terserah pada Angel, aku tak peduli sekarang. Aku kehilangan pekerjaan demi wanita mur*h*n seperti dia.

"Aaauuuuu ...." pekikku bersamaan dengan Angel. Aku dan Angel terpental ke halaman parkir.

"Pergi dari sini!" teriak Pak Terno, telunjuknya mengudara ke arah gerbang utama jalur masuk ke kantor ini. "Jika kalian masih saya tidak segan akan menyakiti kalian lebih dari ini!" Ancaman Pak Terno membuatku terkesiap.

"Baru kali ini ada karyawan yang menjijikan seperti kalian. Masih karyawan baru tapi sudah mencoreng di sini. Pergi!" teriakan Pak Terno makin menggelegar.

Aku tak berani melawan dan menjawab, apalagi beberapa karyawan masih berdiri di ambang pintu utama, seperti ingin mengeroyokku dan juga Angel, tapi di hadang oleh beberapa satpam.

"Sudah, sudah. Bapak dan ibu semua silakan kembali ke ruangannya masing-masing. Jangan sampai Pak Sanjaya turun dan melihat Bapak/Ibu semua masih berdiri di sini."

Pintu utamanya yang tadinya penuh sesak, sekarang sudah lengang. Tidak ada lagi para karyawan yang berdiri di ambang pintu. Beberapa satpam sudah kembali bertugas, tapi tidak untuk Pak Terno. Lelaki bertubuh kekar itu masih berdiri di ambang pintu utama dengan mata menyalang sempurna.

Dengan gontai aku berusaha bangkit, tubuh ini terasa berat selaki, persendianku terasa sakit semua, napasku sesak, debar jantungku pun tak beraturan.

"Mas, bantu aku," pinta Angel dengan lirih. Dasar jal*ng usai dia menghancurkan semuanya, kini dia malah meminta tolong padaku.

"Bangkit saja kamu sendiri, jal*ng?" bentakku, ingin sekali kutampar wajahnya yang sudah tak berbentuk itu. Polesan make up-nya sudah luntur oleh air mata.

"Mas! Kamu apa-apaan sih? Kok kasar banget sama aku? Hah?"

"Lalu? Masalah buat kamu dengan sikapku sekarang?"

"Mas, kita melakukan atas suka sama suka. Kamu sendiri 'kan yang bilang sudah bosan dengan Laniara. Apalagi dia tidak bisa melayani kamu seutuhnya sebagai seorang istri. Sekarang, di saat semua sudah terlanjur mengapa aku yang harus kamu salahkan. Hah? Jawab, Mas!" Angel menyerang, dia seka setiap air matanya yang berjatuhan.

"Hahahaha," tawaku pecah mendengar setiap kata yang dia lontarkan. "Suka-suka aku, semenjak ada kamu memang aku bosan dengan Laniara, tetapi tidak untuk sekarang. Lagian kamu sendiri yang memberikan tubuhmu padaku. Jadi, apa yang perlu dipermasalahkan sekarang," jawabku suka-suka.

Aku masih berusaha bangkit, tapi begitu sakit rasanya seluruh tubuh ini. Rasanya remuk semua.

"Mas! Jaga mulut kamu. Sekarang mengapa berbeda, hah? Apa karena kamu tidak punya apa-apa, jadi segampang itu kamu mencampakkan aku? Iya? Hah?"

"Terus, masalahnya apa? Itu urusan kamu, Ngel. Bukan urusan aku. Mulai sekarang urus saja dirimu sendiri jangan pernah datang apalagi menganggu kehidupanku dan Laniara. Oh iya, satu lagi, jangan pernah menghubungi mama dan adikku. Kamu tidak berguna lagi sekarang. Ngerti!"

"Oh, oke. Kamu salah jika bermain-main denganku, Arfan. Kamu pikir aku akan terima dicampakkan begitu saja. Tidak! Kamu akan terima pil pahit dari tanganku sendiri. Lihat saja, siapa nantinya yang lebih sengsara."

"Hahaha, silakan saja, wanita mur*h*n. Aku bukannya sombong, tapi kupastikan, kamu yang akan lebih menderita, Angel!"

"Mas." Angel memanggilku dengan lirih, tak seperti tadi. Dia berusaha bangkit dan memelukku.

"Mas, aku mohon. Jangan tinggalkan aku."

"Lepaskan aku, Angel!" teriakku, sembari mendorong tubuh Angel.

"Mas ... bukankah kita akan menikah. Kamu bukannya janji akan menikahiku dalam waktu dekat ini, Mas. Apa kamu lupa, Mas. Jangan bilang kamu akan membatalkan semua. Mas, aku tidak serius dengan ucapanku tadi."

"Mas ... mas ...."

"Wah ... wah ... pertunjukkan yang sungguh mengharukan," ucap seseorang sembari bertepuk tangan.

Aku menoleh ke sumber suara, suara yang begitu aku kenal. Dia ...

"Laniara?" pekikku. Mataku membelalak melihat wanita yang masih berstatus istriku itu.

Dari sudut pandangan mataku, Angel pun menoleh ke arah pintu utama.

Aku melihat Laniara berdiri di ambang pintu bersama Pak Sanjaya, dia tersenyum manis melihatku.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Triani Irma Sumanthi
beberapa bab berulang. cerita jg bolak balik, jd jenuh. akhir cerita tdk menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status