Home / Romansa / Perjanjian Cinta Sang Pewaris / Pernikahan Mengejutkan Sang Pewaris

Share

Pernikahan Mengejutkan Sang Pewaris

last update Last Updated: 2025-07-20 05:47:27

Restoran bintang lima yang berada di puncak gedung pencakar langit Los Angeles itu menyajikan panorama malam yang menakjubkan. Lampu kota berkelap-kelip, menciptakan latar sempurna untuk malam pertama mereka sebagai pasangan kontrak. Tapi bagi Lyanna, semuanya terasa seperti panggung dan dia hanyalah pemeran pengganti dalam drama hidup Lucian Raveheart.

Dengan gugup, Lyanna menyesap air putih dari gelas kristal di depannya. Gaun hitam elegan yang diberikan oleh penata gaya Lucian membungkus tubuhnya dengan sempurna, membuatnya tampak seperti wanita kelas atas. Namun di dalam hati, ia tetaplah Lyanna si gadis yang selama ini bergelut dengan dua pekerjaan untuk menyambung hidup.

“Berhenti terlihat seperti kau akan melarikan diri,” ucap Lucian tiba-tiba, suaranya tenang namun penuh tekanan.

Lyanna menatap pria di hadapannya begitu dingin, begitu terkendali. Ia tak pernah membayangkan akan duduk semeja dengan pewaris tunggal Raveheart Corporation, apalagi sebagai ‘istri’ yang ia sewa untuk menyelamatkan reputasinya.

“Aku hanya... belum terbiasa,” ujar Lyanna, suaranya sedikit bergetar.

Lucian menyandarkan tubuhnya ke kursi, memutar gelas wine merah di tangannya. “Kau harus terbiasa mulai malam ini. Semua mata akan tertuju pada kita mulai sekarang. Aku tidak membayar mahal untuk akting yang setengah hati.”

Lyanna mengangguk pelan. Ia tahu konsekuensi dari perjanjian ini. Ibunya mendapatkan pengobatan terbaik, dan itu sudah cukup jadi alasan baginya untuk menelan segala rasa canggung, bahkan rasa takut.

Lucian memanggil pelayan, dan tak lama kemudian makanan disajikan. Makanan-makanan yang bahkan namanya pun tak dikenal oleh Lyanna. Ia menatap bingung, membuat Lucian mengangkat alisnya.

“Kau tak tahu cara makan foie gras?”

Lyanna menggeleng kecil. “Maaf.”

Lucian terdiam sesaat, lalu tiba-tiba berdiri, berpindah duduk di sebelahnya. Dengan tenang, ia mengambil alat makan dan menyuapkan potongan kecil ke mulut Lyanna.

“Mulai malam ini, belajarlah. Aku tidak suka istri yang terlihat bodoh di depan umum.”

Ada nada mengejek, tapi juga sedikit perhatian dalam caranya bersikap. Untuk pertama kalinya, Lyanna melihat sisi Lucian yang... tidak sepenuhnya dingin.

Ia mengunyah perlahan, mencoba mengatur napas. Rasanya seperti mimpi, tapi juga mimpi yang bisa berubah jadi jebakan setiap saat.

Dan di antara kilau lampu kota dan alunan musik lembut, dua orang dari dunia yang sangat berbeda, duduk bersama dalam kesepakatan yang bisa mengubah hidup mereka selamanya.

---

Keesokan harinya, dunia media diguncang oleh kabar mengejutkan dari pewaris Raveheart Corp. Foto-foto pernikahan Lucian tersebar cepat meski tanpa pesta mewah ataupun tamu penting, tetap saja kabar itu menjadi berita utama.

"Lucian Raveheart Diam-diam Menikah! Siapa Wanita Misterius Itu?"

"Sang Pewaris Akhirnya Move On! Tapi Kenapa Begitu Tiba-tiba?"

"Pernikahan Rahasia Lucian, Cinta atau Skandal Baru?"

Para jurnalis memburu informasi tentang Lyanna, wanita yang muncul dalam balutan gaun sederhana namun elegan, berdampingan dengan Lucian yang tak pernah tersenyum hangat seperti itu sebelumnya.

Di layar kaca, pembawa acara gosip melontarkan berbagai spekulasi.

"Dia bukan dari kalangan sosialita, bahkan tidak ditemukan latar belakang keluarganya. Siapa sebenarnya wanita ini?”

“Apakah ini bentuk pelarian dari skandal batal nikah sebelumnya? Atau… ada alasan bisnis di balik semua ini?”

---

Sementara itu, dalam ruang rapat Raveheart Corp, beberapa pemegang saham menunjukkan kekhawatiran.

