Share

Menunggu

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-11-03 12:41:20

Moreau mengerjap, sesaat mengedarkan pandangan dengan gelisah, lalu kembali melakukan kontak mata bersama Barbara.

“Aku—tidak. Aku mencarimu. Kupikir tadi kau bersama Abi, tapi tidak ada. Aku juga tidak berani mendatanginya.” Dia bicara setengah gugup, sedikit tersenyum, berharap Barbara tidak akan memikirkan sesuatu lebih jauh saat perhatian wanita itu kembali beralih pada satu titik di sana.

“Sudah ada aku di depanmu, apa yang mau kau katakan?”

Ntah harus diliputi perasaan lega atau tidak, tetapi Moreau menelan ludah kasar memikirkan sesuatu secara tiba – tiba. Apa yang bisa dia katakan bahwa sebenarnya dia tak mencari siapa pun, tak ingin mengatakan apa pun. Semua telanjur. Barbara sedang menunggu sembari sesekali menata ikatan rambut dengan hati – hati. Wanita tersebut baru saja mandi, itulah mengapa tidak terlihat pada awalnya.

“Tidak jadi, Mom. Tadi sempat ingin meminta bantuanmu, tapi aku bisa menyelesaikannya sendiri.”

Bibir Moreau menipis gugup
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Berpamitan

    “Kau yakin bisa mengurus semuanya sendiri, Darling? Aku dan Gloriya mungkin pergi cukup lama. Kami akan berbelanja beberapa hal yang dibutuhkan. Hadiah untuk rekan kerjaku juga tidak akan terlewatkan. Jangan lupa panaskan sup kentangmu jika ingin makan, mengerti?” Sudah cukup siang, Barbara segera merenggut tas yang diletakkan di pinggir ranjang sembari memperhatikan setiap detil kegiatan suaminya. Abihirt tidak sekali pun meninggalkan perhatian dari layar monitor. Dia akan berusaha memahami bagaimana pria itu terlalu sibuk, meski sesaat ekspresi dari wajah tampan di sana seperti mengernyit ganjil saat mendengar kata ‘hadiah’ terucap. Mencoba untuk tidak terpengaruh. Barbara segera melekukkan senyum tipis, lalu menghampiri pria yang tidak menanggapi kata – katanya. Dia menjatukan kecupan ringan pada rahang yang terasa kasar. Sedikit mengusapnya saat Abihirt melirik dengan singkat. “Jangan terlalu memaksakan diri saat kau sedang sakit. Ingat untuk istirahat. Ada Gab

    Last Updated : 2024-11-03
  • Perjanjian Terlarang   Tertinggal

    Suara Barbara sudah setengah kesal. Betapa dia berusaha keras tidak meledakkan kemarahan terhadap beberapa kekonyolan Froy. Prasangka buruk membuatnya hampir turut memikirkan hal – hal tidak semestinya, tetapi kali ini tidak akan lagi terjerembab ke dalam urusan tidak menyenangkan. Abihirt sudah menegaskan bahwa pria tersebut tidak memperhatikan seseorang dari rupa kecantikan. Mereka menikah, itu yang harus selalu di jaga. “Tapi, Bibi—“ Bagaimanapun, tampaknya Froy masih berusaha menyela. Sanggahan—nyaris, segera tertahan di ujung tenggorokan ketika Gloriya angkat bicara. “Apa yang tadi kukatakan kepadamu, Froy? Jangan mencari masalah. Biarkan pamanmu tenang dengan urusan pekerjaannya. Kau tidak lihat Abi sibuk tadi? Aku sudah mengingatkanmu untuk tidak macam – macam.” Tidak ada yang lebih penting dari urusan melakukan perjalanan. Terlebih, dia sudah merasakan sedikit dampak dari sikap Abihirt yang sungguh melipatgandakan setelan pabrik pria itu. Tidak banya

    Last Updated : 2024-11-04
  • Perjanjian Terlarang   Ragu-Ragu

    Mengintip. Mula – mula itu yang dilakukan, kemudian menahan napas menemukan Abihirt ada di ruang tamu bersama Roger dengan posisi saling berhadapan. Paling penting adalah ... ayah sambungnya mengambil posisi begitu pas untuk membelakangi dua kamar. Ntahlah, sepertinya ada kebetulan yang dapat Moreau sampaikan. Dia menelusuri ekspresi serius Roger. Kebetulan, rambut pria itu terlihat sedang membasah lembab, segar, persis baru saja menyelesaikan ritual mandi. Sesaat, Moreau menelan ludah kasar. Tidak benar – benar yakin apakah perlu mengatakan sesuatu, yang membuat situasi terasa sayup – sayup dan tidak pula terlalu hening. Iris matanya cukup lama terpaku pada sebentuk bahu Abihirt; pada helai rambut yang disisir dengan rapi. Pria itu seperti memiliki daya tarik begitu dahsyat. Dia nyaris melupakan niat awal jika tidak segera sadar ke permukaan. Meski harus mengambil interupsi, tetapi tampaknya tidak akan cukup merusak perhatian dari dua pria yang sedang bermain ca

