Share

bab 4

Author: Ummi
last update Huling Na-update: 2023-12-27 21:12:03

[Selamat datang di onshop]

Saat ini Rama sedang sendirian di kamarnya, pintu kamar sudah ia kunci. Jaya sedang pergi jaga malam bergantian dengan warga lainnya. Pak Bima di kamar dengan ibu Sri. Ini saat yang tepat untuk Rama membedah onshop.

Menurut informasi yang Rama dapatkan, 1 logam emas setara dengan 2 juta Rupih, 1 logam perak setara 200 ribu Rupih, 1 logam perunggu setara 20 ribu Rupih. Nilai mata uang di zaman ini lebih besar karna lebih murni dibanding zaman modern yang sudah terkena inflasi.

Rama memasukkan 1 logam perunggu ke dalam gambar token di onshop. Seketika terlihat nominal 20 ribu Rupih. Rama tersenyum puas dan membayar 5 Rupih untuk harga brownies tadi pagi. 'Lebih baik tidak berhutang' pikirnya.

Rama memandangi kotak Brownies dan seketika robot mungil kembali muncul.

[Anda bisa membuang sampah ke kotak sampah daur ulang, satu sampah dihargai 1 rupih]

Rama langsung tersenyum puas dan mengklik gambar kotak sampah, memasukkan kotak brownies ke dalam gambar notifikasi. Token bertambah 20,1 Rupih. Sistem ini memahami pemikiran Rama tanpa perlu bertindak.

'Bagaimana aku harus menyimpan benda-benda ini nantinya?' pikir Rama lagi.

[Anda bisa membeli kotak penyimpanan, ada berbagai macam kotak penyimpanan]

Robot mungil kembali menjelaskan, kemudian menampilkan beberapa gambar kotak penyimpanan.

Penyimpanan small mampu menyimpan hingga 10 barang. Harganya 10 ribu Rupih.

Penyimpanan reguler mampu menyimpan hingga 50 barang. Harganya 100 ribu Rupih.

Penyimpanan unlimited mampu menyimpan semua barang, 10 hewan dan 5 manusia.

Astaga....

'Unik sekali' Rama tersenyum puas.

Sementara, Rama harus menghemat uangnya. Jadi dia mengklik penyimpanan small. Token yang tersisa hanya 10,1 Rupih.

Rama kemudian mengklik sabun, shampo, sikat gigi dan pasta gigi. Ia harus mandi, kulitnya sudah terasa gatal karna belum mandi dari pagi.

'Ah, pemilik tubuh terdahulu mungkin sering mandi tapi kualitas sabun saat ini memang sangat rendah.'

Sabun yang dipakai adalah sabun tradisional yang terbuat dari saponin. Getah tanaman tertentu yang jika dicampur air akan mengeluarkan busa sabun.

Rama lantas pergi ke sumur di samping dapur, mengambil air dan bersiap untuk mandi. Air nya terasa segar, udara malam pun jauh dari kata polusi. Ini adalah kehidupan yang tenang di pedesaan.

Tubuh yang tadinya terlihat kusam kini putih bersih, sabun di zaman modern memang memiliki kualitas yang baik. Rama sudah kembali merasa segar, dan memakai pakaian milik Rama yang dulu. Kualitas kainnya sangat kasar. Pemilik tubuh terdahulu memang hidup miskin bahkan ia hanya memiliki 3 pasang baju, itu pun harus bergantian dengan Jaya.

"Kamu wangi sekali nak...dan terlihat lebih bersih," kata Ibu Sri ketika melihat Rama keluar dari kamar.

Rama tersenyum dan memberi sabun kepada ibu Sri. "Ini sabun dan shampo untuk ibu..."kata Rama memberikan sabun batangan kepada ibu Sri.

"Sabun apa ini nak, wangi sekali..." Ibu Sri menatap kagum sabun ditangannya. Menghirup aroma wangi vanila dari sabun tersebut.

"Sabun wangi vanila bu, tolong pergunakan sabun itu dengan cara dipotong sedikit-sedikit jika ibu akan mandi di sungai. Usahakan jangan terlihat warga lain ya bu. Karna sabun ini masih langka," jelas Rama.

