Sementara itu, Ongki sama sekali tidak menghiraukan Yusri. Dia berpikir jika memanfaatkan kekacauan ini untuk menyingkirkan Yusri, bukankah dia akan mendapatkan semuanya kembali?Setelah meninggalkan tempat itu, Ongki tersenyum sinis, lalu pergi menemui Yusri. "Kak Yusri, Tuan Luki sudah menemuimu, 'kan?"Mendengar perkataan itu, Yusri tentu saja tahu maksud dari perkataan Ongki. "Sudah, dia menyuruhku untuk mengeluarkan uang untuk membantu korban bencana."Setelah mendengar perkataan itu, Ongki tersenyum dan berkata, "Huh. Orang ini, dia sendiri yang membuat masalah, malah menyuruh kita membantu menanganinya."Mendengar perkataan itu, Yusri tertegun sejenak."Hah? Apa maksudmu?" Yusri tidak mengerti maksud perkataan Ongki yang mendadak itu.Ongki tentu saja tidak akan mengungkapkan semuanya, terutama tentang 200 ribu uang emas yang diberikan Wira kepadanya. Dia berkata dari sudut pandang lainnya, "Kak Yusri, kamu bodoh ya? Masih nggak jelas ya? Luki ini ingin mendapat reputasi. Dari b
Yusri merasa Ongki ini adalah seorang pembawa masalah dan temperamennya tidak stabil, sehingga dia tidak berani bekerja sama dengan Ongki lagi. Jika terjadi masalah, dia pasti akan terlibat juga. Awalnya, dia berpikir hal ini tidak boleh terlalu mencolok seperti yang dikatakan Luki, masalah sebenarnya bukan Wira, melainkan pemerintah. Jika pemerintah benar-benar ingin menghadapi mereka, seberapa luar biasanya pun mereka tidak akan bisa menahannya.Selain itu, hal yang paling penting adalah sekarang sedang terjadi kekeringan di Niaga dan perhatian pemerintah tertuju ke tempat ini. Jika mereka tidak menyelesaikan bencana ini, pemerintah pasti akan menghukum mereka atas semua tindakan mereka. Oleh karena itu, Yusri buru-buru menemui Luki dan memberitahunya semua hal ini.Setelah mendengar hal itu, Luki mendengus dan langsung berkata, "Si bodoh ini pikir dirinya sangat cerdas, konyol sekali! Masalahnya sudah jadi seperti ini, orang ini ... kita nggak bisa membiarkannya lagi!"Setelah mende
Namun, Wira masih belum pergi. Dia masih memiliki 500 ribu uang emas, sehingga masih bisa melakukan banyak hal untuk Niaga. Satu hal yang tidak kalah pentingnya selain memberi bantuan pada korban bencana, Wira tidak bisa membiarkan suasana di sini terus berlanjut seperti ini. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengatasinya.Waktu terus bergulir, hanya dalam sekejap seminggu telah berlalu. Setelah semuanya agak mereda, Wira memanggil Luki dan Yusri untuk menghadapnya."Kalian sudah bekerja keras untuk masalah bantuan korban bencana kali ini. Tenang saja, aku akan meminta penghargaan dari istana untuk kalian," kata Wira. Namun, keduanya tampak gugup mendengarnya. Penghargaan katanya? Tidak dijatuhkan hukuman saja mereka sudah patut bersyukur!"Tuan Luki, kamu ... sekarang sudah tahu letak masalah Niaga, bukan? Jadi ... kamu seharusnya sudah tahu apa yang harus kamu lakukan?" tanya Wira.Luki tentu saja mengerti ucapannya. Ongki sudah tidak bisa diselamatkan lagi, tapi masih ada Yusri!
