Share

Part 06

Author: Mrs.Juno
last update Last Updated: 2021-03-21 13:30:34

Seusai meeting dengan para pemegang saham. Kini Aleandra tengah menemani Zach makan siang, sekalian membicarakan bagaimana membantu Zach untuk berubah demi membuat Marvin bangga.

Sebuah cafe dengan thema cozy menjadi pilihan Aleandra, tentu saja dia sengaja memilih tempat itu untuk menguji kesabaran Zach. Saat berada dalam satu tempat dengan anak muda yang terlihat berisik dengan bahasa gaulnya.

"Apa kau tak salah memilih tempat Al? Di sini sangat berisik! Bagaimana aku bisa belajar memperbaiki diri!"

"Tidak. Justru ini tempat yang tepat untuk kau menahan diri agar tetap sabar saat di tempat umum. Kau harus bisa menyesuaikan diri dan berbaur dengan yang lebih muda darimu. Dari sini kau bisa belajar dua sikap. Pertama menjadi ramah dengan sekitarmu, kedua menghargai orang lain bahkan dengan yang lebih muda darimu," jelas Aleandra panjang lebar. Zach terlihat memutar bola matanya.

"Berhenti melakukan itu!"

"Melakukan apa?!"

"Memutar bola matamu! Itu sungguh tak sopan, seolah kau mengeluh."

"Baiklah, aku akan usahakan untuk tidak melakukannya."

"Maaf, permisi Sir. Minuman anda untuk jus melon sedang habis," ujar salah satu pelayan dengan seragam seperti minions. Karena memang film itu sedang booming.

"Berikan apa saja yang sering dipesan pengunjung di sini," jawab Zach. Lalu pelayan tersebut undur diri.

Lalu beberapa menit kemudian pesanan mereka datang...

Aleandra tertawa karena melihat minuman berupa teh tanpa gula dengan beberapa es batu di dalamnya diletakkan di hadapan Zach. Membuat lelaki itu mengeryit dan bertanya pada pelayan yang membawakan pesanan mereka.

"Ini minuman yang paling sering dipesan, Sir," jawab pelayan itu jujur.

"Apa kau menghinaku dengan memberi—"

"Sudahlah Zach!" potong Aleandra,  "baiklah terima kasih," ujar Aleandra kepada pelayan tersebut dan pelayan itu tersenyum ramah lalu pergi.

Aleandra kembali tertawa ketika melihat Zach yang masih memasang wajah kesalnya.

"Hei... Ini hanya perkara minuman, jangan marah. Sekali-kali kau harus merakyat, lagipula kau sendiri yang memintanya bukan?! Pelajaran ketiga, jangan sombong! orang lain tak perlu tau siapa dirimu," ujar Aleandra dan mulai meminum jus jeruk peras yang terlihat segar di mata Zach.

"Berikan minumanmu!" pinta Zach.

"Tidak! Ini pesananku! Minumlah pesananmu itu!"

"Hah... Kau sungguh menyebalkan!"

"Yes i am," jawab Aleandra tersenyum lalu menyuapkan spaghetty ke dalam mulutnya. sementara Zach hanya memakan kentang goreng dan sosis.

"Aku yakin dia mengerjaiku lihat saja setelah pulang kerja nanti. Aku akan membawamu ke sebuah club!" batin Zach.

***

Setelah makan siang yang menguras emosi Zach untuk tetap ditahan. Zach membawa mobilnya menuju ke pusat kota, dia sengaja membawa Aleandra untuk keluar dari kota kecil Geraldton. Dia melajukan mobilnya menuju Perth, kota yang paling dekat dengan Geraldton.

"Kita tak kembali ke kantor?" tanya Aleandra.

"Tidak, sebelumnya aku juga punya syarat. Aku ingin bersenang-senang dulu sebelum kau membuatku gila dengan sesuatu yang kau pikirkan dikepalamu itu!" tukas Zach.

"Baiklah... Terserah apa katamu. Tapi, katakan kau ingin membawaku kemana? Malam ini aku masih ada kelas di kampus. Dan kakakku pasti akan menanyakanku!"

"Nanti aku akan telepon kakakmu, jadi kau tenang saja. Lebih baik kau tidur dulu, karena perjalanan cukup jauh."

"Tapi—"

"Diam atau aku akan menciummu!" seketika Aleandra diam dan menutup bibirnya.

"Brengsek! Bisa-bisanya dia mengancamku seperti itu," batin Aleandra.

Lalu karena perjalanan yang membosankan, Aleandra tertidur karena semalam dia memang tak bisa tidur.

Hingga saat dia terbangun keadaan diluar sudah sore dan dia melihat papan petunjuk arah menuju ke Perth.

"Zach! Kau gila! Kenapa kita ke Perth?!" pekik Aleandra.

