Share

Duo Petarung

Author: Shilla07
last update Last Updated: 2025-02-07 23:27:46
Aryo yang tengah dirasuki Diandra mulai melakukan aksi heroiknya, ribuan pedang dan peluru tak mampu menembus tubuhnya seolah ia telah memiliki kemampuan tak terkalahkan. Lelaki itu terus membantai lawannya tanpa ampun, terlihat puluhan orang telah tumbang dengan beberapa kali pukulan.

Galih segera mendekat ke arah Sekar namun ia terhalang Nendra. Terjadi perdebatan sengit diantara keduanya sebelum baku hantam terjadi.

"Kau! Lelaki brengsek! ini balasan atas persahabatan kita selama ini! kenapa kau tega!" teriak Galih mengungkapkan segala kekesalannya, ia tak menyangka orang yang dianggap saudara kini menjadi musuh yang begitu kejam!

"Kau jangan pernah bicara saudara padaku! apa kau tahu rasanya kehilangan kedua orang tua, hah?!" sahut Nendra tak kalah bengisnya, ia nampak tak merasa bersalah malah terkesan adu nasib.

"Lantas apa aku yang harus bertanggung jawab untuk itu? apa kau lupa siapa yang membantumu saat kau tak punya uang untuk sekedar makan atau membayar uang spp? kat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pilihan Sulit

    Galih dan Aryo segera membawa Sekar ke rumah sakit, mereka terus berdoa dan berharap jika yang dilakukan belumlah terlambat. Gadis itu masih pingsan tak sadarkan diri. Wajahnya memucat dan tubuhnya dingin. Sesampainya di rumah sakit, Sekar segera dilarikan di UGD kala itu jam masih menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Kedua lelaki itu nampak kelelahan dan tertidur di kursi ruang tunggu. Keesokan paginya, terdengar suara lelaki yang berhasil membangunkan mereka berdua. "Permisi, siapa wali pasien atas nama Sekar?" tanya dokter pada kedua lelaki yang nampak saling berebut dan mengaku sebagai pacar. Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki yang kian mendekat, terlihat dua orang sedang berjalan menuju depan ruang UGD. "Saya ibunya, bagaimana kondisi anak saya dok?" tanya sang ibu yang nampak panik, ia datang bersama anak lelaki yang merupakan adik kandung Sekar. Sang ibu mendapat kabar saat Aryo tengah perjalanan menjemput Sekar, ia terus mengirim pesan pada sang adik lelaki agar be

    Last Updated : 2025-02-08
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kehampaan

    Sekar masih terus terngiang-ngiang dengan ucapan sang ibu terkait menentukan pilihan hatinya sebab ia sendiri terkadang merasakan nikmatnya mendua. Ia kadang membenci kekosongan, saat ia berada di kota untuk kuliah, Aryo terasa jauh darinya. Ia bosan jika hanya saling mengirim pesan dan menelpon. Kehadiran Galih seolah mengisi ruang hampa yang bersemanyam dihatinya, seolah-olah menyamarkan keberadaan Aryo. Begitu pula saat di desa, Galih sudah tak terjangkau olehnya maka kehadiran Aryo seolah mengisi ruang hampa dihatinya. Begitulah pikiran yang mendera Sekar hingga ia sulit menentukan pilihannya. Di tempat lain, Aryo mulai mendapat pertentangan keras dari ayahnya, akhirnya sang ayah menumpahkan seluruh kekesalan yang selama ini dipendam. "Sudah ku bilang jangan berhubungan dengan perempuan dari desa seberang! Ayah akan mencarikanmu gadis dari keluarga baik-baik!" Bentak sang ayah dengan suara meninggi, ia telah habis kesabaran melihat kelakuan sang anak. "Ayah! Namanya Sekar, di

    Last Updated : 2025-02-09
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rencana Pertunangan

    Aryo nampak pasrah saat dibawa oleh kedua orang tuanya menuju rumah sang kepala desa. Kedua orang tuanya telah sepakat untuk melakukan pertemuan kedua keluarga. Akhirnya mereka sepakar untuk mengunjunginya tiga hari kemudian atau pasca Aryo tiba di rumah. Setibanya di rumah kepala desa, Aryo masih dalam lamunannya. Tak ada rona kebahagiaan di wajahnya seolah ia berada dalam keterpaksaan. Ditatapnya rumah itu, masih tetap terasa hampa namun dia terlihat pasrah menjalani takdirnya. "Selama datang keluarga Pak Wiryo," sambut kepala desa dengan senyum ramahnya. Ia nampak sumringah saat melihat sang calon besan akan memasuki rumahnya. Aryo melangkahkan kakinya secara perlahan, tiba-tiba hawa dingin menyeruak ke tubuhnya, sangat dingin hingga terasa menusuk kulit. Ia menatap sekitar terlihat seorang nenek renta tengah berdiri mengamati setiap pergerakan orang yang datang. "Kedatangan kami kemari untuk membicarakan rencana pertunangan Aryo dan Siti," ungkap sang ayah membuka percakapa

