공유

6. Semua Itu Kebetulan!

작가: Zila Aicha
last update 최신 업데이트: 2025-09-02 22:20:12

Tetapi, begitu Ayleen selesai berbicara, dia langsung menyadari kecerobohannya. 

Dengan sedikit agak panik dia membuka mulut, hendak berbicara lagi, namun rupanya dia kalah cepat dari Sea yang sudah berkata, “Kamu sudah lihat ke arah kursi itu begitu kamu masuk ke dalam bus.”

“Jadi, aku pikir kamu memang ingin duduk di situ,” Sea menambahkan dengan nada santai.

Ayleen mengerjap, seketika mengalihkan arah pandangnya ke arah lain. Dia pun tertawa canggung, “Oh, iya. Iya, kamu … benar.”

“Ma-maaf,” lanjutnya dengan nada suara yang pelan. 

Sea tidak menanggapi dan kembali memakai earphone tanpa memperhatikan Ayleen lagi.

Ayleen ingin menepuk jidatnya karena rasa malu yang membuatnya tidak berani berkutik. 

Ah, Ayleen. Kenapa kamu terlalu percaya diri? Sudahlah, semua ini hanya kebetulan. KEBETULAN, Ayleen berkata dalam hati.

Setelah mencoba keras untuk mengontrol diri, Ayleen pun berhasil membuang pikiran-pikiran mengenai Sea.

Tidak ada yang istimewa, semua yang terjadi yang melibatkan Sea hanyalah kebetulan semata, tidak ada yang perlu dipertanyakan. 

Ayleen berulang kali meyakinkan diri sendiri agar bisa mengendalikan diri dan memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin dia lakukan.

Beberapa menit berlalu, dia melihat Sea turun dari bus dan hal itu membuatnya menghela napas lega.

Dia jelas hanya terlalu banyak berpikir. Dia pun mulai semakin yakin jika Sea dan dirinya tidak memiliki hubungan di masa lalu sebelumnya. 

“Oh, sebaiknya aku mulai mencoba mencatat apa saja yang terjadi di tahun ini,” gumamnya.

Dia mengeluarkan sebuah buku catatan dan juga pena, lalu mulai mencatat segala hal yang dia ingat. 

“Pemberhentian terakhir, Miss. Apa kamu tidak ingin turun?” sang sopir bertanya sembari menatap sang penumpang melalui kaca spion.

Ayleen yang sedang asik menulis mengangkat kepala, langsung terkejut begitu melihat sudah tidak ada siapapun di dalam bus itu. Hanya dirinya yang masih duduk tanpa sadar jika bus telah tiba di halte terakhir.

Dengan sedikit terburu-buru dia segera memasukkan buku catatannya ke dalam tas lalu bangkit dari kursi penumpang.

“Maaf, Sir,” ucapnya tulus sebelum turun dari bus.

Sang sopir tidak menjawab dan langsung menancap gas lagi begitu Ayleen sudah berjalan agak jauh.

“Huh, kenapa dia kaku sekali?” gumam Ayleen seraya menggelengkan kepala.

Dia tiba-tiba teringat akan sikap Sea lagi, tapi dia segera membuang pikiran itu jauh-jauh. 

Ayleen memperhatikan sekeliling tempat yang baru saja dia datangi dan mendapati sebuah cafe yang berukuran tidak terlalu besar yang hanya berjarak sekitar dua puluh meter dari halte tempat dia turun dari bus tadi.

Dengan langkah ringan dia berjalan menuju ke arah cafe itu.

“Grande Cafe,” Ayleen membaca sebuah papan nama di bagian atas pintu masuk.

Ayleen mengambil napas dalam-dalam dan dengan cepat memegang gagang pintu lalu mendorongnya. 

Begitu masuk ke dalam cafe itu, dia langsung disambut oleh seorang pelayan laki-laki yang dia ingat bernama Nick yang usianya sama dengannya. 

Pria muda yang mengenakan seragam serba hitam dengan celemek yang juga berwarna hitam itu berdiri di belakang meja kasir.

“Selamat datang di Grande Cafe,” sapa Nick dengan senyuman lebar.

Ayleen balas tersenyum dengan agak gugup. 