Wira akhirnya kembali ke Kerajaan Agrel. Hasil kerjanya yang memuaskan ini tentunya sangat mengejutkan bagi Raja Kresna. Di sisi lain, Raja Ararya tidak berani mengatakan apa pun. Meski belakangan ini dia banyak memikirkan rencana lainnya, Raja Ararya tidak berani melakukan tindakan gegabah.Bagaimanapun, saat ini mereka berada dalam pengawasan Raja Kresna. Mana mungkin Raja Ararya berani mengambil tindakan? Dengan adanya Raja Kresna, Raja Ararya tidak bisa melakukan apa pun. Hal ini juga membuat Wira lebih santai.Hari berganti hari, dalam sekejap, tiga bulan telah berlalu. Julian juga sudah kembali, Wira buru-buru menanyakan kondisi Senia."Tuan nggak perlu khawatir. Ibu Suri nggak apa-apa, dia akan kembali nggak lama lagi." Setelah mendengar ucapan Julian, Wira baru mengangguk puas. Hanya saja, dia tidak tahu ke mana Julian membawa Senia. Jika Wira mengetahuinya, dia pasti akan sangat terkejut!Sebab, orang yang menolong Senia tak lain adalah Biksu Baju Hijau!"Tuan, aku sudah mende
Wira tentu saja tidak mengetahui hal ini, saat ini dia masih sedang sibuk berlatih.Keesokan paginya, Wira berangkat menghadiri rapat pagi seperti biasanya. Hanya saja, saat ini sedang tidak ada masalah apa pun, sehingga Wira juga sangat santai. Hanya dalam sekejap, beberapa bulan berlalu lagi. Waktu setengah tahun akhirnya telah tiba.Saat ini, Raja Ararya semakin aktif, dia selalu merasa dirinya punya peluang. Oleh karena itu, Raja Ararya benar-benar tidak bisa menahan diri lagi. Hanya saja, masalah ini terlalu sulit karena dia harus mengalahkan Raja Kresna terlebih dahulu.Posisi Raja Kresna sangat stabil dalam pemerintahan. Kekuasaan terbesar di Kerajaan Agrel saat ini berada di tangannya. Bahkan tidak ada yang tahu jelas berapa banyak pasukan yang berada dalam kendalinya, serta di mana semua pasukan itu ditempatkan.Bisa dibilang, tidak ada celah sama sekali untuk mengalahkan Raja Kresna. Karena itulah, Raja Ararya tidak bisa menemukan cara untuk mengalahkan Raja Kresna.Raja Arar
Keduanya pun duduk di tempat. Selain Wira dan Raja Ararya, tidak ada orang lain di samping mereka. Sementara hidangan yang dipersiapkan juga sangat mewah."Wira, kita sudah saling mengenal lama. Ini adalah pertama kalinya aku mentraktirmu makan, jadi aku persiapkan hidangan yang lebih mewah!"Setelah Raja Ararya berkata demikian, Wira memang merasa agak kaget. "Ini benar-benar terlalu mewah!" Wira menganggukkan kepalanya. Selain merasa kaget, dia juga bisa melihat betapa Raja Ararya bersungguh-sungguh dalam menyiapkan jamuan ini. Hanya saja, Wira tidak mengerti mengapa Raja Ararya sampai seniat ini?Apa tujuan Raja Ararya mempersiapkan semua ini untuk mentraktirnya? Namun karena tidak berhasil mendapatkan informasi apa pun tadi, Wira juga tidak menanyakan lebih lanjut lagi. Setelah itu, keduanya mulai menyantap makanan.Hidangan yang disiapkan Raja Ararya memang sangat Istimewa, bahkan setiap hidangan dipadukan dengan arak yang berbeda."Mari, hidangan ini dimasak dengan rebung. Jadi,
Biantara mengutus hampir 20 orang untuk mengantarkan makanan tersebut. Raja Ararya tadinya tidak terlalu peduli karena merasa dirinya telah mencicipi semua hidangan lezat di dunia ini. Namun saat melihat begitu banyak hidangan yang diantarkan, dia langsung termangu. Dia tidak pernah melihat semua hidangan ini sebelumnya.Setelah selesai meletakkan semua hidangan tersebut, para bawahan itu pun langsung pergi. Wira menyalakan api pada tungku hot pot. Tak lama kemudian, aroma yang nikmat memenuhi seluruh ruangan. Wira telah selesai menyiapkan saus untuk hot pot dan menyodorkannya ke hadapan Raja Ararya serta dirinya."Wira ... makanan apa semua ini?" tanya Raja Ararya. Aroma masakan itu sangat harum, dia tidak pernah mencoba masakan seperti ini sebelumnya."Ini namanya hot pot. Cara makannya mudah saja, masukkan saja semua bahannya untuk direbus. Setelah itu, ambil makanannya dan celup ke saus ini saja!" Setelah berkata demikian, Wira memperagakan cara makannya.Wira mencelupkan daging sa
Wira langsung tertawa dan menimpali, "Raja Ararya, kalau kamu suka, aku akan memberimu sausnya. Saat kamu ingin makan nanti, kamu bisa langsung mengambilnya."Raja Ararya langsung mengangguk. "Bagus sekali kalau begitu!"Kedua orang itu menikmati makanan mereka dengan puas, terutama Raja Ararya yang tidak pernah mencicipi semua makanan ini sebelumnya. Tentu saja dia semakin antusias.Selesai menikmati panggangan, mereka melanjutkan santapan dengan makanan lainnya. Seketika, Raja Ararya merasa semua masakan ini adalah kelezatan surgawi! Sambil makan, Raja Ararya juga mencari topik untuk mengobrol dengan Wira.Setelah makan cukup lama, mereka pun akhirnya sudah kenyang. Saat melihat Wira, Raja Ararya tertawa sambil berkata, "Wira, apa kamu tahu? Aku sudah melihat semua kekuasaan dan posisi di dunia ini seumur hidup. Semua itu nggak berarti, yang terpenting adalah kebahagiaan ...."Perkataan Raja Ararya ini justru membuat Wira tertegun. Kenapa orang ini malah berkata seperti ini? Bukankah
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m