Home / Zaman Kuno / Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir! / Langsung Bongkar Saja Identitasnya

Share

Langsung Bongkar Saja Identitasnya

Author: Falisha Ashia
last update Last Updated: 2025-06-16 20:17:30

Rajendra paham dengan "permasalahan hati" yang terjadi di rumah Suryakusuma. Di zaman modern di mana ia berasal, sudah banyak dia menemukan hal serupa: intrik rumah tangga, perselingkuhan, dan pengkhianatan. Jadi dia tidak mau membahasnya lebih lanjut, karena itu adalah urusan pribadi mereka. Dan dia pun menyerahkan saja kepada Arwan.

"Jadi, kalian memiliki hubungan?" tanya Arwan, menatap Larasati dan Rangga secara bergantian. "kalian berselingkuh?"

Mendengar pertanyaan itu, Larasati sangat takut. Wajahnya kembali pucat. Dia tahu hal semacam itu adalah hal yang tabu dan memalukan di masyarakat desa mereka. Fitnah atau kenyataan, sama-sama akan menghancurkan reputasinya.

Rangga pun paham. Dia tidak boleh jujur seutuhnya, tapi dia juga tidak boleh tidak menjawab sama sekali. Ia harus menemukan cara untuk menjelaskan situasinya tanpa memperburuk keadaan Larasati.

"Sebenarnya bukan seperti itu, Kepala Desa," jelas Rangga, memilih kata-kata dengan hati-hati. "saya hanya menawarkan kepada N
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Bayangan Kebahagiaan

    Guntur terkejut, ekspresinya berubah. "Maaf, Tuan," katanya, nadanya sedikit lebih rendah. "Saya bukan berlaku tidak sopan. Saya hanya bertanya siapa kalian dan menahan siapa saja yang ingin masuk demi keamanan desa kami."Kundala muak mendengar jawaban Guntur.Kundala langsung menarik pin kerajaan dari balik jubahnya, menunjukkan lambang kebesaran yang berkilauan di bawah sinar matahari.“Kami dari kerajaan! Dan orang yang kamu tanya dengan nada tidak sopan itu adalah Amukti Muda Giriprana! Kau tahu siapa dia?!"Guntur terkejut. Matanya membelalak melihat pin kerajaan itu. Dia tidak menyangka kalau yang datang adalah pejabat tinggi kerajaan. Tubuhnya langsung gemetaran."A-apa? J-jadi... dia Amukti Muda?" Guntur tergagap, wajahnya pucat pasi.Dengan cepat, dia pun langsung meminta maaf. "Maafkan saya, Amukti Muda! Saya tidak tahu! Saya bersumpah tidak bermaksud tidak hormat!"Giriprana, yang sedari tadi menatap Guntur dengan wajah kesal, kini melampiaskan amarahnya. "Kurang ajar, ka

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Kedatangan Amukti Muda

    Ranjani mengikuti mata Rajendra. Dia melihat ke arah kamar mandi, sebuah tempat yang tak terduga untuk melanjutkan gairah yang terhenti semalam. Ranjani pun terpaku, pipinya kembali merona."Melakukannya di sana? Sekarang?" batinnya, pikiran itu melintas cepat."Jangan sekarang, Yang Mulia!" ucap Ranjani dengan cepat, menolak dengan sopan. "masih banyak orang bolak-balik ke sini, Jati dan Tama ada di halaman belakang, tapi sebentar lagi mereka bisa ke sini. Nanti malam saja, di kamar saat Kirana sudah tertidur.”Ranjani, tidak seperti Kirana, memiliki keberanian untuk menolak Rajendra jika memang dia benar-benar tidak bisa atau situasinya tidak memungkinkan. Dan saat ini, dia memang tidak bisa."Tidak apa, Ranjani. Kita suami istri dan itu hal yang wajar, bukan? Mereka juga mengerti," kata Rajendra, mencoba meyakinkan, namun matanya memancarkan sedikit kekecewaan.Namun, di saat Rajendra mencoba meyakinkan Ranjani, tiba-tiba saja Jati dan Tama masuk ke dalam dapur. Mereka mulai membua

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Ayo Kita Melakukannya Di sana

