Home / Romansa / Perfect Partner / 1. Kelinci Penurut Telah Menjadi Kelinci Liar

Share

1. Kelinci Penurut Telah Menjadi Kelinci Liar

Author: Yuyun Batalia
last update Last Updated: 2023-04-27 10:06:20

Sebuah tamparan keras diterima oleh Maevea ketika dia kembali ke kediamannya. Orangtuanya telah menerima keluhan dari Liam tentang yang terjadi di perjamuan hari ini.

Maevea sudah siap menghadapi orangtuanya, dan dia tahu bahwa dia akan disambut dengan tamparan dari sang ayah.

"Berani sekali kau mempermalukan Liam di depan banyak orang, Eve!" Artur Collins, ayah Maevea menatap Maevea dengan tajam. Pria itu benar-benar marah saat ini. Dia telah berkali-kali mengatakan pada Maevea untuk tidak pernah membuat Liam marah.

Maevea menyentuh pipinya yang terasa seperti terbakar. Dia tidak akan mengatakan apapun untuk membela diri karena dia tahu semakin dia membela diri maka ayahnya akan semakin marah.

"Cepat pergi ke kediaman Gilloti dan meminta maaf pada Liam!" seru Artur dengan nada kasar.

Maevea menarik napas dalam lalu kemudian menghembuskannya. Dia sangat ingin menanyakan pada ayahnya apakah perusahaan jauh lebih penting darinya, tapi dia tidak berani menanyakan itu karena dia bisa menebak jawabannya. Perusahaan adalah yang terpenting bagi ayahnya, itulah kenapa ayahnya bisa mengorbankan dirinya untuk kelangsungan kerajaan bisnis ayahnya.

"Aku akan pergi meminta maaf, tapi tidak malam ini. Besok akan ada makan malam bersama dengan keluarga Gilloti, jadi aku akan meminta maaf pada Liam di makan malam itu." Maevea berkata dengan tenang, tidak memperlihatkan rasa sakit yang dia derita saat ini.

"Sebaiknya kau tidak membuat masalah lagi nanti!" Artur memperingati Maevea.

"Aku mengerti, Ayah."

"Pergi ke kamarmu sekarang juga dan renungkan kesalahanmu!"

"Ya, Ayah." Maevea kemudian melangkah pergi, meninggalkan ayahnya dan juga ibunya yang hanya diam saja melihatnya dimarahi.

Maevea benar-benar sudah terbiasa dengan sikap orangtuanya, dan dia hampir mati rasa karenanya. Sejak kecil dia selalu diatur oleh orangtuanya, harus menjadi wanita kalangan atas yang elegan dan sempurna.

Dia tidak pernah diajarkan untuk berbisnis, sebaliknya dia diarahkan untuk mempelajari tentang piano, biola, berkuda dan hal-hal lain yang dikuasai oleh wanita dari kalangan atas.

Maevea tidak pernah memberontak sama sekali, dia mengikuti semua kata-kata orangtuanya karena tidak ingin membuat marah orangtuanya.

Salah satu hal baik yang disyukuri oleh Maevea tentang orangtuanya adalah mereka tidak pernah melarang Maevea untuk menjadi seorang pelukis. Ketika Maevea mengambil jurusan seni di universitas terbaik di ibu kota, orangtuanya mendukungnya. Hal itu dikarenakan bukan karena orangtuanya melihat bakat melukisnya, tapi orangtuanya memiliki pandangan bahwa menjadi seorang seniman tidak akan menghasilkan apa pun.

Wanita ditakdirkan untuk menjadi ibu rumah tangga, dan itu ditanamkan dalam keluarga Collins secara turun temurun. Dengan profesi Maevea sebagai pelukis yang dianggap tidak menjanjikan maka itu akan mempermudah Maevea untuk menjadi ibu rumah tangga biasa.

Maevea masuk ke dalam kamarnya yang didominasi dengan warna putih. Di dinding terdapat beberapa lukisan yang dilukis sendiri oleh Maevea.

