Share

Bab 5

Penulis: Julie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-13 11:18:23

"Silahkan Nyonya."

Aruna masih melihat sekitarnya, dia tidak tahu kenapa mobil mereka berhenti disana. Aruna yakin disana bukan sebuah pemukiman tempat tinggal atau gedung apartemen.

"Apa kita sudah sampai?"

"Belum Nyonya. Tuan meminta kita mampir ke sini sebentar untuk membeli sesuatu yang bisa Nyonya kenakan."

Aruna melirik ke luar dan melihat nama brand ternama yang terpampang jelas di depan toko. "Untukku? Kenapa dia tidak mengatakan apapun?"

Aruna terus mengomel sambil turun dari mobil. Calvin sendiri sudah turun lebih awal tanpa mengatakan apapun kepada Aruna.

Aruna masuk ke dalam sebuah butik ternama dan dia melihat deretan pakaian yang di gantung di samping Calvin. Aruna melihat Calvin sudah duduk disofa dengan ponsel ditangannya. Aruna mendekat dan duduk disamping Calvin sambil berbicara pelan agar tidak didengar oleh orang-orang yang ada disana.

"Untuk apa kita kesini? Bukankah baju yang aku bawa sudah cukup banyak?"

"Coba saja! Coba semuanya dan tunjukkan kepadaku." Calvin mengatakannya sambil memperhatikan ponsel dan tidak menatap Aruna.

"Calvin! Aku....."

Tatapan Calvin langsung menusuk mata Aruna yang tidak dapat melanjutkan perkataannya. "Lakukan saja semua yang aku minta."

"Ayo Nyonya! Saya akan membantu anda mencoba pakaian ini." Ucap pelayan yang menawari untuk membantu Aruna.

Aruna tidak punya pilihan, dia bangkit dan pandangannya masih ke arah Calvin yang masih sibuk dengan ponselnya.

Satu persatu baju itu di coba dan ditunjukkan kepada Calvin. Tapi tidak ada satupun yang disukai Calvin ketika Aruna memakainya. Respon Calvin hanya menggelengkan kepala atau menyuruhnya menukar kembali.

Aruna mulai kelelahan dan sudah tidak bersemangat untuk melanjutkannya. "Calvin! Apa kamu ingin mengerjaiku? Aku sudah sangat lelah mencoba semua pakaian yang ada disini tapi kamu tetap tidak menyukainya."

"Nyonya! Ini baju selanjutnya."

"Tidak! Aku tidak mau mencobanya. Aku sangat lelah."

Calvin meletakkan ponselnya dan berdiri mendekati Aruna. Calvin berjalan kehadapan Aruna lalu memutar tubuh wanita itu.

"Ini tidak cocok! Tubuh bagian belakangmu terlihat jelas dan aku tidak suka jika barang milikku dilihat oleh semua orang. Ganti lagi!"

Calvin mendorong Aruna pelan ke arah kamar ganti. "Semua pakaian ini terbuka Calvin. Coba kamu perhatikan kembali dari awal." Protes Aruna.

"Jika aku tidak suka maka tidak ada penawaran lain, Aruna."

"AKU...." Aruna berniat berteriak kepada Calvin tapi dia tiba-tiba ingat dengan ancaman dan amarah Calvin sebelumnya.

"Baiklah! Aku akan mencobanya. Jika ini juga tidak kamu sukai, maka aku tidak akan mau mencoba yang lainnya. Aku tidak peduli." Aruna cemberut sambil mengambil paksa baju yang di pegang oleh pelayan butik.

Aruna berjalan menuju kamar ganti tapi siapa sangka diam-diam Calvin tersenyum tipis melihat ekspresi Aruna.Wajah Aruna begitu menggemaskan bagi Calvin.

"Ternyata dia lebih cerewet dari sebelumnya." Ucap Calvin pelan tapi didengar oleh asistennya.

Calvin kembali sibuk dengan pekerjaannya dan juga ponsel yang digenggam sehingga dia tidak tahu jika Aruna sudah keluar dari kamar ganti dan berdiri didepan Calvin.

"Bagaiman dengan ini? Apakah kamu menyukainya?"

