Kehidupan Eva berubah drastis setelah satu malam tidak terduga. kenakalannya membuat kehamilan datang tanpa rencana memaksanya menikah dengan Geo, dosen di Kampusnya. Bagi Geo, Pernikahan yang dilakukan ini bukan tentang kisah cinta. Melainkan sebuah kemalangan yang harus dijalaninya demi anak yang ada di kandungan Eva. Tidak ada kehangatan, tidak ada harapan. Hanya ada kewajiban yang membelenggunya. Geo hampir menyerah tetapi Eva mulai berusaha kembali bangkit dan bertahan dari dinginnya hubungan pernikahan, perempuan tersebut berharap kalau ia bisa memberikan cinta yang sempurna untuk Geo. Namun, mampukah cinta tumbuh di antara dua hati yang terikat oleh keadaan yang bukan perasaan? Ataukah pernikahan ini akan tetap menjadi api yang membakar tanpa pernah menjadi hangat? Akankah mereka menemukan jalan untuk saling menerima?
Lihat lebih banyakHappy Reading Semuanya!
REVISI!
Tangannya meremas pelan kertas yang menjadi tugas mandirinya untuk mata kuliah Geofisika, tidak mata kuliah ataupun dosennya membuatnya murka setengah mampus. Sudah dua kali dokumen laporan tugasnya diberi tanda revisi padahal sudah ia revisi jutaan kali sesuai dengan kemauan dosen tersebut.
Pepatah memang benar, jika seseorang tidak akan pernah puas.
“Sialan tuh dosen! Gue sudah melakukan revisi jutaan kali, sudah pakai jurnal luar juga! Sekarang masih tetap saja salah, susah banget dapet nilai A di kelas dia tuh!” maki Eva sembari membanting dokumen di tangannya ke atas meja kantin.
“Wih! Sekarang tintanya sudah berubah jadi tinta merah bukan tinta hitam lagi! Pantes punya dendam kesumat.” gelak tawa terdengar memenuhi kantin membuat Eva mempoutkan bibirnya.
“Gue sumpahin dia punya jodoh kaya nenek lampir biar sepaket!” maki Eva membuat rekannya hanya mengacak rambutnya pelan.
“Awas yang ada malah jodoh sama dia, dari awal saling sindir berujung jadi lope-lope.”
Gadis cantik itu tampak membuat sikap seolah ingin memuntahkan sesuatu, ia merasa geli dan jijik mendengar perkatan dari temannya barusan.
“Idih! amit-amit jabang bayi! Gue punya suami kaya dia yang ada hipertensi! enggak ada romantisnya sama sekali. Lagian gue juga sudah pacar dan kita bakalan tunangan,” sahut Eva sembari memikirkan hal bodoh seperti bertunangan dengan kekasih tampannya.
“Kita jadi ke klub malam?” tanya Ratu
“Lo ngajak gue? Astaga anak gemilang seperti gue di ajak ke tempat yang kaya begitu? Gila lo pada! Lo mau gue di samurai sama ayah gue? No… thank you baby,” Ratu tampak menoyor kepala Eva yang ada di sebelahnya itu.
“Siapa juga yang mau ajak lo! Gue juga sayang sama nyawa gue, gue tanya yang lain!” sela Ratu membuat Eva tampak mempoutkan bibirnya.
Pandangan mereka tampak fokus pada televisi di depan mereka sekarang ini, tidak hanya mereka tetapi semua mata terfokus pada penyampaian berita yang saat ini menjadi trending pertama di sosial media.
‘Polisi telah meringkus sebuah tempat pada malam hari tadi di gunakan untuk pesta BAD BURNING, mereka sangat cepat sekali dalam persoalan berpindah dan begitu menakutkan. Para orangtua dan pihak kampus saat ini begitu was-was karena takut jika ini berpindah ke mahasiswa mereka…’
“Bad Burning?” ulang Eva
“Ya… yang gue dengar dari anak Univ lain. Bad Burning semacam penjualan perempuan ke lelaki hidung belang, jadi budak ‘begitu’ you know apa yang gue maksud, kan? Dan katanya di tempat itu juga menjadi tempat pesta narkoba terbesar. Yang ajaibnya, lokasi mereka berpindah-pindah alias enggak menetap, jadi para kepolisian enggak bisa meringkus 100 persen.” Penjelasan dari Ratu membuat Eva kini sibuk meminum es kopi di depannya.