Lelah. Maevea melepaskan semua pakaiannya, pergi ke kamar mandi lalu membiarkan air membasahi tubuhnya. Dia ingin berteriak atas ketidakadilan yang dia rasakan saat ini, tapi dia menahannya, bahkan dia tidak mengeluarkan air mata sama sekali.

Selama dua tahun ini dia telah dipermalukan oleh Liam. Dia mendapatkan penghinaan dari orang-orang di sekitarnya, tapi malam ini dia yang disuruh oleh ayahnya untuk meminta maaf pada Liam. Bukankah Liam memang pantas mendapatkan sebuah tamparan dan sebuah tendangan?

Dia bahkan masih terlalu baik pada Liam, seharusnya dia menghajar pria itu sampai sekarat karena telah membuatnya menjadi bahan tertawaan orang lain.

Maevea tahu bahwa Liam sedang membalas dendam padanya, karena di masa lalu ketika mereka berada di sekolah yang sama, dia pernah menolak Liam yang menyatakan cinta padanya.

Saat itu Maevea tidak memikirkan tentang berhubungan dengan lawan jenis karena dia lebih tertarik pada pendidikan. Selain itu Maevea telah menanamkan dalam dirinya bahwa dia tidak akan memiliki hubungan romantis dengan lawan jenis karena dalam kehidupan orang-orang kelas atas cinta tidak pernah menjadi prioritas, mereka lebih mementingkan untung dan rugi.

Maevea tidak ingin ditentang oleh orangtuanya, dia juga tidak ingin berada dalam situasi yang rumit oleh sebab itu dia menolak semua pria yang mendekatinya, tidak hanya Liam. Dan tidak lama setelah itu dia mengetahui bahwa ternyata Liam dan teman-temannya menjadikannya taruhan. Maevea merasa bahwa dia benar-benar telah mengambil keputusan yang tepat, meski sebenarnya dia sedikit menyesali keputusannya menolak Liam karena Liam adalah pria paling populer di sekolahnya.

Namun, Liam sangat sakit hati. Pria itu mulai membencinya dan menganggapnya sebagai musuh ketika mereka berhadapan. Pria seperti Liam jelas akan memusuhinya karena penolakannya telah membuat Liam kalah dalam taruhan. Selain itu Maevea yakin bahwa tidak pernah ada yang menolak pria itu sebelumnya.

Maevea tidak pernah memikirkan tentang Liam yang membencinya, tapi dia tidak mengira sama sekali bahwa pada akhirnya dia masih harus berurusan dengan Liam dalam sebuah perjodohan.

Maevea sudah menebak bahwa hubungannya dengan Liam tidak akan berjalan dengan lancar, dia menunggu Liam untuk menolak perjodohan, tapi sayangnya Liam menerima perjodohan itu. Dan Maevea tahu bahwa itu bukan sesuatu yang baik.

Seperti dugaan Maevea, Liam menerima perjodohan itu hanya untuk menghina dan menginjak-injaknya, membalas dendam dengan terus mempermalukannya. Liam mencoba membuktikan pada semua orang bahwa pada akhirnya Maevea Collins yang berlutut di kakinya.

Di tempat lain saat ini Liam sedang duduk di sofa dalam kamarnya wajah pria itu masih tampak marah karena apa yang telah dilakukan oleh Maevea terhadapnya. Sebelumnya pria itu telah melakukan pemeriksaan, dia tidak ingin mengalami impoten. Dia adalah calon penerus keluarga Gilloti, akan sangat mengerikan jika dia tidak bisa memiliki keturunan.

Ponsel Liam berdering, dia melihatnya dengan malas lalu kemudian menjawab panggilan itu.

"Jika Maevea tidak datang ke sini untuk meminta maaf, jangan berharap keluarga Gilloti akan membantu keluarga Collins lagi!" Liam mengeluarkan ancaman yang serius. Dia tahu bahwa itu adalah satu-satunya senjata agar Artur mengikuti kata-katanya.

"Eve akan datang untuk meminta maaf padamu, Liam. Dia akan melakukannya di depan semua keluargamu besok malam."