"Aku ingin ke club tempat langgananku, sudah ku katakan untuk terakhir kalinya. Jadi kau harus menurutiku!"

"Kau tak perlu mengajakku jika ingin  ke club! Aku tetap akan mengijinkanmu pergi tanpaku!" ujar Aleandra kesal.

"Tidak... Justru kau harus tau lebih dulu kebiasaan burukku jika ingin merubahku," ujar Zach.

"Tapi... Kenapa harus ke Perth?! Kami pergi dari kota ini untuk bersembunyi dari lelaki brengsek yang menghamili kakakku! Bagaimana jika dia menemukanku dan—"

"Tenanglah Al! Ini kota besar! Percaya padaku, kita akan mampir membeli pakaian lalu menyewa penginapan lebih dulu. Sambil menunggu makan malam dan menghabiskan malam di club."

"Kau saja yang ke club! Aku akan berdiam diri di hotel!" ketus Aleandra. Dan Zach tak membalas lagi. Dia hanya tersenyum.

"Kita lihat saja nanti!" batin Zach.

-

Dan malam harinya...

"Kau sungguh menyebalkan! Aku tak ingin ke sini! Kenapa kau memaksa!"

"Tadi siang aku juga tak ingin ke tempat cozy itu! Tapi kau memaksaku bukan? Ini adilkan?" tanya Zach. Dia menyeringai lalu membuka seatbelt-nya. Mereka baru saja tiba di sebuah club. Dikota Perth yang cukup gemerlap dimalam hari.

Aleandra memutar bola matanya dan hal itu terlihat jelas oleh Zach yang memang menantikannya.

"Hei... Hentikan itu, sungguh tak sopan!" ujar Zach tersenyum puas lalu dia keluar dari mobil.

Merasa Aleandra tak mau keluar dia menekan tombol lock pada kunci mobilnya lalu memberikannya pada petugas parkir vallet.

"Hei!" teriak Aleandra dari dalam menggendor kaca mobilnya.

"Sir... Kekasih anda masih di dalam," ujar petugas vallet.

"Biarkan saja, jika dia ingin keluar katakan aku ada di tempat biasa," ujar Zach.

Lalu petugas Vallet itu membuka pintu dan Aleandra keluar dari mobil mengejar Zach yang terdiam di depan pintu menatap seorang wanita di lantai dansa. Wanita yang sedang meliukkan tubuhnya dikelilingi banyak laki-laki yang menatapnya liar.

Aleandra tak menyadari itu, dia malah memukul-mukul punggung Zach yang tak bergeming sama sekali. Hingga Aleandra menyadari diamnya Zach sambil menatap wanita itu.

"Kita cari tempat lain saja Zach."

"Tidak Al... Ayo, kita bersenang-senang," ujar Zach meraih pinggang Aleandra dan menariknya ke lantai dance juga. Zach sengaja mendekatkan dirinya dengan wanita pujaannya. Wanita yang terlihat murahan. Dan menjadi incaran pria brengsek.

Wanita yang setengah mabuk itu menyadari kehadiran Zach dan Aleandra. Aleandra yang hanya berusaha mengikuti gerakan Zach yang bahkan tak memperhatikannya.

"Hei Zach... Kau di sini? Dengan siapa?" tanya wanita itu lalu terkikik karena wanita itu sudah setengah sadar.

"Itu yang ingin ku tanyakan, dengan siapa kau di sini?!" Zach mengabaikan Aleandra lalu beralih kepada wanita itu. Dia bahkan tak tau jika Aleandra mulai didekati pria-pria hidung belang.

"Dia denganku!" lalu tiba-tiba seorang pria yang Zach kenal, Ayahnya sangat kaya. Pria itu merengkuh wanita pujaannya dengan mesra lalu berciuman dengan liar. Wanita pujaannya itu hanya tertawa setelah pria itu melepaskan ciumannya.

"Kau dengan siapa Zach?" tanya lelaki itu. Lalu Zach tersadar bahwa Aleandra sudah tak ada di lantai dance.

Dia melihat ke sekeliling, terlihat Aleandra sedang di dekati pria bodoh yang sedang mabuk dan Aleandra menamparnya. Hingga pria bodoh itu hendak memaksa Aleandra, namun Zach lebih dulu menggapai pria bodoh itu dan memukulnya.

Dia sudah cukup kesal melihat wanita pujaannya bercumbu dengan pria lain. Dan hal itu dia gunakan untuk melampiaskan kekesalannya pada pria bodoh yang mengganggu Aleandra.

"Zach! Sudah, hentikan!" keadaan club itu menjadi hening. Karena perkelahian Zach dan pria bodoh itu. Lalu lelaki yang bersama wanita pujaannya itu menghampiri Zach dan Aleandra. Pria yang terlihat berkuasa itu, berkata semua baik-baik saja. Dan yang lain bisa melakukan kegiatan seperti sebelumnya. Lalu keadaan kembali seperti semula.

