Share

5. Dia Lagi!

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2025-08-06 16:51:17

“Dia itu kapten tim basket kampus kita. Bagaimana bisa dia tidak terkenal?” jelas Felicity.

Ayleen lagi-lagi dibuat tidak bisa berkata-kata mendengar fakta tentang Sea yang belum pernah dia tahu itu.

Oh, mendapati Sea Finley ternyata berkuliah di universitas yang sama dengan dirinya saja sudah merupakan sebuah kejutan besar baginya.

Lalu, sekarang dia mendapatkan sebuah fakta lain. Sea Finley sudah terkenal di zaman itu.

Lantas, mengapa dia bisa tidak tahu?

Aduh, semakin memikirkan semua itu, Ayleen semakin tidak berdaya.

Kemungkinan besar dirinya di masa lalu terlalu berfokus dengan pendidikannya sehingga dia tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

Ah, dia pun merasa sedikit menyesal dia tidak tahu tentang Sea. Andai kata dia tahu dan ingat bahwa pria itu juga merupakan lulusan dari kampus yang sama dengannya, dia tidak akan terlalu canggung bertemu dengannya saat pengumuman difilm-kan salah satu novelnya malam itu.

Dia ingat kejadian malam itu lagi dan mengerutkan kening ketika dia mengingat bahwa Sea sempat menatapnya.

Oh, bukan. Dia perlu mengoreksinya. Dia dan Sea saling menatap.

Hm, apa mungkin dia teringat padaku?

Eh, tapi mana mungkin? Jelas-jelas di kehidupan sebelumnya dia dan Sea tidak pernah saling menyapa.

Rasa-rasanya tidak ada alasan yang bagus Sea mengingat dirinya.

Ayleen pun segera mengenyahkan kemungkinan yang baru saja lewat di otaknya itu.

“Kudengar-dengar dia baru saja mematahkan hati beberapa orang mahasiswi sekaligus,” kata Elizabeth dengan nada rendah.

Felicity berdeham pelan dan berkata dengan nada berbisik, “Tidak ada yang pernah melihat dia bersama dengan seorang gadis. Yah, maksudku … dia sangat tampan tapi tidak peduli pada … wanita. Banyak yang mengira kalau dia itu ….”

Gadis itu mengangkat bahu, tidak jadi melanjutkan seolah-olah tidak mau bergosip.

Sedangkan Ayleen hanya bisa memberikan tatapan syok.

Apa yang sedang dipikirkan oleh teman-temannya ini? Ayleen menggelengkan kepala, menatap tak percaya pada teman-temannya itu.

Jasper yang melihat ekspresi Ayleen yang kekagetan dirinya terukir jelas itu segera berujar, “Maka dari itu … lebih baik hilangkan saja si tampan itu dari otakmu.”

Ayleen mengerjap bingung, menatap temannya tanpa daya. “Apa lagi yang kamu maksud?”

Jasper hanya menyeringai sebagai balasan, sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan Ayleen.

Tetapi, ketika Ayleen menoleh ke arah sahabat baiknya yang lain, gadis muda itu ternyata bersedia membuka mulutnya.

“Maksud Jasper … kamu jelas-jelas tidak memiliki kesempatan sama sekali, Ayleen. Dia … mana bisa menyukaimu? Jadi … lupakan dia. Cari pria lain saja,” kata Elizabeth dengan sambil tersenyum menenangkan.

“Kamu … tidak akan mungkin dilirik olehnya,” sahut Felicity, tampak benar-benar setuju dengan ucapan Jasper dan Elizabeth sepenuhnya.

Oh, Ayleen langsung mengerti dan cepat-cepat berkata agar mereka tidak salah mengerti, “Kalian salah paham. Aku tidak naksir dia.”

“Sama sekali tidak,” Ayleen menambahkan seraya memberikan tanda silang dengan menggunakan kedua tangannya.

Tetapi, anehnya penekanan kalimatnya yang terakhir membuat Elizabeth tersenyum meremehkan, jelas tidak percaya pada Ayleen.

“Kamu yakin?” Jasper bertanya dengan senyuman yang menjengkelkan.

Sungguh Ayleen ingin menendang kaki Jasper. Tapi, nyatanya Ayleen tidak melakukan tindakannya yang akan dianggap kasar. Dia pun hanya bisa membuang napas dengan kasar.

