Home / Horor / Perempuan Berkhodam Pesinden / Misteri Pabrik Garmen (4)

Share

Misteri Pabrik Garmen (4)

Author: Shilla07
last update Last Updated: 2025-03-23 23:22:33

Rika yang merasa tersudut, memilih untuk pergi meninggalkan Galih dengan senyum tipisnya. Ia melirik ke arah Sekar seolah pertikaian mereka tidak akan berhenti begitu saja. Sekar balik menatap tajam seolah tak takut dengan tatapan penuh intimidasi bosnya.

"Sekar, apa kamu yakin bekerja di pabrik garmen milik Rika? Sepertinya kalian tidak cukup akrab?" tanya Galih yang mulai meragukan kerjasama yang mungkin terjalin di antara keduanya.

"Aku bisa profesional, tenanglah," balas Sekar dengan nada penuh keyakinan, ia berjalan keluar ruang dosen untuk menyembunyikan rasa kesalnya.

"Kau kira aku perempuan yang lemah? Sudah berapa demit yang ku lawan? Apalagi seorang Ratu Jawa sekalipun! Aku tidak takut! Aku adalah Ratu untuk diriku sendiri!" teriak Sekar di sepanjang koridor, ia paling tidak suka jika ada yang meremehkannya.

"Kau jangan takabur Sekar! Aku yang sudah berusia ribuan tahunpun tidak berani masuk ke pabrik garmen itu. Dalam pandanganku, pabrik itu adalah kerajaan besar yang di p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (5)

    "Bagaimana Mbak Sekar, apakah ada yang perlu ditanyakan?" ujar Leo pada Sekar yang terlihat sudah siap bekerja, sorot matanya menyiratkan bahwa dia sudah siap untuk bekerja. "Saya hanya ingin lebih tahu sejarah pabrik ini seperti luasnya, pembagian ruangannya dan kenapa mendirikan pabrik di tengah area pemakaman?" tanya Sekar yang tak mampu lagi menahan rasa penasarannya. "Kalau begitu mari ikut saya, kita sama-sama mengelilingi pabrik garmen ini," jawab Leo sambil tersenyum. Sekar hanya mengangukkan kepala mengikuti staf HR berjalan ke luar ruangannya. "Tadi Mbak lihat sendiri, staf HR hanya tiga orang karena kepala HR tidak masuk kerja, beliau sakit selama tiga hari," ujar Leo mulai membuka perbincangan. "Pabrik ini memiliki luas sekiar 1 hektar yang terbagi menjadi 3 bangunan utama. Bangunan tempat saya bekerja adalah gedung A, isinya terkait adminstrasi pabrik dan ruang kerja para eksekutif termasuk ruang Ibu Rika selaku Dirut dan CEO. Gedung B adalah ruang produksi dan

    Last Updated : 2025-03-24
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (6)

    "Kalian dari mana saja? Kenapa telponku tidak di angkat?" teriak Rika yang terlihat murka, anak buah yang dipercaya untuk mengawasi pekerja justru tidak ada di ruangan saat jam-jam kerja. "Maaf Bu, tadi saya mengajak Mbak Sekar untuk jalan-jalan berkeliling area pabrik, dia harus tau seluk beluknya karena akan menjadi sekretaris ibu," jawab Leo dengan ragu-ragu, ia memang sedang mencari alasan. "Bukankah aku sudah bilang? Dia hanya butuh diwawancara agar aku tahu keterampilan komunikasinya! Tidak perlu keliling segala!" bentak Rika yang tak mau mendengar alasan apapun. Keduanya hanya diam terpaku mendengar omelan Rika. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. "Halo, Galih. Tumben kamu menelponku?" tanya Rika dengan suara lemah lembut. Seketika itu Sekar merasa jijik, mengapa ia harus memiliki atasan yang bermuka dua? "Nanti siang? Iya, aku kabarin lagi tempat ketemuannya," jawabnya singkat dengan senyum sumringah. "Kalian kembali ke meja!" usir Rika yang merasa mood sedang baik, ia

    Last Updated : 2025-03-25
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (7)