    Last Updated : 2025-02-10
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Tamu Istimewa

    Seminggu sudah Sekar berada di rumah, ia berniat untuk kembali berkuliah keesokan harinya. Hari-hari di kampung halaman ia lalui dengan penuh banyak pikiran sebab ia mulai menyadari sudah saatnya ia memilih antara Aryo dan Galih. Dalam masa kebimbangan itu, ia menghindari pesan dan telepon dari kedua lelaki yang teruji tulus mencintainya. Terdengar suara mobil yang diparkir di depan halaman rumah Sekar. Lalu ketukan pintu berulang, menunjukkan ada seorang tamu yang hendak berkunjung ke rumah yang nampak sederhana itu. Sang ibu nampak tengah sibuk memasak makanan untuk makan malam hingga ia seolah tak mendengar ketukan pintu. Sekar yang mulai menyadari hal tersebut bergegas mengintip dari jendela. Sekar terkejut melihat siapa lelaki yang kini berdiri di balik pintu luar rumah. Mulutnya menganga kemudian ditutup dengan kedua tangannya seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Untuk memastikan penglihatan itu ia membuka pintu dan mencoba menutupi keterkejutannya dengan senyum ram

    Last Updated : 2025-02-11
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Teror Mengerikan

    Aryo terlihat mencoba memendam amarahnya, ia tak ingin terus menerus dibakar api cemburu mengingat kebersamaannya dengan sang dosen. Ia mulai memikirkan perjodohan yang ditawarkan padanya, tak ada salahnya membuka hati pikirnya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang dan mulai memasuki area halaman rumah. Aryo memarkirkan mobilnya ke garasi lalu membantu sang ibu membawa beberapa makanan yang diperoleh dari rumah kades desa seberang. Adzan maghrib mulai berkumandang, Aryo bergegas mandi untuk melaksanakan sholat. Tak lupa ia panjatkan doa-doa setelah menyelesaikan ibadah wajibnya. Sebenarnya hatinya masih bimbang, ia tak yakin dengan keputusannya untuk menerima perjodohan itu. Ditengah lamunannya, ia mendengar jendela kamarnya diketuk beberap kali, awalnya ia mengabaikan karena mungkin itu orang iseng. Ketukan itu semakin keras, hingga membuat Aryo penasaran, ia mulai menyibak gorden untuk melihat siapa pelakunya namun nihil. Tak ada seorangpun disana. Terdengar ketukan pintu d

    Last Updated : 2025-02-12
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Sebuah Keputusan

    Ibu Sekar tengah memotong sayur, ia nampak bersemangat untuk menyuguhkan sarapan pada tamu istimewa yang tak diundang. Senyumnya mengembang saat melihat perhatian dari lelaki yang berprofesi sebagai dosen itu. Ekspektasinya tinggi, berharap sang dosen kelak berjodoh dengan anaknya agar status sosial mereka dapat meningkat. "Ibu, aku ingin bicara," ujar Sekar sambil membantu sang ibu yang tengah sibuk memasak di dapur. "Ada apa, Nak? katakan saja," jawab sang ibu tanpa mengalihkan pandangannya, ia nampak fokus memotong sayuran. "Aku akan kembali dengan Pak Galih hari ini, aku berencana akan ikut proyek penelitian dengannya. Hasilnya lumayan untuk biaya hidup selama aku berkuliah di kota," ujar Sekar sambil memandangi sang ibu, ia khawatir tidak mendapat persetujuan darinya. "Pergilah, Nak. Dosen itu sepertinya orang baik, dia tidak mungkin aneh-aneh," sahut sang ibu sambil beranjak menuju kompor, ia mulai mengecek terkait tingkat kematangan nasi. Sekar tersenyum melihat reaksi

    Last Updated : 2025-02-13
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Permohonan

