Happy reading semuanya!
“Saya positif hamil Pak,”Geo sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, tanganya mengacak rambutnya yang terbiasa tertata rapi. Tidak mungkin dalam satu permainan mereka malam itu langsung terjadi begitu saja.“Itu pasti salah, test pack bisa saja error.” Kepala Geo mengangguk-angguk seolah membenarkan perkataannya dan meyakini segala kemungkinan yang ada.Tatapan matanya mengarah pada Eva yang masih saja menangis.“Kamu hanya mencoba satu brand test pack Eva, bisa saja hasilnya salah. Kamu enggak mungkin hamil, kita ke apotik sekarang cari brand bagus lainnya atau bahkan kita langsung ke dokter kandungan sekarang. Kamu enggak mungkin hamil secepat itu,” ungkap Geo mencoba untuk menjadi kepala dingin dan mencari solusi dari permasalahan mereka saat ini.Eva tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, ia juga ingin berpikiran positif tapi rasanya semua amat sangat tidak mungkin.“Apa yang enggak mungkin? Ini sudah lima test pack dan saya menunjukkan hasil ke Bapak dengan brand terpercaya, apakah menurut Bapak itu bohong?” tanya Eva menahan kesal.“Bisa… sebuah alat bisa salah Eva. Kita enggak bisa menghilangkan presentase itu, keakuratan dan…” ucapan Geo tampak menggantung sembari memperhatikan perempuan yang hanya memalingkan pandangannya ke arah lain.Lelaki dengan wajah tampan itu tampak mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras dan menatap marah tepat di hadapan perempuan yang hanya terdiam tampak menetralkan perasaannya sekarang.“Apakah saat ini kamu sedang berusaha untuk membuat saya terperangkap atau terjebak dalam kehidupan kamu,kan? Kamu pasti sebenarnya pernah bermain dengan laki-laki lain kan dan anak yang di dalam kandungan kamu bukanlah anak saya.”Eva menatap tidak percaya lelaki yang menjadi dosennya itu, bagaimana bisa pernah yang memiliki pendidikan tinggi dan bagus mengatakan hal yang seperti ini.“Saya? Buat apa saya membuat Bapak terjerat? Apa untungnya buat saya? Jika saya mau menjebak bapak… saya akan pilih-pilih orang. Apakah menurut Bapak saya orang seperti itu?”tanya Eva marah.“Lalu apa? APA!! Bilang sama saya!! Apakah menurut kamu mata saya rusak? Buktinya sudah sangat jelas, Eva. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau kamu bersama teman kamu dan dan banyak orang yang tidak dikenal ada di sekeliling kamu, melakukan sesuatu yang enggak seharusnya mahasiswa lakukan. Apa saya salah? Mata saya buta sampai enggak tahu fakta itu,” ucap Geo marah.“Kapan? Dimana bapak melihatnya selain di kampus? Katakan sama saya dimana bapak lihat?!”Geo menatap dalam perempuan yang ada di depannya jengah, kepalanya menengadah memperhatikan langit-langit ruang tamu apartemennya. Lehernya terasa kaku sekarang ini.“Apa kamu pura-pura amnesia? Apakah perlu saya bantu Kamu untuk ingat semua? Kamu berada di dalam club dan minum alkohol, kamu adalah calon korban bad burning yang berhasil diselamatkan.” Lelaki dengan wajah tampan itu tampak menampilkan smirk tipisnya, “Apa jangan-jangan kamu orangnya memang begitu?” tanya Geo sinis.Eva menatap lelaki di depannya tidak percaya, “Apa? Apa yang bapak maksud?” desak Eva.Tatapan lelaki itu tampak datar seolah tidak tersentuh sama sekali, kemarahan tampak tertahan dalam hatinya.