Makan malam dengan keluarga Gilloti akan segera dilaksanakan. Saat ini Maevea dengan orangtuanya serta kakaknya sudah ada di kediaman keluarga Gilloti.
Di ruangan itu terdapat keluarga besar Gilloti yang terdiri dari Cedric Gilloti - kakek Liam, Lize Dawnell - nenek Liam, Lara Gillloti - ibu Liam, Jhon Chester - ayah Liam, Rael Gilloti - paman Liam dan terakhir Liam Gilloti.
Suasana di ruangan itu sunyi ketika keluarga Collins masuk ke dalam sana. Tatapan tajam diarahkan pada Maevea oleh Lara dan Liam sementara Jhon, ayah Liam hanya menampakan wajah bijaksana.
Artur dan Serena serta Lucas menyapa tetua di keluarga Gilloti, kemudian beralih pada orangtua Liam dan terakhir Rael Gilloti.
Serena, ibu Maevea menyentuh tangan Maevea, mengisyaratkan pada Maevea agar putrinya itu segera menyapa keluarga besar Gilloti.
Maevea melakukannya, menyingkirkan perasaan tidak menyenangkan di dalam dirinya. Dia jelas tidak bahagia datang ke kediaman ini. Dia dipaksa meminta maaf atas sesuatu yang sebenarnya memang harus dia lakukan terhadap Liam Gilloti.
"Silahkan duduk, Tuan dan Nyonya Collins." Cedric selaku kepala keluarga di sana mempersilahkan orangtua Maevea untuk duduk lalu kemudian pria berusia tujuh puluhan tahun itu mempersilahkan Lucas dan Maevea.
Maevea saat ini duduk di sebelah Liam, berada di dekat Liam benar-benar membuat Maevea ingin menghajar pria itu dengan mempraktekan semua ilmu bela diri yang telah dia pelajari sebelumnya.
"Tuan, sebelum makan malam dimulai, Eve ingin menyampaikan sesuatu pada Liam." Artur berkata dengan segan pada Cedric.
Tidak ada jawaban dari Cedric yang artinya pria itu mempersilahkan Maevea untuk bicara. Dia tahu apa yang terjadi antara Maeva dan Liam, jadi mungkin Maevea akan meminta maaf pada Liam atas apa yang dilakukan oleh Maevea terhadap Liam kemarin di perjamuan.
Artur melihat ke arah Maevea, dengan tatapannya saja Maevea tahu ayahnya sedang menekannya untuk segera meminta maaf.
Maevea berdiri, wanita dengan manik mata amber itu tampak sangat tenang.
"Liam Gilloti, aku memutuskan pertunangan denganmu!" Maevea tidak mengatakan permintaan maaf, tapi memutuskan pertungan dengan Liam. Sesuatu yang benar-benar mengejutkan bagi semua orang terlebih orang tua Maevea.
"Eve, apa yang kau katakan!" Artur tidak bisa mempertahankan fasad tenangnya. Riak kemarahan terlihat jelas di mata pria itu. Putrinya benar-benar memiliki nyali memutuskan pertunangan di depan semua anggota keluarga Gilloti. Putrinya yang tidak berbakti akan menyeret seluruh keluarga Collins jatuh bersamanya.
"Aku tidak ingin melanjutkan pertunangan dengan Liam lagi, Ayah." Maevea menjawab dengan lantang.
"Maevea, kau benar-benar berani memutuskan pertunangan denganku!" Liam berkata marah. Dia telah menginjak-injak Maevea selama dua tahun, dia membenci Maevea karena menolaknya di masa lalu, tapi dia tidak pernah menginginkan Maevea memutuskan pertunangan dengannya. Bahkan jika harus mati, Maevea harus mati sebagai miliknya.
Maevea menatap Liam jijik. "Aku melakukannya sekarang, Liam."
"Eve, berhenti membuat ulah dan meminta maaf pada Liam sekarang juga!" tekan Artur. Jika tidak ada orang di sini dia pasti akan menampar putrinya.
Maevea menatap ayahnya sejenak, dia tidak terintimidasi sama sekali. Sejak kecil dia selalu mengikuti keinginan orangtuanya, tapi untuk kali ini dia sudah sangat muak dan tidak bisa mengikutinya lagi. Dia bisa menikah dengan siapapun, tapi tidak dengan Liam Gilloti yang tidak pernah menghormatinya sama sekali.
