Home / Pendekar / Perjanjian Leluhur / 243. Karena Takdir

Share

243. Karena Takdir

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-04-29 21:34:16
Matahari memancarkan sinarnya lewat sela dedaunan. Burung berkicau meramaikan pagi, namun tak mengurangi kemistisan hutan itu.

Tiga benda dari angkasa meluncur deras ke bumi, menerabas dedaunan dan jatuh berdebam ke tanah berumput.

Kemudian terdengar erangan kesakitan Iblis Cinta karena bokongnya menghantam akar, "Aduh...! Bokongku rasanya remuk...!"

"Setidaknya masih terdengar suaramu," kata Cakra yang jatuh terlentang di dekatnya, tertindih Melati yang memeluk erat dirinya.

Cakra membangunkan perempuan itu dengan menepuk pipinya.

"Jangan kelamaan pingsannya, kita sudah mendarat di bumi."

Mereka sulit menggunakan ilmu peringan tubuh karena meluncur tanpa terkendali dari awan tersedot gaya gravitasi.

"Bangun...!" Cakra memijit hidung bangir itu dengan lembut.

Melati membuka mata dan tersenyum ceria melihat Cakra dalam keadaan segar bugar.

"Aku senang sekali tuan selamat."

Mereka bangkit duduk, pakaian mereka tampak lusuh sekali, sebagian robek.

"Berada di mana kit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   397. Puri Abadi

    Raden Manggala bersama beberapa pembantu dekatnya mengadakan perjamuan makan malam yang dihadiri dua ratus istrinya. Perempuan-perempuan muda dan cantik itu pergi ke Puri Abadi secara sukarela tanpa sepengetahuan suami atau orang tua sehingga dikabarkan diculik. Kebiasaan jelek warga kampung Luhan adalah menyebarkan berita tanpa menyaring dahulu kebenaran berita itu. Memicu kegaduhan dengan berbagai modus diakui sebagai hak asasi bangsa Luhan. Mereka bangsa yang bodoh. Bangsa yang mencontek sepenuhnya kebebasan dengan mengangkangi norma yang ada. Bangsa Luhan terlihat maju padahal sesungguhnya tengah menuju kehancuran hakikat. "Perjuangan takkan pernah padam laksana api abadi," kata Raden Manggala. "Kita tinggalkan para pecundang yang menginginkan imbalan semata. Aku akan berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik bagi kalian." Semua wanita yang menghadiri perjamuan tidak tahu kalau hidangan mewah di hadapan mereka adalah hasil rampokan. Mereka mengira semua itu hasil usaha p

  • Perjanjian Leluhur   396. Menolak Ampunan

    Cakra banyak memiliki waktu senggang. Ia sudah memantau keadaan di jazirah tirta dan jazirah bentala dengan ilmu Selubung Khayali, situasi cukup kondusif. Kelompok pergerakan di kerajaan Segara bukan ancaman serius secara global, skalanya sangat kecil. Maka itu Cakra tidak keberatan ketika istana mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam untuk janji suci mereka. "Pesta itu untuk rakyat," kata Nawangwulan. "Kita tidak perlu hadir sepanjang waktu." Mereka meninggalkan kemeriahan pesta dan memilih beristirahat di kamar pengantin. "Adakah kearifan lokal di jazirah tirta yang terlewati?" tanya Cakra. "Di jazirah bentala, malam pertama disaksikan oleh ayah dan ibu mertua." "Di jazirah tirta malam pertama dihabiskan putera mahkota di pesanggrahan ibu mertua, sebagai hadiah perkawinan." Sebuah tradisi yang sangat memanjakan Cakra. Ratu Pagedongan sangat menawan dan segar sehingga usia hanya bilangan. Cakra berlagak bodoh. "Maksudmu numpang tidur di ranjang ibu mertua?" "Ranjang bu