    "Ranjani," bisik Rajendra di telinganya, suaranya serak menahan hasrat, "bolehkah aku melakukannya?"Ranjani hanya sedikit mendesah, sebuah embusan napas yang nyaris tak terdengar, namun itu sudah cukup sebagai tanda jika dia menyetujuinya. Hatinya berdebar, memberikan izin tanpa kata.Rajendra pun semakin bergairah. Dengan izin yang tak terucap itu, dia mulai menyentuh Ranjani ke bagian-bagian yang lebih sensitif, dengan sentuhan yang lebih hangat dan intens.Jari-jari Rajendra menjelajahi lekuk tubuh istrinya, membangkitkan sensasi yang membakar.Ranjani semakin melayang merasakan getaran cinta yang dalam. Sensasi menyenangkan menjalar ke setiap saraf di tubuhnya. Bayangan akan kenikmatan puncak, sudah ada di kepalanya, sebuah janji yang menggiurkan.Namun, ketika mereka semakin intens dan akan melangkah ke inti permainan, sebuah suara melengking memecah keheningan malam."Aaa... kecoa!"Kirana berteriak nyaring dari ranjang di samping mereka.Rajendra dan Ranjani langsung terbangun

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Memeluk Ranjani Menaikan Hasrat

    Setelah insiden dengan repeating crossbow, Rajendra kembali ke rumah bersama Tama dan Surapati. Sesampainya di ambang pintu, dia disambut hangat oleh kedua istrinya, Kirana dan Ranjani.Kirana menyambut dengan senyum ceria, wajahnya memancarkan kelegaan melihat suaminya pulang. Namun, Ranjani memiliki mata yang lebih jeli. Dia melihat sesuatu yang tidak semestinya di tangan Rajendra, meskipun lukanya sudah hampir sembuh."Yang Mulia, apakah kamu terluka?" tanya Ranjani, nada suaranya dipenuhi kekhawatiran yang mendalam.Sebelum Rajendra sempat menjawab, Ranjani sudah menarik tangan Rajendra untuk melihat lebih dekat bekas luka samar yang ada. Matanya meneliti setiap detailnya."Ini jelas-jelas adalah luka baru meskipun sudah kering," kata Ranjani, suaranya sedikit meninggi. "apa yang sebenarnya terjadi, Yang Mulia? Mengapa tanganmu terluka?"Kirana mengerutkan keningnya, ikut mendekat. "Benarkah Yang Mulia terluka? Memangnya Yang Mulia baru saja bertarung? Sepertinya tidak ada tanda-t

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Semua Bermula

    Suara ledakan yang nyaring itu mengejutkan semua orang. Bukan suara tembakan panah yang mulus, melainkan suara pecahan beso dan desingan logam. Repeating crossbow di tangan Rajendra pecah berkeping-keping.Rangkanya, yang tidak mampu menahan daya gesekan busur saat ditarik secara tiba-tiba, hancur berkeping-keping. Mekanisme yang seharusnya melontarkan anak panah dengan cepat justru meledak ke luar.Pecahan rangka itu melesat tak terkendali, dan naasnya, mengenai tangan Rajendra sehingga membuatnya berdarah cukup banyak. Darah segar langsung mengucur dari luka di telapak tangannya."Yang Mulia!" seru Tama dan Surapati serempak, mata mereka membulat panik. Asmaran pun ikut terkesiap. Mereka bertiga langsung berlari menghampiri Rajendra, wajah mereka diselimuti cemas."Yang Mulia, baik-baik saja?" tanya Tama dengan panik, matanya menatap khawatir pada luka di tangan Rajendra.Surapati, dengan sigap, merobek lengan baju panjangnya bagian kiri. Tanpa ragu, dia langsung melilitkannya ke l

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Istrinya Sangat Cantik

    Ide yang diberikan oleh Suryakusuma untuk menarik upeti besar dari bisnis roti Rajendra membuat Giriprana senang. Dia pun kini membayangkan jika dirinya bisa mendapatkan keuntungan besar saat menolong Suryakusuma, sekaligus menunjukkan loyalitas dan kemampuannya kepada raja."Ya, baiklah. Aku akan mengerjai dia habis-habisan!" ucap Giriprana, matanya berkilat licik. "aku akan membuat dia mengerti kalau berurusan dengan Paman Suryakusuma itu berarti berurusan denganku. Dia pasti kapok dan tidak akan berani macam-macam lagi!"Suryakusuma tersenyum puas, rencananya berjalan mulus. Dia pun berkata, "Aku berharap jika Amukti Muda bisa membuat Rajendra mengingat kejadian ini sampai dia mati. Biarkan dia tahu siapa penguasa sejati di desa itu.""Tentu saja, Paman," kata Giriprana, menyeringai. "dia pasti akan menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan memastikan itu."Saat ini, Wira yang dendam membara kepada Rajendra karena istrinya tergoda dan mengagumi Rajendra, menilai ini adal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status