Di sisi lain saat ini Rael tersenyum tipis. Kelinci jinak itu benar-benar menjadi liar sekarang. Dia jelas bukan bunga kaca yang rapuh.
"Maevea, berani sekali kau merendahkan putraku seperti ini. Apakah kau pikir kau sangat layak bagi putraku? Dengarkan ini baik-baik, Maevea. Kau dijual oleh keluargamu sendiri demi keuntungan mereka! Sebagai alat kau tidak memiliki hak untuk menunjukan kelancanganmu!" Lara menatap Maevea bengis.
Jika putranya tidak menginginkan Maevea, dia pasti sudah mengusir Maevea dan keluarga Collins dari ruangan ini.
Memang benar Maevea adalah wanita tercantik di kalangan atas, tapi bukan berarti Maevea bisa merendahkan putranya seperti saat ini. Maevea memang cantik, tapi saat ini keluarganya sedang mengalami masalah keuangan. Keluarga Collins sudah tidak sekuat dulu lagi.
Kata-kata Lara menyakiti hati Maevea, tapi dia tidak bisa menyangkal karena itu adalah kebenarannya. Bagi orang tuanya dia hanyalah alat untuk mendapatkan keuntungan dan untuk mengamankan masa depan Lucas, kakaknya.
Namun, meski ditekan seperti apapun Maevea tidak akan pernah meminta maaf pada Liam. Dia tidak peduli apakah orangtuanya akan mengusirnya atau melakukan hal lain, dia hanya ingin mempertahankan harga dirinya yang tersisa agar tidak terus diinjak-injak oleh Liam.
Rael tidak ingin menonton lebih lama lagi, jadi dia berdiri dan hendak pergi.
Maevea melihat Rael, dan dia memiliki pemikiran yang datang secara tiba-tiba. Mungkin itu adalah ide paling gila yang dia miliki, tapi dia harus mencobanya mungkin saja dia cukup beruntung.
"Tuan Rael, maukah Anda menikah denganku?"
Ruangan itu tiba-tiba menjadi sangat sunyi. Tidak ada yang menyangka bahwa Maevea akan melakukan tindakan yang lebih berani dari sebelumnya.
Apa sebenarnya yang ada di otak Maevea, bagaimana Maevea bisa dengan berani melibatkan Rael, penerus keluarga Gilloti yang disegani oleh banyak orang.
Saat ini Rael adalah pria paling berpengaruh di ibu kota. Dan sampai detik ini tidak pernah ada yang berani menyinggung Rael atau melibatkannya dalam masalah apapun.
Langkah Rael terhenti karena kata-kata Maevea. Senyum kecil tampak di wajah pria itu. Kelinci liar sedang mencoba menjadikan serigala tua sebagai alatnya. BEnar-benar pemikiran yang luar biasa.
"Tutup mulutmu, Eve! Kau benar-benar sudah kehilangan akal sehatmu!" Artur memarahi Maevea dengan keras.
Memutuskan pertunangan saja sudah akan menimbulkan efek bagi keluarga Collins, dan sekarang putrinya itu membuat masalah menjadi semakin besar dengan kelangcangannya terhadap Rael.
"Maevea, apakah kau pikir kau sangat luar biasa sehingga pamanku mau menikah denganmu? Ckck, berkacalah kau tidak memiliki kualifikasi itu!" Liam mengejek Maevea.
Rael berbalik, menatap Maevea dengan tenang. "Tentu saja, mari menikah."
Pikiran Maevea menjadi kosong sejenak. Apa yang baru saja dikatakan oleh Rael? Pria itu menerima lamarannya? Apakah ini nyata?
Tidak hanya Maevea, semua orang yang ada di ruangan itu juga seperti salah dengar. Bagaimana mungkin seorang Rael Gilloti memiliki minat terhadap mantan tunangan keponakannya sendiri.
Namun, bagi orangtua Mevea ini adalah sebuah berkah jika menantu mereka benar-benar Rael Gilloti. Pria itu jauh lebih berkuasa dari Liam Gilloti.