Calvin mengangkat kepala dan melihat mulai dari sepatu hingga perlahan pandangannya naik ke atas. Calvin menatap Aruna yang tampak berbeda dan juga terlihat cantik serta menggemaskan bagi Calvin. Calvin sampai tidak berkedip melihatnya bahkan dia sama sekali tidak mendengar saat Aruna bertanya soal pakaian yang digunakannya.

"Tuan! Nyonya sedang bertanya kepada anda." Senggol asisten Calvin untuk menyadarkan Bosnya.

"Bagaimana dengan ini? Apakah kamu menyukainya?"

Calvin berusaha tetap santai dan dingin saat Aruna bertanya. Dia tidak mau Aruna melihat ekspresinya ketika melihat Aruna saat ini. Calvin langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Aruna untuk masuk ke dalam mobil tanpa mengatakan apapun.

Aruna melongo karena ditinggal begitu saja, ingin berteriak memanggil Calvin tapi tidak bisa dilakukannya. Aruna hanya mampu menghentakkan kaki ke lantai dan mengepalkan kedua tangannya.

"Aaahhhh! Dasar manusia aneh."

Asisten Calvin dan Vivi mendekati Aruna dan berkata, "Nyonya, semuanya sudah dibayar Tuan. Sekarang kita sudah bisa pergi dan Tuan menunggu anda didalam mobil."

"Dibayar? Yang mana?"

"Semua baju yang anda coba sudah dibayar Tuan dan akan dikirimkan ke rumah. Tapi untuk baju yang anda pakai saat ini tidak perlu diganti karena anda dan Tuan akan segera menghadiri sebuah acara."

"Ihhh! Lama-lama kesabaranku habis juga dengan dia." Aruna mengatakannya dengan kesal.

Asisten Calvin dan Vivi hanya bisa diam dan menahan senyum. Mereka berdua tahu jika Calvin sedang mengerjai Aruna.

Aruna masuk ke dalam mobil dan menghempaskan pintu mobil dengan kuat karena kesal. "Jika pintunya rusak kamu harus menggantinya." Ucap Calvin dengan santai.

Aruna diam dengan wajah cemberut. Dia sama sekali tidak mau melirik atau mengacuhkan Calvin. Didalam perjalanan mereka kembali diam, beberapa kali Calvin melirik ke arah Aruna untuk memastikan amarah wanita itu sudah reda.

"Pakailah ini! Kita akan menghadiri sebuah pesta besar." Calvin memberikan sebuah kalung yang bisa digunakan Aruna.

Aruna tetap diam dan tidak merespon apapun. Calvin langsung memakaikan kalung itu ke leher Aruna tanpa mendapatkan respon dari istrinya.

"Saat dipesta, tetaplah disisiku. Tutup telingamu dan jangan terlalu mendengar apa yang mereka bicarakan. Aku hanya ingin kamu mempercayai semua ucapanku. Bersikaplah seperti layaknya seorang istri."

Ucapan Calvin menarik perhatian Aruna yang marah. Aruna sedikit memiringkan badannya dan menatap Calvin.

"Memangnya kita akan pergi kemana? Kenapa kamu berkata seperti itu?"

Calvin menatap Aruna dan perlahan mengambil tangan wanita itu untuk digenggamnya. "Kita akan menemui keluarga besarku. Disana akan banyak tamu dan keluarga yang datang. Jadi tetaplah disisiku agar mereka tidak meracuni otakmu yang dangkal itu."

Plak!

Aruna memukul lengan Calvin karena dikatakan memiliki otak yang dangkal.

"Ayo kita turun."

Aruna kaget ketika Calvin memintanya turun, dan itu artinya mereka sudah sampai ditujuan. Calvin turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk istrinya. Calvin memberikan tangannya untuk digenggam oleh Aruna.

"Ayo!"

Aruna menerima uluran tangan Calvin dan menggenggamnya. Mereka berjalan bergandengan saat tiba di sebuah rumah dengan halaman yang besar.

"Apakah ini rumahmu?"

"Iya. Ini rumah keluarga Darwish, rumahku."

Aruna takjub melihat rumah layaknya sebuah istana megah dengan halaman yang luas dan bangunan yang tinggi dan besar. Aruna tidak akan menyangka jika kejadian buruk yang menimpanya membuat dirinya bisa menikah secara tiba-tiba dengan seorang pria kaya raya.

