Share

Bab 18 Untungnya Tepat Waktu

Drama kehidupan tak ada habisnya. Seperti bidak batur yang dimainkan oleh pemilik permainan yang sesungguhnya.

Lelah dan lebih kerap menjadi bagian dalam perjalanannya. Sesuatu yang tampak sangat merepotkan dan pasti ingin lari dari keadaan itu.

"Aku merasa tidak enak hati. Apa aku kembali lagi ke ruangan Papa? Tapi .... Aku sangat malu kalau harus kembali, karena tadi tampak marah. Aku juga lupa meninggalkan sesuatu di sana yang bisa aku jadikan alasan tertentu."

Zsalsya terus mondar-mandir di ruangannya. Ada rasa aneh dalam hatinya yang tak dapat terhindarkan.

"Oh ya, sebaiknya aku telpon saja untuk memastikan keadaan Papa. Lagi pula, aku bisa mengatakan alasan apapun supaya tidak terdengar aneh."

Pada saat Firman hendak menelan obatnya dengan mulut yang sudah terbuka lebar, dering telepon membuatnya mengurungkan niat itu.

"Minum obat saja dulu, Pa, jangan khawatirkan telepon yang berdering. Biar aku yang menjawabnya," desak Mariana.

Akan tetapi, Firman memiliki pilihannya sendiri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status