    POV Sekar Aku mulai merasa muak pada atasan yang bernama Rika! Dia selalu memberiku jobdisk yang di luar tanggung jawabku! Bahkan ia menyuruhku untuk mengecek hasil laporan karyawan yang keluar masuk. Data karyawan yang seharusnya menjadi tanggung jawab HR justru dibebankan padaku. Hingga pukul 07.00 Malam, aku masih di kantor seorang diri. Aku merasa hawa mistis mulai menyelimutiku, mulai dari bayangan hingga suara asing perlahan menerorku. Sial! Perlahan rasa takut menyelimutiku, ketiadaan Sulastri juga turut melemahkan pertahananku.Aku meminta Mas Galih untuk menemaniku tapi ia menghilang entah kemana. Pesan yang dikirim tak kunjung dibalas dan panggilanku tak pernah di jawab."Sayang, kamu belum pulang?" tanya Leo, pria yang saat ini tergila-gila padaku.Hatiku merasa lega karena ada orang lain yang mungkin bisa mengusir rasa takutku."Iya Mas, ini ada tugas dari Bu Rika," jawabku dengan senyum manja, berharap pria ini mau diajak kerjasama."Ini kan tugasku, kita bawa pulang sa

    Last Updated : 2025-03-26
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (8)

    "Pagi Bu Rika, ini laporan karyawan yang diminta kemarin," ujar Sekar sambil tersenyum ramah meski hatinya muak. "Bagus juga kerjaan nih anak, apa berkat bantuan Leo?" bisiknya Rika dalam hati. Meski hatinya begitu membenci Sekar, tentu ia harus profesional. Ia menutup laporan itu lalu memberinya perintah baru. "Siang nanti aku meeting dengan client di restoran A, tolong siapkan materi dan reservasi restoran itu!" perintah Rika sambil menyerahkan map yang diduga adalah materi untuk meeting bersama client siang ini. Sekar segera menyerahkan map itu lalu kembali ke ruangannya. Ia mendengus kesal. "Sialan! Meeting dua jam lagi tapi dia baru memberiku materi saat ini! Apa dia benar-benar ingin aku mati kutu!" Sekar menggerutu di meja kerjanya. Ia memijat kepalanya sebab bingung dengan apa yang harus di lakukannya. "Sayang, apa kamu butuh bantuanku?" tanya Leo yang muncul bak pahlawan kesiangan. Sekar segera memberikan senyum terbaiknya, ia menganggukkan kepala berharap staf

    Last Updated : 2025-03-27
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (9)

    Terdengar dering telepon di ponsel Rika. Wanita yang tampak senang itu berusaha menjamah ponsel yang ada di dalam tasnya. "Siang bu, saya Andre, Pimpinan HR. Saya ingin mengabarkan jika Leo, staf HR meninggal dunia karena serangan jantung," ucap Andre dengan nada panik. "Apa? Kapan?" tanya Rika yang penasaran, ia tak menyangka maut justru menjemput anak buah yang telah ia jadikan penghalang antara Sekar dan Galih. "Setelah kami makan siang, tiba-tiba Leo mengeluh sakit di bagian dada lalu pingsan. Saat kami membawa ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong. Diagnosa dokter menyatakan dia terkena serangan jantung," sahut Andre. Rika terdiam. Ia tak menyangka bahwa kepercayaan justru tak berumur panjang. Ia mencoba memanggil khodam yang telah menjaga keluarganya secara turun-temurun. Khodam Ratu Jawa. "Kenapa kau memanggilku?" sapa sang khodam. "Kenapa Leo tiba-tiba meninggal? Setahuku dia tak punya penyakit. Apakah ini berkaitan dengan Sekar?" tanyanya seperti berbisik. Sa

    Last Updated : 2025-03-28
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (10)

    POV Sekar Tidak terasa waktu magangku di perusahaan Garmen ini kurang dari dua minggu lagi. Skripsiku juga sudah rampung berkat bantuan dari Sandy, bule yang tengah tinggal bersamaku. Anehnya meski kami tinggal bersama hampir dua bulan, ia tak pernah menyentuhku bahkan bersikap seperti pelindungku. Semenjak kedekatan si bule, Sulastri seperti perlahan menjauh. Bahkan ketika tiap kali aku iseng-iseng memanggilnya, dia tak kunjung juga menampakkan wujudnya, apa ia semedi di gunung lagi? Entahlah. Keberadan Sandy seringkali memudahkan pekerjaanku dalam menuliskan laporan atau pencarian data saat skripsi, maklum saja, dengan wajah tampan yang mempesona tentu membuat setiap orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan ingin berbicara dengannya. "Sekar, aku ingin mengajakmu ke rumah nenek buyutku yang katanya keturunan orang indonesia, apakah kamu bersedia?" tanya Sandy dengan senyum ramahnya. aku hanya menganggukkan kepala, senang jika diperkenalkan dengan keluarga Sandy yang

    Last Updated : 2025-03-29
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (11)

