LOGINSetelah mengantarkan Jayden, Noel pergi ke kantor.Leya sudah berangkat lebih dulu.Leya sungguh tidak asik. Padahal rencananya adalah pergi bersama. Seperti keluarga cemara di luar sana.Tapi Leya menolaknya mentah-mentah.Noel sudah bilang pada Rakha agar membeli Anggur dengan kualitas paling tinggi. Tidak lupa dibungkus dengan rapi. Setelah itu diantar ke apartemen Leya.Ia juga menyuruh agar ada orang yang membantu memberi satu persatu anggur di masing-masing unit Apartemen yang dihuni.“Untuk apa anda membelikan orang-orang di apartemen ini anggur, Sir?” tanya Rakha.“Mereka semua tetangga Leya. Tadi pagi aku membuat keributan, jadi aku memberikan mereka sedikit kompensasi,” jelas Noel.“Jangan menggunakan kartu kredit perusahaan untuk membayar.Noel mengeluarkan kartunya. “Gunakan ini saja,” ucapnya menyerahkan kartunya pada Rakha.“Kau juga boleh mengambil anggur.”Rakha mengangguk patuh.Noel membuka laptop. Ia berhenti—tadi ia bilang pada Jayden ingin mengajak ke suatu tempat
Kunci pintu sudah lama rusak.Leya tidak memperbaikinya karena terkadang pintu masih bisa tertutup dengan rapat.Juga, tidak ada orang lain di rumah mereka.Tapi, Leya bahkan tidak tahu kalau Noel sudah berada di Apartemennya.Yang ia dengar hanyalah suara Jayden yang sedang bermain dengan orang tua Noel.Ia baru saja selesai make-up dan baru saja akan menggunakan kemejanya.Tapi—satu orang membuka pintu.Menatap tubuhnya yang hanya menggunakan pakaian dalam saja.Noel! Di sana, berdiri dengan sama-sama terkejutnya.Pandangan Noel jatuh pada tubuhnya.Selain berteriak histeris, Leya juga segera menutupi dirinya.Noel segera pergi. Menutup pintu rapat-rapat setelah mendapatkan pemandangan berharga.“AWAS KAU!” teriak Leya dari dalam kamar.Masalah bukan sampai di sana.Noel memang melihat wajahnya.Namun yang lebih parah dari itu adalah tetangganya yang datang ke depan Apartemennya.Mereka yang mendengar teriakannya yang begitu menggelegar takut terjadi sesuatu.Leya bersama Noel membu
Saat masuk ke dalam kamar, Leya mengirim pesan pada Noel.Apakah pria itu tahu?Sepertinya tidak. Maka dari itu ia mengirim pesan pada Noel dan memberitahukan bahwa orang tua pria itu datang ke Apartemennya.Dalam sekejap, Noel sudah sampai.Ia menyematkan nomor Leya.Ia membuat nomor Leya menjadi satu-satunya nomor prioritas.Bahkan ada nada dering khusus saat nomor Leya mengirim pesan ataupun meneleponnya.Ya walaupun nada khususnya adalah suara katak.Tapi Noel begitu hapal. Jadi kalau sampai ia mendengar suara katak, itu berarti ada pesan atau telepon dari Leya.Benar saja, setelah mendapatkan pesan itu, Noel segera bergegas pergi ke Apartemen Leya.Dengan keadaan setengah sadar.Dengan kaos dan celana pendek, bukan celana pendek lagi. Tapi kolor bermotif macan.Setelah mendengar suara tawa anaknya, Noel menggaruk tengkuknya pelan.Ia masuk. Mengabaikan tatapan tajam dari ibunya yang bersiap akan mengomel.“Waah.” Noel mendekati Jayden. “Kamu senang menertawakan daddy?!”Menggelit
Pagi hari sekali.Yerin dan Arsen bersiap akan pergi menjenguk cucu mereka.Yerin menatap dirinya di depan cermin.Ternyata dirinya sudah tua. Uban di rambutnya sudah mulai terlihat. Memang sengaja tidak mewarnai rambutnya.“Lets go!” dengan senang hati.Dengan riang dan gembira, mereka pergi rumah cucu mereka.Mereka juga sudah menyiapkan hadiah untuk Jayden.Ya, Jayden nama cucu mereka. Nama yang tampan, setampan cucu mereka.Sesampainya di depan pintu Apartemen Yerin menjadi sedikit gugup.“Kamu saja yang mencet,” ucapnya pada Arsen.Arsen memeluk pinggang istrinya dari samping. “Dia pasti tampan sepertiku.”Yerin berdecih pelan. “Ya jelas dia laki-laki. Dia memang tampan. Meski hanya melihatnya sekilas saja.”Ting!Ting!Tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka.Yerin dan Arsen menunggu sampai akhirnya Leya membuka pintu dan…Leya melotot sangat terkejut melihat orang tua Noel berada di depannya.Leya menunduk. Menutupi wajahnya yang berantakan.“Halo Leya!” Yerin menyipitkan mata.
“Apa yang terjadi?” tanya Elio mengambil air dari dalam kulkas.Leya duduk—menghela napas lelah. “Ya seperti itulah. Noel memabawaku untuk berbicara. Tapi kita malah tertangkap dan dikira sedang berbuat yang tidak-tidak.”Elio menatap pintu kamar Jayden yang tertutup.Elio menyodorkan air untuk Leya.Leya mengambilnya. Meminumnya. Kenapa rasanya begitu segar.Bahkan hanya sekedar air putih yang berhasil membahasi kerongkongannya.Mungkin karena peristiwa yang menjengkelkan dan menyita seluruh energinya. Membuat air putih terasa nikmat.“Tadi…” Elio mengambil duduk di samping Leya. “Jayden tahu Lucian ayahnya?”Leya mengangguk. “Ya, dia sempat ke sini dan memperkenalkan diri. Aku tahu Jayden antusias akhirnya bisa bertemu dengan ayahnya. Tapi, aku masih belum bisa…”Leya mengusap wajahnya kasar. “Aku belum bisa membiarkannya dekat dengan Noel. Entah kenapa, rasanya aku tidak rela.”Leya menyandarkan punggungnya pada kursi.Pikirannya kian rumit.Tadi, ia bertemu dengan keluarga Noel.T
Di dalam mobil.Noel diapit oleh kedua orang tuanya.Dituntut untuk menjelaskan semua yang terjadi.Noel duduk tegap. Kemudian menatap lurus dan mulai menjelaskan kepada orang tuanya.“Aku sendiri baru tahu kalau aku memiliki putra yang berusia 9 tahun. Ternyata Leya mengandung putraku 10 tahun yang lalu. Saat itu aku tidak tahu, tidak sadar bahwa kita sudah melakukan ‘itu’.”“Karena Leya dijebak dan aku yang saat itu mabuk.”Yerin bersindekap. Menyandarkan kepalanya di kursi dan mendengarkan seksama penjelasan Noel.“Lalu, Leya hamil. Saat itu aku sudah pergi ke Singapore untuk berkuliah. Leya merahasiakannya dari siapapun, dia tidak berani bilang pada siapapun. Tidak berani memberitahuku ataupun memberitahu kalian karena…”“Karena?” tanya Arsen.Noel menoleh pada ayahnya. “Karena dia takut kalian akan mengusirnya. Leya menganggap keluarga kita adalah orang kaya yang akan menyingkirkan apapun yang menganggu.”“Leya berpikir jika kalian tahu, kalian mungkin akan menyuruhnya untuk meng