“Tapi itu berlaku di luar ibu kota, kan? Disini terlalu terbuka,” ucap Eva.
Teman-temannya itu tampak menggeleng, “Kalau itu enggak pasti, kalau dilihat dari lokasi awal… pertama dia di Surabaya, menjalar ke Medan, kemudian ke Sumedang, dan sekarang ke Solo. Pihak kepolisian jadi enggak tahu harus bagaimana, mereka sangat jenius dan rapih. Bisa saja, kalau Bad Burning diadakan di Jakarta. Kita enggak tahu tempat seperti apa yang dijadikan tempat seperti itu,” sahut Deon sambari mengusap kepala Eva.
Eva tampak menyandarkan kepalanya pada lengan kekasihnya itu, ia dengan Deon memang amat sangat berbanding jauh. Keluarganya yang begitu perhatian tidak mengizinkannya pergi jauh dengan alasan tidak ada mereka di sisinya, memang benar. Orangtuanya adalah tipe orang strict parents dan itu susah diubah.
“Kamu yakin nanti enggak mau ikut?” tanya Deon
“Kamu mau aku kena samurai sama Papa aku?”
“Kamu bisa beralasan ada kerja kelompok,” sahut Deon
“Alasan klasik,”
Deon tampak berpikir sebentar, ia sebenarnya sangat ingin mengajak kekasihnya untuk bersenang-senang bersama seperti rekan lainnya. Tetapi orang tua Eva amat sangat berbeda dari orang tua pada umumnya.
“Jenguk teman yang sakit?”
“Siapa yang dijadikan alasan? Orang tua aku itu serba tahu semuanya,” ungkap Eva sembari menghela napas kasar.
Ratu dan Fani tampak berpikir keras.
“Oh! Gue tahu! Gimana kalau lo bilang sama ortu lo… kalau lo masih harus cari referensi jurnal sama Deon. Ortu lo kan percaya sama Deon terkait sama tugas Kampus, lagian mereka tahu kalau lo langganan revisi dan butuh Deon buat bantu selesaikan tugas lo. Meskipun lo pasti mengerjakan tugasnya nanti pas mepet deadline,” Deon tampak tersenyum mendengar perkataan dari perkatan Ratu barusan.
Tumben sekali otaknya bisa digunakan.
“Kamu mau sayang?” tanya Deon
Eva tampak terdiam, memang benar juga. Ia bisa menggunakan alasan itu untuk bisa ikut dengan teman serta kekasihnya. Bermian di club malam meskipun hanya sekedar meminum cola, ia pasti tidak akan melakukan hal buruk.
Ini masa mudanya, sudah seharusnya ia melakukan hal dengan darah mudanya termasuk ke tempat yang seperti ini.
“Kalau gue ikut… enggak mungkin pakai pakaian begini, kan?” tanya Eva sembari melihat pakaiannya yang mengguanakan celanan jeans dengan blouse berwana biru langit yang memenuhi penampilannya saat ini.
“Tenang saja, gue punya gaun buat lo.”
Pandangannya berdalih pada lelaki yang menjadi dosennya tampak menatapnya datar, Eva yang ditatap seperti itu tidak kalah jauh membalas hal yang sama. Ia harap lelaki itu tidak lupa jika ia masih memiliki dendam kesumat pada dosen tampan serta muda di kampusnya itu.
“Kamu lihat apa?” tanya Deon
“Pak Geo makin kesini makin nyebelin enggak sih?!” keluh Eva
“Enggak! Bagi gue dia tampan dan masih rupawan. Gue berharap dia jadi calon imam gue.”
Eva hanya bergidik ngeri, ia tidak menyukai dosen menyebalkan itu karena tugasnya yang terus menerus di revisi. Bulu romanya saja berdiri kembali mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
“Hih! Gue jadi merinding. Sudah! Gue mau ke toilet dulu,”
Langkah Eva berjalan menuju pintu toilet yang tidak jauh dari posisi mereka saat ini, ia akan meluangkan waktunya untuk kekasihnya. Eva menjadi tidak sabar untuk pergi ke tempat itu, menggunakan pakaian kekurangan bahan dan memesan mojito meskipun sepertinya ia hanya akan membeli orange juice.
“Apa kamu mempercayai teman-teman kamu? Kamu yakin mereka enggak akan menjerumuskan kamu ke kedalam neraka kehancuran?” Eva mendongak memperhatikan dosen tampan dan muda di kampusnya tampak berdiri memandangnya dalam.
