Home / Rumah Tangga / Perempuan Yang Terbuang / 02. Lelaki Tidak Berguna

Share

02. Lelaki Tidak Berguna

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2022-12-27 03:08:29

02. LELAKI TIDAK BERGUNA   

"Apa kamu bilang Mas? Kamu mau nikah lagi?" kata Christine yang bagaikan tersambar petir di siang bolong mendengar pengakuan suaminya ini.

"Aku tidak bisa menolak keinginan ibu, Chris! Kamu kan tahu watak ibu sangat keras!" kata Karel membenarkan perbuatannya ini.

"Apa-apaan ini Mas ... Kenapa tiba-tiba kamu ingin menikah lagi?"

Christine benar-benar tidak terima dengan alasan Karel yang mengatakan kalau ibunya yang memaksanya menikah lagi. Selama ini dia tidak melakukan kesalahan apapun sebagai istri Karel.

"Kan tadi aku bilang ... ibu yang menyuruhku menikah lagi! Kamu kan tahu watak ibu bagaimana?" ujar Karel tanpa perasaan bersalah sedikitpun.

"Aku ini salah apa Mas?" ujar Christine yang tidak habis pikir dengan sikap Karel, suaminya ini.

"Tidak ada yang salah, Chris ... hanya saja aku harus menikah lagi agar ibu bahagia!" tegas Karel. 

"Memangnya sekarang ibumu tidak bahagia dengan pernikahan kita! Kamu keterlaluan, Mas!" kata Christine penuh kemarahan.

Tidak disangkanya kalau dia menikahi lelaki yang sungguh tidak berguna. Lelaki yang takut dengan pengaruh kuat ibunya. Lelaki yang bahkan tidak bisa membela istrinya sendiri di hadapan ibunya.

"Ibu tidak bilang begitu."

"Jadi ... apa alasannya menyuruhmu menikah lagi! Aneh sekali!" kata Christine dengan kemarahan yang meluap-luap.

"Ibu ingin aku bahagia. Begitu kata ibu padaku, Chris! Aku mohon Chris, kabulkan saja permintaanku ini agar ibuku bisa bahagia."

"Jadi kebahagiaan ibumu ini lebih penting! Mengorbankan perasaanku yang sakit ini tidak penting bagimu! Dasar lelaki kejam kamu ini,  Mas!"

Christine benar-benar dibuat bingung dan marah dengan keputusan sepihak dari Karel ini.

"Kejam bagaimana? Kan aku hanya menikah lagi saja! Aku kan tidak menyakitimu sama sekali!"

Lagi-lagi Karel membenarkan perbuatannya yang seolah biasa saja baginya.

"Kamu ini benar-benar sudah tidak waras, Mas! Anakmu masih kecil, bahkan Cindy baru berumur 5 tahun. Aku juga baru melahirkan anak laki-laki untukmu, Mas!"

Christine benar-benar tidak bisa menahan emosi dan kemarahannya terhadap Karel yang dianggapnya sangat pengecut sebagai kepala rumah tangga.

"Terserah apa katamu, Chris! Aku tetap akan menikah! Titik!" tegas Karel yang tidak ingin membahas masalah pernikahannya lagi.

"kalau kamu mau menikah lagi, silahkan! Tapi ceraikan aku dahulu, Mas! Aku tidak sudi dimadu olehmu!" tegas Christine. "Aku akan bawa anak-anakku yang tidak disukai oleh ibumu yang tidak waras itu!"

Plaak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Christine, yang membuat Christine terkejut.

Karel tidak pernah bertindak kasar padanya selama ini.

Semenjak pacaran dan menikah sampai sekarang, tidak pernah ada kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh Karel.

Tapi sekarang, Karel menamparnya dengan keras, yang meninggalkan jejak telapak tangan di pipinya sungguh sangat membuatnya sakit sekali.

Bukan sakit fisik akibat tamparan Karel, tapi sakit hatinya yang tidak tertahankan.

Suaminya, Karel Smith menjadi lelaki yang sangat kasar hanya karena ingin menuruti saran ibunya untuk menikah lagi, tanpa alasan yang jelas.

"Jangan bawa-bawa ibuku ke dalam masalah ini! Semua ini keputusanku mutlak, tidak ada paksaan dari ibuku! Jelas!" teriak Karel tanpa penyesalan.

Karel sudah menamparnya dengan keras, tapi tidak ada penyesalan apapun yang keluar dari mulutnya.