Liam tidak ingin mendengar kata-kata Artur lagi jadi dia segera memutuskan panggilan itu.

"Maevea, aku pasti akan membuatmu membayar mahal apa yang sudah kau lakukan padaku!" Liam meremas ponselnya dengan kuat. Ini adalah kedua kalinya dia dipermalukan oleh Maevea di depan umum, pertama penolakan wanita itu ketika mereka masih remaja, dan hari ini.

Besok malam Liam akan membuat Maevea meminta maaf padanya sambil berlutut, dia tidak akan pernah membiarkan Maevea pergi dengan mudah. Dia bisa melakukan hal itu karena dia tahu bahwa Maevea pasti akan mengikuti semua kata-katanya karena tekanan dari orangtuanya.

Di tempat lain saat ini seorang pria sedang memberikan informasi pada pria lainnya.

"Tuan Liam ditampar dan ditendang di selangkangannya oleh Nona Maevea di acara perjamuan beberapa saat lalu, Tuan Rael."

Pria yang bernama Rael itu mengernyitkan alisnya. Dia tidak menyangka jika Maevea yang tampak penurut bisa mengambil tindakan seperti itu.

"Dia memang pantas mendapatkannya." Rael mengomentari singkat. Dia tidak begitu memedulikan hubungan Liam dan Maevea, tapi dia mengetahui bahwa Liam telah mempermalukan Maevea hampir di setiap kesempatan. Dan selama dua tahun ini dia tidak pernah mendapatkan informasi bahwa Maevea si kelinci penurut melakukan perlawanan terhadap Liam.

Mungkin hari ini kelinci penurut itu telah menjadi kelinci liar dan menunjukan cakar tajamnya. Dia pikir seharusnya Liam tidak hanya menerima tamparan dan tendangan satu kali saja, harusnya Maevea melakukannya berkali-kali.

Liam Gilloti adalah keponakannya, tapi mereka tidak memiliki hubungan yang cukup baik karena perebutan kekuasaan dalam keluarga Gilloti.

Rael adalah putra sah dalam keluarga Gilloti sementara Lara, ibu Liam merupakan anak tidak sah ayahnya. Ayah Rael tidak mengkhianati istrinya ketika mereka menikah. Ayah Rael memiliki mantan kekasih di masa lalu, dan tanpa pria itu sadari ternyata mereka memiliki anak bersama.

Wanita itu mengantar Lara pada ayahnya karena dia tidak bisa membesarkan Lara lagi, selain itu dia juga sedang berjuang melawan penyakit, pada akhirnya wanita itu meninggal dan Lara dirawat oleh ayahnya serta ibu tirinya.

Lara dan Rael terlibat dalam perebutan kekuasaan, tapi sudah menjadi aturan dalam keluarga Gilloti bahwa hanya penerus dari istri sah yang akan mendapatkan hak sebagai penerus.

Dan hal inilah yang membuat Lara tidak pernah menyukai Rael. Mereka memiliki ayah yang sama, tapi Rael mendapatkan semua hak istimewa sementara dia tidak.

Di depan ayah dan ibunya, Lara tidak akan bersuara atau merasa keberatan, tapi wanita itu telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan dari tangan Liam.

Namun, sampai sejauh ini Lara belum pernah mencoba membunuh Liam karena dia tahu jika dia tertangkap oleh ayahnya maka dia akan kehilangan segalanya.

Seperti Lara, Liam juga membenci Rael karena pamannya itu terlalu berkuasa di dalam keluarga Gilloti. Liam berpikir seharusnya ibunyalah yang menjadi penerus dengan begitu kekuasaan akan jatuh ke tangannya.

Liam juga membenci aura Rael yang terlalu mendominasi, dia juga memiliki darah Gilloti, tapi dia tidak tampak seperti pamannya yang tampak seperti bangsawan sejati.

Setiap kali Liam berada di dekat pamannya, dia akan diingatkan bahwa dia memiliki darah rakyat jelata di dalam tubuhnya yang dia dapatkan dari neneknya.