“Lucian harus segera mengklarifikasi ini. Ini bukan hanya soal kehidupan pribadi. Citra perusahaan bisa dipertaruhkan!”

Namun, Lucian tetap tenang. Ia membaca tajuk-tajuk berita dengan senyum tipis.

“Biarkan mereka menebak. Semakin kabur identitas Lyanna, semakin aman posisinya.”

---

Sementara Lyanna… ia hanya bisa memandangi layar ponselnya, melihat namanya mulai diperbincangkan publik. Ia tidak siap. Tapi ia sudah menandatangani kontrak. Ia harus bertahan.

Lyanna menggenggam ponselnya erat. Jarinya bahkan sedikit gemetar saat melihat namanya muncul di kolom berita daring dan trending topic media sosial. Wajahnya terpampang di mana-mana, di samping pria yang selama ini hanya ia lihat di televisi, pria yang kini secara hukum menjadi suaminya.

"Aku bahkan belum terbiasa memanggilnya suami," gumamnya pelan, menatap bayangannya di cermin.

Wajahnya sudah di make over. Rambutnya ditata, kulitnya tampak lebih cerah, dan busana yang ia kenakan bukan lagi miliknya sendiri, semuanya adalah bagian dari ‘transformasi citra’ yang diatur Marvin, asisten pribadi Lucian.

Namun semua itu tak bisa menghapus kegelisahan dalam dirinya.

Pintu kamar diketuk. Marvin masuk tanpa basa-basi. “Lucian wants you to be ready in thirty minutes. Ada pemotretan kecil untuk cover majalah lifestyle. Cuma beberapa shoot, nothing fancy.”

“Majalah?” suara Lyanna meninggi. “Aku… aku pikir kita belum harus muncul di publik. Lucian bilang...”

“Lucian bilang kamu harus bisa menyesuaikan ritme. Sekarang kamu istrinya. Di dunia ini, image is everything.” Marvin menyodorkan sepasang sepatu hak tinggi. “Tenang saja. Kamu akan dilatih. Tapi untuk hari ini, cukup berdiri di sampingnya dan tersenyum.”

Lyanna menatap sepatu itu seperti menatap medan perang. Ia menarik napas dalam, mencoba menahan kecemasan yang mulai melingkupi dadanya.

---

Di ruangan utama, Lucian berdiri dengan setelan hitam klasik. Sorot matanya tajam, ekspresinya tenang. Saat melihat Lyanna masuk dengan langkah gugup, ia melirik sekilas, lalu menghampirinya.

“Jangan biarkan mereka mencium kegugupanmu,” katanya pelan. “Dunia luar seperti serigala, mereka akan mencabikmu kalau kau menunjukkan celah.”

“Aku bukan aktris, Lucian.”

“Aku tahu. Tapi mulai sekarang, kau harus belajar.” Tatapan Lucian menajam. “Aku akan melindungimu. Tapi kau juga harus menjaga diri. Mulai dari caramu berjalan, duduk, hingga tersenyum.”

Lyanna menelan ludah, lalu mengangguk kecil.

Dan saat fotografer menyuruh mereka saling menatap dan berpura-pura penuh cinta, Lyanna melihat Lucian lebih lama dari biasanya—ia tidak tahu apakah pria itu sedang memanfaatkan situasi, atau memang ada perasaan yang mulai terlibat.

Tapi ia tahu satu hal, hidupnya tak akan pernah sama lagi.

Mobil melaju pelan di bawah langit sore yang memerah. Di kursi belakang, Lyanna bersandar diam, matanya menatap ke luar jendela. Tangannya masih dingin, entah karena AC atau karena bayangan kamera yang terus-menerus menyilauinya sepanjang pemotretan.

Lucian duduk di sampingnya, sibuk memeriksa notifikasi di ponselnya.

“Media bereaksi cepat,” gumamnya. “Tagar #MeetMrsRaveheart sudah dilihat tiga juta kali. Netizen mempertanyakan siapa kamu, dari mana kamu berasal. Beberapa akun gosip mulai menyelidiki sekolahmu, keluargamu…”

“Lucian…” Lyanna akhirnya bersuara, suaranya lemah. “Apa ini benar-benar perlu?”

Lucian tak langsung menjawab. Matanya masih tertuju ke layar. “Reputasi Raveheart Group bergantung pada stabilitas pribadiku. Publik ingin cerita, dan kita memberinya cerita. Kamu cuma harus ikut alurnya.”

“Tapi aku bukan bagian dari rencana hidupmu sebelumnya, kan?”

