Share

Mustika

Bunga mendesah, mengakhiri curhatannya pada Sang Pencipta dengan doa agar ia terhindar dari keburukan dan diberikan segala kebaikan selama ia menempuh pendidikan di kampus yang sudah ia pilih.

Perlahan ia mulai melangkah keluar dari mushola, memperhatikan sekelilingnya yang nampak kelam dan berjalan kembali menuju tempat acara yang sekarang mulai sepi.

"Syukurlah acaranya sudah berakhir,"

Dilihatnya Seiko di pergelangan kirinya sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Pantas saja sudah sepi, rupanya acara sudah benar-benar selesai.

"Bunga...!" teriak satu suara memanggilnya. Bunga menoleh cepat ke asal suara dengan ekspresi kaget dan tersenyum saat dilihatnya ternyata  Mustika tengah berlari menghampirinya.

"Tika...! Hampir aja aku kena serangan jantung saking kagetnya," sahut Bunga sambil tersenyum.

"Ternyata betul kau ada di sini. Aku mencarimu sejak tadi. Kulihat kau keluar ruangan tapi setelah kutunggu kau tidak kembali lagi aku mencarimu. Kupikir kau di toilet. Sembunyi dimana? Atau...pacaran ya?" repet Mustika dengan tatapan penuh selidik.

"Maaf, Tika, aku jadi membuatmu khawatir. Aku tidak bermaksud seperti itu. Dan aku tidak pacaran! Stop berfikir seperti itu..." cicit Bunga menjeoaskan.

"Iyaa, percaya! Untung tadi  aku bertemu Bayu. Dia yang mengatakan padaku kalau kau ada di mushola. Makanya setelah acara berakhir aku menyusulmu ke tempat ini," sambung Mustika lagi.

"Bayu? Kok dia tahu aku ada di sini? Aku rasa tidak ada yang tahu aku ke sini, kecuali dia mengikutiku. Aku kan pergi diam-diam," ujar Bunga heran.

Gadis berambut panjang dan berlesung pipi itu menggamit lengan Bunga dan mengajaknya duduk di salah satu bangku yang terdapat di depan mushola itu.

"Kita duduk sini dulu yuk, sebelum pulang. Sebentar lagi Papaku jemput. Aku sudah bilang kalau acara akan berakhir dini hari." ujar Mustika sambil menganut lengan Bunga dan menuntunnya duduk di bangku taman.

Bunga mengangguk mengerti. Ia mengikuti Mustika dan duduk di samping gadis itu.

"Kau bilang Bayu yang memberitahumu aku ada di sini. Apa kau serius?" tanya Bunga.

"Bunga....Bunga, masa kau tidak tahu kalau Bayu itu selalu memperhatikanmu? Dia pasti mengikutimu. Aku melihat dia ikutan keluar saat kau meninggalkan ruangan tadi. Kupikir kalian ngedate makanya memisahkan diri. Ups...!" Tika terkekeh dan Bunga langsung melebarkan mata kejoranya.

"Aku dan Bayu tidak ngedate. Sembarangan aja kalau ngomong. Dosa tahu!" ujar Bunga pura-pura marah.

"Ha...ha...ha...kalau pun ngedate ya tidak apa-apa lah. Cocok kok. Bayu cukup tampan kok. Gak akan malu-maluin diajak jalan," sambung Tika lagi membuat Bunga terdiam dengan hati sedikit kesal.

Bunga jadi ingat tadi ia merasa ada orang uang mengikutinya. Ternyata itu bukan hanya perasaannya saja, memang ada yang mengikutinya dan itu adalah Bayu.

Melihat Bunga terdiam, Tika jadi penasaran, ia lalu mengagetkan Bunga dengan menepuk pipi Bunga.

"Hei kok malah melamun, sih? Ingat Bayu?" cicit Tika usil sambil memandang Bunga yang langsung mengangguk.

"Hem...ternyata...!" kekeh Bunga menggoda Bunga.

"Tadi aku merasa ada yang mengikuti aku ke mushola tapi saat kuperhatikan lagi ternyata tidak ada siapa-siapa. Kupikir hanya perasaanku saja. Sama sekali tidak menyangka kalau Bayu pelakunya,"

Mustika hanya terkekeh lagi tapi kali ini lebih  pelan. 

"Dia pasti akan memastikan kau baik-baik saja, Bunga. Dia akan ada perasaan khusus padamu, masa kau tidak tahu?" tukas Mustika sambil memperhatikan ekspresi Bunga.

"Sudahlah Tika tidak usah membicarakan yang tidak penting. Sebaiknya kita pulang. Sudah larut. Nanti aku malah gak berani pulang. Kan aku pulang sendiri,"

"Kau bawa motor?"

Bunga mengangguk.

"Kalau kau minta tolong Bayu atau Surya mengantarmu pasti  merekad senang hati melakukannya," goda Tika lagi membuat Bunga hanya geleng-geleng kepala.

"Udah ahk, gak usah godain aku melulu!"

"Maaf...!"

Mereka lalu berjalan menuju gerbang kampus dan menunggu Papa Mustika datang. Sepuluh menit kemudian Mustika dijemput dan Bunga menuju lapangan parkir dimana motor Astrea grandnya terparkir.

Belum sempat Bunga menghidupkan motornya Bunga dikagetkan dengan kedatangan Surya dan Bayu. Bunga hanya melihat mereka sekilas, berbasa  basi sebentar  lalu pamit pulang.

Bayu dan Surya memandang kepergian Bunga sampai hilang ditelan kegelapan malam. Lalu mereka menuju kosannya masing-masing. Mereka harus segera bersiap untuk mulai masuk asrama Minggu depan. Semua mahasiswa akan tinggal di asrama termasuk mereka berdua.

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status