Home / Rumah Tangga / Perempuan Yang Kalian Remehkan / Saat Dunia Mulai Melihat Usaha Mu

Share

Saat Dunia Mulai Melihat Usaha Mu

Author: Queenara
last update Last Updated: 2025-10-16 15:43:25

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai tipis ruang tamu kecil mereka. Udara masih sejuk, dan aroma teh melati yang diseduh Freya memenuhi ruangan. Di tengah ketenangan itu, semangat Freya terasa berbeda.

Ia duduk di depan meja yang kini berubah fungsi menjadi “studio kecil”. Ada tripod, ponsel, ringlight, beberapa tumpukan baju baru, dan laptop yang menampilkan daftar pesanan semalam.

Namun, sebelum ia menekan tombol “Live”, perkataan Arga dan Ny. Ratna semalam masih terngiang di kepalanya.

> “Kerjaan macam apa itu, Freya?” suara Ny. Ratna menggema dalam ingatannya.

“Jualan online? Kamu pikir menantu keluarga Baskara pantas seperti itu?”

Lalu suara Arga menyusul, lebih dingin tapi tak kalah menusuk.

“Kamu bikin malu, Frey. Hentikan itu sebelum orang tahu.”

Freya menatap layar ponsel di depannya, matanya berkaca. Tapi hanya sebentar. Ia menarik napas panjang, menegakkan punggungnya, lalu menatap pantulan wajahnya di layar kamera.

> “Kali ini, aku nggak mau berhenti hanya kare
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Desas Desus Yang Nyata

    Kabar itu tidak langsung meledak besar. Namun seperti bara kecil yang tertiup angin, gosip itu merayap pelan, menembus sela-sela percakapan kantor, komunitas sosialita, hingga media online yang haus sensasi. Awalnya hanya sebuah foto: Arga dan Eveline terlihat keluar dari sebuah hotel konferensi di Bandung. Foto itu sebetulnya bersih—mereka menjaga jarak yang sopan. Namun ekspresi mereka terlalu nyaman untuk sekadar rekan kerja. Lalu muncul foto lain. Arga tertawa lepas saat Eveline menyentuh lengannya. Foto itu diambil candid, tanpa kesadaran mereka. Sebuah momen yang seharusnya hanya milik udara dan waktu, kini menjadi konsumsi publik. > “CEO muda Arga Pratama terlihat semakin dekat dengan putri tunggal pengusaha tekstil, Eveline Prawira. Apakah ini pertanda adanya hubungan spesial?” - GossipStar ID > “Istri? Tidak terlihat dalam lingkaran sosial Arga belakangan ini.” - HypeDaily Media Tagar mulai bermunculan. #ArgaEveline #PasanganSempurna #FuturePowerCouple T

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Retakan Yang Semakin Besar

    Malam turun perlahan di langit Jakarta.Hujan rintik-rintik mengguyur kaca jendela, menimbulkan bunyi ritmis yang biasanya menenangkan, namun malam ini justru terasa seperti jarum yang menekan dada Freya.Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika suara pintu utama terbuka.Freya menatap dari ruang tamu — wajahnya datar, bukan lagi senyum lembut seperti biasanya. Ia menunggu suara langkah yang sudah begitu ia kenal itu.Arga masuk dengan jas masih melekat di bahu, dasi longgar, dan wajah lelah yang tak berusaha disembunyikan. Hujan membuat rambutnya sedikit basah.Ia bahkan tidak menatap ke arah Freya. Langsung menuju dapur, membuka kulkas, mengambil air mineral, lalu meneguknya dalam sekali minum.Suasana di antara mereka hening.Begitu hening hingga suara detak jam dinding terdengar seperti palu kecil yang memukul waktu.Freya akhirnya berdiri. Di tangannya masih ada amplop berisi foto-foto yang tadi diberikan oleh Ny. Ratna. Ia berjalan perlahan, langkahnya tenang, tapi mata

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Yang Tidak Pernah Diiinginkan