  • Perjanjian Leluhur   395. Ratu Pengantin

    Dengan bantuan energi intisari roh, Cakra berhasil memindahkan harta di kediaman adipati ke rumah Adinda yang kini kosong. "Aku butuh kereta barang untuk mengangkut ke istana," kata Cakra. "Warga kampung Luhan pasti curiga kalau aku sewa kereta barang. Apakah aku minta bantuan Nawangwulan saja?" Ratu Kencana muncul di kamar tirakat. Cakra tersenyum senang. "Kebetulan!" seru Cakra. "Kebetulan apa?" sergah Ratu Kencana. "Kebetulan kau ingin digampar?" "Aku butuh kereta barang untuk mengangkut harta karun ke istana. Dapatkah kau menciptakan binatang penarik bertenaga super?" "Tidak ada ilmu yang bisa menciptakan makhluk hidup, tapi kau bisa menciptakan tiruannya." "Betul juga! Lalu kau datang mau apa?" Plak! Plak! "Aku ingin menamparmu!" geram Ratu Kencana. "Aku menjadi gunjingan di semua jazirah gara-gara kau!" Pasti soal bercinta lagi, batin Cakra kecut. Ratu itu sangat jengkel dibilang mentransfer ilmu lewat kemesraan. "Kau mestinya memberi klarifikasi

  • Perjanjian Leluhur   394. Generasi Nasi Bungkus

    Kampung Luhan gempar. Penggerebekan rumah Adinda oleh pasukan elit Kotaraja sangat mengejutkan. Gelombang protes muncul secara sporadis. Mereka menganggap penangkapan lima puluh wanita dan beberapa petugas keamanan sangat beraroma politis. Adipati Butong laksana kebakaran jenggot, padahal tidak berjenggot. Ia bukan meredam massa yang berdemo di depan kantor kadipaten, malah semakin membangkitkan amarah. "Tenang! Tenang! Beri saya kesempatan untuk berbicara!" Warga berusaha diam, kebanyakan orang tua perempuan yang ditangkap. "Saya tidak tahu apa-apa dalam peristiwa itu! Istana tidak berkoordinasi dengan saya! Saya akan melancarkan protes keras pada istana!" "Bukan protes! Bebaskan anak kami! Mereka tidak bersalah!" "Pasukan elit sudah berbuat sewenang-wenang! Mereka membawa anak kami ke Kotaraja untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang tidak mereka lakukan!" "Bebaskan anak kami!" "Bebaskan istri kami!" "Tenang! Tenang! Beri saya waktu untuk menyelesaik

  • Perjanjian Leluhur   393. Tuan Khong

    "Selamat pagi, Tuan Khong!" Seluruh pelayan di dapur mengangguk hormat menyambut kedatangan kepala koki di pintu masuk. "Ada yang sakit pagi ini?" "Tidak ada, Tuan Khong." "Bagus." Khong mendatangi Chan Xian yang tengah menyiapkan minuman hangat. "Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Khong. "Pagi terindah bagiku," jawab Chan Xian. "Kau pasti mendapat gift universe lagi." Pelayanan kamar yang memuaskan akan menerima uang tip besar dari tamu. Chan Xian adalah primadona di penginapan termewah di Butong. Chan Xian terlihat sangat ceria, padahal hatinya menderita. "Aku dapat sepuluh gift universe pagi ini. Entah karena pelayanan yang memuaskan atau karena kecantikan diriku." "Perempuan cantik selalu memuaskan." Khong adalah kepala koki mata keranjang. Beberapa asisten koki sering tidur dengannya. Chan Xian pasti sudah jadi korban kalau bukan puteri mahkota. Semua pegawai menaruh hormat kepadanya. Chan Xian menjadi asisten koki secara sukarela. Ia tinggal di rumah mewah dengan

  • Perjanjian Leluhur   392. Bukan Hanya Milik Puteri Mahkota

    Hari sudah pagi. Cakra bangun dan pergi mandi, kemudian berpakaian. Jie masih tertidur pulas di pembaringan. Cakra menghubungi Nawangwulan lewat Sambung Kalbu. "Sayang...!" pekik puteri mahkota Segara gembira. "Ada apa menghubungi aku?" "Aku ada informasi penting," sahut Cakra. "Lima puluh istri Manggala akan mengadakan pertemuan rahasia di rumah Adinda, kepala front office kastil Mentari, dengan modus party dance." "Sayang ... kau berada di kampung Luhan?" "Ikan paus membawa diriku ke mari." "Ia ratu siluman. Ia sering menolong kesatria yang ingin berkunjung ke negeriku." "Tapi jutek banget." Nawangwulan tertawa lembut. "Ia biasanya minta upah ... barangkali ia sungkan karena kau adalah calon garwaku, ia jadi bete." "Dari mana ia tahu aku calon garwamu?" "Seluruh penghuni samudera sudah tahu kabar itu, dan Ratu Paus bukan sekedar tahu, ia mengenal sosokmu." Upah yang diminta pasti bercinta. Edan. Bagaimana ia bercinta dengan ikan paus? Siluman ikan biasanya hanya berubah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status