"Waw... Inikah wanita yang kau bawa?" tanya pria itu.

"Ya! Dia wanitaku!" ujar Zach meraih pinggang Aleandra.

"Oh baguslah... Bagaimana jika ku traktir kau satu, dua gelas minuman dan kita berbincang sedikit mengenai Anna," ujar pria itu menyebutkan nama wanita pujaan Zach.

"Zach kita pulang saja," bisik Aleandra. Namun Zach mengabaikan.

"Tentu dengan senang hati, apa yang ingin kau ketahui dari Anna? aku tau semuanya. Bahkan waktu kecil kami sering mandi bersama jari aku masih mengingat dimana saja letak tanda ditubuhnya, “ ungkap Zach. Pria itu hanya tertawa mengejek. Lalu membawa Zach beserta Aleandra ke tempat yang lebih tenang.

"Dimana Anna?"

"Orangku sudah membawanya ke hotel. Tenang saja dia aman bersamaku," ujar pria itu sombong.

Namun yang terjadi setelah Zach memberitahukan semua tentang Anna. Lelaki itu pergi setelah mendapat kabar bahwa Anna kembali mengacau di kamar hotel, dan Zach yang sudah terlanjur kesal menenggak beberapa botol minuman hingga dia mabuk.

"Zach! Sadarlah! Sudah ku katakan, jangan ke tempat ini. Lihatlah dirimu menjadi kacau hanya karena wanita bodoh itu!" ujar Aleandra mencoba menyadarkan Zach.

"Ehehe... Dia memang wanita bodoh! Dan aku lebih bodoh karena menyukai wanita bodoh itu!" racau Zach.

"Ya kau sangat bodoh! Maka dari itu kau harus belajar dari sini agar menjadi pintar! Ayo kita harus kembali ke hotel, aku sangat lelah hari ini!" ujar Aleandra mencoba membopong Zach keluar.

Setelah keluar dari ruang khusus itu dia meminta bantuan petugas keamanan di sana untuk membawa Zach ke mobil.

Zach terus meracau mengatakan dirinya bodoh dan semacamnya hingga di dalam mobil. Aleandra mulai menjalankan mobil Zach dengan perlahan untuk menuju hotel yang sore tadi mereka pesan.

***

Setibanya di hotel, Aleandra harus kembali meminta bantuan petugas hotel untuk membawa Zach ke kamarnya. dan membaringkan Zach ke tempat tidur.

Lalu setelah memberi upah kepada petugas hotel yang membantu membawa Zach. Aleandra masuk dan melihat keadaan Zach yang sangat kacau, walau lelaki itu sudah berhenti meracau.

Aleandra melepaskan sepatu Zach, lalu menyelimuti pria itu. Lalu Aleandra berniat kembali ke kamarnya. Namun Zach mengigau.

"Anna... Aku mencintaimu, tapi kenapa kau mengatakan bahwa kita hanya bersahabat?!" Aleandra berbalik melihat Zach. Menatapnya iba.

"Kau pria terbodoh yang pernah ku temui! Semoga kelak kau mendapat wanita yang tulus mencintaimu," guman Aleandra dan benar-benar beranjak dari kamar Zach.

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perfect Obsession   Epilogue

    Seorang anak perempuan yang saat ini menjadi malaikat di rumah bergaya Eropa itu. Membuat suasana rumah itu menjadi berwarna, senyum dan tawa menjadi keseharian yang tak pernah terlewatkan oleh balita yang saat ini sudah berusia satu tahun. Marveille Beverly Williams… anak perempuan dari hasil pergulatan Marvin Williams dan Aleandra Beverly. Saat ini sedang menjadi pusat perhatian karena tengah berjalan di depan kedua orangtuanya yang sedang menuju kepelaminan di taman bunga rumah mereka. Yang telah disulap menjadi tempat resepsi pernikahan. Bocah perempuan itu berjalan di samping bocah laki-laki yang lebih besar darinya. Sambil menabur kelopak bunga, yang mereka bawa dengan menggunakan keranjang kecil. Lagu instrumen mengalun indah mengiringi langkah mereka

  • Perfect Obsession   Part 41 ( The end)

    Kelahiran seorang anak perempuan menjadi sebuah kebahagiaan yang indah bagi Marvin dan Aleandra. Anak perempuan yang begitu mirip dengan ayah dari anak itu.Marvin semakin mencintai Aleandra lebih dari sebelumnya. Dirinya tak henti mengecup Aleandra, setelah wanita yang dia cintai itu berhasil melahirkan anak dari hasil buah cintanya. Marvin tampak sangat bahagia saat dirinya menggendong bayi mungil itu ke dalam pelukkannya. Dirinya sampai menangis terharu melihat bayi perempuan mungil yang berada dalam dekapannya. Aleandra tersenyum melihat Marvin yang terlihat sangat bahagia. Memiliki seorang anak dari hasil perbuatan nakal dan mesum keduanya. Aleandra kembali mengingat kejadian yang mengharukan yang sempat membuatnya dan Marvin bers