“Silakan, mau pesan apa?” Nick bertanya dengan ramah.

“Americano, regular,” jawab Ayleen yang dijawab dengan sebuah anggukan oleh Nick.

“Ada tambahan lagi?” Nick kembali bertanya dengan wajah cerah, terlihat begitu bersemangat melayani pelanggannya.

Ayleen mengernyitkan dahi dan kemudian melihat ke arah layar bagian atas lalu berkata, “Cheesecake.”

Nick mengangguk senang, “Baik, mohon ditunggu!”

Ayleen balas mengangguk segera berjalan ke bagian kanan, memilih meja yang dekat dengan jendela. 

Gadis itu mengedarkan pandangan ke arah sekitarnya dan mulai mengingat banyak hal. 

Di masa lalu, dia pertama kali datang ke cafe itu di tahun 2016. Dan itu juga terjadi secara tidak sengaja. 

Saat itu dia ketiduran di bus dan terbangun di halte pemberhentian terakhir. Dikarenakan harus menunggu bus yang melewati jalur pulang, dia mulai berjalan-jalan di sekitar tempat itu dan menemukan cafe yang kala itu tidak memiliki terlalu banyak pengunjung. 

Mengingat kejadian itu, tiba-tiba saja dia tertegun sejenak. Sebuah kilasan ingatan kembali muncul di benaknya. 

Maret 2016, Gande Cafe

“Maaf, apa saya boleh duduk di sini?”

Ayleen yang sedang melamun sambil menatap jalan menoleh ke arah orang yang sedang bertanya itu.

“Silakan!” jawab Ayleen tanpa ragu.

Gadis itu pun tersenyum manis dan berkata, “Terima kasih.”

Saat Ayleen benar-benar menatapnya, dia pun terpana melihat gadis yang baru saja duduk di depannya.

Cantik sekali! Apa dia mahasiswa di kampusku juga? Ayleen bertanya-tanya.

Tapi, begitu dia melihat tas ransel hitam milik gadis itu yang diletakkan di kursi kosong, Ayleen langsung tahu bahwa dia berasal dari universitas sebelah.

“Maaf harus mengganggumu di sini, aku … tidak nyaman jika harus berbagi meja dengan pria,” kata gadis itu dengan malu-malu.

Ayleen langsung menatap sekeliling dan cukup terkejut melihat suasana cafe itu sudah berubah dengan cepat.

Satu jam yang lalu, ketika dia memasuki cafe itu dia tidak melihat adanya pengunjung lain. Namun, sekarang cafe itu hampir penuh dengan pengunjung yang sebagian besar adalah laki-laki.

“Oh, tidak masalah,” kata Ayleen pada akhirnya.

Gadis itu kembali tersenyum lega, “Terima kasih. Aku … Natasha.”

“Ayleen.”

Mata Natasha berbinar cerah, “Wah! Nama kamu indah.”

Ayleen tersipu malu. 

“Kamu dari kampus mana? Jurusan apa?” Natasha bertanya dengan penuh antusias.

Obrolan itu pun berlanjut sampai dia bertukar nomor dengan Natasha hingga pada akhirnya keduanya menjadi sahabat dekat, sangat dekat sampai Ayleen menganggap Natasha seperti saudara perempuannya.

September 2015, Gande Cafe

“Silakan menikmati, Miss!” 

Ayleen membuka mata begitu mendengar suara nyaring Nick. Pria muda itu tersenyum kepadanya usai meletakkan segelas Americano dingin dan sepotong cheesecake yang terlihat lezat.

“Terima kasih,” Ayleen berujar pelan.

Nick mengangguk dan segera berjalan kembali ke bagian kasir.

Ayleen mulai mengaduk es Americano yang telah dia pesan dan mulai mencicipinya. Tetapi, di saat dia sedang menikmati pahitnya kopi itu, dia mendengar suara pintu cafe terbuka. 

“Selamat datang di Grande Cafe!” Nick menyapa seperti biasa.

Saat itu dia tidak tertarik untuk memperhatikan pengunjung baru itu dan lebih memilih menikmati kopinya.

Sebelum Nick sempat bertanya, seorang pengunjung baru itu sudah berujar, “Americano dingin, regular.”