"Rael, apakah kau sudah kehilangan kewarasanmu? Kau ingin menikah dengan tunangan keponakanmu sendiri!" Lara memarahi Rael.
"Mantan tunangan, Kakak." Rael memperbaiki kekeliruan yang diucapkan oleh Lara.
"Paman, aku belum menyetujui Maevea memutuskan hubungan denganku!" Liam berkata tidak terima.
"Aku tidak membutuhkan persetujuan darimu, Liam." Rael menatap keponakannya acuh tak acuh. "Maevea, ikut denganku."
Maevea tidak tahu apa yang akan dilakukan Rael padanya, tapi dia masih tetap mengikuti pria itu. Apakah Rael akan mengamuk padanya karena dia melibatkan pria itu dalam penyelesaian hubungannya dengan Liam?
Tidak ada yang bisa dia sesali sekarang. Dia telah mengikuti pemikirannya sendiri, jadi dia harus menghadapi konsekuensinya.
Liam tidak terima, dia ingin menyusul Maevea, tapi Lara menghentikannya.
"Ayah, Rael sudah sangat keterlaluan. Aku tahu dia membenciku dan Liam, tapi dia tidak harus melakukan hal seperti ini." Lara mengeluh pada ayahnya.
"Kenapa kau menyalahkan Rael?" Lize tidak menyukai kata-kata Lara. "Kau seharusnya menyalahkan putramu sendiri. Selama dia bertunangan dengan Maevea, apa saja yang sudah dia lakukan? Apakah dia tidak menghitung jumlah wanita selingkuhannya. Apakah kau Maevea tidak muak dengan pria seperti putramu!"
"Namun, Ibu, itu bukan alasan Rael merebut tunangan keponakannya sendiri. Ada banyak wanita di dunia ini, kenapa Rael harus menikah dengan Maevea!" Lara masih menyudutkan Rael meski dia tahu bahwa putranya memang mengkhianati Maevea berkali-kali.
"Maevea bukan tunangan Liam lagi. Dia sudah memutuskan pertunangan. Rael tidak melakukan kesalahan dengan menerima lamaran dari Maevea." Lize terus membela putranya.
"Makan malam hari ini dibubarkan, silahkan kalian meninggalkan tempat ini." Cedric bicara pada orangtua Maevea dan Lucas.
"Baik, Tuan. Saya benar-benar minta maaf atas kekacauan yang dibuat oleh Maevea." Artur bersuara pelan.
Cedric tidak mengatakan apapun, keluarga Maevea meninggalkan ruang makan setelahnya.
"Ayah, Rael bisa menikahi siapapun, tapi tidak dengan Maevea. Itu akan mempermalukan Liam." Lara terus mengeluh pada ayahnya.
"Apa yang dikatakan oleh Lara benar, Ayah. Jika Rael menikah dengan Maevea maka keluarga kita akan menjadi bahan pembicaraan." Jhon ikut mendukung istrinya.
"Selama Maevea berstatus lajang dia bisa menikah dengan Rael." Lize menekankan kata-katanya. Dia menyukai Maevea sejak awal melihat Maevea, sebelumnya mereka pernah bertemu. Maevea membantunya ketika dia hampir saja tertabrak oleh mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi.
Dia ingin menjodohkan Rael dengan Maevea, tapi ternyata keesokan harinya Maevea dikenalkan padanya sebagai jodoh Liam. Itu benar-benar membuatnya tidak bahagia.
Wanita baik seperti Maevea seharusnya memiliki pasangan seperti putranya, bukannya Liam yang terkenal hobi bermain wanita.
Lize tidak pernah membenci Lara atau Liam meski keduanya berasal dari wanita masa lalu suaminya, tapi semakin hari Lara menunjukan ketidaksenangannya terhadap Rael yang menjadi penerus keluarga Gilloti, lama kelamaan hubungan mereka menjadi tidak terlalu baik.
"Apa yang sudah diputuskan oleh Rael tidak akan bisa diubah. Pertunangan antara Liam dan Maevea telah berakhir. Selanjutnya Maevea akan menjadi istri Rael." Cedric mengatakannya dengan tegas untuk dipatuhi oleh anggota keluargnya. "Liam, kau harus menghormati Maevea di masa depan, dia akan menjadi bibimu setelah menikah dengan pamanmu. Dan Lara, Maevea akan menjadi adik iparmu, jadi bicaralah dengan sopan padanya."