“Kamu enggak perlu menyembunyikan dari saya. Sebelumnya kamu pasti pernah melakukan itu dengan orang lain, kamu hanya bekas orang saja Eva. Jadi, belum tentu jika anak yang ada di dalam kandungan kamu adalah anak saya.”Keduanya tersulut emosi saat ini, “Bapak pikir saya mau punya anak? Saya enggak mau dia ada di dalam rahim saya! Mimpi saya masih banyak dan panjang untuk dikabulkan, saya enggak ada niatan untuk punya anak. Bapak enggak tahu saya orang yang seperti apa dan bapak baru melihat sekali, sombong sekali seolah sudah pernah lihat saya…”Tatapan mata Geo tajam dan lurus memperhatikan perempuan yang ada di depannya itu dalam.“Apa? Apakah kamu butuh bukti yang lain? Sebelumnya saya sudah pernah mengingatkan kamu buat nggak dekat-dekat sama mereka, tapi apa? Kamu keras kepala dan kamu egois. Ucapan orang yang lebih tua dari kamu itu bagaikan mantra sihir, saya sebagai seorang dosen yang sudah mengajar ratusan mahasiswa sudah tahu siklus kehidupan dan pertemanan seperti apa.”Eva meneteskan air matanya sedih.“Saya harus apa? Apa yang harus saya lakukan sekarang? Saya enggak mau punya anak ini, saya enggak berani bilang sama orang tua saya. Bantu saya buat menggugurkan kandungan ini,” pinta Eva.“Anak itu bukan anak saya… kita hanya melakukannya satu kali dan itu pun dalam keadaan secara enggak sadar. Mana mungkin kamu hamil begitu saja, silahkan kamu pikirkan sendiri solusinya dan jangan melibatkan saya. Ini adalah kesalahannya kamu dan untuk apa saya bertanggung jawab? Sekarang silahkan kamu keluar dari apartemen saya sekarang!” usir Geo.Lelaki dengan wajah tampan itu mendudukan tubuhnya, bekas test pack dari Eva masih berada di genggaman tangannya. Dadanya menjadi terasa sesak, rasanya hampir tidak mungkin karena masalahnya adalah mereka baru saja melakukannya satu kali dan bukan berkali-kali. Amat sangat tidak mungkin jika mereka langsung mendapatkannya, pasti sebelumnya pun Eva sudah pernah melakukannya dengan orang lain sebelum dirinya.Geo tidak bisa hidup tenang sekarang ini.Tubuhnya bangkit dan berjalan keluar rumah, rasanya dirinya tidak bisa hanya diam begitu saja.Langkahnya terhenti ketika melihat dua orang yang ia kenal sebagai mahasiswa di kampusnya tampak berdiri di depannya. Menatapnya dengan penuh harapan, ia tidak paham dengan keduanya.“Pak, bisa kita bicara sebentar?” Alfin“Apa saya terlihat memiliki waktu untuk berbicara dengan kalian? Ini ranah privasi kehidupan saya dan bukan persoalan kampus.” Geo baru saja ingin meninggalkan keduanya lantas tertahan oleh lelaki yang tampak putus asa sama dengan dirinya.“Kami mau mengucapkan terima kasih dan maaf, terima kasih karena sudah menutupi jika kami datang ke tempat kejadian kemarin dan terima kasih sudah menolong Eva. Teman kami… putus asa karena pacarnya selingkuh dan melakukan adegan tidak senonoh yang dilakukan tepat di depannya. Eva frustasi dan hampir minum segalanya, beruntung ada Bapak yang mengantar dia pulang dan bantu jelaskan ke orang tuanya.” jelas Alfin.“Apa Eva yang mengatakan itu?” tanya Geo.Kepala perempuan yang bersebelahan dengan Alfin tampak mengangguk, “Kami mengenal Eva dan keluarganya, orang tua Eva tipe strict parents. Eva bukan orang yang gampang keluar apalagi seperti kemarin, dia bisa kesana karena pikiran nakal kami dengan alasan membantu tugas Eva yang harus di revisi. Kami enggak tahu kalau tempat itu menjadi kasus yang sedang gempar, kami salah membawa Eva ke tempat seperti itu.” Geo menatap keduanya tajam.