    Last Updated : 2024-11-04
  • Perjanjian Terlarang   Meminta Izin

    Sebelah alis hitam tebal yang tumbuh dengan rapi terangkat hampir benar – benar samar. Moreau tidak tahu pemikiran seperti apa—sedang bersarang di puncak kepala ayah sambungnya, tetapi dia sungguh tidak pernah bisa mempelajari apa pun mengenai pria itu. Terlalu jauh. Terlalu penuh oleh barisan dinding tinggi. Atau sebaiknya dia menyadari bahwa kesalahan paling terjal di sini adalah tubuhnya secara tidak langsung menjabarkan keputusan Abihirt yang cenderung mencekik. Moreau segera mengerjap beberapa kali. Berusaha menghindari kontak mata, meski desakan di ujung tenggorokan mendorong agar mengatakan sesuatu. “Bolehkah aku?” Dia bertanya untuk kebutuhan yang masih relevan. Menunggu beberapa saat—cukup lama, kemudian suara serak dan dalam ayah sambungnya mencuak ke permukaan. “Masuklah.” Buru – buru bukan sikap yang Moreau harapkan. Dia tersenyum. Segera beranjak pergi ke kamar pilihan ibunya sambil mengetatkan sentuhan pada ujung lilitan di bagian dada. S

    Last Updated : 2024-11-04
  • Perjanjian Terlarang   Marah

    Moreau menengadah, gugup, menelan ludah kasar mendapati ayah sambungnya ternyata begitu dekat. Pria itu menjulang seperti tiang. Menatap diliputi sorot mata kelabu yang akan melahap. Ada sesuatu yang salahkah? Sambil bertanya – tanya ... tidak ada jawaban spesifik untuk melengkapi sisa ketegangan di antara mereka. Moreau merasa seolah dia akan terdampar di jurang terjal; tertahan; dan harus berpegangan erat supaya tidak makin tergelincir jauh. “Apa yang kau lihat tadi?” Suara serak dan dalam pria itu akhirnya bersuara, menyiratkan kesan tertentu yang tidak dapat Moreau pahami seutuhnya. Dia sedikit gelagapan dan berharap dapat menemukan jawaban dengan cepat. “Tidak ada.” Hanya itu, sambil memberi gestur berpegangan erat pada handur di depan dada. Namun, karena itulah Moreau sadar bahwa dia telah memancing perhatian Abihirt sehingga pria tersebut menatap lurus dengan wajah menunduk di sana. “Mengapa tidak kenakan pakaianmu saat bicara kepada Roger

    Last Updated : 2024-11-05
  • Perjanjian Terlarang   Sepakat

    “Abi, turunkan aku.” Moreau bersuara. Berharap ini tidak akan semakin buruk dari bayangannya. Tidak lebih buruk saat kekhawatiran terhadap langkah Abihirt sudah mendekati pintu kamar. Pria itu tak memberi tanggapan apa pun. Terus menderap hingga satu hal pasti terasa sangat mencolok. “Abi—“ Debaran bertalu – talu keras seakan ingin membuat jantung Moreau melompat keluar. Keputusan Abihirt untuk pergi ke kamarnya tidak termasuk ke dalam daftar, tetapi juga bukan hal yang mengasingkan. Seakan mereka butuh sesuatu dilampiaskan dan beranjak dengan harapan paling terjal. Kamar dikunci begitu instan—persis satu bagian yang tidak dapat Moreau bayangkan dengan baik. Dia masih tak berdaya saat Abihirt membawa mereka menuju ranjang. Tubuhnya jatuh telentang, sedangkan pria itu menjulang diliputi sorot mata yang tajam. “Kau mau apa?” tanya Moreau hati – hati. Dia berusaha beringsut mundur, tetapi celakalah ... lilitan handuk di tubuhnya segera tergoler lepas.

    Last Updated : 2024-11-05
  • Perjanjian Terlarang   Lepas?

    Pria itu tiba – tiba merampas bibirnya. Memberi sebuah ciuman panas; menggairahkan dengan pelbagai bentuk kepemilikan murni. Ya, terlalu lembut hingga Moreau tidak dapat membedakan mana yang keliru dan sesuatu yang dia mau. Iris mata mereka kembali memerangkap. Sentuhan ringan di sudut bibirnya meninggalkan kesan tak terjamah. Moreau tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Apakah dia akan terus menolak atau diam membiarkan lengan Abihirt secara kebetulan telah menyingkirkan sisa – sisa handuk yang menutup di tubuhnya. “Bagaimana jika ibuku pulang?” tanya Moreau diliputi ketidakpastian menggantung seperti tawaran melompat dari jurang. Dia takut membayangkan tiba – tiba hal kemarin kembali terungkap. Sayangnya Abihirt tidak mengatakan apa pun, selain tangan pria itu mulai mengambil peran; meremas di payudaranya dengan perhatian begitu penuh di sana. Lagi—kali ini Moreau menggigit bibir bawah tanpa sadar. Ingin Abihirt setidaknya berhenti. Namun, sepertinya dia me

    Last Updated : 2024-11-05
  • Perjanjian Terlarang   Memohonlah

    Menyesal ... setidaknya itu yang Moreau rasakan; pendam; berusaha keras tidak membayangkan akan menjadi racun. Dia tak ingin berakhir dengan terjal; penuh rasa sakit, walau sebenarnya cukup mengerti ... jika dan jika akan sangat membutuhkan penawar yang menjadi bagian dari rasa sakit itu sendiri. “Ibuku, mungkin sebentar lagi akan pulang.” Moreau mengatakan hal serupa untuk kedua kali. Setengah memperhatikan keberadaan lengan Abihirt di kedua sisi wajahnya dengan singkat. Menduga pria itu masih diliputi kebutuhan yang sama. Diam. Betapa tak acuh. Tetapi lagi, dia punya kebiasaan menilai Abihirt lewat cara tidak tepat. Malah, perlahan merasakan sebuah sentuhan paling dasar; begitu tentatif—tanpa peringatan hingga berujung menekan di bibirnya. Tidak cukup lama, karena Moreau juga tidak mengerti mengapa pria itu menyingkir, meski sorot mata itu terasa tidak akan pernah berubah; selalu tajam; riskan; kemudian menyesuaikan, walau tiba – tiba Moreau dikejutkan oleh satu

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Selanjutnya

    “Kau bisa menghubungiku jika ibumu kembali ingin melakukan sesuatu yang buruk.”Suara serak dan dalam Abihirt perlahan merambat ke permukaan setelah hening cukup panjang. Moreau diam beberapa saat, memikirkan pernyataan pria itu barusan, tetapi segera melanjutkan kebutuhan tertunda. Hanya perlu mengikat kain perban, maka kegiatan mengobati luka di tangan ayah sambungnya—paling tidak untuk saat ini—segera selesai.Ya, benar. Sekarang telah selesai. Moreau menghela napas kasar sembari menyusun kembali beberapa perangkat ke dalam kotak P3K. Dia masih menyimpan ungkapkan pria itu dan merasa sangat perlu memberi tanggapan sinis. “Jangan menyebutnya seperti itu. Dia bukan ibuku.”“Apa maksudmu?”Wajah Moreau segera terangkat sekadar melakukan kontak mata dengan iris kelabu di sana. Tatapan bingung Abihirt menyiratkan banyak hal; antara sedang mempertimbangkan sesuatu. Namun, juga ada desakan yang ingin pria itu mengerti. “Kau tidak tahu? Apa jika aku memberi tahu

  • Perjanjian Terlarang   Berdarah-darah

    “Setelah mencoba untuk membunuhku. Kau pikir apa yang bisa dibicarakan lagi?” Desis suara Barbara menuntut banyak hal. Menunjukkan kemungkinan terburuk. Moreau meringis ketika wanita itu melakukan pergerakan dan jelas memberi beberapa dampak mengerikan. Ujung pisau yang tajam sudah menyentuh—sedikit menekan hingga dia harus menelan ludah kasar. Barbara sungguh akan berada di luar batas. Demikian yang Moreau sadari bahwa Abihirt juga memikirkan hal serupa. Pria itu terus menunjukkan gestur supaya Barbara tidak lepas kendali. Jarak tersisa di antara mereka nyaris bisa terbaca untuk situasi lebih memungkinkan, meski kemudian suara serak dan dalam Abihirt terdengar. “Kau tidak ingin bercerai, bukan begitu?” “Lalu apa? Seseorang yang datang di hidupku dengan tujuan membalaskan dendam. Kau pikir apa yang bisa kuharapkan jika ingin pernikahan ini terus berlangsung? Hidup di neraka menghadapi sikapmu yang selalu dingin? Pantas saja. Sekarang aku sudah mengerti mengapa kau terlihat cen

  • Perjanjian Terlarang   Ancaman Berbahaya

    “Sepertinya kau benar. Sudah seharusnya kau sangat menyesal membesarkanku selama ini, karena aku mungkin akan mengatakan betapa hebatnya Abi di ranjang. Dia memberiku pengalaman yang sepertinya tidak kau dapatkan darinya.” “Kau menyebut sebuah tempat penuh dengan mainan seks. Ya, kau benar. Aku memang sering berada di sana. Kami melakukan banyak adegan seks dan itu menyenangkan bagiku. Kau tahu ... dia bilang dia sangat mencintaiku. Setelah menceraikanmu, kami mungkin akan menikah. Sekarang aku tidak keberatan lagi harus menerima statusnya sebagai mantan ayah sambungku. Kau dan aku sendiri tidak pernah memiliki hubungan darah. Kurasa itu bukan masalah besar.” Moreau tersenyum lebar, walau di dalam hatinya begitu banyak rasa sakit tidak terungkapkan. Dia hanya ingin membalas setiap kata – kata menyedihkan Barbara supaya itu menjadi harga lebih pantas, dan menyembunyikan semua yang saat ini masih tersisa adalah jalan pintas terbaik. Barbara mulai terpancing. Baguslah

  • Perjanjian Terlarang   Lagi ....

    “Kau bisa lanjutkan apa yang ingin kau katakan, Mom,” ucap Moreau setelah tubuh Juan hilang dari pandangan. Dalam sekejap Barbara berdecih sinis, kemudian wanita itu berkata, “Aku takut kau tidak bersedia memanggilku dengan sebutan ‘mom’ lagi setelah mengetahui kebenaran ini.” “Kebenaran apa?” Moreau penasaran. Ironinya, kepuasan di mata Barbara meninggalkan rasa sakit yang dia tidak mengerti bagaimana itu terjadi. “Kau bukan putri kandungku. Aku tidak pernah mau mengandung dan juga tidak bisa mengandung. Abi mungkin sudah bicara denganmu kalau aku tidak hamil anaknya, bukan? Ya, itu benar. Pekerjaanku dulu mengharuskanku melakukan beberapa prosedur dan akibatnya ... menyebabkan masalah serius pada rahimku.” “Pekerjaan apa?” tanya Moreau tak percaya. Hampir tidak bisa memilah satu per satu informasi. Rasanya seperti duduk di kursi terapis. Cukup syok mengetahui kebenaran yang Barbara sembunyikan selama ini. “Sekarang aku yakin kau sudah mengerti. Menja

  • Perjanjian Terlarang   Fakta Demi Fakta

    “Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Mengapa Abi harus membalaskan dendam? Apa motivasinya?” Moreau nyaris kehilangan kendali terhadap kebutuhan mempertahankan kestabilan suara. Tidak ingin Barbara menyadari rasa takut yang menyelinap seperti suatu aliran deras. Kali ini, dia menatap ibunya dengan tatapan menyelidik. “Dulu sekali, aku pernah menjalin hubungan bersama seorang pengusaha kaya. Jika kau memikirkan sesuatu yang buruk. Kau benar. Aku mantan simpanan ayahnya. Sama seperti dirimu selama ini. Hanya dijadikan seorang simpanan. Kau pikir Abi benar – benar serius denganmu? Jangan berharap banyak, Moreau. Kau tidak lebih dari seorang mainan.” “Biar kutebak, apa dia sering membawamu ke ruangan mengerikan itu? Melepas cambukan keras di tubuhmu?” Tulang punggung Moreau seperti mendapat kejutan listrik. Ketegangan itu tidak bisa dijelaskan. Bagaimana Barbara bisa menebak dengan tepat? Sekarang apa yang bisa dia katakan? Pada kenyataannya, itu memang benar. Mun

  • Perjanjian Terlarang   Membocorkan Kebenaran

    “Yakin catatan-mu sudah lengkap?”Moreau segera menoleh ke arah satu titik di sana ketika Juan bicara nyaris menyerupai gugumaman kecil. Perhatian pria itu terpaku serius pada secarik kertas berisi daftar barang belanjaan. Kali ini, dia sedang tidak diliputi minat melakukan perjalanan. Enggan bertemu banyak orang. Sehingga meminta bantuan Juan dan kebetulan pria itu tidak keberatan melakukan apa pun yang diinginkannya.Sesuatu segera menyelinap di benak Moreau saat iris biru terangnya mendapati Juan akan segera melangkah ke luar dapur. Dia langsung menghentikan kegiatan memotong apel.“Jangan lupa, belikan juga susu untuk wanita hamil.”Moreau sedikit terkekeh saat Juan segera menoleh tajam, kemudian berakhir dengan memutar mata malas.“Jadi, apakah masih ada yang tertinggal?” pria itu bertanya lagi. Sesaat, Moreau mengedarkan pandangan ke sekitar dapur. Tidak ada petunjuk yang bisa dia temukan. Sepertinya semua sudah lengkap.“Ya. Sekarang kau bisa perg

  • Perjanjian Terlarang   Sedikit Jujur

    “Sudah ada Juan. Kami bisa saling melindungi. Kau tidak perlu khawatir. Sekarang pergilah. Bukankah kau akan sibuk dengan urusan perceraian-mu?”“Pengacara-ku akan mengurus semuanya.”“Tidak, Abi. Kau tidak bisa di sini,” bantah Moreau tegas. Hanya akan berakhir dengan perkara besar, jika pria itu tidak berusaha memahami kondisi di sekitar. Abihirt sudah menyaksikan sendiri bagaimana begitu banyak mata yang bertentangan terhadap hubungan mereka. Hubungan terlarang ... secara terang – terangan dijadikan sebuah tontonan oleh satu orang. Pria itu bisa menilai sendiri bagaimana hasilnya.“Pergilah, Abi. Aku dan Juan akan baik – baik saja di sini.”Lagi. Moreau tak bisa menunggu lebih lama sekadar menyaksikan sikap Abihirt yang tampak begitu enggan. Ego terus melarangnnya mempersilakan pria itu di sini. Tetap terasa jauh lebih adil jika Abihirt memang melangkahkan kaki pergi.“Mengertilah ....”Kali ini, Moreau bisa mendengar sendiri betapa suaranya begitu ge

  • Perjanjian Terlarang   Balasan

    “Kau lagi!”Suara Juan menggantung di ujung tenggorokan. Pria itu dalam sekejap tersulut amarah. Semua tampak begitu jelas ketika Juan melebarkan langkah ke arah Abihirt diliputi gestur ingin melayangkan pukulan mentah.Bugh!Sebaliknya pria itu mendapat hujaman luar biasa keras dari kepalan tangan Abihirt. Sial. Juan berdarah dalam sekejap.“Astaga, Abi! Apa yang kau lakukan?”Moreau segera bersimpuh. Ingin melihat langsung bagaimana kondisi Juan setelah pria itu terjerembab jatuh ke atas lantai. Dia meringis ketika Juan mengaduh kesakitan. Makhluk yang malang. Moreau menipiskan bibir, merasakan sangat ingin melimpahkan semua kesalahan kepada Abihirt. Dia mendelik pria itu tajam, lalu berkata, “Kau tidak seharusnya memukul Juan sampai seperti ini, Abi!”“Aku tidak bermaksud. Hanya kelepasan.”Abihirt seperti memutar kembali kalimat yang dia katakan mengenai situasi Juan kemarin. Persetan dengan pria itu. Moreau tidak mengatakan apa pun lagi, selain

  • Perjanjian Terlarang   Mengingatkan

    “Di sini sudah tidak aman, Moreau. Kau bisa tinggal di kediamanku selama yang kau mau.” Suara serak dan dalam pria itu terdengar persis setelah melewati ambang pintu kamar mandi. Sebelah alis Moreau terangkat tinggi sebagai respons pertama, kemudian bertanya, “Tinggal di kediamanmu? Bagaimana dengan ibuku?” “Aku menceraikannya.” “Menceraikannya? Bukankah kalian sepakat menghancurkan karier-ku?” “Aku tidak tahu kalau dia akan menyebarkan bukti perselingkuhan yang diambil dari kamarmu. Tapi satu hal harus kau tahu. Program itu khusus kubuat untuk mendiang ibuku. Aku bahkan belum tiba di sana sekadar mengetahui apakah acara yang kubuat berjalan dengan baik atau tidak. Ibumu melakukan sabotase, supaya aku tidak hadir tepat waktu dan dia bisa menyebarkan kebohongan. Kau tak seharusnya percaya apa yang dikatakan ibumu. Wanita licik itu berusaha merusak hubungan kita.” Hubungan kita .... Moreau menggarisbawahi pernyataan terakhir ayah sambungnya. Tidak a

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status