Pada saat itu, dia pun berusaha keras agar tidak menoleh ke arah Sea Finley yang duduk hanya berjarak beberapa meter darinya.

Dia tidak tahu apa yang terjadi dengannya, tapi dia merasa kehadiran pria itu di tahun yang tidak pernah dia duga itu membuatnya merasa begitu penasaran.

Namun, dia memilih untuk menyingkirkan hal itu untuk sesaat. Dia berusaha menjalani hari itu dengan tetap berusaha terlihat normal di depan teman-temannya.

Dia tidak mengingat semua yang terjadi di tahun itu. Bagaimanapun juga, tahun itu adalah sepuluh tahun yang lalu.

Jelas dia tidak mungkin ingat hal-hal yang sangat detail, kecuali beberapa hal penting seperti kedatangan seorang profesor baru di jurusannya.

“Dia sangat tampan, iya kan?” Elizabeth bergumam pelan, terlihat sengaja menggoda teman baiknya.

Felicity tersenyum mengejek, “Di otakmu itu hanya ada perihal pria tampan dan tidak tampan ya?”

Elizabeth mendengus sebal, sementara Ayleen tiba-tiba berkata, “Aku pulang dulu.”

“Mau ke mana?” Jasper yang bertanya dengan alis terangkat.

“Ke suatu tempat,” kata Ayleen yang langsung berdiri, berniat ingin segera angkat kaki dari tempat itu.

Jasper menyipitkan mata, terlihat curiga.

Ayleen memutar bola matanya dan berkata lagi, “Darurat.”

“Darurat? Perlu bantuan?” Jasper bertanya dengan tulus.

Ayleen mengibaskan tangan, menolaknya dengan halus. Dia segera berjalan menjauh sebelum teman-temannya itu bertanya lebih jauh.

Oh, dia harus menenangkan diri. Dia membutuhkan waktu untuk memproses semuanya.

Dia ingat beberapa hal dengan pasti dan mulai berjalan dengan langkah kaki lebar-lebar.

Di tahun itu dia masih belum memiliki sebuah kendaraan apapun dan dia selalu pergi ke manapun menggunakan kendaraan umum.

Maka, dia pun bergegas pergi menuju ke halte bus terdekat yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari gedung fakultasnya.

Seingatnya di tahun tersebut belum ada kode pembayaran seperti di tahun 2025 sehingga dia mempersiapkan uang yang harus dibayarkan.

Begitu naik ke dalam bus itu, dia segera berjalan ke bagian belakang tanpa keraguan. Akan tetapi, lagi-lagi dia menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut.

Wanita berusia tiga puluh tahunan di tubuh gadis dua puluh tahunan itu berhenti berjalan sebelum sampai di kursi yang menjadi tempat favoritnya.

Kakinya membeku secara tiba-tiba. Kedua matanya menatap pria muda yang duduk di kursi itu. Di telinga pemuda yang memakai kemeja hitam dengan kaos yang juga berwarna hitam itu terpasang earphone berwarna putih yang membuatnya terlihat sangat kontras.

Dia lagi.

Sea Finley.

Nama pria muda yang di masa depan menjadi aktor utama dalam novel miliknya itu kembali dia ucapkan di dalam hati.

Kenapa aku bertemu dengannya lagi? Bukankah ini terlalu sering? Ayleen membatin.

Tanpa sadar dia tidak melepaskan arah pandangannya dari sosok pria bertubuh tinggi itu dan sudah menatapnya selama beberapa detik tanpa berkedip.

Pria yang ditatap Ayleen dengan dahi mengerut itu tiba-tiba balas menatapnya dan mengernyitkan dahi.

Dia melepaskan earphone dari telinganya dan bertanya tanpa mengalihkan tatapannya, “Ada apa? Mau ganti tempat duduk?”

Apa maksudnya? Apa dia tahu aku ingin duduk di sana? pikir Ayleen bingung.

Ayleen mengerjapkan mata, seketika tersadar dari lamunannya.

Wajahnya memerah akibat malu. Dengan menggigit bibir bawahnya dia pun balik bertanya, “Ganti tempat duduk? Maksud kamu … aku duduk di kursi itu?”

“Ya,” jawab Sea.

Ayleen hendak menjawab tapi belum sempat dirinya melakukan itu Sea sudah berdiri dari kursi itu.