“Bukankah seharusnya kalian mengatakan ini pada orang tua Eva? Kenapa kalian berbicara dengan saya?” tanya Geo.Keduanya tampak gelagapan dan menggaruk lehernya tidak mengerti.“Kami merasa kalau kami berdua harus menjelaskan ini ke Bapak terlebih dahulu, kalau begitu kami permisi dan maaf sudah mengganggu Bapak.”Geo terdiam memperhatikan keduanya yang sudah pergi meninggalkannya sendirian, tangannya mengepal menahan amarahnya.Kenapa pikirannya mendadak buntu?Apakah ucapan anak-anak itu benar adanya, jika ini yang pertama kali untuk Eva dan mereka memang tidak sengaja melakukannya sehingga menjadi dampak seperti ini.Apakah benar jika bayi yang ada di dalam kandungan itu adalah anaknya?To be continued…Happy Reading semuanya!Pernikahan mereka kembali digelar dan kali ini secara mewah, banyak tamu berdatangan menyambut pernikahan mereka dengan bahagia. Aura bahagia juga terlihat dari Darwin yang pada awalnya tidak menginginkan pernikahan mereka.Sepertinya Darwin sudah belajar dari masalalu yang begitu pelik, anak mereka belum tentu bisa sebahagia ini. Mungkin jika akan terus dipaksakan justru kehidupan anaknya akan semakin buruk, Davin di copot jabatannya dikarenakan tidak memiliki tanggung jawab dan mempermalukan instansi dirinya sendiri. Dan perempuan yang menjadi pemecah belah keluarga kecil anaknya juga datang untuk meminta maaf atas semua terjadi, memang tidak salah jika anaknya menikah dengan Geo.Darwin bersyukur telah diberikan kesempatan untuk membiarkan anaknya bersama dengan orang pilihannya. “Lihat mereka! Apa akan ada Nino jilid ke-2 dalam jangka waktu dekat?” tanya Darwin yang tengah menggendong Nino di dalam dekapannya.“Mungkin,” sahut IndahPerempuan paruh baya te
Happy Reading Semuanya!Semalaman keduanya sibuk menimang Nino yang mendadak rewel, Eva sendiri semaksimal mungkin tetap dalam keadaan sadar dan bersenandung menenangkan anaknya. Geo sendiri juga sibuk mengusap bayi mereka. Sebuah pemandangan yang amat sangat di dambakan.Bibir Eva tersenyum memandang Geo yang terlelap di seberang ranjang tidurnya, mereka sama-sama berada di bawah kasur dan membiarkan anak mereka menguasai semuanya. Ia bahagia melihat Geo ada di depannya beserta Genino, anak mereka.Tangannya menggenggam erat tangannya dan perlahan memejamkan matanya, ia terasa berat untuk tetap sadar di saat anak mereka sudah semakin tenggelam dalam mimpi manisnya. Eva bisa tidur nyenyak setelah semuanya.Perlahan matanya yang terpejam kini tampak terbuka, tangannya meraba tempat tidurnya. Kosong.Kemana perginya anaknya dan Geo?Matanya terbuka memperhatikan sisi tempat tidur yang sudah sepi, tidak ada Geo lagi dan anaknya. Mereka sudah pulang? Secepat itu kah. Eva menahan tangisnya
