"Aurora, usiamu sudah dua puluh delapan tahun. Kau harus mulai memikirkan tentang pernikahan." Richie, kakek Aurora menatap Aurora dengan serius.
Cucunya sudah berusia dua puluh delapan tahun, tapi tidak pernah memiliki hubungan dengan pria manapun. Aurora terlalu sibuk bekerja.
Bukan tanpa alasan Aurora menjadi gila bekerja seperti itu. Sejak kecil Aurora telah dipersiapkan untuk menjadi penerus, jadi ia telah belajar dengan sangat giat dan tidak tertarik dengan percintaan.
Ditambah ketika orangtuanya tiada saat ia berusia belasan tahun membuat Aurora semakin bekerja keras. Aurora tidak ingin membuat kakeknya yang seharusnya menikmati masa tuanya harus kembali menangani berbagai macam masalah perusahaan.
Selain itu, Aurora juga harus mempertahankan posisi yang memang telah ditetapkan untuknya. Ia memiliki paman dan juga sepupu laki-laki yang terus mengincar posisinya hanya karena ia seorang wanita.
Oleh sebab itu Aurora menunjukan pada dunia bahwa meski ia hanya seorang wanita, ia bisa memimpin perusahaan keluarga Keenes dengan baik.
"Kakek, aku masih dua puluh delapan tahun. Aku bisa menikah di usia tiga puluh lima tahun." Aurora benar-benar belum memikirkan tentang pernikahan.
"Kakek mungkin tidak akan bisa menunggu selama itu, Aurora."
Aurora menatap kakeknya lembut. "Kakek akan berumur panjang."
"Apakah sangat sulit untuk mengikuti keinginan kakek?" Richie hanya ingin melihat cucunya menikah, ia tidak akan bisa pergi dengan tenang jika belum melihat Aurora menikah.
Aurora sudah tidak memiliki orangtua lagi. Pamannya yang seharusnya melindunginya malah terus bersiteru dengan Aurora.
Dengan menikah, Aurora akan memiliki teman berbagi beban. Selain itu, Aurora juga akan memiliki seseorang yang bisa menemaninya sampai tua.
Aurora tidak ingin mengecewakan kakeknya yang sudah sangat menyayanginya. Hanya menikah bukan? Itu bukan sesuatu yang sulit.
"Baiklah, aku akan mencari pria yang cocok denganku terlebih dahulu."
"Tidak perlu mencari, Kakek telah mengatur perjodohan untukmu."
"Perjodohan dengan siapa?"
"Kau pasti sudah mengenalnya," seru Richie. "Savero Dominic."
Savero Dominic? Aurora tidak begitu mengenal baik Savero, sebelumnya mereka tidak pernah bersinggungan karena bisnis mereka memang tidak memiliki hubungan. Hanya saja, ia pernah beberapa kali bertemu dengan Savero di berbagai perjamuan. Meski tidak banyak mengobrol tapi mereka pernah berkenalan dan saling memperlakukan dengan hormat.
Aurora adalah tipe wanita yang tidak peduli dengan pria mana pun kecuali pekerjaan, dan Savero juga sama. Pria itu terlihat seperti tidak tertarik pada wanita. Ketika ada wanita yang mendekat padanya, pria itu langsung menolaknya tanpa ampun.
Aurora pikir Savero adalah pria yang cocok dengannya. Selain itu dengan menikahi Savero ia bisa mengamankan posisinya sebagai pemimpin perusahaan. Paman dan sepupunya tidak akan bisa merebut posisinya.
"Kalau begitu tidak ada masalah."
"Kakek akan mengatur pertemuan untukmu dan Savero."
"Ya, Kakek."
**
Waktu pertemuan antara Aurora dan Savero tiba. Wanita itu kini sedang berada di dalam sebuah ruangan khusus.
Lima menit kemudian Savero tiba. Pria itu segera melangkah mendekati meja.
"Selamat malam, Nona Aurora."
"Malam, Tuan Savero."
Keduanya sudah pernah berkenalan, jadi mereka tidak akan melakukan perkenalan lagi.
"Silahkan duduk, Tuan Savero."
"Ya, terima kasih."
Keduanya memesan makanan dan makan malam terlebih dahulu sebelum mereka bicara.
"Tuan Savero, aku tidak keberatan dengan perjodohan ini." Aurora mengatakannya dengan lugas. Ia sudah terbiasa untuk langsung ke inti dan tidak bertele-tele.
"Kalau begitu kita sepakat." Savero tidak memiliki alasan untuk menolak Aurora, wanita ini sangat cocok untuk menjadi pendampingnya.