“Bapak kaya jelangkung, ya? Apa urusan Bapak sama saya? Saya berhak berteman dengan siapapun dan enggak seperti Bapak yang begitu pilih-pilih teman sampai pada akhirnya Bapak tetap sendirian.”
“Apa kamu menyindir saya? Kamu enggak harus percaya sama orang lain, bagaimana jika mereka menusuk kamu dari belakang? Kamu enggak tahu mereka seperti apa sebenarnya,” ungkap Geo sembari bersedekap.
Eva risih. Tatapannya berubah nyalang, ia tidak suka diatur. Apalagi yang mengatur kehidupannya adalah dosennya sendiri. Ia sangat tidak suka.
“Bapak tahu apa? Jangan sok tahu! Saya sama Deon sudah pacaran hampir dua tahun dan saya berteman sama mereka sudah dari SMA, saya kenal sama mereka dengan baik.Orang tua saya juga tahu, Bapak enggak usah ikut campur sama masalah kami. Urusi urusan Bapak saja sendiri!”
Geo hanya menatap datar punggung perempuan di depannya itu.
“Setidaknya saya sudah memperingatkan kamu, keputusan ada di tangan kamu. Bahkan satu orang saja bisa menghancurkan harapan dan mimpi indah kamu. Saat ini kamu belum mengerti mereka sepenuhnya, seiring berjalannya waktu saya yakin kamu paham,”
Eva memperhatikan punggung tegap milik dosennya kini tampak menjauh dari dirinya saat ini, entah apa yang dikatakan oleh dosen nya.
Sangat aneh dan sukar dipahami.
To be continued…
Happy Reading semuanya!Pernikahan mereka kembali digelar dan kali ini secara mewah, banyak tamu berdatangan menyambut pernikahan mereka dengan bahagia. Aura bahagia juga terlihat dari Darwin yang pada awalnya tidak menginginkan pernikahan mereka.Sepertinya Darwin sudah belajar dari masalalu yang begitu pelik, anak mereka belum tentu bisa sebahagia ini. Mungkin jika akan terus dipaksakan justru kehidupan anaknya akan semakin buruk, Davin di copot jabatannya dikarenakan tidak memiliki tanggung jawab dan mempermalukan instansi dirinya sendiri. Dan perempuan yang menjadi pemecah belah keluarga kecil anaknya juga datang untuk meminta maaf atas semua terjadi, memang tidak salah jika anaknya menikah dengan Geo.Darwin bersyukur telah diberikan kesempatan untuk membiarkan anaknya bersama dengan orang pilihannya. “Lihat mereka! Apa akan ada Nino jilid ke-2 dalam jangka waktu dekat?” tanya Darwin yang tengah menggendong Nino di dalam dekapannya.“Mungkin,” sahut IndahPerempuan paruh baya te
Happy Reading Semuanya!Semalaman keduanya sibuk menimang Nino yang mendadak rewel, Eva sendiri semaksimal mungkin tetap dalam keadaan sadar dan bersenandung menenangkan anaknya. Geo sendiri juga sibuk mengusap bayi mereka. Sebuah pemandangan yang amat sangat di dambakan.Bibir Eva tersenyum memandang Geo yang terlelap di seberang ranjang tidurnya, mereka sama-sama berada di bawah kasur dan membiarkan anak mereka menguasai semuanya. Ia bahagia melihat Geo ada di depannya beserta Genino, anak mereka.Tangannya menggenggam erat tangannya dan perlahan memejamkan matanya, ia terasa berat untuk tetap sadar di saat anak mereka sudah semakin tenggelam dalam mimpi manisnya. Eva bisa tidur nyenyak setelah semuanya.Perlahan matanya yang terpejam kini tampak terbuka, tangannya meraba tempat tidurnya. Kosong.Kemana perginya anaknya dan Geo?Matanya terbuka memperhatikan sisi tempat tidur yang sudah sepi, tidak ada Geo lagi dan anaknya. Mereka sudah pulang? Secepat itu kah. Eva menahan tangisnya
