Share

16. Kacau

"Sudah ayo pulang dulu, kalau sekarang aku tak bisa berpikir jernih. Lagipula tidak baik, wanita hamil malam-malam masih di luar rumah."

"Aku mau menginap disini, Winda tidak ada di rumah kan?" ucapnya tiba-tiba membuatku tercengang.

"Tidak, tidak boleh! Kau harus pulang. Apa nanti kata tetangga kalau kita digerebek? Kita belum sah jadi suami istri!" tegasku lagi. Kepalaku saat ini benar-benar pusing.

Santi justru tersenyum. "Tidak apa-apa, kita katakan semuanya tentang hubungan kita. Aku tak masalah kalau digerebek dan dipaksa nikah denganmu, aku akan setuju."

Ah, wanita ini benar-benar gila. Apa dia tak tahu malu?

"Tidak, tidak. Jangan menambah masalah lagi. Kau harus pulang dulu," elakku. Aku tak mau masalahnya bertambah runyam.

"Tapi mas, aku mau kau bertanggungjawab terhadapku!" desaknya lagi. Santi masih menatapku tajam.

"Iya, iya."

"Janji ya, mas ... Kalau tidak, sekarang juga aku akan menelepon dan mengatakan semuanya pada Winda."

"Iya, iya," jawabku. Ah sekarang kenapa aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status