Sebelum menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya, Savero jelas mencari tahu lebih dalam mengenai Aurora. Ada konflik internal di dalam keluarga Aurora. Ia harus mengakui bahwa Aurora adalah wanita yang cukup mengesankan. Aurora mampu mempertahankan posisinya dari paman dan sepupunya yang terus mencoba untuk menjatuhkannya.
Selain itu Savero juga memiliki alasan lain menerima Aurora, karena ia muak terhadap anak angkat ibu tirinya yang mencoba untuk di dekatinya.
Savero bisa menikah dengan wanita manapun kecuali anak angkat ibu tirinya dan juga mantan kekasihnya.
Aurora tidak mengira bahwa Savero juga akan menerima perjodohan semudah ini, tapi ini juga bagus. Ia tidak perlu berkenalan dengan banyak pria hanya untuk memberikan cucu menantu bagi kakeknya.
Makan malam itu selesai dengan kesepakatan di antara mereka. Mereka akan bertunangan dalam beberapa waktu ke depan. Mengenai pernikahan, mereka akan membahasnya lebih lanjut nanti.
Ponsel Aurora berdering, itu adalah panggilan dari kakeknya.
"Bagaimana hasilnya?" Richi bertanya dengan penasaran. Ia berharap bahwa cucunya akan cocok dengan Savero.
"Kami akan mengadakan pertunangan dalam beberapa waktu ke depan."
"Itu bagus. Kakek senang mendengarnya."
"Baiklah, aku masih memiliki beberapa pekerjaan lagi. Aku tutup panggilannya." Aurora kemudian memutuskan panggilan setelah mendengar jawaban dari kakeknya.
Setelah dari makan malam itu, Aurora kembali ke perusahaan untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia masih memiliki konferensi video satu jam lagi.
**
Hari-hari berlalu, berita pertunangan antara Aurora dan Savero kini telah tersebar di kalangan atas.
Selama satu minggu Aurora menghabiskan waktunya dengan tinggal di vila Savero yang berada di luar ibu kota. Dan ia bertemu dengan seorang wanita bernama Althea yang merupakan pelayan Savero.
Sejak awal bertemu dengan Althea, Aurora sudah yakin bahwa Althea bukan pelayan biasa. Dan ya, itu benar-benar seperti pemikirannya. Althea memiliki hubungan yang rumit dengan Savero.
Aurora tidak begitu ingin tahu tentang seperti apa tepatnya hubungan Althea dan Savero. Ia tidak keberatan dengan keberadaan Althea di sisi Savero.
Pernikahannya dengan Savero adalah sebuah pernikahan yang saling menguntungkan. Ia tidak akan mencampuri kehidupan pribadi Savero.
Selain itu ia cukup yakin bahwa Savero adalah pria yang cerdas, ia tidak akan membiarkan ada anak yang lahir di luar pernikahan.
Berita mengenai pertunangan Aurora dan Savero tidak hanya tersebar di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.
Seorang pria saat ini tengah melihat ke tablet yang ia pegang. Di layar benda canggih itu terdapat artikel yang memuat tentang berita antara penyatuan dua keluarga besar yaitu keluarga Keenes dan Dominic.
"Aurora, kau tidak menepati janjimu." Pria itu memandangi foto Aurora dengan tatapan dalam.
Dia adalah Ace Mierro, bocah laki-laki yang pernah dilamar oleh Aurora ketika mereka masih sangat kecil.
Ace tidak bisa menyalahkan Aurora karena akhirnya memutuskan untuk menikah dengan pria lain. Apa yang diucapkan oleh Aurora puluhan tahun yang lalu hanyalah ucapan anak kecil. Mungkin Aurora sudah melupakannya.
Selain itu, ini juga salahnya karena pergi tanpa mengatakan apapun pada Aurora. Ia menganggap serius apa yang dikatakan oleh Aurora, tapi saat itu mereka masih sangat kecil, jadi ia pikir jika mereka memang berjodoh maka mereka akan bertemu kembali.
Ketika ia berusia dua puluh lima tahun, ia memutuskan untuk mencari Aurora. Ia telah mencari tahu segala hal tentang Aurora dan ia menemukan bahwa Aurora masih belum menjalin hubungan dengan pria mana pun.
Ia kira Aurora mungkin menunggunya, oleh sebab itu ia memutuskan untuk mendatangi Aurora.
Akan tetapi, ia mengalami kecelakaan beberapa hari sebelum hari keberangkatannya. Kecelakaan fatal itu membuatnya tidak bisa berjalan dan harus duduk di kursi roda selama bertahun-tahun.