"Kalau kamu sentuh aku sekali lagi dengan tangan kasarmu itu ... jangan salahkan aku kalau polisi datang kemari menangkapmu, Mas!" ancam Christine.

Karel baru tersadar telah melakukan tindakan kasar kepada istrinya yang selama ini tidak pernah dilakukannya terhadap Christine.

"Maafin aku Chris ... aku tidak tahu  lagi harus bagaimana," ujar Karel.

"Aku minta diceraikan secepat mungkin! Apabila kamu tidak menceraikanku sampai kamu menikah lagi, maka aku akan minggat dari rumah ini membawa anak-anakku!" ancam Christine.

"Aku tidak bisa menceraikanmu, Chris! Ibuku tidak mau aku menceraikanmu! Dia ingin kamu tetap berada di rumah ini mengurusiku!" kata Karel dengan mata memohon.

"Apa katamu! Jadi ibumu menyuruhku menjadi babu di rumah ini! Kurang ajar sekali ibumu! Mentang-mentang kalian keluarga kaya ... jadi boleh bertindak seenaknya!"

Kemarahan Christine sudah diambang batas normal. Lelaki yang dinikahinya ini akan melakukan penghianatan terhadap dirinya dengan menikah lagi dengan perempuan lain.

"Aku harus bagaimana lagi Chris agar kamu mengerti kedaaanku," kata Karel sambil tertunduk lesu.

Christine hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan Karel yang tidak bisa bertindak jantan sebagai suami yang melindungi istrinya. Karel benar-benar lelaki yang tidak berguna, yang hanya hidup di bawah ketiak ibunya.

Pertengkaran mereka membangunkan Cindy yang masih mengucek-ngucek matanya.

"Ayah dan ibu sedang apa? Kok teriak-teriak? Cindy jadi tidak bisa bobo," ujar gadis kecil ini polos.

Christine yang melihat ke arah Cindy untuk sementara melupakan kemarahannya terhadap Karel dengan membawa Cindy kembali lagi ke kamar tidurnya.

"Tidak apa-apa sayang ... ayah dan ibu hanya bicara terlalu keras saja. maaf ya sudah membangunkanmu!" kata Christine dengan lembut kepada anak gadisnya ini.

Karel hanya terdiam pasrah tanpa melakukan apapun. Christine mulai muak melihat suaminya yang sungguh tidak berguna.

"Kita bicarakan saja besok pagi. Jangan sampai anak-anak terbangun dari tidurnya hanya karena masalah kita! Ini bantal dan guling ... kamu tidur di sofa! aku tidak mau lagi seranjang denganmu!' ujar Christine mengusir Karel dari kamarnya.

"Chris ... kita bicarakan baik-baik! jangan sampai kamu membuat ibuku marah. Nanti pengaruhnya ke anak-anak."

"Jangan bawa anak-anak, Mas! Kamu dari dulu tidak pernah sayang sama anak-anakku! Kerjamu hanya mengurusi ibumu saja, padahal ibumu juga belum tua-tua amat!" kata Christine penuh kekesalan.

"Chris ...!"

Karel menjadi serba salah dan hanya berdiri saja tanpa melakukan apapun.

Lelaki ini hanya berdiri bengong dan mematung saja menatap Christine, mengharapkan istrinya ini mengubah keputusannya untuk mengusirnya.

Apabila dia tidur di sofa maka ibunya akan mempertanyakannya yang akan berimbas ibunya melabrak Christine. Tapi Christine juga sudah mengusirnya dari kamar, yang membuatnya bingung harus melakukan apa.

"Aku tidak mau membuat ibu marah. Aku tidur di lantai saja! Ibu tidak boleh tahu masalah kita, yang akan semakin memperkeruh suasana!" ujar Karel memberikan alasan yang masuk akal agar tetap bisa berda di dalam kamar.

Christine membiarkan Karel tidur di lantai, karena perkataan Karel ada benarnya. Kalau nenek tua itu melihat anak kesayangannya tidur di sofa, pasti dirinya yang akan dilabrak habis-habisan oleh mertuanya ini.

"Aku hanya ingin kamu ajukan perceraian sebelum kamu menikah lagi, biar aku bebas darimu. Kembalikan ijasahku yang kamu simpan di brankas Bank agar aku bisa bekerja kembali seperti dulu, untuk menghidupi anak-anak! Aku tidak akan menyuruhmu menafkahi anak-anakku. Kamu bisa tenang menikah dengan pacar barumu itu!" tegas Christine.