“Silakan!” kata pria itu terdengar santai, sama sekali tidak terganggu.

Tapi, bukannya segera duduk, Ayleen malah tetap berdiri dan tidak bergerak sedikitpun. Gadis itu terlihat linglung.

Sea berkata, “Duduklah! Busnya akan segera berjalan.”

Ayleen mengerjap sekali lagi dan cepat-cepat duduk di kursi yang semula ditempati oleh pria muda yang kemudian duduk di seberangnya.

Ayleen ingin sekali mengabaikan hal itu, tapi sebuah rasa penasaran menghantui dirinya. Dia pun menoleh ke arah pria yang tidak lagi mendengarkan musik.

Seolah tahu sedang ditatap, Sea memutar matanya dan bertanya, “Ada apa?”

Ayleen sedikit ragu-ragu. Tapi, rasa penasaran menghempaskan keraguan itu dan dia pun membuka mulut untuk bertanya, “Kamu … tahu dari mana kalau aku ingin duduk di sini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   38. Aneh Bagaimana?

    Pertanyaan Ayleen Hazel yang terdengar mirip seperti sebuah desakan itu langsung membuat Sea Finley tertegun. Pria itu tampak terkejut dengan pertanyaan itu seakan-akan dirinya pun juga merasa hal yang sedang dilakukannya itu cukup aneh. Dia pun hanya bisa terdiam, tidak tahu bagaimana harus menjelaskan sikapnya itu.Ayleen melihat ekspresi wajah Sea pun langsung mengerjapkan mata. Gadis itu menepuk jidatnya dan segera berkata, “Oh, maaf. Aku tidak bermaksud bertanya seperti itu. Aku ….”“Maaf, seharusnya aku berpikir terlebih dulu sebelum bertanya,” lanjut Ayleen yang sungguh-sungguh merasa tidak nyaman setelah bertanya dengan seperti terlihat menekan itu. Sea yang mendengar ucapan permintaan yang dikatakan dengan tulus itupun tersenyum. “Hm, bukan masalah besar. Sebenarnya aku pun juga tidak tahu mengapa aku menjadi berani. Yah … anggap saja, Aku tidak ingin kehilangan kesempatan lagi,” jawab Sea.Lagi?Apa maksudnya dengan hal itu?Apakah dia pernah mencoba untuk mendekatiku ta

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   37. Sudah Selama Itu?

    Percuma saja. Benar-benar sungguh percuma. Berapa kali pun dia berusaha keras mencoba untuk memikirkannya, dia tetap tidak bisa menemukan jawaban dari pertanyaannya tersebut. Gadis itu pun duduk lemas tanpa tenaga seakan-akan tenaganya telah terkuras habis. Di saat dia dia sedang melamun sembari tetap tidak mengubah arah pandangnya dari jalanan, Sea ternyata telah menyusulnya untuk duduk di depannya. “Sepertinya hujan akan turun lama. Apa kamu tidak keberatan jika kita berada di sini sedikit agak lama sampai menunggu hujan cukup reda?” Sea bertanya dengan tatapan cemas pada Ayleen. Ayleen menjawab, “Tidak apa-apa. Aku akan meminta izin kepada orang tuaku, tidak masalah.”Sea mendesah lega, “Jangan khawatir. Nanti aku akan mengambil motorku lagi di minimarket untuk mengantarmu pulang.”Ayleen tercekat.Oh, pengalaman naik motor milik Sea masih begitu hangat dalam ingatan Ayleen.Pengalaman itu cukup menegangkan Tapi anehnya dia sangat menikmatinya. Hal itu terjadi mungkin karena

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   36. Perbedaan yang Membingungkan

    “Ya?” Sea menjawabnya sambil mengerutkan kening. Pria muda yang tampan itu menatap lurus-lurus ke arah Ayleen.Ayleen menatap wajah menawan itu dan hanya terdiam tanpa menjawab perkataan Sea.Hanya dalam beberapa detik saja dia telah melihat dua wajah berbeda dari seorang Sea Finley, aktor terkenal yang memiliki kekayaan luar biasa itu.Wajah yang sebelumnya dia lihat adalah wajah seorang pria dewasa dengan pesona yang luar biasa. Sedangkan wajah Sea yang saat ini dilihatnya dari jarak yang begitu dekat itu adalah wajah pria awal 20 tahunan yang masih murni tanpa sentuhan perawatan.Jelas gaya rambut Sea di dua masa itu begitu jauh berbeda. Sea yang dewasa memiliki rambut potongan agak pendek dan tidak berponi. Hal itu membuatnya mempertegas fitur wajahnya dan memberikan kesan dewasa yang begitu memikat. Sementara gaya rambut Sea di usia dua puluh tahunan ini adalah rambut yang sedikit agak panjang dengan bagian depan yang memanjang seperti poni menutupi sebagian dahinya. Selain p

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   35. Aku Belum Mendengarkan Semuanya!