Ace tidak pernah menyerah pada hidupnya. Ia menjalani berbagai pengobatan untuk sembuh. Untuk menjadi pendamping Aurora, ia harus menjadi pria yang sempurna.
Tiga tahun kemudian dia akhirnya benar-benar sembuh dan bisa berjalan dengan normal kembali.
Ace harusnya pergi menemui Aurora setelah ia sembuh, tapi lagi-lagi ada penghalang yang membuatnya tidak bisa segera pergi. Terjadi masalah pada cabang perusahaannya, dan butuh waktu tiga bulan untuk menyelesaikan masalah itu.
"Aku ingin mengetahui lebih banyak tentang Savero Dominic." Ace sudah sering melihat naama Savero Dominic di majalah bisnis. Namun, ia ingin tahu lebih banyak lagi.
"Baik, Tuan." Asisten pribadi Ace segera menjalankan tugasnya.
Ace kembali melihat ke foto Aurora, ia berniat untuk menemui Aurora, tapi karena Aurora akan segera bertunangan dalam beberapa hari lagi, Ace pikir lebih baik untuk tidak datang. Aurora mungkin sudah tidak mengingatnya lagi.
Ia patah hati, tapi itu ia juga ikut bahagia untuk Aurora. Calon istri masa depannya sudah akan menjadi istri orang lain sebentar lagi.
Beberapa saat kemudian asisten pribadinya memberikan informasi tentang Savero yang tidak memiliki skandal sama sekali dengan seorang wanita.
Setelah membaca keseluruhan tentang Savero, Ace merasa cukup yakin untuk melepaskan Aurora. Savero adalah pria yang sangat cocok untuk Aurora. Dengan keberadaan Savero, pria itu pasti mampu melindungi dan mendukung Aurora.
tbc
Lima tahun kemudian…“Suamiku, ayo kita punya anak lagi.” Aurora menatap suaminya dengan lembut. Ia telah memikirkan ini dalam beberapa waktu terakhir ini.Meskipun ia mengalami kehamilan yang sulit, tapi itu tidak membuatnya trauma hamil. Ia melihat Alastair sudah tumbuh besar sekarang, ia pikir akan sangat baik jika ia memiliki bayi lagi.Sebelumnya Alastair juga pernah meminta adik padanya. Memiliki saudara juga sangat bagus, jadi anak-anaknya bisa mengandalkan satu sama lain.Ace diam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya. “Sayang, mari jangan mengambil resiko.”“Aku akan baik-baik saja. Mari kita miliki satu lagi.” Aurora masih tetap pada keinginannya.“Aku tidak ingin kehilanganmu, Istriku.”“Suamiku, aku akan menjaga diriku dengan baik. Aku tidak ingin Alastair kesepian sepertiku, tidak memiliki saudara yang bisa mendukungnya.” Aurora menatap Ace memelas.Ace tidak tahu harus bagaimana. Satu-satunya keinginan Aurora yang sulit untuk ia ikuti adalah memiliki anak la
Satu tahun kemudian…Aurora sedang bermain sore dengan putranya yang saat ini sudah berusia satu tahun. Putranya yang menggemaskan telah tumbuh dengan sangat baik dan sehat.“Ibu menangkapmu.” Aurora meraih tubuh kecil putranya lalu kemudian mengangkatnya dan memeluknya, menciumnya dengan gemas.Setelahnya Aurora menurunkan putranya lagi, membiarkan putranya berjalan di atas rumput tanpa alas kaki.Ace baru kembali dari pekerjaannya. Ia langsung pergi ke taman seteah mendengar dari kepala pelayan bahwa saat ini istri dan anaknya sedang berada di sana.Saat Ace sampai, ia melihat Aurora yang sedang mencumbu putra mereka, suara gelak tawa putra kecilnya terdengar begitu manis.Dari jaraknya, Ace bisa melihat betapa bahagia wajah istrinya. Aurora benar-benar menikmati perannya sebagai seorang ibu.Bahkan setelah ia melahirkan, Aurora tidak memikirkan tentang kembali bekerja. Wanita itu tidak tega meninggalkan putra mereka, jadi ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.Satu tahun tel