    Langit siang tampak cerah, tapi suasana di rumah itu terasa dingin.Freya baru saja selesai membereskan sisa sarapan Arga. Di meja makan masih tercium samar aroma kopi hitam dan roti panggang — kebiasaan pagi yang ia jaga dengan hati-hati, meski sering diabaikan.Ia baru saja hendak menjemput paket pesanan dari kurir ketika suara klakson mobil terdengar di halaman.Nada klakson itu khas — dua kali, cepat dan pendek.Freya terdiam sejenak.Ia tahu suara itu.Beberapa detik kemudian, suara langkah sepatu berhak terdengar di lantai marmer. Dan di ambang pintu ruang tamu, berdirilah Ny. Ratna Malik, dengan busana elegan warna krem dan tas bermerek menggantung di lengannya.> “Selamat siang, Freya,” sapanya datar, dengan nada yang tidak mengandung kehangatan sedikit pun. “Kau sendirian?”Freya menelan ludah, berusaha menjaga sopan santun.> “Iya, Bu. Arga sudah berangkat ke kantor.”Ny. Ratna melangkah masuk tanpa diminta. Tatapannya langsung jatuh pada beberapa tumpukan pakaian dan kardus

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Jamuan Yang Mengubah Segala nya

    Restoran mewah di pusat kota malam itu berkilau dengan cahaya hangat. Meja panjang di tengah ruangan sudah tertata rapi, lengkap dengan lilin aromatik, bunga segar, dan deretan hidangan berkelas. Di sisi kanan duduk keluarga Malik — Tuan Baskara, Ny. Ratna, dan Arga yang datang dengan jas gelapnya. Di sisi lain, keluarga Surya — keluarga Eveline — menyambut dengan senyum ramah. Suasana awalnya hangat, diwarnai pembicaraan ringan tentang bisnis dan kerja sama kedua perusahaan: Malik Group dan Surya Kapital Group, yang belakangan semakin erat. Eveline duduk anggun di sebelah ayahnya, mengenakan gaun pastel lembut yang membuatnya tampak bersinar. Tatapan matanya sering kali jatuh pada Arga — lembut, penuh rasa kagum. Sementara Arga, berusaha bersikap profesional, meski senyum sopannya tak bisa sepenuhnya menyembunyikan kelelahan batinnya. Di sisi lain meja, Ny. Ratna tampak bersinar malam itu — bukan karena kebahagiaan tulus, melainkan karena ambisi yang sejak lama ia simpan. > “Rasa

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Hati Yang Semakin Menjauh

    Waktu berjalan begitu cepat. Musim hujan datang dan pergi, namun jarak antara Arga dan Freya tak juga mencair. Kini, Malik Group telah resmi menjalin kerja sama besar dengan Surya Kapital Group, perusahaan milik keluarga Eveline. Dalam beberapa bulan terakhir, nama Eveline sering terdengar di ruang kerja Arga, di rapat, bahkan di berita bisnis nasional. Ia menjadi wajah baru yang membawa napas segar bagi banyak proyek Malik Group yang sempat goyah. Dan di balik semua keberhasilan itu, kedekatan Arga dan Eveline semakin tak terelakkan. Mereka sering bepergian bersama — rapat di luar kota, kunjungan ke proyek, dan menghadiri konferensi bisnis di hotel-hotel besar. Di awal, semua terasa profesional. Namun perlahan, batas antara urusan pekerjaan dan keakraban pribadi menjadi kabur. Sore itu, di lobi hotel bintang lima di Bandung, Arga dan Eveline berdiri berdampingan menunggu kendaraan yang akan menjemput mereka. Eveline mengenakan blazer krem dan rok pensil yang elegan, semen

  • Perempuan Yang Kalian Remehkan   Senyum Kecil, Bukan Untuk Dia

    Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.15. Hujan yang sejak sore mengguyur kota kini tinggal gerimis tipis yang menetes lembut di atap rumah kecil mereka. Di ruang makan, meja sudah tertata rapi — dua piring nasi, lauk hangat, dan secangkir teh yang kini mulai dingin. Freya duduk di kursi makan sambil menatap layar ponselnya. Pesan terakhir yang ia kirim pada Arga dua jam lalu belum juga dibaca. > “Kamu makan malam di mana, Ga? Aku sudah siapkan makanan kesukaanmu.” Tidak ada tanda centang biru. Tidak ada balasan. Ia tersenyum kecil, meski senyum itu terasa pahit. “Pasti sibuk,” gumamnya pelan, mencoba menenangkan diri. Tapi di dalam hatinya, ada rasa tak tenang yang menekan dada. Sejak siang tadi, bayangan Arga dan Eveline di kafe seberang jalan masih terus menghantui pikirannya. Ia berusaha melupakannya, berusaha meyakinkan diri kalau itu hanya pertemuan bisnis biasa. Tapi mata Arga yang terlihat bahagia… itu yang sulit ia hapus dari ingatan. Ia berdiri, merapikan piring ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status