Happy Reading Semuanya!Ini adalah pertama kalinya Nino keluar rumah selain pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin, hari ini mereka berdua memiliki tujuan untuk melangkahkan kakinya kembali ke rumah militer yang dulu sempat ia datangi untuk melamar Eva dan saksi bagaimana Geo tidak di terima di rumah ini. Rumah neraka dunia bagi Geo.Baru kali ini juga kedatangannya begitu disambut oleh keluarga Eva. Dulu ia hanya bermimpi akan disambut hangat seperti ini oleh ayah mertuanya, tapi sekarang ayah mertuanya bahkan rela menunggu di depan pintu gerbang hanya untuk menunggu kedatangan mereka berdua.Geo yang menggendong Nino dalam dekapannya tampak tersenyum tipis setelah Indah tampak berjalan menjemput merea.“Cucu nenek sama kakek sudah besar sekali, gemas sekali. Sini nenek gendong,” Tangannya memberikan Nino yang kini sudah berada di pelukan ibu mertuanya dulu, sembari memperhatikan ayah mertuanya yang menepuk pundaknya pelan.Lelaki tersebut hanya bisa tersenyum tipis, dadanya b
Happy Reading Semuanya!“Mas! Ayo kita rujuk!”Kalimat apa yang barusan dikatakan oleh Eva saat ini. Telinganya tidak salah dengar, kan? “Apa mas mau rujuk sama aku lagi? Kita mulai semuanya dari awal dan penuh dengan kata cinta. Seperti awal waktu itu, aku sudah jatuh cinta sama Mas dan sekarang bertambah semakin cinta karena kehadiran dari Nino. Mas mau, kan?” tanya Eva sekali lagi.Geo sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, bagaimana bisa Eva mengatakan semudah itu. Perempuan yang pernah ia nikahi benar-benar sukar untuk ia pahami. Tatapan matanya mengarah pada perempuan yang ada di depannya dalam.“Mas…” panggil Eva.Kepala Geo menggeleng untuk menghilangkan pikirannya yang berkecamuk. Kepalanya mendadak pening mendengar perkataan dari Eva barusan.“Kamu kamu dengan mudahnya mengatakan seperti itu? Apa kamu menganggap enteng apa yang mas rasa sebelumnya?” tanya Geo pelan.Eva terdiam memandang lelaki yang dicintainya tersebut. Ia tidak tahu Geo akan seperti ini.
Happy Reading Semuanya!Geo sudah tidak heran lagi dengan kehadiran Eva di dalam rumah mereka, lelaki itu tahu apa yang dilakukan oleh istrinya melalui CCTV kamar Nino. Geo tidak mengerti dengan istrinya, Eva merasa seolah dirinya tidak mengizinkan untuk dia bertemu dengan Nino. Sumpah demi apapun Geo sama sekali tidak melarang perempuan yang dicintainya menemui anaknya, apalagi sampai sembunyi-sembunyi.Langkahnya berjalan menghampiri perempuan paruh baya yang tengah membersihkan rumahnya, sudah hampir satu bulan ini Geo mempekerjakannya. Jujur saja lelaki tersebut, begitu kewalahan menghadapi rumah ini dengan pekerjaan menumpuk serta bayi nya. “Bibi, kemungkinan besar saya ada jadwal mengajar sampai jam 12 nanti, setelah itu saya ada urusan sebentar di kantor sampai jam 1 siang nanti dan paling lambat sampai jam 3 sore. Saya titip Nino,” jelas Geo membuat perempuan paruh baya tersebut tampak mengangguk.“Baik tuan,”Geo menganggangguk dan berjalan mengambil tas kantor miliknya, seb
Happy Reading Semuanya!Rasanya sangat menyakitkan, Bella tidak punya tujuan apapun selain bertemu dengan ibunya yang mungkin bisa memberikan kesempatan untuknya. Bella sangat menyedihkan sekali, dirinya di buang oleh banyak orang termasuk keluarga dari ayah kandungnya sendiri dan ibunya sudah melupakannya karena kelakuannya.Bella tidak punya tempat untuk pulang dan mengadu, ia tidak bisa mempercayai siapapun bahkan Davin yang sudah menghamilinya. Baru kali ini ia melangkah kakinya dengan perut besar kehadapan sang ibu yang sedang menyiram tanaman. Langkah pelannya terlihat berhenti dan bersimpuh pada ibunya, ia tidak mampu menatap ibunya. “Ma…”“Kenapa kamu bersimpuh seperti itu? Kamu kenapa datang dan memanggilku seperti itu. Apa kamu lupa tentang apa yang kamu ucapkan kemarin?” tanya sang ibu tidak memperdulikan kehadiran Bella saat ini.Suara tangisan perlahan terdengar memenuhi telinga. Tangisan Bella sangat menyedihkan.“Jangan menangis di tempat ini, enggak akan ada orang ya