    Ki Arjuno menghela nafas panjang, masalah yang dihadapi keluarga itu nampak kompleks, tidak sesederhana mengusir gangguan demit dari rumah, tapi juga melepaskan jiwa aryo yang sedang terbelenggu oleh perjodohan yang membawanya menjadi tumbal desa sesat. "Apa bapak melakukan perjanjian dengan kades desa seberang?" tanya Ki Arjuno sambil mengelus-elus jenggotnya yang panjang, usia jelas nampak tak muda tapi kesaktiannya bisa diadu sebab dia adalah satu-satunya keturunan dukun sepuh yang tersakti pada masanya. Kedua orang tua itu saling pandang, mereka nampak ingin menjawab namun masih takut-takut, ia khawatir kejujurannya akan menjadi sebuah kesalahan besar yang sulit termaafkan. Dengan penuh kebimbangan, akhirnya sang ibu mulai bersuara. "Kami berjanji dengan kades desa seberang akan melakukan pertunangan dua minggu lagi dan pernikahan sebulan setelahnya," jawab sang ibu dengan ragu-ragu, ia merasa bersalah sebab menyebabkan sang anak dalam kondisi bahaya. "Kalian sungguh cerobo

    Last Updated : 2025-02-14
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Mencari Pertolongan

    Pak Wiryo bergegas menuju rumah Sekar, waktunya tentu tidak banyak, ia harus bergegas mencari pertolongan dalam rangka upaya penyembuhan sang anak. Ia mengendari motor butunya dengan kecepatan tinggi, berharap masih ada waktu bertemu dengan Sekar yang sebenarnya telah pergi selama dua jam yang lalu. Ia segera memarkinkan motornya lalu mengetuk pintu beberapa kali dengan keras, berharap ada yang segera membukanya. "Pak Wiryo, ada perlu apa ke sini?" ungkap Surti, Ibu Sekar. Ia sangat terkejut melihat pria tua yang kini berada dihadapanya nampak gelisah. "Surti, ijinkan aku masuk dan menjelaskan semuanya," Pinta Wiryo dengan sopan, ia merasa harus melakukannya demi sang anak, Aryo. "Iya Pak, silahkan masuk." ucap wanita tua itu, ia merasa kaget atas kehadiran yang pria yang pernah dicintainya di masa lalu. "Kedatanganku ke sini adalah memohon bantuan Sekar atas kemalangan yang menimpa Aryo, pacarnya," ujar Wiryo dengan tatapan sedih, seolah ia tak mampu lagi menutupi perasaanny

    Last Updated : 2025-02-15

Latest chapter

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (1)

    Pov Sekar Jantungku berdengup kencang. Hawa dingin menghampiriku, membuat tubuhku terasa ngilu, susah digerakkan. Langkah terasa berat hingga tetesan darah mulai membasahi kaki dan tanganku. Darah ini ibarat kulitku yang robek karena melawan angin yang terasa menghalangi langkahku. Kulihat dua terowongan besar, sisi kanan kosong dan sisi kiri terdapat siluet pria yang berjalan mendekatiku "Galih ...." gumamku. Aku tak percaya bisa melihatnya di sini. Sosok yang sangat kucintai dan kurindukan. "Sekar, kenapa kau berdiri di situ? Tidakkah kau ingin memelukku?" Ucapan itu membuatku kembali mengenang manisnya hubungan kita yang telah lalu. Dia adalah sosok pelindungku yang selalu menemani dan mejagaku saat makhluk astral hendak menguasai tubuhku. Aroma tubuhnya masih sama sepeti kita terakhir kali bercinta, melepaskan seluruh hasrat di jiwa. Dia adalah sosok yang apa adanya, memperlakukanku bak ratu dan selalu memujiku terlebih saat permaianan ranjang yang membara. Dia berkali-kal

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (10)

    Sekar mencoba memikirkan kembali apa yang diucapkan oleh Sulastri. Akankah ia merelakan begitu saja orang yang dulu sangat dicintainya? Hatinya gamang, ia terus menatap ke jendela kamarnya, resah dan gelisah.Sementara itu di ruang tamu, Wiryo nampak putus asa. Mungkin ia harus meminta tolong pada orang lain karena Sekar telah menolaknya."Baiklah Surti, kami harus pergi, mungkin selama ini kami selalu merepotkan keluargamu," ujarnya dengan tatapan menunduk, bergegas untuk pulang.Pagi itu cuaca mendung, awan hitam menyelimuti desa seolah hujan akan segera turun, kedua orang tua yang cemas itu bingung, bagaimana cara menyelamatkan Aryo yang tersandera oleh makhluk halus."Pak, gimana nasib anak kita? Kita harus bergegas," ucap wanita yang telah menyelamatkan Aryo.Wiryo, berpikir keras hingga ia tak sempat menyalakan mobil. Ia, istri dan Siti tengah melamun, mencari cara untuk menyelamatkan Aryo hingga hujan deras akhirnya mengguyur desa, aroma tanah mulai tercium seolah memberikan se

