Share

Chapter 108

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 09:23:04

“Kau bilang apa?” tanya Arsen.

“Terima kasih.” Bastian melirik Arsen sekilas.

“Kau bilang apa?” tanya Arsen lagi. menatap Bastian dengan emosi. “Kalau berbicara itu yang benar.”

“Aku bilang terima kasih!” ucap Bastian kali ini lebi keras dari tadi. “Kau sudah menyelematkanku dan aku berterima kasih.”

Arsen berdehem sebentar. “hm.” Mengangguk. menjaga ekspresinya masih datar.

“Lagipula aku tidak akan membiarkan bajingan itu melukaimu,” lanjut Arsen.

“Kenapa? hanya kau yang boleh melukaiku?” tanya Bastian.

Mengernyit dengan kesal. wajahnya tidak bisa berbohong kalau ia sedang tersinggung dengan ucapan kakaknya itu.

“Kau benar-benar—” Arsen menunjuk Bastian. “Aku hanya tidak suka orang disekitarku dilukai orang lain.”

Bastian terdiam sebentar. “Terserah. Aku sudah berterima kasih padamu.”

Arsen kembali bersandar dan menutup matanya.

“Jadilah anak yang baik. nikmati hidupmu sesekali tidak masalah. Atau pergilah berkencan dengan perempuan yang kau sukai. Asal tidak mengha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 114

    “Setelah semuanya…” ucap Aurel. Berada di taman rumah sakit. Aurel duduk di samping Bastian. Bangku mereka menghadap sebuah lapangan golf yang luas nan hijau. “Aku sangat berterima kasih padamu. Kau banyak membantuku. Setelah ini, aku akan ke luar negeri. Aku akan melanjutkan hidupku di sana.” Bastian menoleh. “Kau akan ke luar negeri? Di mana? dengan siapa?” tanyanya. Aurel tertawa. Laki-laki ini begitu perhatian sampai membuatnya merasa salah paham. sampai membuatnya jatuh cinta. “Aku sendiri. Aku akan ke Jerman. Bu Yerin dan Kak Arsen membantuku agar aku bisa ke sana dan langsung bekerja.” Aurel tersenyum. “Aku akan memulai hidup baru di sana.” “Maaf. Selama ini aku banyak merepotkanmu.” Aurel menoleh. Bastian mengangguk. “Aku tidak merasa direpotkan. Aku senang membantumu.” Aurel tersenyum. “Sikapmu seperti ini yang bisa membuat banyak perempuan salah paham. Sikapmu juga bisa membuat banyak perempuan jatuh cinta.” Aurel menyipitkan mata. “Jangan sembarangan melakukann

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 113

    Ernando berdecak. “Aku akan menebak sebentar. Karena aku ingin tahu. Kemungkinan besar, perempuan yang menyukaimu adalah Aurel. Kau tidak tega menolaknya karena kau kasihan.” Bastian mengerjap. “Ba-bagaimana kau—” Bastian terdiam. “Terlalu ketara.” Ernando mengangguk. “Hei!” Ernando mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Bastian. “Kalau kau tidak suka, kau harus menolaknya lebih awal. Jangan berpura-pura menyukainya juga. Atau kau membiarkannya begitu saja. Menolaknya dari awal akan lebih baik daripada berpura-pura.” “Aku memang sering dekat dengan perempuan, tapi aku tidak pernah mempermainkan mereka. kalau aku tidak suka, aku tidak akan merespon. Kalau aku suka, aku pasti langsung mengejarnya.” “Jadi—katakan padanya kau tidak memiliki perasaan padanya.” Bastian mengusap tengkuknya pelan. “Bukankah itu terlalu kejam?” Mendadak tidak tega. Bastian yang melihat Aurel seperti cerminan dirinya tidak tega menolak. Aurel mengatakan perasaan padanya sebelum Bastian