"Dari mana kamu mendapatkan barang sebagus ini nak?"

"Rama punya kenalan utusan barat bu, pokoknya ini rahasia. Jadi Rama juga sulit untuk menjelaskan! Yang jelas ibu tidak perlu khawatir, ini tidak melanggar hukum." Jelas Rama lagi.

Ibu mengangguk percaya, selama ini ia tau Rama anaknya tidak pernah melanggar hukum. Meski masih kebingungan darimana anaknya mendapatkan semua barang tersebut. 'Rama baru sembuh dari sakit, ia terlihat hanya sekali keluar rumah? Kapan dan di mana ia mendapatkan barang-barang itu?'

Namun, ibu Sri cepat-cepat menghapus prasangkanya.

"Bagaimana cara memakai shampo ini nak?" tanya ibu Sri lagi menatap shampo di dalam botol bening. Rama sudah mengganti botol shampo dengan botol lebih sederhana. Meskipun begitu botol itu terlihat tidak familiar bagi ibu Sri. Namun mengingat ini adalah barang dari barat sudah jelas kualitasnya memang bagus hanya dilihat dari tempat penyimpanannya.

"Hm...sebentar" Rama mengambil baskom ukuran sedang, memasukkan air dan membawanya kembali masuk kedalam rumah.

"Coba ibu rebahan disini, nanti Rama cuci rambut ibu..."kata Rama.

Ibu Sri menuruti intruksi Rama dan rebahan.

Rama pun mulai membasahi rambut ibu Sri dengan sedikit air. Mulai mengusap rambut dengan shampo dan memijit ringat kepala ibu Sri. Ibu Sri yang dipijit kepala merasa nikmat dan ingin tertidur, tidak lama kemudian Rama mulai membilas rambut ibu Sri. Mengambil handuk dan mengeringkan rambut secara perlahan. Kini rambut ibu Sri lebih lembut, bersih dan wangi.

Pak Bima yang melihat istrinya handukkan di atas kepala pun terpesona mencium aroma wangi dari rambut istrinya.

"Wah bu...wangi sekali?" seru Pak Bima takjub.

Ibu hanya tersenyum malu. Mengeringkan rambutnya yang masih agak basah kemudian menyisirnya. Rambutnya memang lebih wangi, lebih lembut serta kulit kepala terasa ringan dan bersih.

'Sabun ini pasti mahal? ' pikirnya.

"Bapak juga mau seperti ibu?" tawar Rama.

"Haish" Pak Bima melambaikan tangannya. "Bapak ini seorang lelaki, begini saja cukup." .

"Kalo kita bisa menjaga kebersihan badan, kita jadi tidak mudah terserang penyakit pak..."jelas Rama.

Pak Bima merenung dan membenarkan kata-kata Rama, ia mengangguk dan menuruti intruksi Rama untuk rebahan di dipan.

Rama kembali mengambil sebaskom air bersih dari sumur. Kemudian mulai membasahi rambut pak Bima, mengoleskan shampo dan memijat ringan. Kemudian membilasnya.

"Pak, besok kalau mandi minta sabun ke ibu ya..."kata Rama.

Senyum terukir di wajah pak Bima dan ibu Sri.

"Wah, jadi benda ini yang membuat kulit kepala terasa bersih dan ringan. Hmmm... Juga wangi." Pak Bima takjub.

"Iya pak, sementara tolong rahasiakan soal ini dulu ya. Kalau ada yang bertanya soal sabun dan shampo ini bilang saja 'tanyakan pada Rama'," jelas Rama.

Pak Bima dan ibu Sri saling berpandangan. Namun, mereka akhirnya mengangguk, tanda mengerti. Ada yang aneh dengan Rama setelah tersadar, tetapi entah apa itu.

Yang jelas, keduanya senang anaknya tetaplah pengasih seperti dulu dan juga sudah kembali sehat.

'Apa ini semua karena kebaikan Dewa?' batin Pak Bima menahan bahagia.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   Bab 149

    Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 148

    "Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 147

    "Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 146

    "Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 145

    Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 144

    "Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 143

    "Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 142

    'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec

  • Perjalanan Waktu sang Penguasa Desa   bab 141

    "Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status