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendan Aryo (9)

    Siti bergegas turun dari motor kang ojek yang ditemuinya di jalan, tak lupa ia membayar dan tak mengambil kembaliannya. Waktunya terbatas! Dengan langkah kaki penuh harap, ia belari menyibak dinginnya pagi, fajar baru saja menyingsing tak mengurungkan langkahnya untuk menyelamatkan mantan tunangannya, Aryo yang kini berada dalam genggaman adiknya sendiri, Seruni! Napasnya terengah-engah, ia terus mengetuk pintu rumah yang pernah menjadi saksi bisu atas batalnya pernikahan yang seharusnya terjadi padanya. "Mau apa kamu datang ke sini?" tanya Ibu Aryo yang belum mengetahui jika nasib anaknya sedang di ujung tanduk. "Bu, Aryo dalam bahaya, kita harus menyelamatkannya," ujarnya sambil mengatur nafas yang terus memburu. Wanita paruh baya tertegun saat mendengar mantan calon menantunya mengatakan hal buruk tentang anaknya, ia bergegas menyuruhnya masuk untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Tak lupa ia terus memanggil Wiryo, suaminya. Hatinya mulai gelisah ternyata fira

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (8)

    Aryo tengah tertidur lelap, terlihat seseorang tengah mengendap-endap ke dalam kamarnya. Ia kini duduk di tepi ranjangnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Mas Aryo, bangunlah," bisik Siti lirih. Aryo yang belum sepenuhnya sadar, mulai mengusap-usap matanya. Ditatapnya mantan tunangannya yang terlihat panik."Siti, kamu kenapa?"Tanpa pikir panjang, ia menarik tangan Aryo secara paksa. Pria yang baru saja bangun itu terlihat pasrah saat dirinya hendak dibawa ke suatu tempat."Malam ini adalah malam ritual desa, kamu harus melihat siapa sebenarnya orang yang akan kau nikahi," sahut Siti dengan terus menarik tangan Aryo ke suatu tempat.Kini mereka sudah tiba di balai desa, hawa dingin menyeruak hingga terasa menusuk kulit. Aryo beberapa kali menggosok-gosok tangannya karena merasa kedinginan, berbeda dengan Siti dan orang-orang yang berkumpul itu, mereka terlihat baik-baik saja."Sebentar lagi upacara akan dimulai, biasanya ayah yang memimpin tapi sang gadis pilihan akan ditentu

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (7)

    Pov Aryo Malam itu telah menjadi awal petaka yang menghampiriku. Bagaimana tidak? Tubuhku terasa dikendalikan oleh sosok tak kasat mata yang seolah membimbingku untuk datang ke kamar gadis yang cukup menarik perhatianku, Seruni. Masih teringat awal pertemuanku dengannya di sebuah mobil saat aku hendak menjemput Sekar atas permintaan Seno, adiknya. Waktu itu hatiku masih tertaut padanya, mantan pacar yang sudah begitu lama bersemayam dihatiku harus berakhir sebab dia lebih memilih dosen mudanya. Awalnya aku masih berduka tatkala mengetahui fakta jika adik kandungku yang baru saja kuketahui, Setyo meninggal tidak wajar. Dengan tekad kuat dan bantuan Seruni mantan pacarnya, aku memutuskan untuk mencari tahu kebenaran atas kematian adikku dan membalaskan dendamnya. Seruni, gadis berparas manis dan lembut kuajak untuk menelusuri penyebab kematian pacarnya yang tidak lain adalah adikku. Kami sepakat menjalin hubungan palsu untuk meyakinkan ayahnya agar aku diijinkan masuk kembali pada k

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (6)