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 112

    “Kenapa?” tanya Yerin begitu polos. “Kebencian mereka terlalu dalam.” Arsen menoleh. “Kau bisa mengubahku tapi tidak akan bisa mengubah mereka.” Yerin mengangguk pelan. “Baiklah…” lirihnya pelan. Takut dengan Arsen yang seperti ini. Terlihat sangat serius. Arsen menarik Yerin masuk ke dalam ruangan mereka. Mencium bibir Yerin tanpa aba-aba. “Sekarang?” “Hm.” Arsen mengangguk. Di sisi lain…. Di sebuah ruangan yang dihuni oleh dua orang. Ernando bersandar dengan nyaman. Orang tuanya sudah pergi. “Ke mana orang tuamu?” tanya Bastian. “Pergi. mereka kembali ke singapore,” balas Ernando. Menoleh ke samping. “Kau bertengkar dengan kakakmu?” “Kau sengaja pergi saat mendengar perdebatan kami?” tanya Bastian. “Tidak sepenuhnya.” Ernando mengedikkan bahu. “Mereka juga akan segera pergi. Jadi aku mengajak mereka keluar sekalian.” Bastian terdiam sebentar. “Aku berdebat sedikit dan berbaikan.” “Benarkah?” tanya Ernando seakan tidak percaya. “Wajahmu bengkak sepe

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 111

    Matelda, nenek Arsen berlari dengan heboh. Segera memeluk cucunya yang paling ia sayang. “Bagaimana kabar kamu? kamu masih sakit?” tanyanya. Arsen tersenyum. melepaskan tangan neneknya perlahan. “Aku baik-baik saja, nek.” Arsen tersenyum. Yerin tersenyum. Pertama kali bertemu setelah sekian lama. Ia hanya bertemu dengan keluarga Arsen saat pernikahan mereka. Setelah itu, ia tidak pernah sekalipun bertemu ataupun komunikasi. Matelda menatap Yerin. “Kamu ini bagaimana? kamu membiarkan Arsen dalam bahaya? Aku dengar, kasus ini terkait dengan sekolah tempat kamu bekerja dan sekolah Bastian.”Arsen menarik Yerin ke belakang. Namun Yerin tidak mau dan tidak bergeser sedikitpun. Sehingga, Arsen menoleh—menatapnya tajam agar tidak membatahnya. Tap Yerin memanglah Yerin yang keras kepala. “Maaf, maafkan saya. Kedepannya, saya tidak akan membiarkan Arsen ke dalam bahaya lagi.” Yerin tersenyum. Matelda mengernyit. “Sebentar lagi ulang tahun perusahaan. jangan sampai cucuku sakit. It

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 110

    Kembali ke ruangan mereka setelah memastikan Bastian istirahat. Kalau tidak dimarahi, Bastian akan lebih memilih bermain game daripada beristirahat. Yerin tidak bisa berhenti tersenyum. Memeluk lengan Arsen. Dengan sesekali mendusel ke lengan besar pria itu. Tidak bisa berhenti mendongak dan menatap wajah suaminya dari samping. Tentu saja dengan senyum yang selalu terpancar. “Kau sesenang itu hah?” tanya Arsen berdecak pelan. Yerin langsugn mengangguk. “Sangat-sangat… sangat senang!” Arsen berhenti. “Jangan bilang kau tadi menguping kita?” Yerin terkekeh pelan. tidak menampik tudingan itu. Ia langsung mengangguk. “Aku sudah lama selesai dari kamar mandi. Tapi aku tidak langsugn masuk karena mendengar pembicaraan kalian.” Arsen menyipitkan mata. Seperti marah… Yerin tersenyum lagi. “Aku tidak bisa mengganggu pembicaraan penting kalian. jadi, aku menunggu kalian sampai selesai saja.” “Ternyata kalian berbaikan. Senangnya….” Yerin memeluk lengan Arsen dengan gema

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 109

    “Pergi dari sini!” usir Bastian. “Kalian selalu menganggapku kesialan kan? pergi dari sini sekarang juga!” “Kata siapa? aku tidak pernah percaya mitos seperti itu!” Jawab Arsen dengan nada yang tidak kalah tinggi juga. “Aku menjauhimu karena aku tidak ingin mengingat kecelakaan itu. Bukan karena mengaggapmu pembawa sial. mereka mungkin menganggapmu seperti itu tapi aku tidak pernah!” Selama ini Bastian selalu bertanya-tanya. Apa salahnya? Apa salahnya sampai dibenci seluruh keluarganya sendiri. Bahkan kakaknya saja tidak pernah memperdulikannya. Bahkan saat dirinya dicaci maki oleh keluarga besar mereka, kakaknya tetap diam. Seharusnya Bastian bisa lebih marah dan membantah semua ucapan kakaknya yang tidak masuk akal itu. Alasan kakaknya tidak bisa ia terima sama sekali. Tapi yang dilakukannya malah sebaliknya. Menutup wajahnya dengan lengannya sembari menangis. “Ja-jangan menangis…” Arsen panik melihat Bastian yang sudah terisak menangis. Ia menoleh ke belakang. S

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status