    Sandy mengernyitkan dahinya, tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Sekar. Matanya berbinar menandakan terkejut dan terharu jika yang dikatakan gadis jawa ini adalah kebenaran. "Apakah benar yang kau katakan? Jadi kamu adalah titisan getih wangi yang terakhir?" tanya Sandy sambil memegang tangan Sekar. Sekar hanya menganggukkan kepala, ternyata pengakuannya bukanlah hal yang buruk. "Aku tidak percaya ini! Ya Tuhan, terima kasih! Aku sudah mencarimu sejak pertama kali menginjakkan kaki di indonesia, tanah kelahiran leluhurku yang menyimpan banyak misteri," sahutnya dengan tatapan penuh kesedihan, lalu mengajak Sekar untuk duduk di sebelahnya. "Lukisan ini adalah leluhurku, aku adalah keturunan genarasi ketiga dari Jenderal Van Derr dan Nyai Kartini. Aku ingat saat nenekku bercerita tentang kutukan dari seorang gundik bernama Suratmi. Ia sakit hati akibat buyutku tidak mengajaknya dalam upaya menyelamatkan diri, ia justru dibiarkan sendiri bersama bayi yang baru s

    Last Updated : 2025-03-30
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Misteri Pabrik Garmen (12)

    POV Sekar Arum Aku terbangun dari mimpiku, yah... sebuah mimpi yang terasa sangat nyata. Kini aku berada di tengah-tengah pemakaman yang masih berada di area pabrik garmen. Aku menatap sekelilingku yang dipenuhi kerumunan orang berjubah hitam, aku tidak bisa melihat wajah mereka karena malam pekat sangat membatasi penglihatanku. Aku hanya mengandalkan pendengaranku, mencoba memperhatikan apa yang mereka bicarakan. Aku merasa tubuhku sulit digerakkan, ternyata mereka mengkafani tubuhku, mirip seperti mayat yang akan dikubur dengan kain warna hitam. Aku mendengar sesosok manusia berjalan mendekatiku, sepertinya mereka berdua adalah pemimpin sekte ini. Aku terus menerus memanggil Sulastri tapi nihil, aku sama sekali tidak bisa merasakan keberadaannya. "Aku tidak mengira kamu memilih untuk memimpin upacara persembahan ini, apa kamu yakin akan mengorbankan gadis yang begitu kamu cintai?" ujar seorang wanita yang tidak asing di telingaku. "Aku tidak punya pilihan, aku harus memilih di

    Last Updated : 2025-03-31

Latest chapter

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (3)

    Pertempuran antara Seruni dan Sekar sangatlah tidak seimbang! Seruni yang telah menerima penuh kekuatan dari Sari nampak lebih kuat daripada Sekar yang masih setengah hati menerima kehadiran khodamnya."Bagaimana Sekar? Sebentar lagi sukmaku akan tertawan dalam kerajaan Dewi Kesuburan dan kamu akan mati!"Sekar yang tergeletak, hampir menyatu dengan tanah, tubuhnya tak bisa digerakkan akibat lilitan tali gaib yang tak kasat mata."Seruni, siapakah kau sebenarnya, apa salahku padamu?"Seruni yang tersenyum penuh kemenangan, memutuskan untuk memberikan penglihatan masa lalunya pada Sekar.Flash back Seruni...Kala itu Kades Slamet, ayah dari Seruni sangat cemas menanti kelahiran anak terakhirnya. Ia mondar-mandir di depan kamar, menunggu sang istri lahir dengan bantuan dukun. Ia terus menerus memainkan jari jemarinya, berdoa berkali-kali agar tidak dikaruniai anak laki-laki.Bukannya sang kades tak ingin, dia hanya ingin melindungi anak-anaknya. Masih teringat jelas detik-detik kematian

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (2)

    Pov Sekar Arum Aku terkejut melihat nenek yang terlihat seperti ingin membunuhku. Aroma melati menusuk hidungku, hingga aku bersin berkali-kali. Kutatap ular itu semakin membesar, sangat menyeramkan. Dilema menyapaku, mana jalan yang harus kupilih? Bertarung dengan ular atau nenekku sendiri? "Sekar, ke marilah! Aku merindukannmu!" ucapnya sekali lagi, hendak mempengaruhiku. "Sulastri, katakan sesuatu! Aku bingung harus memilih yang mana?" Masih tak ada jawaban dari sana. Aku kembali memusatkan pikiranku, lagi-lagi nihil. Akhirnya kuputuskan untuk masuk ke terowangan di mana nenekku berada. "Bagus, kamu memang cucu terbaikku," Wanita muda itu berjalan diiringi suara gamelan yang membuat Sekar justru meras sesak, bahkan berkali-kali terjatuh, langkahnya terasa berat, kepala mau pecah."Nenek? Apa yang kamu lakukan padaku?" "Aku bukan nenekmu ..." teriaknya lalu wajah perlahan berubah menjadi tua, rambutnya memutih! Dialah Sari! Orang yang telah menghancurkan hidup Ningsih!