Lucian akhirnya menoleh. Tatapannya datar, tapi tak sekeras biasanya. “Tidak. Kamu bukan rencana. Tapi sekarang kamu bagian dari strategiku.”

---

Apartemen Penthouse – Malam Hari

Pintu otomatis terbuka, memperlihatkan ruang tamu yang sunyi dan mewah. Langit malam terlihat jelas dari jendela besar, kota yang semarak seakan jadi penonton diam dari kisah yang belum selesai ini.

Lyanna melepas sepatunya pelan. “Aku akan tidur di kamar tamu.”

Lucian meliriknya sekilas. “Lakukan apapun yang membuatmu nyaman. Tapi mulai besok, kamu akan dilatih oleh tim public speaking ku. Dan Marvin akan mengatur jadwal wawancara kecil untuk membuat publik mengenal kamu lebih dekat.”

“Untuk membuatku jadi boneka, maksudmu?” bisik Lyanna nyaris tak terdengar.

Lucian menahan napas sejenak, tapi tak menanggapi. Ia melangkah ke dapur, menuang wine untuk dirinya sendiri.

Saat ia kembali, Lyanna sudah menghilang ke dalam kamar tamu. Ia menatap pintu tertutup itu dalam diam, lalu bergumam sendiri, “Semoga kamu kuat, Lyanna. Dunia yang kamu masuki ini tidak pernah mengenal kata belas kasihan.”

_"Bersambung"_

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Cinta Sang Pewaris   Fitting Gaun

    Hari ini adalah jadwal fitting busana untuk pesta anniversary ayah dan ibu Lucian, Alaric Raveheart dan Marie Raveheart, yang akan digelar lusa. Ruangan butik dipenuhi cahaya hangat, dan aroma parfum lembut menyelimuti udara. Lucian berjalan di sisi Lyanna, menatap setiap gerakannya dengan perhatian. Saat Lyanna mencoba membenarkan lipatan gaunnya, Lucian mencondongkan tubuh, mengusap lembut lipatan kain dengan jarinya. “Biarkan aku bantu,” ujarnya, suaranya hangat. “Kamu akan terlihat sempurna nanti.” Lyanna tersenyum, sedikit tersipu. “Lucian… kamu selalu terlalu perhatian.” “Kalau itu membuatmu nyaman, aku akan tetap begitu,” jawabnya sambil menunduk, matanya menatap Lyanna dengan lembut. Di sudut ruangan, terdengar bisik-bisik di antara karyawan butik. “Ternyata Tuan Muda Raveheart sangat romantis ya,” bisik seorang karyawan. “Kau benar… beruntung sekali Nyonya Muda Lyanna,” jawab yang lain, sambil tersenyum kecil. Para pengawal yang berdiri di dekat pintu pun tak

  • Perjanjian Cinta Sang Pewaris   Malam Yang Tak Direncanakan

    Langit Los Angeles diselimuti awan kelabu, seperti mewakili kegelisahan yang memenuhi benak Lyanna. Sepulang dari pertemuan dengan Alaric, ia mengurung diri di kamar. Ia tak bicara apa pun selama makan malam. Bahkan saat Lucian menawarkan duduk di balkon bersamanya, ia hanya menggeleng pelan. Namun malam belum benar-benar berakhir. Pukul dua belas malam, Lucian membuka pintu kamar Lyanna tanpa mengetuk. Wajahnya masih dibayangi emosi yang belum selesai sejak siang tadi. “Kau tidak bisa terus menghindar seperti ini, Lyanna,” ucapnya pelan tapi dalam. Lyanna berdiri di sisi tempat tidur, masih mengenakan piyama satin tipis warna pucat. Rambutnya terurai, mata sembab karena menangis. “Aku lelah... Aku malu, Lucian. Bukan hanya karena tuduhan itu, tapi karena kau harus terus-menerus membelaku.” Lucian melangkah mendekat. “Kau pikir aku membelamu karena terpaksa?” Tatapannya menusuk. Lyanna tak menjawab. Nafasnya naik-turun. “Kalau aku tak peduli, aku tak akan berdiri di