Ace berlari dengan panik menyusuri koridor rumah sakit. Beberapa waktu lalu Ace menerima kabar dari kepala pelayan di kediaman kakek aurora bahwa Aurora terjatuh dari tangga dan mengalami pendarahan.Dunia Ace seperti runtuh seketika, rasa takut segera menyelimutinya. Tubuh pria itu berkeringat dingin.Setelah berlarian, Ace akhirnya sampai di depan ruang operasi.“Kakek, bagaimana kondisi Aurora?” Ace bertanya pada Richie yang mengantar Aurora ke rumah sakit.Raut wajah Richie tidak terlalu baik, pria tua itu telah terlalu sering dibayang-bayangi oleh kematian Aurora. Setelah tidak ada lagi percobaan pembunuhan, sekarang Aurora mengalami masalah serius pada kehamilannya karena terjatuh.“Saat ini dokter sedang menangani Aurora.”Sekarang dua pria itu menunggu dengan khawatir, lalu kemudian dokter keluar.“Dokter bagaimana kondisi istriku?” tanya Ace pada dokter wanita itu.Dokter wanita itu meyerahkan berkas pada Ace. “Nyonya Aurora harus melahirkan segera, Tuan tolong baca dan tanda
Waktu berlalu, saat ini usia kandungan Aurora sudah melewati trisemester pertama. Mual dan muntah sudah jarang dirasakan oleh Aurora.Namun, selama periode itu, Aurora telah dilarikan ke rumah sakit dua kali karena mengalami pendarahan. Hal ini membuat Ace semakin membatasi gerakan Aurora. Ia benar-benar takut terjadi hal buruk pada Aurora dan anak mereka.Aurora yang merasa bahwa dirinya kuat harus menerima kenyataan bahwa hal-hal tidak terduga terjadi di masa kehamilannya. Ia yang biasanya tangguh menjadi tidak berdaya dan harus terbaring di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemulihan.Baru-baru ini ia merasa jauh lebih baik, ia tidak akan merasa pusing setelah berdiri beberapa saat. Tidak, bukan hanya saat berdiri, tapi ketika duduk juga. Itulah sebabnya selama beberapa minggu ini ia lebih banyak berbaring di atar ranjangnya.Ia merasa sangat bosan, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan tentang hal itu. Ia harus menjaga kandungannya dengan baik. Anak ini adalah anak yang ia dan
Satu hari Aurora dan Ace beristirahat total, besok adalah hari pesta pernikahan mereka yang telah mereka rencanakan selama beberapa waktu lalu.“Baiklah, ayo kita tidur. Besok akan menjadi hari yang panjang.” Ace membelai kepala Aurora dengan lembut.“Ya, Suamiku.” Aurora kemudian memejamkan matanya, ia tidur dengan nyenyak dalam dekapan hangat suaminya.Ace mengecup puncak kepala Aurora, pria itu kemudian juga menutup matanya dan terlelap.Keesokan harinya, Ace dan Aurora bangun beberapa jam lebih cepat dari biasanya. Mereka berdua harus bersiap untuk pesta pernikahan mereka yang akan dilangsungkan dalam beberapa jam lagi.Setelah beberapa jam persiapan, Aurora kini telah mengenakan gaun pengantinnya, wajahnya juga telah dirias.Untuk menghindari Aurora mengalami insiden, Ace sengaja meminta agar sepatu hak tinggi diganti dengan sepatu beralas datar.Savana dan Clarette telah menemani Aurora sejak beberapa waktu lalu. Mereka kini melihat Aurora dengan pandangan berbinar.“Aurora, kau
Pagi harinya Aurora dan Ace pergi ke ruang sarapan bersama. Di sana sudah ada kakek Ace yang sedang menunggu mereka.“Selamat pagi, Kakek.” Aurora mengecup pipi Richie dengan lembut.“Selamat pagi, Kakek.” Ace juga menyapa Richie.“Selamat pagi, ayo sarapan.”“Ya, Kakek.” Aurora dan Ace duduk bersama.Ketiga orang itu mulai menyantap sarapan mereka, tapi kemudian Aurora berhenti karena ia merasa perutnya sangat mual.“Ada apa?” Ace bertanya dengan perhatian pada istrinya.Aurora tidak bisa menjawab, ia segera berdiri dari tempat duduknya lalu kemudian melangkah menuju ke toilet.Ace khawatir pada Aurora, ia segera menyusul Aurora. Ia melihat istrinya sedang muntah. Ace segera berdiri di sebelah Aurora. Ia memegangi rambut istrinya lalu kemudian mengelus pelan punggung istrinya.“Istriku, apakah kau baik-baik saja?” Ace bertanya khawatir.Aurora mengusap bibirnya. Ia berdiri dan menatap Ace. “Aku baik-baik saja.”Keduanya kembali ke ruang makan dan melanjutkan makan mereka. Namun, sete