"Aku akan usahakan, tapi aku tidak bisa janji karena ibuku tetap tidak ingin aku menceraikanmu!" ujar Karel. "Sepanjang sejarah keluarga Smith, tidak pernah ada perceraian yang bisa mencoreng nama keluarga!"

"Aku tidak peduli lagi, Mas! Kembalikan ijasahku. Besok aku akan mulai melamar kerja di perusahaan. Aku sudah tidak tahan dengan perlakuan keluargamu!" ujar Christine tanpa menghiraukan perkataan Karel.

'Besok aku ambilkan ijasahmu, tapi aku mohon jagan melamar kerjaan dahulu!" kata Karel sambil memohon.

"Aku lelah Mas! Aku sudah berlaku baik selama menjadi menantu. Aku bahkan menerima lamaranmu di saat karirku menanjak naik, Mas! Tapi tidak kusangka perlakuan seperti ini yang aku dapatkan dari kalian!"

Christine sudah benar-benar tidak bisa memaafkan perbuatan suami dan mertuanya ini. 

Kalau sampai Karel tetap nekad menikah sesuai permintaan ibunya, maka Christine memutuskan akan meninggalkan Karel selama-lamanya, terlepas Karel akan serius menceraikannya atau tidak.

*****

Bersambung .....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Rubby
Karel doyan daun muda
goodnovel comment avatar
Bebby
Karel lelaki pengecut
goodnovel comment avatar
PendekarNovel
payah nih Karel
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perempuan Yang Terbuang   20. Kembali Normal

    Kematian Alice yang cukup tragis membuat semua anak buahnya ketakutan dengan kekejaman seorang William Shatner.Padajhal yang sebenarnya terjadi tidaklah demikian, tapi orang hanya inigin melihat sesuai pikirannya saja.Pemuda yang tampak diam dan tidak berbahaya ini ternyata pewaris tunggal dari Keluarga Shatner yang kelasnya berada jauh di atas Keluarga Smith.Kekejaman Keluarga Shatner dalam bisnis jauh melampaui kekejaman Keluarga Smith.Demi melindungi seorang Christine yang sedari awal sudah disukainya ini, William terpaksa meminta bantuan keluarganya untuk mengirim pasukan ke apartemnnya di Wiltshire.Hanya dalam waktu sebentar saja pasukan yang diminta oleh William tiba di apartemennya dan membantai habis sisa anak buah Alice yang masih tertinggal di sana.Christine meringkuk ketakutan melihat kehebatan seorang William Shatner yang tadinya disangkanya adalah pria brengsek yang tidak bisa apa-apa dan penyendiri saja."Jangan takut ... aku tidak seperti yang terlihat olehmu!" sa

  • Perempuan Yang Terbuang   19. Akhir Tragis

    Bagaikan cerita di film aksi, apartemen kumuh yang semula sepi dan diabaikan orang yang lalu lalang kini menjadi pusat perhatian karena adanya pengepungan yang dilakukan Alice bersama anak buahnya. Aparat setempat memilih diam terlebih dahulu karena menganggap pengepungan yang dilakukan Alice adalah perang antar geng atau klan yang hendak menguasai daerah tertentu untuk transaksi ilegal yang dilakukan mereka. Penduduk setempat juga tidak berani terlalu dekat karena Alicedan beberapa ank buahnya bersenjata otomatis yang sangat berbahaya. "Aku peringatkan untuk terakhir kalinya! Keluar dari apartemen ini dan serahkan Christine beserta kedua anaknya! Aku hanya ingin membawa pulang mereka ke keluarga Smith!" Alice kembali mengancam William yang berada di dalam apartemen, karena dia sendiri masih ragu untuk menerobs masuk. William yang pernah mendapat pelatihan militer dan menjadi andalan Keluarga Shatner ini sangat menakutkan bagi Alice walaupun dia berusaha mengatasinya. "Apa kita

  • Perempuan Yang Terbuang   18. Pertolongan William

    "Tenang saja ... aku akan mengatasi gadis pembunuh itu!" ujar William Shatner menenangkan Christine dan Abigail, setelah pria ini mulai bisa menenangkan dirinya sendiri.Alice akhirnya mengetahui tempat persembunyian Christine di apartemen kumuh William."Aku tidak ada urusan denganmu, William! Berikan apa yang kuminta maka kita akan baik-baik saja!" seru Alice."Kenapa gadis ini bisa mengenalmu, Bill?" tanya Abigail lagi, padahal sebelumnya William Shatner sudah menunjukkan kalau pria ini kenal dengan Alice."Aku juga bingung, Abs!" ujar Christine."Pulanglah, Alice! Aku tidak ingin membunuhmu!""Membunuhku? Kau terlalu percaya diri, William! Aku tidak ingin permusuhan keluarga besar kita semakin parah dengan kematianmu!" "Memangnya kamu tahu kalau ada permusuhan keluarga besar Smith dengan Shatner ini, Chris?" tanya Abigail."Aku baru saja tahu dari Alice sekarang ini! Aku juga jarang bertemu Alice!" sahut Christine."Aku kira aku kenal baik dengan Bill tapi ternyata aku salah! Aku

  • Perempuan Yang Terbuang   17. Alice Datang Lagi!