  • Perjanjian Cinta Sang Pewaris   Perang Reputasi

    Setelah nama Lyanna Raveheart merajai headline seluruh media, hidupnya berubah drastis. Ke mana pun ia melangkah, sorotan kamera dan suara teriakan wartawan menjadi makanan sehari-hari. Tak ada lagi kebebasan untuk sekadar berjalan-jalan santai atau duduk di taman tanpa pengawalan. Ia kini bukan hanya wanita biasa, tapi istri dari seorang pewaris Raveheart, nama yang punya bobot besar di dunia sosialita dan bisnis internasional. Pagi itu, Lyanna berdiri di balkon kamar suite-nya yang menghadap langsung ke taman luas kediaman Raveheart. Rambutnya yang tergerai ditiup angin, dan matanya menatap jauh, kosong. “Oh Tuhan... Ternyata hidup seperti ini tak seindah yang aku bayangkan,” gumamnya lirih. “Selalu diburu awak media dan tak bisa bebas ke mana pun sangat menyiksaku…” Langkah kaki terdengar dari balik pintu. Lucian muncul dengan setelan santainya, kemeja putih yang hanya dikancing separuh dan segelas wine merah di tangan. Wajahnya tenang, tapi sorot matanya tajam, mengamati L

  • Perjanjian Cinta Sang Pewaris   Istri Sang Pewaris

    Sorotan kamera, judul utama koran, dan berita daring nyaris serempak menampilkan hal yang sama. Seorang wanita muda berdiri elegan di sisi pewaris tunggal Raveheart Group, Lucian Raveheart.> "Siapa Lyanna Raveheart, wanita misterius yang kini menjadi istri pewaris kerajaan bisnis Amerika?""Lyanna Raveheart: Dari bayangan gelap menuju sorotan panggung dunia elit!""Mantan tunangan Lucian angkat suara: ‘Siapa dia sebenarnya?’"Foto-foto malam gala menampilkan Lyanna dengan gaun warna emerald anggunnya, tersenyum lembut di samping Lucian yang mengenakan setelan jas hitam klasik. Pose mereka seolah menggambarkan pasangan sempurna yang dilahirkan untuk berada di dunia yang sama.Namun tak semua pihak menyambut kehadiran Lyanna dengan hangat.Di salah satu sudut apartemen mewah milik Selena Vallerine, mantan tunangan Lucian yang menghilang tanpa jejak dua bulan lalu, layar TV menyala dengan wajah Lyanna terpampang jelas. Tatapan Selena penuh bara. Bibirnya menyeringai kecut, dan jemarinya

  • Perjanjian Cinta Sang Pewaris   Malam Gala, Tatap Pertama

    Cahaya matahari pagi menyusup lembut melalui celah tirai apartemen mewah itu, membelai pelan wajah Lyanna yang tampak lelah. Ia sudah bangun lebih awal, mungkin karena canggung tidur di tempat asing atau karena pikirannya terlalu penuh untuk bisa beristirahat dengan tenang. Tapi ia mencoba bersikap biasa saja. Rambutnya dikuncir rendah, wajahnya tanpa riasan, dan apron lucu tergantung di pinggangnya saat ia menyiapkan sarapan sederhana di dapur terbuka.Lucian muncul dari koridor dengan kemeja santai abu-abu dan celana panjang gelap. Raut wajahnya datar, tapi matanya sempat melirik Lyanna yang sedang membalik telur dadar di atas pan."Aku tak tahu kau bisa masak," gumamnya sambil duduk di kursi tinggi bar dapur.Lyanna berusaha tersenyum, meskipun jelas matanya masih sembab."Aku tidak jago. Tapi ini sarapan biasa, bukan sesuatu yang sulit."Lucian tidak membalas. Ia hanya mengamati Lyanna, cukup lama hingga membuat gadis itu gugup dan hampir menjatuhkan sendok kayunya."Maaf soal sem

  • Perjanjian Cinta Sang Pewaris   Pernikahan Mengejutkan Sang Pewaris

    Restoran bintang lima yang berada di puncak gedung pencakar langit Los Angeles itu menyajikan panorama malam yang menakjubkan. Lampu kota berkelap-kelip, menciptakan latar sempurna untuk malam pertama mereka sebagai pasangan kontrak. Tapi bagi Lyanna, semuanya terasa seperti panggung dan dia hanyalah pemeran pengganti dalam drama hidup Lucian Raveheart.Dengan gugup, Lyanna menyesap air putih dari gelas kristal di depannya. Gaun hitam elegan yang diberikan oleh penata gaya Lucian membungkus tubuhnya dengan sempurna, membuatnya tampak seperti wanita kelas atas. Namun di dalam hati, ia tetaplah Lyanna si gadis yang selama ini bergelut dengan dua pekerjaan untuk menyambung hidup.“Berhenti terlihat seperti kau akan melarikan diri,” ucap Lucian tiba-tiba, suaranya tenang namun penuh tekanan.Lyanna menatap pria di hadapannya begitu dingin, begitu terkendali. Ia tak pernah membayangkan akan duduk semeja dengan pewaris tunggal Raveheart Corporation, apalagi sebagai ‘istri’ yang ia sewa untu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status