Happy Reading Semuanya!“Mas, ini ASI hari ini.”Sejak Geo mengizinkannya untuk melihat Nino, ini hal yang setiap hari Eva lakukan bahkan di jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Eva sudah berada di depan rumah Geo dengan tampilan terbaik sembari membawa cooler box berisi asi yang sudah di pumping sejak beberapa jam lalu.Geo sendiri yang melihat kehadiran Eva di depan rumahnya terlihat tidak bisa mengatakan apapun, perasaannya campur aduk antara senang, bahagia dan egois karena perkataan Eva yang lampau dalam artian tidak ingin melihat lagi. Lelaki itu senang melihat Eva dalam keadaan terbaiknya tapi perasaan sedih saat Eva mengatakan tidak menginginkannya masih terbesit dalam hatinya.“Mas kenapa melamun? Aku pegal,”Lelaki tersebut mengangguk dan menerima barang dari tangan Eva yang kini tersenyum manis memandangnya.“Kamu enggak perlu mengirimkannya setiap hari, saya masih menyimpan yang sebelumnya Kalau Nino butuh pasti saya akan langsung menghubungi kamu,” sahut Geo membuat Eva ta
Happy Reading Semuanya!“Katakan saja terus terang, Geo sama sekali enggak benci kamu. Dia hanya ingin melindungi Nino jika marah, ayo! Kita lihat Nino sekarang.”Eva hanya mengangguk mendengar perkataan dari sang ibu, dadanya berdebar dan berdegup sangat cepat. Dirinya seperti menjilat ludahnya sendiri, bayangan dimana ia melontarkan kalimat kasar masih terngiang dalam ingatannya. Tapi sekarang demi bertemu anaknya ia harus melakukan ini, rasa rindunya membuncah dalam dadanya.Mobil hitam milik ayahnya membelah jalanan dan seolah sudah mengetahui setiap denah yang mereka lewati, Eva sendiri terasa asing dengan jalanan ini. Apalagi saat mereka memasuki kawasan rumah elite, apakah anaknya hidup dengan layak di daerah tempat tinggal yang seperti ini. Geo benar-benar tidak akan membuat kehidupan anaknya melarat.Dugaan Eva selalu salah.“Nino dan Geo tinggal di kawasan ini, kamu tahu sendiri kan mertua kamu sangat kaya dan konglomerat. Geo memberikan kehidupan yang sangat layak untuk Nin
Happy Reading Semuanya!Tidak ada yang bisa Eva lakukan saat ini selain bekerja dan menghabiskan waktu dengan melamun memikirkan bagaimana kedua orang yang sudah jauh dari dirinya, rumahnya sepi dan hanya ada dirinya seorang diri. Eva tahu kemana perginya kedua orang tuanya belakangan ini dan perempuan cantik tersebut hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata apapun ketika ibunya bercerita tentang anak kecil yang katanya semakin gembul saat ini. Eva menerima segala resiko yang ia ambil sendiri. Sekarang yang bisa ia lakukan ketika tidak bekerja adalah berjalan di sekitar rumahnya seolah tidak terjadi apapun dalam hidupnya, mencoba untuk melupakan segalanya. Eva sudah tidak peduli orang ingin membicarakan apa pada dirinya, bahkan berita tentang ia melahirkan dan hamil di luar nikah sudah tersebar. Mungkin saja. Eva menerima semua itu dan memilih untuk menutup telinga, lagian tidak banyak yang menggunjing juga karena ayahnya memiliki jabatan yang tinggi di lingkungan komplek tempatnya