Sampai kapan pun dia tidak akan pernah bisa menjadi seperti pamannya yang memiliki darah murni dari kalangan atas.

Sedangkan Rael, dia tidak begitu memedulikan keponakannya yang tidak memiliki kemampuan sebagus dirinya.

tbc

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
paw paw
apa si lara ini perawan maria ?! kok anaknya menyandang nama gilloti nama bpknya lara
goodnovel comment avatar
Yanti
yg mau dibunuh lara, liam atau rael ? liam anaknya lara kan ?
goodnovel comment avatar
Mbarepe Mane
duh Thor...nama pemainnya jngn yg susah2 dong...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perfect Partner   Extra Part - 3. Aciella Gilloti

    Suara tangis bayi memecah keheningan ruangan itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Maevea karena kontraksi kini telah terbayarkan. Dia begitu emosional sampai akhirnya dia mengeluarkan air mata. Dia dan putrinya telah berjuang bersama-sama, dan perjuangan mereka berhasil.Semakin dekat dengan waktu melahirkan Maevea merasa sedikit takut. Dia bukan takut melahirkan, tapi takut jika dia tidak cukup kuat untuk melahirkan putrinya.“Sayang, kau telah melakukannya dengan sangat baik.” Rael mengecup puncak kepala Maevea dengan lembut. Setelah melihat perjuangan istrinya melahirkan, dengan semua rasa sakit, keringat dan darah. Rael semakin berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah menyakiti atau mengecewakan istrinya.Rael menghapus air mata istrinya yang jatuh. “Terima kasih karena telah berjuang untuk putri kita. Terima kasih karena telah melahirkan putri yang cantik untukku. Istriku, aku sangat mencintaimu.”Hati Maevea sangat tersentuh karena kata-kata suaminya. “Aku juga sanga

  • Perfect Partner   Extra Part - 2. Cinta Pertama Putrinya

    “Nona, bolehkah saya mendapatkan nomor ponsel Anda?” Seorang pria muda berdiri di sebelah Maevea. Pria itu memiliki penampilan yang baik.Adele yang duduk di seberang Maevea sudah siap siaga, wanita itu akan mematahkan leher pria di dekatnya jika berani menyakiti nyonyanya.Maevea meletakan segelas kopi yang baru sedikit ia minum. Wanita itu menggerakan coat yang ia kenakan. Dia kemudian menunjuk ke perutnya.Tanpa mengatakan apa-apa, pria yang tadi meminta nomor ponsel segera menyingkir.Adele tersenyum kecil melihat itu. Nyonyanya tidak mengatakan apapun, tapi dia berhasil mengusir pria yang mendekat ke arahnya. Ini bukan pertama kalinya ada pria yang meminta nomor ponsel nyonyanya, tapi seperti hari ini nyonyanya selalu menolak mereka semua.Maevea kembali menyesap kopinya, dia menikmati setiap teguknya. Setelah selesai wanita itu segera meninggalkan cafe di pinggiran kota yang nyaman dan tenang.Maevea sering mengunjungi cafe ini ketika dia masih lajang, dibandingkan dengan restor

  • Perfect Partner   Extra Part - 1. Semakin Hari Semakin Lezat

    Kehamilan Maevea saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh empat. Wanita itu kini sedang berada di pusat perbelanjaan bersama dengan Azuela yang sudah resmi menjadi kakak iparnya sejak satu bulan lalu.“Zue, lihat bukankah gaun ini sangat lucu.” Maevea menatap gemas ke gaun berwarna merah muda yang ada di depannya. Saat ini Maevea dan Azuela berada di toko pakaian anak.Maevea sebenarnya tidak ingin membeli pakaian anak, tapi ketika dia melewati toko itu kakinya melangkah masuk ke sana karena pakaian-pakaian yang menarik perhatiannya.“Ya, itu benar-benar menggemaskan, Eve.” Azuela menatap gaun itu dengan berbinar. Dia juga menyukainya.“Yang ini juga lucu, Zue. Ini juga. Astaga, aku menyukai semuanya.” Maevea sangat bersemangat. Dia ingin membeli semuanya sekarang.“Putrimu akan berganti pakaian setiap menit jika kau membeli semua gaun di toko ini, Eve.” Azuela menatap Maevea geli.“Tidak, aku harus tenang. Aku tidak boleh membeli pakaian yang nanti tidak terpakai oleh putriku.” Ma