  • Perfect Obsession   Part 40

    Pagi harinya... Marvin kembali mendapat kejahilan Aleandra yang menginginkan masakan darinya. Aleandra terlihat duduk dengan manis di depan meja makan. Memperhatikan Marvin yang dengan santainya menggunakan celemek berwarna pink miliknya, sambil membuatkan sepiring nasi goreng. Keinginannya yang aneh dengan meminta Marvin membuatkan sarapan, namun harus menggunakan celemek kesayangannya. Entah bagaimana bisa terpikir oleh dirinya untuk menjahili suaminya. Walau mereka belum secara resmi menikah di gereja. Namun lamaran Marvin kemarin sudah menjadikan dirinya seorang Mrs.Williams. "Jangan menyebarluaskan fotoku Al! Cukup kau yang melihatku semanis ini. Karena ini khusus untukmu, mengerti?" tan

  • Perfect Obsession   Part 39

    Beberapa bulan kemudian, perut Aleandra sudah semakin membesar dan ini adalah bulannya dia akan melahirkan.Aleandra sangat rajin bergerak demi memperlancar proses persalinannya. Dia berjalan ke sana ke sini. Membuat Marvin yang melihatnya menjadi pusing sendiri."Al bisakah kau duduk?" tanya Marvin."Aku harus bergerak agar nanti saat persalinan lebih mudah," jawab Aleandra."Tapi tidak sampai seperti itu. Kau bisa kelelahan Al," ujar lagi Marvin."Baiklah... Aku akan istirahat sebentar." Lalu Aleandra duduk di samping Marvin.Pria itu memang sudah tak menggunakan kursi roda. Namun dia menggunakan tongkat jika berjalan terlalu lama dan jauh."Apa dia berat? Apa kau tak lelah membawanya kemana-mana?" tanya Marvin, sambil mengelus perut Aleandra."Tenanglah... Dia sama sekali tak menyusahkan. Aku sangat senang saat dia menendang," jawab Aleandra."Bagian mana yang sering dia tendang Al?" tanya lagi Marvin. Membawa Aleandr

  • Perfect Obsession   Part 38

    Pagi itu, menjadi pagi terpanas yang dialami Aleandra dan Marvin. Mereka... entah menggunakan gaya seperti apa. Hingga keduanya melakukannya sampai dua kali.Dan sekarang... Keduanya kelaparan dan sibuk menyiapkan makanan di dapur. Marvin duduk diam dengan senyum yang membuat Aleandra terus tersipu."Berhenti memandangku seperti itu," ujar Aleandra."Memandangmu seperti apa Al?" tanya Marvin."Seperti srigala yang ingin menerkam domba kecil tak berdaya sepertiku," jawab Aleandra dengan kiasannya yang membuat Marvin tergelak."Kau itu domba yang sedang mengandung Al. Bagaimana bisa kau diumpamakan sebagai domba kecil?" tanya Marvin menggoda wanita yang sedang serius menyelesaikan masakannya itu."Perlu kuingatkan. Bahwa kau yang membuatku seperti ini. Tadinya aku adalah domba kecil yang polos." Aleandra mencebik lalu tertawa menampilkan deret giginya. Dia meletakkan masakannya ke atas meja lalu duduk di samping Marvin."Aku akan membua

  • Perfect Obsession   Part 37

    Sebuah bunyi terdengar dari perut Aleandra yang baru saja mencoba memejamkan matanya. Marvin tersenyum dan menatap Aleandra yang menyerukkan kepalanya semakin masuk ke dalam pelukkannya."Bangunlah Al... Kau yakin akan membiarkan anak kita kelaparan?" tanya Marvin.Aleandra mendongak dan menggeleng cepat sambil tersenyum menampilkan deret gigi putihnya."Ayo kita keluar. Gadis yang bersama Dave tadi pasti akan kembali dengan makanan.""Hm... Aku tak yakin. Bianca ceroboh. Dia sering melupakan sesuatu. Dan aku rasa..., tadi dia melupakan dompetnya.""Mungkin dia memang ceroboh. Tapi tidak dengan Dave. Barusan aku yang menyuruhnya untuk mengantar Bianca membeli makanan." Aleandra beranjak dari dekapan Marvin dan mengerutkan keningnya bingung."Kapan kau menyuruh Dave?""Gerakan mata dan alis. Maka dia sudah mengerti," jawab Marvin santai."Dia memang lebih bisa diandalkan dibandingkan Zach,” ujar Aleandra. Marvin tergelak m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status