Baik Lara maupun Liam keduanya tidak bisa menerima apa yang dikatakan oleh Cedric, tapi mereka tidak bisa membantah kata-kata pria tua itu karena itu adalah perintah yang harus dijalankan.
Liam kesal, dia meninggalkan ruang makan begitu juga dengan Lara. Jhon menyusul istrinya dan meninggalkan Cedric dan Lize saja di ruangan itu.
"Sayang, terima kasih karena mendukung Rael."
"Aku tidak mendukung Rael. Aku melihatmu menyukai Maevea, jadi aku melakukannya untukmu."
Hati Lize menghangat, dia tahu bahwa suaminya selalu mencintainya. "Maevea adalah seseorang yang menyelamatkanku dua tahun lalu."
"Ah, jadi itu alasannya kau sangat menyukainya."
"Benar. Aku merasa dia sangat cocok untuk putra kita." Lize tersenyum bahagia. Dia akhirnya memiliki calon menantu sekarang.
Perbedaan usia antara Rael dan Maevea tidak akan menjadi masalah. Mereka hanya terpaut sebelas tahun, itu masih tidak terlalu jauh. Lize yakin bahwa putranya dan Maevea akan hidup dengan rukun.
tbc
Suara tangis bayi memecah keheningan ruangan itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Maevea karena kontraksi kini telah terbayarkan. Dia begitu emosional sampai akhirnya dia mengeluarkan air mata. Dia dan putrinya telah berjuang bersama-sama, dan perjuangan mereka berhasil.Semakin dekat dengan waktu melahirkan Maevea merasa sedikit takut. Dia bukan takut melahirkan, tapi takut jika dia tidak cukup kuat untuk melahirkan putrinya.“Sayang, kau telah melakukannya dengan sangat baik.” Rael mengecup puncak kepala Maevea dengan lembut. Setelah melihat perjuangan istrinya melahirkan, dengan semua rasa sakit, keringat dan darah. Rael semakin berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah menyakiti atau mengecewakan istrinya.Rael menghapus air mata istrinya yang jatuh. “Terima kasih karena telah berjuang untuk putri kita. Terima kasih karena telah melahirkan putri yang cantik untukku. Istriku, aku sangat mencintaimu.”Hati Maevea sangat tersentuh karena kata-kata suaminya. “Aku juga sanga
“Nona, bolehkah saya mendapatkan nomor ponsel Anda?” Seorang pria muda berdiri di sebelah Maevea. Pria itu memiliki penampilan yang baik.Adele yang duduk di seberang Maevea sudah siap siaga, wanita itu akan mematahkan leher pria di dekatnya jika berani menyakiti nyonyanya.Maevea meletakan segelas kopi yang baru sedikit ia minum. Wanita itu menggerakan coat yang ia kenakan. Dia kemudian menunjuk ke perutnya.Tanpa mengatakan apa-apa, pria yang tadi meminta nomor ponsel segera menyingkir.Adele tersenyum kecil melihat itu. Nyonyanya tidak mengatakan apapun, tapi dia berhasil mengusir pria yang mendekat ke arahnya. Ini bukan pertama kalinya ada pria yang meminta nomor ponsel nyonyanya, tapi seperti hari ini nyonyanya selalu menolak mereka semua.Maevea kembali menyesap kopinya, dia menikmati setiap teguknya. Setelah selesai wanita itu segera meninggalkan cafe di pinggiran kota yang nyaman dan tenang.Maevea sering mengunjungi cafe ini ketika dia masih lajang, dibandingkan dengan restor
Kehamilan Maevea saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh empat. Wanita itu kini sedang berada di pusat perbelanjaan bersama dengan Azuela yang sudah resmi menjadi kakak iparnya sejak satu bulan lalu.“Zue, lihat bukankah gaun ini sangat lucu.” Maevea menatap gemas ke gaun berwarna merah muda yang ada di depannya. Saat ini Maevea dan Azuela berada di toko pakaian anak.Maevea sebenarnya tidak ingin membeli pakaian anak, tapi ketika dia melewati toko itu kakinya melangkah masuk ke sana karena pakaian-pakaian yang menarik perhatiannya.“Ya, itu benar-benar menggemaskan, Eve.” Azuela menatap gaun itu dengan berbinar. Dia juga menyukainya.“Yang ini juga lucu, Zue. Ini juga. Astaga, aku menyukai semuanya.” Maevea sangat bersemangat. Dia ingin membeli semuanya sekarang.“Putrimu akan berganti pakaian setiap menit jika kau membeli semua gaun di toko ini, Eve.” Azuela menatap Maevea geli.“Tidak, aku harus tenang. Aku tidak boleh membeli pakaian yang nanti tidak terpakai oleh putriku.” Ma