Happy Reading Semuanya!Ini adalah pertama kalinya Nino keluar rumah selain pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin, hari ini mereka berdua memiliki tujuan untuk melangkahkan kakinya kembali ke rumah militer yang dulu sempat ia datangi untuk melamar Eva dan saksi bagaimana Geo tidak di terima di rumah ini. Rumah neraka dunia bagi Geo.Baru kali ini juga kedatangannya begitu disambut oleh keluarga Eva. Dulu ia hanya bermimpi akan disambut hangat seperti ini oleh ayah mertuanya, tapi sekarang ayah mertuanya bahkan rela menunggu di depan pintu gerbang hanya untuk menunggu kedatangan mereka berdua.Geo yang menggendong Nino dalam dekapannya tampak tersenyum tipis setelah Indah tampak berjalan menjemput merea.“Cucu nenek sama kakek sudah besar sekali, gemas sekali. Sini nenek gendong,” Tangannya memberikan Nino yang kini sudah berada di pelukan ibu mertuanya dulu, sembari memperhatikan ayah mertuanya yang menepuk pundaknya pelan.Lelaki tersebut hanya bisa tersenyum tipis, dadanya b
Happy Reading Semuanya!“Mas! Ayo kita rujuk!”Kalimat apa yang barusan dikatakan oleh Eva saat ini. Telinganya tidak salah dengar, kan? “Apa mas mau rujuk sama aku lagi? Kita mulai semuanya dari awal dan penuh dengan kata cinta. Seperti awal waktu itu, aku sudah jatuh cinta sama Mas dan sekarang bertambah semakin cinta karena kehadiran dari Nino. Mas mau, kan?” tanya Eva sekali lagi.Geo sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, bagaimana bisa Eva mengatakan semudah itu. Perempuan yang pernah ia nikahi benar-benar sukar untuk ia pahami. Tatapan matanya mengarah pada perempuan yang ada di depannya dalam.“Mas…” panggil Eva.Kepala Geo menggeleng untuk menghilangkan pikirannya yang berkecamuk. Kepalanya mendadak pening mendengar perkataan dari Eva barusan.“Kamu kamu dengan mudahnya mengatakan seperti itu? Apa kamu menganggap enteng apa yang mas rasa sebelumnya?” tanya Geo pelan.Eva terdiam memandang lelaki yang dicintainya tersebut. Ia tidak tahu Geo akan seperti ini.
Happy Reading Semuanya!Geo sudah tidak heran lagi dengan kehadiran Eva di dalam rumah mereka, lelaki itu tahu apa yang dilakukan oleh istrinya melalui CCTV kamar Nino. Geo tidak mengerti dengan istrinya, Eva merasa seolah dirinya tidak mengizinkan untuk dia bertemu dengan Nino. Sumpah demi apapun Geo sama sekali tidak melarang perempuan yang dicintainya menemui anaknya, apalagi sampai sembunyi-sembunyi.Langkahnya berjalan menghampiri perempuan paruh baya yang tengah membersihkan rumahnya, sudah hampir satu bulan ini Geo mempekerjakannya. Jujur saja lelaki tersebut, begitu kewalahan menghadapi rumah ini dengan pekerjaan menumpuk serta bayi nya. “Bibi, kemungkinan besar saya ada jadwal mengajar sampai jam 12 nanti, setelah itu saya ada urusan sebentar di kantor sampai jam 1 siang nanti dan paling lambat sampai jam 3 sore. Saya titip Nino,” jelas Geo membuat perempuan paruh baya tersebut tampak mengangguk.“Baik tuan,”Geo menganggangguk dan berjalan mengambil tas kantor miliknya, seb
Happy Reading Semuanya!Rasanya sangat menyakitkan, Bella tidak punya tujuan apapun selain bertemu dengan ibunya yang mungkin bisa memberikan kesempatan untuknya. Bella sangat menyedihkan sekali, dirinya di buang oleh banyak orang termasuk keluarga dari ayah kandungnya sendiri dan ibunya sudah melupakannya karena kelakuannya.Bella tidak punya tempat untuk pulang dan mengadu, ia tidak bisa mempercayai siapapun bahkan Davin yang sudah menghamilinya. Baru kali ini ia melangkah kakinya dengan perut besar kehadapan sang ibu yang sedang menyiram tanaman. Langkah pelannya terlihat berhenti dan bersimpuh pada ibunya, ia tidak mampu menatap ibunya. “Ma…”“Kenapa kamu bersimpuh seperti itu? Kamu kenapa datang dan memanggilku seperti itu. Apa kamu lupa tentang apa yang kamu ucapkan kemarin?” tanya sang ibu tidak memperdulikan kehadiran Bella saat ini.Suara tangisan perlahan terdengar memenuhi telinga. Tangisan Bella sangat menyedihkan.“Jangan menangis di tempat ini, enggak akan ada orang ya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen