Share

Barbara Datang

Author: Susi_miu
last update Huling Na-update: 2024-10-17 12:44:54

“Aku mau pulang.”

Moreau sudah tidak peduli bagaimana dia akan meninggikan suara, tetapi ... pada kenyataan selalu dipukul oleh segala bentuk jaminan dari ayah sambungnya.

“Dengan pakaianmu yang seperti itu? Sebaiknya katakan kepada ibumu kalau kau bermalam di hotel.”

Abihirt benar bahwa justru akan meninggalkan hal ganjil jika dia bersikeras pulang. Moreau sadar bagaimana nanti pelbagai macam pertanyaan tak terduga datang menyelimutinya.

Sambil menunduk. Napas kasar Moreau segera berembus mengikuti kebutuhan menambahkan teks sebagai balasan singkat kepada Barbara. Dia menatap Abihirt tak pecaya, lalu memutuskan untuk berbaring membelakangi pria itu. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Semua selesai. Mereka perlu tidur. Melanjutkan rutinitas di pagi hari, dan ketika pulang ke rumah; perlu bersikap baik – baik saja. Ya, semoga saja semudah memikirkan hal itu.

Ironinya—rahasia di hari esok tidak memiliki jadwal rutin. Sesuatu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Hebat

    Abihirt menyerahkan perintah. Sangat jelas bahwa pria itu lebih mengerti situasi yang mereka hadapi. Moreau tidak mengatakan apa pun untuk membantah. Dia bahkan membuka pintu lainnya, meski tak mengerti mengapa justru ayah sambungnya yang mengambil tindakan pergi ke kamar mandi. Sesuatu dapat menjadi dampak tak terduga. Seharusnya Moreau tidak melupakan pakaian semalam masih tertinggal di sana. Dia berusaha memahami bahwa Abihirt ingin menghilangkan jejak, kemudian tangannya hati – hati menutup pintu balkon untuk menghindari neraka. Mengintip. Itu yang Moreau lakukan dari balik tirai panjang. Samar sekali dia menyaksikan tubuh jangkung Abihirt menyisir ke pintu utama kamar. Pemandangan nyaris begitu tanpa petunjuk langsung menyiratkan bagaimana Barbara menerobos ke dalam. Wanita tersebut terlihat sedang menahan amarah. “Mengapa lama sekali?” Selain itu, menambahkan nada bicara yang tidak biasa. Moreau rasa akan ada sedikit perdebatan, da

    Huling Na-update : 2024-10-17
  • Perjanjian Terlarang   Tindakan Nekat

    Bukan ide bagus jika melompat tanpa persiapan khusus. Moreau takut sekaligus khawatir terhadap apa yang akan terjadi kepadanya nanti. Dia menelan ludah kasar. Berjuang keras menahan debaran menyakitkan. Talu di jantungnya benar – benar melonjak brutal. Ini terlalu riskan. “Tidak ada siapa pun di balkon!” Seolah pernyataan tegas Abihirt ingin memberi Moreau siraman pengetahuan. Dia menoleh ke arah pintu. Tidak ada pilihan selain memanjat dan menghadapi segala bentuk kemungkinan paling dekat. Hitungan dari depan telah dimulai. Kelopak mata Moreau memejam kuat ketika belaian angin seperti berusaha merayu, tetapi tubuhnya terus terjatuh tanpa pernah tahu bentuk risiko—seperti apa, akan merenggut situasi di sana dan di mana dia benar - benar hampir tidak terselamatkan. Untunglah ketika membuka pintu—tidak ada siapa pun yang dapat ditemukan Barbara mengedarkan seluruh perhatian. Tidak ada jejak tersisa di mana pun saat dia melangkahkan kaki menyusuri

    Huling Na-update : 2024-10-17
  • Perjanjian Terlarang   Cedera

    “Ya, Darling. Maafkan aku,” ucapnya sembari menyingkirkan sisa jarak supaya bisa menyentuh rahang kasar Abihirt. Tindakan Barbara selalu berakhir lebih berani ketika dia mengalungkan kedua lengan di leher pria itu, tersenyum, dan harus menengadah tinggi. “Kau tidak memikirkan sesuatu yang buruk, kan, Darling?” “Aku rasa kau yang justru berpikiran buruk.” Barbara mengakui itu. Salahnya mengambil kesimpulan terlalu cepat. Tetapi paling tidak, dia ingin Abihirt juga mengerti tentang suatu kekhawatiran instan. Ada reaksi murni yang sulit dikendalikan. Persis seperti tadi ... lewat awalan tidak tepat, sesuatu dalam benaknya meledakkan rasa takut. Barbara menggeleng samar, kemudian lurus – lurus menatap mata kelabu itu dengan debaran jantung sedikit lebih tenang. “Aku percaya kepadamu, Darling. Tapi, setelah ini mungkin ... aku akan langsung pergi ke kantor,” ucapnya nyaris setengah berbisik. Biarkan Abihirt memberi respons. Dia senang ketika pria tersebut mulai

    Huling Na-update : 2024-10-18
  • Perjanjian Terlarang   Kekhawatiran Ibunya

    “Aku dengar kau jatuh saat latihan.” Bukan pemandangan baru ketika Moreau harus menghadapi ibunya yang masuk ke dalam kamar tanpa peringatan. Barbara sudah menjulang tinggi, dilingkupi wajah masam saat menjatuhkan perhatian ke pergelangan kaki yang terbujur di atas ranjang. Rasanya membuat dia gugup mengatakan sesuatu, sehingga hanya mengangguk dan kemudian mendapat decakan kasar dari wanita itu. “Bagus. Jika kaki cedera seperti itu, bagaimana dengan tournamen-mu nanti? Bagaimana kau akan latihan dengan keadaan seperti ini?” Alih – alih menanyakan sisa kondisi yang sedang dihadapi. Moreau justru harus menahan napas terhadap pertanyaan Barbara. Dia pelan – pelan bergeser begitu wanita itu mengambil posisi duduk di pinggir ranjang. “Kenapa tidak hati – hati?” Kali ini, setidaknya suara Barbara terdengar lebih pelan. Moreau menatap wanita itu singkat, walau tak dimungkiri dia nyaris tak menemukan reaksi kekhawatiran, selain keinginan ibunya untuk benar – b

    Huling Na-update : 2024-10-18
  • Perjanjian Terlarang   Pijat

    Tiba – tiba ranjang berderak. Moreau menyimpan keraguan di benaknya mengetahui Barbara beranjak bangun, seolah wanita itu ingin memberi ruang kepada Abihirt. Ada gestur dan isyarat tertentu, sehingga tubuh jangkung Abihirt segera berbungkuk untuk mengajukan ujung jari menyentuh pergelangan kaki yang terasa sakit. Moreau sedikit meringis. Nyaris menepis tangan ayah sambungnya, meski kemudian hanya mengetatkan cengkeraman di sana. Mata kelabu itu menatap serius, menyampaikan sesuatu dengan ambigu. Dia tidak bisa memahaminya tanpa pernyataan lebih rinci, tetapi keberadaan Barbara membuat kebutuhan mereka terdengar mustahil. “Aku akan pergi. Kau tidak keberatan ayahmu di sini?” Moreau menatap ibunya skeptis. Masih dalam balutan bluzer kantor. Dia sadar Barbara lebih dulu mendaratkan kaki demi mengetahui kondisi yang masih selalu sama. Setidaknya itu adalah bentuk kepedulian. Barangkali tidak seharusnya menahan wanita tersebut tetap di sini. Moreau mengangguk sama

    Huling Na-update : 2024-10-18
  • Perjanjian Terlarang   Antre

    Penanganan dokter memang merupakan pilihan paling tepat. Moreau merasa jauh lebih baik setelah pelbagai proses perawatan di pergelangan kakinya, walau satu hal nyaris menyemat sebagai pengecualian. Dia hampir menolak ketika dimintai untuk tidak melakukan aktivitas berat selama beberapa hari, yang akhirnya sedikit bisa dipatuhi, meski merasa tidak sabar supaya dapat kembali berseluncur dengan sepatu skate. “Ada kabar dari ibuku?” Pertanyaan Moreau menyerupai bisikan lambat, karena merasa posisi mereka terlalu dekat sekadar mengatakan sesuatu dengan lantang. Dia ingin tahu beberapa hal mengenai Barbara, mengingat wanita itu sempat tidak setuju setelah tahu Abihirt mengangkat tubuhnya masuk ke dalam mobil. Mereka harus menghadapi jeda, tidak cukup lama, dengan beberapa percakapan, yang menjadikan itu sebagai alasan mengapa Moreau di sini, memanjat di punggung ayah sambungnya ketika mereka sedang menunggu giliran. Resep dokter harus ditebus di apotek rumah sakit, tetapi pada akhirny

    Huling Na-update : 2024-10-19
  • Perjanjian Terlarang   Lebih Dekat

    Sayangnya, sejauh mana pun Moreau ingin menambahkan sedikit gambaran untuk memperbaiki. Dia tidak bisa mengubah pemikiran seseorang. Abihirt mungkin tidak pernah memiliki niat sekadar menangkap basah Barbara, meski mereka sering kali menghadapi ketegangan ketika wanita itu tidak sadar nyaris mengetahui kebenaran. Hanya rahang yang mengetat, dan Moreau sadar ayah sambungnya sedang menahan diri. Dia tidak akan mengatakan apa pun lagi, meski secara kebetulan menyadari sesuatu yang ganjil di sana. Wajah Abihirt sedikit pucat. Moreau tidak tahu jika pria itu sedang menghadapi masalah kesehatan. Mungkin perlu memastikan langsung, sehingga memutuskan untuk mengajukan satu tangan menyentuh kening ayah sambungnya. “Kau tidak panas, tapi kenapa wajahmu terlihat tidak sehat?” “Hanya masalah biasa. Yang perlu kau pedulikan adalah kakimu.” Efek samping dari legalitas penyakit bawaan. Moreau tidak tahu. Tidak akan pernah tahu. Dia sedikit mengembuskan napas kasar setelah ungkapan yang sedik

    Huling Na-update : 2024-10-19
  • Perjanjian Terlarang   Perhatian

    “Sudah merasa lebih baik?” Seketika Moreau menahan napas, hampir tak menyangka akan mendapati Abihirt ada di kamar tidurnya. Pria itu sudah dalam keadaan rapi, dibalut jas abu muda yang licin, sedang duduk di pinggir kasur, mungkin sejak awal tidak pernah memindahkan perhatian ke mana pun dia berusaha memikirkan hal tersebut. Deburan jantung Moreau seakan tak ingin benar – benar pulih. Masih sangat berdebar ketika harus dengan pelan mengatur posisi duduk bersandar di kepala ranjang. “Mengapa kau di sini?” tanyanya sambil menatap ke seluruh ruang. Khawatir jika akan menemukan Barbara muncul secara tak terduga. Moreau tak ingin didesak sebuah masalah di pagi hari, dan berharap tidak pernah ada sedikitpun hal buruk mengikuti bahunya. “Menunggumu bangun.” Hanya itu yang Abihirt katakan. Moreau tidak mengerti. Dia hanya menemukan ayah sambungnya menatap tenang, tetapi pria tersebut tidak memberi sedikit pun petunjuk tentang tujuan spesifik, yang dia yakin tidak hanya menunggu ses

    Huling Na-update : 2024-10-19

Pinakabagong kabanata

  • Perjanjian Terlarang   Ulah Samuel

    “Aku akan masuk. Kau janji tidak akan lama?” tanya Moreau. Terlalu lama berdiam diri di dalam mobil bukan prospek bagus. Mereka memang tiba sesaat setelah Juan mengajukan pertanyaan. “Aku janji tidak akan lama. Hanya mengambil beberapa pakaian dan keperluanku saja.” Benar. Moreau meminta Juan untuk menginap lagi. Menemaninya sampai merasa lebih baik dan bisa melakukan segala aktifitas sendiri. Mobil yang Barbara katakan sudah siap dari proses perbaikan ... memang sudah di kirim ke rumah ini. Hanya saja, dia sudah terbiasa bersama Juan yang selalu menyetir. “Kalau begitu hati – hati di jalan. Jangan ngebut, kau mengerti?” “Ya, Amiga. Tidak perlu khawatir.” Moreau tersenyum tipis, kemudian memutuskan untuk membuka sabuk pengaman. Dia melambaikan tangan setelah menginjakkan kaki di halaman depan rumah. Menunggu sampai mobil Juan hilang dari tikungan, baru melanjutkan langkah membuka pintu yang tampak sedikit ... aneh. Kening Moreau mengernyit, mengin

  • Perjanjian Terlarang   Partner Baru

    “Jadi kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam Abihirt persis begitu dekat. Lagi – lagi Barbara menelan ludah kasar, bahkan segera tersentak saat ruang untuk beranjak mundur telah habis dibatasi dinding kamar. Napas Barbara segera tercekat diliputi tangan kasar Abihirt yang mencekiknya dengan hebat. Pria itu kalap. Hampir tidak pernah ada tindakan mengerikan seperti ini, dan Barbara tidak bisa melakukan apa pun ... selain berharap Abihirt akan segera sadar. “Aku yakin kau juga sudah tahu kalau keputusan untuk menikahimu hanyalah ajang pembalasan dendam. Sekarang kau akan merasakan semua akibat dari perbuatanmu di masa lalu.” Di mata kelabu itu, sungguh tidak ada ampun. Barbara bisa melihat dengan sangat jelas bahwa Abihirt luar biasa membencinya. Ternyata begitu banyak topeng penyelematan, meski saat ini ... semua akan diselesaikan hingga tuntas. Barbara memejam sebentar. Cengkeraman Abihirt masih cukup memberinya kesempatan bicara. Dia mati – matian men

  • Perjanjian Terlarang   Kebenaran Tertunda

    Ujung tenggorokan Barbara seakan tercekat membayangkan pernikahan ini adalah ajang balas dendam. Dia tidak sedang mengenakan kostum penyesalan. Apa yang terjadi 20 tahun lalu adalah murni atas ketertarikan seseorang terhadap seseorang lainnya. Dia memang ... tahu bahwa Soares Villur Alcaraz telah memiliki istri. Begitu pula dengan mendiang suaminya, Jeremias Riveri. Namun, kematian Vanesia adalah gambaran tidak terpikirkan. Dia merasa .... ketika Soares akan memilihnya, itu merupakan bentuk keajaiban yang pantas. Mereka sempat merencanakan pernikahan setelah kematian Vanesia, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Rasa bosan ... hal tersebut dapat dipahami. Lagi pula, bersama Soares, Barbara sudah mendapat apa yang dia inginkan. Kemudian, dia mulai mengejar Jeremias. Semua terjadi seperti itu. Abihirt .... Barbara tidak bisa diam begitu saja. Perhatiannya mengedar ke pelbagai arah. Dia sebaiknya menggeledah supaya menemukan petunju

  • Perjanjian Terlarang   Setengah Kebenaran

    “Nyonya, Tuan sedang tidak di rumah. Dan atas perintah spesifik dari beliau, Anda tidak diizinkan menginjakkan kaki di tempat ini.” Barbara segera menoleh saat Emma mulai bicara. Ada ketakutan di balik suara wanita paruh baya itu. Sesuatu jelas telah dipahami bahwa dia akan melakukan hal di luar kendali. “Siapa kau melarangku?” tanya Barbara sembari menatap wanita di hadapannya penuh penghinaan besar. “Saya hanya menjalankan tugas, Nyonya.” Emma segera menunduk. Betapa Barbara muak menghadapi saat – saat seperti ini. Dia sedang ingin melampiaskan banyak hal. Barangkali bukan gagasan buruk jika melakukan satu hal memuaskan di sini. Dengan sudut bibir berkedut sinis, Barbara kemudian berkata, “Tugasmu hanya membersihkan apa pun yang terlihat kotor. Oh—atau kau merasa sudah melakukan pekerjaan-mu, maka kau bisa menggoyang kaki dengan tenang? Mari kutunjukkan kepadamu apa yang perlu kau lakukan. Sekarang, ambil kunci gudang!” Pernyataan Barbara diakh

  • Perjanjian Terlarang   Surat Perceraian

    Terbangun dengan kondisi sekujur tubuh mengalami pemberatan murni, membuat Barbara meringis setiap kali dia berusaha melakukan gerakan lain; kelopak matanya mengerjap, sedikit diliputi usaha mengingat kali terakhir hal yang dihadapi, tetapi kemudian menyadari bahwa dia tidak berada di mana pun di kediaman Abihirt. Siapa yang membawanya pulang? Benak Barbara bertanya – tanya tak mengerti. Jelas waktu telah berlalu jauh dan dia banyak melewatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka. Tidak apa – apa jika Abihirt ingin melampiaskan segala bentuk kemarahan kepadanya, asal pria itu tidak mengajukan satu hal yang benar – benar tidak Barbara inginkan. Napasnya memburu berat hanya dengan memikirkan hal tersebut. Jari – jari yang terasa gemetar berusaha menyisir helai rambut—terurai berserak di sekitar wajah. Berharap dia bisa segera bersiap. Sial. Sesuatu menghentikan Barbara ketika sorot matanya membidik satu titik di atas nakas. Semacam sebuah berkas yang

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status