Satu minggu berlalu, Rael yang seharusnya kembali hari ini tidak bisa kembali karena cuaca buruk di sana. Mungkin Rael masih harus berada di sana untuk beberapa hari lagi.Selama satu minggu ini Maevea sulit tidur, bahkan setelah dia melakukan panggilan video dengan Rael dia masih tidak bisa memejamkan matanya.Maevea selalu berharap Rael cepat kembali, tapi hari ini Rael memberitahunya bahwa pria itu tidak bisa kembali. Maevea tidak mengeluh ketika Rael memberitahunya, tapi ketika panggilan selesai dia mulai menangis seperti anak kecil.Maevea tidak mengerti apa yang salah dengannya. Dia sepertinya begitu ketergantungan dengan Rael.Setelah menangis untuk beberapa saat, Maevea meninggalkan sofa. Dia pergi ke meja rias dan melihat wajahnya yang sembab.Mata Maevea yang awalnya fokus pada cermin, kini tertuju tanggalan yang ada di atas meja rias. Detik selanjutnya wanita itu membuka laci dan mengambil sesuatu dari sana lalu bergegar ke kamar mandi.Beberapa saat kemudian dia keluar dar
Hari ini Maevea menghadiri sebuah seminar sebagai praktisi seni yang menjadi nara sumber di seminar tersebut. Sejak dia menyelenggarakan pameran tunggalnya, dia telah menerima banyak permintaan dari beberapa kampus untuk mengisi seminar sebagai nara sumber.Ketika wanita itu menjelaskan beberapa hal dan menceritakan tentang karya-karyanya semua mahasiswi dan mahasiswa yang ada di sana memperhatikannya dengan seksama.Maevea terkenal bukan hanya karena berbakat, tapi juga cantik. Para mahasiswi lebih muda dari Maevea, kebanyakan dari mereka masih berumur di bawah dua puluh tahun, tapi di mata mereka wajah dan bentuk tubuh Maevea terlihat seumuran dengan mereka. Belum lagi kulit Maevea yang tampak seperti salju. Benar-benar membuat kagum sekaligus iri.Sementara para mahasiswa mereka tidak bisa mengalihkan pandangan dari Maevea karena terpikat pada sosok itu.Namun, mereka semua cukup sadar diri. Mereka semua tidak akan pernah mampu bersaing dengan Rael Gilloti.Waktu seminar berakhir.
“Ibu dan anak dari keluarga Chester ini benar-benar mengerikan.” Raytan mencela perilaku Olyne dan Irene. Dua wanita itu telah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh wanita yang dikenal karena kelembutan dan kemurahan hatinya.“Wanita itu pasti ingin membalas dendam karena kehancuran putrinya dan keluarganya. Dia tidak berpikir dengan benar, seharusnya yang dia salahkan adalah putirnya sendiri bukan orang lain.” Morgan juga tidak habis pikir dengan isi kepala Irene.Dua sahabat Rael itu sangat geram dengan Irene yang mencoba untuk membunuh Maevea padahal Maevea tidak melakuan apapun. Seharusnya Maevealah yang memiliki pemikiran untuk membunuh Olyne karena wanita itu telah menjebak Maevea dua kali dan semua jebakannya sangat mengerikan.Rael terus mendengarkan kekesalan kedua sahabatnya yang tidak pernah terlibat dengan wanita mengerikan seperti Irene dan Olyne.Pintu ruangan terbuka. Rael melihat ke sana karena dia pikir yang datang adalah Maevea, tapi ternyata bukan Maeve