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (1)

    Pov Sekar Jantungku berdengup kencang. Hawa dingin menghampiriku, membuat tubuhku terasa ngilu, susah digerakkan. Langkah terasa berat hingga tetesan darah mulai membasahi kaki dan tanganku. Darah ini ibarat kulitku yang robek karena melawan angin yang terasa menghalangi langkahku. Kulihat dua terowongan besar, sisi kanan kosong dan sisi kiri terdapat siluet pria yang berjalan mendekatiku "Galih ...." gumamku. Aku tak percaya bisa melihatnya di sini. Sosok yang sangat kucintai dan kurindukan. "Sekar, kenapa kau berdiri di situ? Tidakkah kau ingin memelukku?" Ucapan itu membuatku kembali mengenang manisnya hubungan kita yang telah lalu. Dia adalah sosok pelindungku yang selalu menemani dan mejagaku saat makhluk astral hendak menguasai tubuhku. Aroma tubuhnya masih sama sepeti kita terakhir kali bercinta, melepaskan seluruh hasrat di jiwa. Dia adalah sosok yang apa adanya, memperlakukanku bak ratu dan selalu memujiku terlebih saat permaianan ranjang yang membara. Dia berkali-kal

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (10)

    Sekar mencoba memikirkan kembali apa yang diucapkan oleh Sulastri. Akankah ia merelakan begitu saja orang yang dulu sangat dicintainya? Hatinya gamang, ia terus menatap ke jendela kamarnya, resah dan gelisah.Sementara itu di ruang tamu, Wiryo nampak putus asa. Mungkin ia harus meminta tolong pada orang lain karena Sekar telah menolaknya."Baiklah Surti, kami harus pergi, mungkin selama ini kami selalu merepotkan keluargamu," ujarnya dengan tatapan menunduk, bergegas untuk pulang.Pagi itu cuaca mendung, awan hitam menyelimuti desa seolah hujan akan segera turun, kedua orang tua yang cemas itu bingung, bagaimana cara menyelamatkan Aryo yang tersandera oleh makhluk halus."Pak, gimana nasib anak kita? Kita harus bergegas," ucap wanita yang telah menyelamatkan Aryo.Wiryo, berpikir keras hingga ia tak sempat menyalakan mobil. Ia, istri dan Siti tengah melamun, mencari cara untuk menyelamatkan Aryo hingga hujan deras akhirnya mengguyur desa, aroma tanah mulai tercium seolah memberikan se

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendan Aryo (9)

    Siti bergegas turun dari motor kang ojek yang ditemuinya di jalan, tak lupa ia membayar dan tak mengambil kembaliannya. Waktunya terbatas! Dengan langkah kaki penuh harap, ia belari menyibak dinginnya pagi, fajar baru saja menyingsing tak mengurungkan langkahnya untuk menyelamatkan mantan tunangannya, Aryo yang kini berada dalam genggaman adiknya sendiri, Seruni! Napasnya terengah-engah, ia terus mengetuk pintu rumah yang pernah menjadi saksi bisu atas batalnya pernikahan yang seharusnya terjadi padanya. "Mau apa kamu datang ke sini?" tanya Ibu Aryo yang belum mengetahui jika nasib anaknya sedang di ujung tanduk. "Bu, Aryo dalam bahaya, kita harus menyelamatkannya," ujarnya sambil mengatur nafas yang terus memburu. Wanita paruh baya tertegun saat mendengar mantan calon menantunya mengatakan hal buruk tentang anaknya, ia bergegas menyuruhnya masuk untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Tak lupa ia terus memanggil Wiryo, suaminya. Hatinya mulai gelisah ternyata fira

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (8)