Pandangan beberapa tamu mengarah kepada mereka. Mereka berbisik dan menatap ke arah Aruna. Calvin tahu jika situasi saat ini akan membuat Aruna tidak nyaman. Dia memegang tangan Aruna yang bergelayut di lengannya.

"Masih ingat dengan pesanku?"

"Ya! Aku akan mengingatnya."

Mereka terus melangkah hingga mereka masuk ke tengah rumah dimana pesta itu sedang berlangsung.

"Maaf! Aku dan istriku datang terlambat."

Semua mata yang ada disana langsung mengarah ke sumber suara dan mereka terkejut saat Calvin menyebut wanita yang berdiri disampingnya adalah istri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 8

    "Memangnya kenapa? Aku hanya punya pakaian ini didalam lemariku."Aruna melihat isi lemari Calvin yang hanya dipenuhi oleh kemeja kerja dan juga jas tergantung rapi. Aruna sampai bingung, apakah dia akan menggunakan kemeja Calvin untuk tidur."Bagaimana dengan pintu ini? Apakah isinya juga pakaian kerjamu?""Buka saja. Aku tidak ingat apakah masih ada pakaian yang tertinggal disini."Aruna membuka pintu yang lain dan melihat deretan pakaian yang tersusun rapi. Aruna sampai menyerah dan pasrah untuk memakai kemeja Calvin untuk tidur tapi dia melihat warna yang berbeda dideretan pakaian putih yang terlipat rapi."Bagaimana dengan ini? Sepertinya ini bisa aku gunakan.""Terserah padamu saja."Aruna mengambil sebuah baju kaos dengan ukuran yang cukup besar jika digunakannya. Aruna langsung masuk ke dalam kamar mandi dan melepas semua pakaiannya.Aruna mencoba mencari peralatan mandi yang bisa digunakannya. Disana hanya ada peralatan mandi milik Calvin. Aruna menyentuh dan mencium aroma da

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 7

    "Jaga sikapmu, Calvin Adelio Darwish. Jangan sampai aku bertindak lewat batas melihat sikapmu ini.""Aku sudah menjaga sikapku, Tuan Alex Darwish. Bukankah aku sudah mengatakan jika aku tidak setuju dengan semua rencanamu itu? Jadi jangan salahkan aku jika keadaannya akan seperti ini.""CALVINNN!"Keduanya saling bersitegang dengan mata yang saling menatap untuk menantang. Keadaan seperti ini bukan baru pertama kali melainkan sudah sering terjadi."Sudah! Berhentilah saling beragurmen seperti itu. Apakah kalian tidak mau bertengkar dihadapan orang banyak? Didepan menantu kita? Kalian Ayah dan Anak yang seharusnya saling mencintai dan bukan saling bertengkar didepan anggota keluarga yang baru." Nyonya Sabrina berdiri diantara suami dan putranya."Hentikan ini, Calvin. Disini ada Aruna, ajak dia berkeliling rumah kita dan tunjukkan dimana kamarmu." Nyonya Sabrina menarik lengan Calvin untuk mundur.Nyonya Sabrina juga memberi kode kepada Aruna untuk membawa Calvin menjauh dari sana. Aru

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 6

    "Perkenalkan! Dia istriku. Dia Nyonya Calvin Adelio Darwish."Semua yang ada di pesta memandang ke arah Calvin dan Aruna. Aruna yang merasa di lihat oleh puluhan mata menjadi tidak nyaman. Dia semakin mengeratkan genggaman tangannya di lengan Calvin. Calvin tahu jika Aruna merasa tidak nyaman.Semua orang mulai berbisik-bisik membicarakan Calvin dan pertunangannya dengan Stevani serta wanita yang diakui oleh Calvin sebagai istrinya.Wajah Tuan Alex, Ayah Calvin memerah menahan amarah dan juga malu dengan pengakuan putranya. Stevani yang berdiri dengan cantik di samping orang tuanya juga kaget sekaligus emosi mendengar pengakuan Calvin yang secara tiba-tiba."Calvin! Jangan bercanda! Hari ini kita bertunangan dan kamu membawa seorang wanita lain dan mengakuinya istrimu. Berhentilah membuat kejutan, sayang." Stevani berusaha membuat suasana tida tegang dan menyangkal kalau Calvin sedang mengerjainya."Ini tidak bercanda Stevani. Wanita ini adalah istriku. Aku dan dia sudah menikah dan k