“Uhuk. Uhuk. Uhuk!” Ayleen tersedak begitu mendengar suara yang dia kenal itu.

Dengan cepat dia menoleh ke arah pengunjung baru itu. Matanya pun terbelalak sempurna.

“Natasha,” Ayleen memanggil dengan nada lirih.

Gadis yang sedang berdiri di depan Nick itu seketika menoleh ke arah Ayleen yang menatapnya dengan tatapan bingung.

Ayleen terpaku dan bahkan tidak mengedipkan mata.

Kenapa dia bisa ada di sini sekarang? Bukankah aku pertama kali bertemu dengannya di sini di bulan Maret 2016? Ini baru bulan September 2015. Kenapa bisa berubah? 

이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   76. Akhir

    Dua hari kemudian, Ayleen Hazel benar-benar pergi menemui Sea Finley yang telah menunggunya di Grande Cafe.Gadis itu tidak akan berani menunda waktu lagi untuk berbicara dengan kekasihnya yang telah bersedia memberinya waktu untuk berpikir dan mempersiapkan diri.Dia sengaja memilih cafe itu karena pada dasarnya semua jawaban yang dia telah coba cari dia temukan di dalam cafe itu, melalui seseorang yang dia temui di cafe itu.Ayleen datang terlebih dulu dan memilih meja paling pinggir yang menghadap ke arah jalanan. Dia sudah memesan kopinya dan hanya tinggal menunggu kedatangan Sea.Sea datang tidak lama kemudian, hanya sekitar sepuluh menit setelah Ayleen duduk di kursi pilihannya itu. Ayleen tersenyum pada pria muda itu yang menatapnya dengan tatapan penuh kerinduan yang dalam.Ah, dia juga merindukan Sea.“Kenapa mengajak bertemu di sini?” Sea bertanya pada gadis yang masih menjadi kekasihnya itu. Ayleen menjawab, “Karena semuanya bermula dari sini. Maksudku … karena pemilik ca

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   75. Tentang Semuanya

    “Sea, mengapa kamu menjadi orang yang tidak rasional seperti ini?” balas Ayleen dengan tatapan tajam ke arah kekasihnya itu.Dia sedang lelah. Melihat kekasihnya yang datang tanpa memberitahunya lalu mempertanyakan apa yang dia lakukan seperti itu membuat Ayleen merasa tidak dipercaya.Sea pun terlihat tertampar oleh fakta. Tatapan matanya yang semula dipenuhi oleh rasa ketidak percayaannya itu kini menghilang seketika.Benar. Dia pun menyadari bahwa dirinya terlalu khawatir pada Ayleen. Kekhawatirannya tersebut membuat dia kehilangan sifatnya yang asli. Pria itu pun menundukkan kepala, tidak berani menatap langsung ke mata sang kekasih.“Maaf, aku … aku hanya cemas,” kata Sea dengan nada pelan.Ayleen sontak terdiam. Gadis itu seketika merasa bahwa dirinya terlalu berlebihan menanggapi Sea. Hatinya bergetar di saat melihat tatapan sedih di mata Sea. Hal itu membuatnya teringat akan Sea dewasa yang tidak pernah dia hibur. Dialah penyebab Sea bersedih di kehidupannya yang sebelumny

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   74. Terima Kasih!

    Ayleen pun menjawab dengan alis mengerut, “Iya? Apa yang ingin kamu minta dariku?”Oh, tolong. Dia sudah sangat kaya. Dia tidak akan meminta bayaran atau apapun untuk naskahnya, kan? Kalau itu soal uang, aku jelas tidak bisa membayarnya. Aku masih miskin sekarang, aku hanya mahasiswa biasa, bukan seorang penulis best seller, Ayleen berkata di dalam hati.Seolah bisa memahami apa yang sedang dipikirkan oleh gadis muda itu, Nick berkata, “Bukan sesuatu yang besar atau berat kok.”Ayleen menatapnya dengan tatapan tidak percaya.Nick pun tersenyum hangat pada gadis itu, “Kamu … harus membaca novel ini ketika kamu sendirian. Maksudku, jangan membacanya di depanku atau bahkan ketika ada orang lain di sekitarmu.”“Bisakah kamu melakukan hal itu, Ayleen?” Nick menambahkan sambil terlihat menatap Ayleen dengan tatapan penuh harap.Hanya itu? tidak berkaitan dengan uang? Apakah benar seperti itu? Tapi … dia memang sudah kaya, dia tidak memerlukan uang orang lain lagi, bukan? Apalagi dariku yang