    "Chris, lebih baik kamu tinggal untuk sementara di apartemen Albert ini dengan anak-anakmu!" ujar Abigail. "Jangan keluar dahulu dari apartemen. Aku sudah minta ijin Bill untukmu tinggal sementara di sini!" Christine tentu saja bingung dengan sikap Abigail yang misterius. Kalau dia berpikiran jelek, mungkin Abigail sedang mengusirnya secara halus dari rumah orangtuanya. "Ada apa Abs, tidak biasanya kamu begini?" tanya Christine. Abigail terdiam dengan wajah yang agak pucat dan tubuh gemetaran. "Kalau kamu tidak suka aku dan anak-anak tinggal di rumahmu, aku akan cari apartmen, Abs!" sahut Christine. "Bukan itu masalahnya, Chris!" seru Abigail. "Jadi, apa masalahnya?" tanya Christine. "Aku dengar ada gadis dari kota yang sedang mencarimu! Ternyata setelah aku memastikannya, gadis itu adalah Alicie!" sahut Abigail. "Alicie ke sini? Kenapa dia bisa tahu kalau aku ada di sini?' tanya Christine. "Mungkin dia hanya menduga-duga saja! Aku khawatir dia ke rumah dan menemukan anak-an

  • Perempuan Yang Terbuang   16. Majikan Sombong

    Pria penyendiri bernama William Shatner masih terlihat asyik dengan kesendiriannya di pojok taman depan apartemen tempat Abigail bekerja.Bahkan pria ini tampak tidak peduli saat Abigail dan Christine mendekatinya."Kamu yakin tidak salah orang, Abs?" tanya Christine."Kenapa?" tanya balik Abigail."Kelihatannya dia tidak menghiraukan kita sama sekali!' ujar Christine."Kalau kamu mau bekerja padanya, kamu harus pahami sifatnya, Chris!" seru Abigail."Bagaimana aku tahu apa yang harus dikerjakan kalau berbicara denganku saja tidak mau!" sahut Christine."Sabar, Chris! Belum bekerja padanya saja, kamu sudah bawa perasaan begini!" ujar Abigail."Aku sulit bekerja dengan majikan sombong seperti dia!" seru Christine."Tidak mau bicara dan sombong itu hal yang berbeda, Chris! Kamu mau tidak pekerjaan ini?" tanya Abigail.Christine hanya menaikkan bahunya saja.Abigail mendekati William Shatner untuk bicara dengannya."Bill ... kamu jadi tidak menyewa orang untuk bersih-bersih?" tanya Abiga

  • Perempuan Yang Terbuang   15. Tukang Bersih-Bersih Termahal

    "Apartemen tempat kerjamu tadi bagus juga ya, Abs!' ujar Christine yang sudah reda marahnya dan tampak menikmati perjalanan ke pusat kota."Apartemennya atau pria yang sedang duduk menyendiri di depan apartemen?' ledek Abigail.'Kamu gila, Abs! Aku belum cerai dari Karel!" seru Christine. "lagian siapayang bisa tertarik dengan pria yang menyebalkan seperti itu?""Tapi kan kamu ingin cerai kan?" tanya Abigail."Keluarga Smith tidak akan membiarkanku bercerai denga Karel!" ujar Christine."Jadi statusmu nanti bagaimana, Chris?" tanya Abigail lagi."Aku tidak tahu, Abs! Aku bingung! Aku akan fokus cari kerja untuk menghidupi anak-anak dahulu, urusan lain tidak penting bagiku sekarang. Tidak mungkin aku menumpang terus di rumahmu, Abs!" ujar Christine."Aku sih tidak masalah, Chris! Rumah orang tuaku cukup besar!""Aku harus mandiri, Abs! terima kasih atas tawarannya, tapi aku tidak bisa hidup menumpang terus!""Terserah kamu saja, Chris! Pintu rumahku selalu terbuka untukmu!" "Aku tahu,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status