    "Seruni, maaf, aku sudah kelewatan," ujar Aryo sambil fokus mengemudikan motornya. "Mas, bukankah kita akan menikah, kenapa harus minta maaf?" sahut Seruni sambil memeluk tubuh pria yang kini telah memiliki ruang tersendiri di hatinya. Jantung Aryo berdegup kencang, ia merasa terhipnotis dengan segala ucapan Seruni, seolah hal itu adalah perintah yang tak bisa dilanggar. "Aku akan bicara pada ayah untuk mempercepat pertunangan kita," ucapnya sambil merapatkan tubuhnya. Di sisi lain, Sekar tengah memendam rasa cemburunya. Masih terngiang dibenaknya saat Aryo bercumbu dengan Seruni di sebuah warung yang nampak tutup. Nafasnya memburu seolah menahan amarah atas adegan yang mencabik perasaannya. "Sepertinya kau cemburu, sayang sekali jika Aryo berhasil masuk perangkap Seruni padahal sedikit lagi dia akan menjadi budak di kerajaanku," bisik Sulastri yang selalu memprovokasi Sekar. Sesampainya di rumah, ia segera masuk kamar. Nafsu makannya seolah hilang sejak melihat sang manta

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (5)

    "Seruni, apa yang terjadi?" tanya Aryo yang baru saja dari pingsannya, kepalanya terasa berat. "Mas, tadi pingsan, mungkin kelelahan, ayo makan dulu," sahut Seruni sambil menyuapinya semangkok bubur yang telah dimasak. Itu bukanlah bubur biasa karena terdapat jampi-jampi pemikat yang membuat pemakannya akan menjadi tergila-gila pada si pemberi. Aryo terlihat kelaparan hingga bersih tak tersisa, tenaganya seperti terisi kembali. Ditatapnya Seruni, entah mengapa wajahnya terlihat cantik dan bersinar tapi dirinya mencoba mengabaikannya. "Bagaimana? Apakah kamu telah menemukan petunjuk kematian adikku?" tanya Aryo yang masih gelisah, sudah seminggu ia berada di sana tapi tak menemukan apa-apa. Senyum sumringah Seruni hilang, belum ada tanda-tanda peletnya bekerja, bukannya memuji dirinya malah menanyakan adiknya yang telah tewas, sial! Batinnya. "Mas, aku belum menemukan petunjuk apapun, sepertinya kita harus behubungan lebih dekat agar mereka percaya padaku," ujar Seruni bohong, di

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (4)

    "Pak, kenapa Mas Aryo belum sadar juga?" ujar Seruni yang gelisah. Seruni khawatir jika hal buruk menimpa Aryo, kehilangan Setyo sudah memberi luka dalam untuknya, jangan sampe hal serupa terjadi pada kakaknya. Aryo perlahan membuka mata, tubuhnya terasa lemah. Perlahan ia menggerakkan tangannya, menunjuk ke arah pintu yang terdapat nenek sedang tersenyum kecil padanya. Seruni lega melihat pacar palsunya telah siuman tapi ia terkejut melihat Aryo yang menunjuk ke arah pintu seoalah ada seseorang di sana padahal tidak ada siapa pun. "Ada apa, Mas?" "Nenek Sari ..." Aryo pingsan kembali membuat seisi rumah panik kecuali sang kades, pemilik murah. "Dia pasti terkejut melihat ibu, biarlah," ujar sang kades terlihat acuh. "Apa maksud ayah? Bukankah nenek sudah meninggal?" sahut Seruni yang kebingungan. Ayahnya tak menjawab, dia justru duduk di meja makan. Menyalakan rokoknya dengan tatapan kosong. Pria itu sepertinya lelah, ternyata sang ibu belum mengakhiri "perburuannya

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (3)

    Aryo tertegun melihat sekelilingnya, sebuah rumah tua yang ditinggal seorang perempuan muda. Ia nampak gelisah, hanya duduk termenung di depan pintu. "Sari, apa yang kamu lakukan? Minggir, Aku mau lewat!" bentak seorang perempuan yang membawa sebuah tas besar, sepertinya dia hendak pergi. "Bu, mau ke mana? Jangan tinggalkan Sari, Bu!" ucapnya sambil menahan tangis, mencoba menghalangi ibunya yang hendak pergi. "Aku nggak sudi hidup miskin dengan bapakmu, aku akan pergi mencari kebahagiaan," sahutnya lalu mendorong anak gadisnya hingga jatuh tersungkur. Di luar terdapat seorang pria yang sedang berada di dalam mobil, wajahnya tampan seperti blasteran bule. Ia melambaikan tangan semacam kode agar sang wanita segera masuk. Sari berlari mengejar mobil itu tapi sia-sia, mobil itu terus melaju dengan kecepatan tinggi hingga sulit digapai. Sari yang terduduk di tanah hanya bisa meratapi kesedihannya, ibunya pergi meninggalkan pria lain sedangkan sang ayah tengah sakit keras. Ga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status