  • Perfect Partner   71. Mencintainya Seumur Hidup (Tamat)

    Satu minggu berlalu, Rael yang seharusnya kembali hari ini tidak bisa kembali karena cuaca buruk di sana. Mungkin Rael masih harus berada di sana untuk beberapa hari lagi.Selama satu minggu ini Maevea sulit tidur, bahkan setelah dia melakukan panggilan video dengan Rael dia masih tidak bisa memejamkan matanya.Maevea selalu berharap Rael cepat kembali, tapi hari ini Rael memberitahunya bahwa pria itu tidak bisa kembali. Maevea tidak mengeluh ketika Rael memberitahunya, tapi ketika panggilan selesai dia mulai menangis seperti anak kecil.Maevea tidak mengerti apa yang salah dengannya. Dia sepertinya begitu ketergantungan dengan Rael.Setelah menangis untuk beberapa saat, Maevea meninggalkan sofa. Dia pergi ke meja rias dan melihat wajahnya yang sembab.Mata Maevea yang awalnya fokus pada cermin, kini tertuju tanggalan yang ada di atas meja rias. Detik selanjutnya wanita itu membuka laci dan mengambil sesuatu dari sana lalu bergegar ke kamar mandi.Beberapa saat kemudian dia keluar dar

  • Perfect Partner   70. Suamiku Benar-Benar Pencemburu

    Hari ini Maevea menghadiri sebuah seminar sebagai praktisi seni yang menjadi nara sumber di seminar tersebut. Sejak dia menyelenggarakan pameran tunggalnya, dia telah menerima banyak permintaan dari beberapa kampus untuk mengisi seminar sebagai nara sumber.Ketika wanita itu menjelaskan beberapa hal dan menceritakan tentang karya-karyanya semua mahasiswi dan mahasiswa yang ada di sana memperhatikannya dengan seksama.Maevea terkenal bukan hanya karena berbakat, tapi juga cantik. Para mahasiswi lebih muda dari Maevea, kebanyakan dari mereka masih berumur di bawah dua puluh tahun, tapi di mata mereka wajah dan bentuk tubuh Maevea terlihat seumuran dengan mereka. Belum lagi kulit Maevea yang tampak seperti salju. Benar-benar membuat kagum sekaligus iri.Sementara para mahasiswa mereka tidak bisa mengalihkan pandangan dari Maevea karena terpikat pada sosok itu.Namun, mereka semua cukup sadar diri. Mereka semua tidak akan pernah mampu bersaing dengan Rael Gilloti.Waktu seminar berakhir.

  • Perfect Partner   69. Ingin Memakanku, hm?

    “Ibu dan anak dari keluarga Chester ini benar-benar mengerikan.” Raytan mencela perilaku Olyne dan Irene. Dua wanita itu telah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh wanita yang dikenal karena kelembutan dan kemurahan hatinya.“Wanita itu pasti ingin membalas dendam karena kehancuran putrinya dan keluarganya. Dia tidak berpikir dengan benar, seharusnya yang dia salahkan adalah putirnya sendiri bukan orang lain.” Morgan juga tidak habis pikir dengan isi kepala Irene.Dua sahabat Rael itu sangat geram dengan Irene yang mencoba untuk membunuh Maevea padahal Maevea tidak melakuan apapun. Seharusnya Maevealah yang memiliki pemikiran untuk membunuh Olyne karena wanita itu telah menjebak Maevea dua kali dan semua jebakannya sangat mengerikan.Rael terus mendengarkan kekesalan kedua sahabatnya yang tidak pernah terlibat dengan wanita mengerikan seperti Irene dan Olyne.Pintu ruangan terbuka. Rael melihat ke sana karena dia pikir yang datang adalah Maevea, tapi ternyata bukan Maeve

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status