    Aryo tengah tertidur lelap, terlihat seseorang tengah mengendap-endap ke dalam kamarnya. Ia kini duduk di tepi ranjangnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Mas Aryo, bangunlah," bisik Siti lirih. Aryo yang belum sepenuhnya sadar, mulai mengusap-usap matanya. Ditatapnya mantan tunangannya yang terlihat panik."Siti, kamu kenapa?"Tanpa pikir panjang, ia menarik tangan Aryo secara paksa. Pria yang baru saja bangun itu terlihat pasrah saat dirinya hendak dibawa ke suatu tempat."Malam ini adalah malam ritual desa, kamu harus melihat siapa sebenarnya orang yang akan kau nikahi," sahut Siti dengan terus menarik tangan Aryo ke suatu tempat.Kini mereka sudah tiba di balai desa, hawa dingin menyeruak hingga terasa menusuk kulit. Aryo beberapa kali menggosok-gosok tangannya karena merasa kedinginan, berbeda dengan Siti dan orang-orang yang berkumpul itu, mereka terlihat baik-baik saja."Sebentar lagi upacara akan dimulai, biasanya ayah yang memimpin tapi sang gadis pilihan akan ditentu

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (7)

    Pov Aryo Malam itu telah menjadi awal petaka yang menghampiriku. Bagaimana tidak? Tubuhku terasa dikendalikan oleh sosok tak kasat mata yang seolah membimbingku untuk datang ke kamar gadis yang cukup menarik perhatianku, Seruni. Masih teringat awal pertemuanku dengannya di sebuah mobil saat aku hendak menjemput Sekar atas permintaan Seno, adiknya. Waktu itu hatiku masih tertaut padanya, mantan pacar yang sudah begitu lama bersemayam dihatiku harus berakhir sebab dia lebih memilih dosen mudanya. Awalnya aku masih berduka tatkala mengetahui fakta jika adik kandungku yang baru saja kuketahui, Setyo meninggal tidak wajar. Dengan tekad kuat dan bantuan Seruni mantan pacarnya, aku memutuskan untuk mencari tahu kebenaran atas kematian adikku dan membalaskan dendamnya. Seruni, gadis berparas manis dan lembut kuajak untuk menelusuri penyebab kematian pacarnya yang tidak lain adalah adikku. Kami sepakat menjalin hubungan palsu untuk meyakinkan ayahnya agar aku diijinkan masuk kembali pada k

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (6)

    "Seruni, maaf, aku sudah kelewatan," ujar Aryo sambil fokus mengemudikan motornya. "Mas, bukankah kita akan menikah, kenapa harus minta maaf?" sahut Seruni sambil memeluk tubuh pria yang kini telah memiliki ruang tersendiri di hatinya. Jantung Aryo berdegup kencang, ia merasa terhipnotis dengan segala ucapan Seruni, seolah hal itu adalah perintah yang tak bisa dilanggar. "Aku akan bicara pada ayah untuk mempercepat pertunangan kita," ucapnya sambil merapatkan tubuhnya. Di sisi lain, Sekar tengah memendam rasa cemburunya. Masih terngiang dibenaknya saat Aryo bercumbu dengan Seruni di sebuah warung yang nampak tutup. Nafasnya memburu seolah menahan amarah atas adegan yang mencabik perasaannya. "Sepertinya kau cemburu, sayang sekali jika Aryo berhasil masuk perangkap Seruni padahal sedikit lagi dia akan menjadi budak di kerajaanku," bisik Sulastri yang selalu memprovokasi Sekar. Sesampainya di rumah, ia segera masuk kamar. Nafsu makannya seolah hilang sejak melihat sang manta

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (5)

    "Seruni, apa yang terjadi?" tanya Aryo yang baru saja dari pingsannya, kepalanya terasa berat. "Mas, tadi pingsan, mungkin kelelahan, ayo makan dulu," sahut Seruni sambil menyuapinya semangkok bubur yang telah dimasak. Itu bukanlah bubur biasa karena terdapat jampi-jampi pemikat yang membuat pemakannya akan menjadi tergila-gila pada si pemberi. Aryo terlihat kelaparan hingga bersih tak tersisa, tenaganya seperti terisi kembali. Ditatapnya Seruni, entah mengapa wajahnya terlihat cantik dan bersinar tapi dirinya mencoba mengabaikannya. "Bagaimana? Apakah kamu telah menemukan petunjuk kematian adikku?" tanya Aryo yang masih gelisah, sudah seminggu ia berada di sana tapi tak menemukan apa-apa. Senyum sumringah Seruni hilang, belum ada tanda-tanda peletnya bekerja, bukannya memuji dirinya malah menanyakan adiknya yang telah tewas, sial! Batinnya. "Mas, aku belum menemukan petunjuk apapun, sepertinya kita harus behubungan lebih dekat agar mereka percaya padaku," ujar Seruni bohong, di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status