    “Tapi, mengapa?” ucap Ayleen yang semakin pening karena terlalu banyak teka-teki yang belum bisa dipecahkan olehnya. Ayleen pun berjalan mendekat dan berdiri di antara Melody dan Liam yang sedang berbicara.Natasha terlihat menyingkir dan membawa Lunara pergi. Ayleen sesungguhnya masih begitu merindukan Lunara. Tapi, dia memilih untuk tetap berada di sana demi mendengarkan percakapan antara Melody dan Liam.“Mengapa kau tidak menjemputnya? Kalau saja kau menjemput dia waktu itu, dia tidak mungkin akan kecelakaan,” kata Melody.Liam masih terdiam dan Melody yang terlihat diliputi oleh amarah itu melanjutkan, “Mobil itu … Ayleen yang membelinya. Itu semua hasil dari kerja keras Ayleen. Tapi … aku bahkan tidak pernah melihatnya menggunakan mobil itu dan aku bahkan tidak pernah sekalipun melihatmu mengantar ataupun menjemput Ayleen.”“Kau … bagaimana bisa kau membiarkan istrimu yang bekerja keras demi keluargamu harus menggunakan taksi setiap saat?” Melody menambahkan.Liam yang semula

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   34. Fakta Baru

    Sea yang terlihat khawatir hanya bisa dengan lembut menghapus air mata yang jatuh menetes di pipi gadis itu. Dia ingin sekali membangunkan Ayleen, tapi dia juga khawatir bila gadis itu malah terganggu. Maka, selama Ayleen tidak menunjukkan jika gadis itu terganggu di dalam mimpinya, Sea hanya akan diam saja. Sementara itu, Ayleen Hazel rupanya kembali ke mimpi yang sebelumnya. Gadis itu terbangun kembali di rumah miliknya yang dipenuhi oleh orang. Dia melihat ke sekelilingnya dan ternyata mimpinya itu terlihat seperti sebuah lanjutan dari mimpi yang sebelumnya. Dia yang jatuh terduduk itu segera bangkit dan berdiri, lalu memperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Dia mengenali beberapa wajah. Dia hampir tidak menemukan keluarga Liam di sana. Seperti sebelumnya, begitu Elizabeth menampar wajah Natasha tepat di bagian pipi kanannya dan membuat pipi wanita itu memerah dengan cap telapak tangan, Liam terlihat melindungi Natasha.Pria itu berteriak marah pada Elizabeth, “Liz, apa

  • Perjalanan Waktu: Kebangkitan Nona Penulis   33. Jangan Menangis!

    Melihat senyuman merekah di wajah sahabatnya itu, Sea sungguh ingin menghajar wajah tampan miliknya. Sebetulnya ada banyak sekali alasan mengapa orang-orang sampai berpikir bahwa dirinya tidak menyukai seorang wanita dan cenderung lebih dekat dengan sahabat baiknya itu. Gerrard juga luar biasa tampan atau bisa dibilang tidak kalah tampan juga darinya. Banyak sekali gadis yang begitu ingin menjadi kekasihnya.Menurut Sea, bahkan lebih banyak gadis yang mengantri menjadi kekasih Gerrard dibandingkan dengan dirinya. Gerrard juga merupakan seorang bintang lapangan basket. Sama seperti dirinya. Meskipun dia bukanlah seorang kapten, Gerrard tetaplah menjadi salah satu pemain basket favorit para gadis di universitas. Akan tetapi, Gerrard selalu menjauh dari para gadis sebab Sea tahu bahwa hati temannya itu telah menjadi milik seseorang. Bisa dikatakan Gerrad telah menyukai seseorang yang bukan berasal dari kampus itu. Tidak mengherankan jika gosip benar-benar beredar cepat setiap kali

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status