Share

17. Merindu Sang Pangeran

Dewi Anjani duduk melamun di taman sari. Wajahnya kelihatan berkabut. Nirmala dan Gentong Ketawa datang dan duduk di hadapannya.

"Tuan puteri sepertinya lagi bersedih," kata Nirmala. "Ada apa gerangan?"

"Aku bermimpi lagi semalam, Bibi Nirmala," sahut Dewi Anjani. "Mimpi bertemu dengan Jaka Slebor."

"Lalu apa yang membuat tuan puteri bersedih?" tanya Gentong Ketawa. "Kemarin tetangga saya bersedih, hari ini wajahnya jadi jelek."

"Kok bisa begitu, Gentong?"

"Soalnya kemarin wajahnya sudah jelek."

Dewi Anjani tersenyum, lalu meminta pendapat pelayan berperut buncit itu, "Apa aku sudah cantik, Gentong?"

"Tuan puteri sangat cantik," puji Gentong Ketawa. "Perempuan tercantik di seluruh wilayah kerajaan, bulan saja kalah bersinar."

"Mengapa Jaka Slebor tidak mau melihat wajahku kalau aku perempuan tercantik? Ia pergi meninggalkan aku sampai suaraku parau memanggilnya."

"Jaka Slebor lagi memanggul pacul di pematang sawah?" tanya Gentong Ketawa.

"Aku berjumpa dengan sang pangeran lagi berkuda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status