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   73. Perbedaan Nick

    Nick tersenyum lembut pada gadis itu dan kemudian mengerutkan kening sebelum menjawab pertanyaannya, “Ayleen, aku benar-benar terkejut saat kamu malah bertanya tentang hal ini.”“Memang kamu berharapnya aku bertanya apa, Nick?” balas Ayleen yang masih terlihat tenang walaupun di dalam hatinya dia begitu sangat gelisah. Nick mengangkat bahu, “Tidak apa-apa. Hm, soal pengunduran diri itu. Sebenarnya … sudah sejak 1 bulan yang lalu keluargaku meminta aku untuk melepaskan cafe itu. Tapi, aku masih ingin berada di sana dan menjalani hari-hariku yang lebih nyaman.”Pria itu terlihat menerawang jauh sebelum kemudian melanjutkan, “Ayleen, sebenarnya itu cafe milikku. Aku berada di sana karena memang aku lebih menyukai mengelola bisnis kecil dibandingkan harus berada di perusahaan milik orang tuaku.”Ayleen sungguh tidak menduga bahwa ceritanya seperti itu.Apa yang dikatakan oleh Nick itu seperti sebuah dongeng atau cerita yang ngomongnya tersaji di beberapa novel unggulan. Seorang pemuda k

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   72. Rumah Nick

    Pelayan cafe yang baru itu langsung memberikan tatapan aneh ke arah Ayleen.Ayleen sendiri juga merasa tidak nyaman bertanya tentang alamat rumah Nick. Namun, dia harus segera menemui orang itu sehingga dia mencoba untuk tetap mempertahankan ekspresi normalnya.Tapi, ditatap seperti membuat dirinya menjadi bertanya-tanya apakah aneh jika dia bertanya tentang alamat pelayan cafe itu kepada orang yang baru saja dijumpainya pertama kali? “Kamu … apakah Ayleen?” pria muda itu bertanya kepada Ayleen dengan alis berkerut karena bingung.Ayleen melebarkan mata ketika namanya disebut. Bagaimana bisa dia tahu namaku? Ayleen membatin di dalam hati.“I-iya, saya Ayleen,” jawab Ayleen dengan terbata-bata.Pelayan muda itu pun langsung menganggukkan kepala, “Ah, aku sudah menduganya.”Ayleen menaikkan alis kanannya dan menatap pria itu dengan tatapan bingung sekaligus heran.Dia tahu namaku. Tapi dari mana? pikir Ayleen.“Oh, Nick sudah bercerita kepada aku kalau kamu pasti akan datang ke sini,”

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   71. Berhenti Sejenak

    Ayleen hanya bisa tersenyum lemah begitu dia mendengarkan perkataan teman-temannya itu. Ah, andai saja dia tak pernah terbangun di dalam mimpi di mana dia bisa melihat kehidupannya yang sebelumnya, dia pun juga tidak akan pernah mengerti jalan pikiran Natasha Mylan.Pasalnya begitu dia mendalami semua yang telah dilakukan oleh mantan temannya itu, dia merasa bahwa Natasha adalah sosok yang mengejutkan. Wanita itu tidak hanya menyimpan begitu banyak hal tapi juga melakukan hal-hal yang tak pernah diduganya.Yang dia mengerti adalah Natasha melakukan semua itu karena telah jatuh cinta pada seorang Sea Finley.Sesungguhnya cintanya tidak pernah salah. Hanya saja, sebuah penolakan telah mengubahnya menjadi orang yang sangat jauh berbeda. Natasha yang dia kenal adalah seorang wanita yang bisa memanipulasi siapapun dan menggunakan kemampuannya itu untuk kepentingannya sendiri. Dia tidak pernah memperdulikan dampak dari apa yang dia lakukan. Selain itu, dia pun terlihat begitu kuat dan t

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status