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 5

    "Silahkan Nyonya."Aruna masih melihat sekitarnya, dia tidak tahu kenapa mobil mereka berhenti disana. Aruna yakin disana bukan sebuah pemukiman tempat tinggal atau gedung apartemen."Apa kita sudah sampai?""Belum Nyonya. Tuan meminta kita mampir ke sini sebentar untuk membeli sesuatu yang bisa Nyonya kenakan."Aruna melirik ke luar dan melihat nama brand ternama yang terpampang jelas di depan toko. "Untukku? Kenapa dia tidak mengatakan apapun?"Aruna terus mengomel sambil turun dari mobil. Calvin sendiri sudah turun lebih awal tanpa mengatakan apapun kepada Aruna.Aruna masuk ke dalam sebuah butik ternama dan dia melihat deretan pakaian yang di gantung di samping Calvin. Aruna melihat Calvin sudah duduk disofa dengan ponsel ditangannya. Aruna mendekat dan duduk disamping Calvin sambil berbicara pelan agar tidak didengar oleh orang-orang yang ada disana."Untuk apa kita kesini? Bukankah baju yang aku bawa sudah cukup banyak?""Coba saja! Coba semuanya dan tunjukkan kepadaku." Calvin

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 4

    "Kemarilah cantik. Ayo kesini! Aku ingin menikmati tubuhmu.""Jangan mendekat! Aku tidak mau disentuh olehmu. Aku juga tidak mengenalmu.""Tidak penting kami mengenalku apa tidak, yang pasti aku sudah membayar untuk tubuhmu itu dengan harga yang mahal."Pria hidung belang itu terus memaksa Aruna untuk dilayani. Tapi Aruna terus menolak bahkan berusaha melemparnya dengan beberapa benda yang bisa dijangkaunya. Aruna mendorong pria itu hingga tubuh mereka tidak saling menempel. Aruna berlari menuju pintu kamar hotel. Tapi sayang pria itu berhasil menangkap Aruna dan menarik lengan baju Aruna.Lengan baju Aruna robek dan pundaknya terlihat jelas oleh pria itu. Matanya langsung berbinar karena melihat pundak yang mulus dan putih."Pemandangan yang begitu indah." Ucapnya sambil mengeluarkan lidah.Aruna di dorong ke atas kasur. Aruna kembali bangkit dan berlari ke sisi kamar hotel untuk menjauh. Aruna berada di depan sebuah mini bar yang lengkap dengan semua makanan disana. Aruna melihat ad

  • Perjanjian Rahasia Di Balik Pernikahan Kilat Sang CEO   Bab 3

    "Apa? Menikah?" Aruna sangat kaget jika syarat yang disampaikan oleh Calvin adalah untuk menikah dengannya. "Jangan bercanda Tuan. Aku tidak akan menikah denganmu. Aku tidak mengenal dirimu dan aku tidak tahu apa niatmu ingin menikahiku. Pokoknya aku tidak setuju." Aruna langsung berjalan dan berniat pergi meninggalkan tempat itu. Calvin sampai menutup matanya beberapa detik karena dia kewalahan menghadapi Aruna. Calvin memberi kode kepada asistennya untuk menghalangi Aruna dengan berdiri didepan Aruna. "Minggir! Aku tidak mau menikah. Aku tidak akan pernah setuju dengan semua rencana kalian." "Kamu yakin tidak mau menikah denganku? Apakah kamu lupa apa yang sudah kamu lakukan dan apa yang aku lakukan untuk menyelamatkanmu?" Calvin berjalan mendekati Aruna dan memperlihatkan ponselnya kehadapan Aruna. "Apa ini?" Tanya Aruna. "Lihat dan dengarkanlah." Aruna menyimak sebuah video yang ditunjukkan oleh Calvin. Sebuah video berita yang mengabarkan kalau seorang pengusaha terbunuh d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status