“Tidakkah kau sadar sudah mengganggu tidurku, Abi?”
Tidak ada pilihan. Moreau sudah berjuang keras supaya dia tetap mengatakan sesuatu dengan tenang. Sedikit berhasil ... mungkin. Berharap selalu seperti itu dengan prospek yang berakhir lebih baik. Abihirt perlu mengatakan beberapa hal, tidak apa – apa jika ingin terlalu singkat. Setidaknya pria itu dapat menyerahkan petunjuk. Celakalah. Alih – alih bicara, pria itu justru menggerakkan wajah—mencari letak posisi lebih nyaman, dan mengingatkan Moreau betapa mereka pernah menghadapi saat – saat seperti ini. Saat di mana Abihirt mendapati Samuel ada di kantor ibunya. Pria itu marah, cemburu, lalu mencari bahan pelampiasan. Bagaimanapun, dia selalu menjadi jalan pintas. “Abi ....” Moreau bergumam nyaris menyerupai lirih. Sambil menatap lurus langit – langit kamar, berusaha menahan sesuatu yang mendadak cukup menyakitkan. Tidak tahu .... Mungkin perasaannya yang tidak tepat. “Menyingkirlah sedikit, Abi.”“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau bertelanjang dada di sini?”Hal yang bisa Moreau katakan adalah ... penampilan Abihirt; hanya dengan lilitan handuk dan selebihnya bentuk tubuh kokoh di sana benar – benar mengganggu. Dia sendiri masih dengan kain warna senada melilit di tubuh. Baru menyelesaikan ritual mandi dan tiba – tiba harus mendapati Abihirt duduk tenang di pinggir ranjang.“Caroline sedang mengeringkan bajuku.”Itu masuk akal. Abihirt tidak mungkin mengenakan pakaian basah terlalu lama, tetapi masih menjadi pertanyaan besar di benak Moreau ... untuk apa mantan ayah sambungnya di sini? Bukankah jauh lebih baik jika Abihirt menunggu di luar? Maka seharusnya tidak akan ada masalah besar?“Apa yang kau lakukan di sini?”Masih dengan pertanyaan yang sama.“Anak – anak mengejarku dan berusaha menarik lepas handuk yang kukenakan.”Sebelah alis Moreau terangkat tinggi. kejahila
“Kami menang! Daddy dan Mommy kalah!” Arias bersorak sembari berteriak di dalam kolam. Mereka tidak segan – segan mendekat hanya untuk terjerembab jatuh ke dalam genangan air. Kali ini gilirannya, Moreau merenggut selang air dari tangan Lore. Sedikit pembalasan dendam karena Abihirt menjadikannya sebagai korban sasaran. Dia jelas tidak akan melakukan apa pun kepada anak – anak. Biarkan Lore dan Arias menyaksikan bagaimana Abihirt tak berdaya menghadapi percikan air. Pria itu memang tidak berusaha memberikan penolakan. Hanya sesekali melindungi wajah; sedikit membelakangi tubuhnya hingga Moreau menyadari bagaimana pakaian Abihirt benar – benar menjiplak bentuk tubuh pria itu. Sebuah pemandangan menjanjikan. Dia nyaris tak bisa memikirkan kapan Abihirt punya waktu untuk melakukan aktivitas menjaga bentuk tubuh, sementara belakangan yang pria itu lakukan adalah terus mendatangi rumahnya dan merenggut simpatisan anak – anak. Mungkinkah selama lima tahun terakh
Sekujur tubuh sudah membasah, tetapi Moreau tidak memiliki minat untuk mematikan keran air. Si kembar masih terlalu antuasias sekadar melakukan adegan siram menyiram, sekalipun di dalam kolam karet ... genangan itu sesekali tumpah.Asal anak – anak bahagia, Moreau tidak akan berusaha mengatakan apa pun. Bahkan sesekali tertawa saat Lore dan Arias sengaja membiarkan selang air menyemprot ke arahnya. Terkadang pula, Moreau harus menyingkirkan rembesan air yang menciprat di wajahnya, supaya mendapat pemandangan lebih jernih, setelah itu ... dia kemudian berkata, “Sudah, Sayang. Mommy sudah sangat basah. Jangan disemprot lagi.”Anak – anak mendadak diam. Masalahnya, Moreau tidak tahu apakah mungkin yang dia katakan benar – benar berefek kepada mereka atau tidak. Berusaha melihat lebih jelas dan ternyata ... sorot mata anak – anak jelas terpaku ke satu titik lebih tinggi darinya.Satu reaksi di mana itu mendorong Moreau untuk menengadah,
Siapa yang akan menyangka bahwa kali pertama membuka mata, Moreau justru menyadari bagaimana dia tidur dengan nyaman di dada seseorang. Rasanya begitu banyak reaksi kejut dan sesuatu dalam dirinya berusaha meninggalkan respons tak terduga.Namun, pengendalian yang cukup mengingatkan supaya dia tidak sampai membuat Abihirt terbangun. Tampaknya pria itu masih terlalu lelap; damai; seakan tidak ada beban yang bisa memberi dampak buruk.Tampan.Hal pertama yang bisa Moreau katakan. Dia benar – benar tak bisa menahan diri dari kebutuhan menyentuh rahang kasar Abihirt. Mantan suami Barbara sempat menghilang selama seminggu sejak insiden Lore masuk rumah sakit dan memutuskan untuk tidak menghilangkan rambut di wajahnya setelah kembali. Sebuah alasan yang jelas membuat pria itu terlihat sangat matang.Moreau menelan ludah kasar ketika menjatuhkan perhatian ke arah bibir Abihirt. Warna yang murni dan masih meninggalkan ingatan bagaimana saat pria itu menciumny
Baru menjatukan tubuh tidur menyamping menghadap dinding kamar, Moreau harus merasakan sayup – sayup seseorang seperti berjalan masuk—luar biasa hati – hati, ke dalam kamarnya.Dia mengernyit di antara sulur ruang temaram, tetapi tidak secara gegabah menunjukkan respons. Hanya menunggu, diliputi hitungan mundur dan ... masih dengan ketegangan merambat di tulang punggung, mulai merasakan dampak dari keberadaan berat tubuh seseorang yang menekan di pinggir ranjang.Abihirt.Moreau tidak perlu menduga – duga siapa atau perampok mana. Kebiasaan mantan suami Barbara tidak pernah berubah. Seperti dulu sering menyelinap masuk ke dalam kamarnya, kemudian melakukan hal – hal sebagaimana pria itu membuat dia berada di posisi sebagai seorang simpanan.Kali ini. Moreau tidak akan pernah membiarkan segala sesuatu, mengenai masa lalu mereka, supaya terulang kembali. Abihirt tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk melakukan apa pun.Namun,
“Lain kali jika kau berjanji kepada mereka lagi. Aku tidak akan segan – segan memotong lidahmu, mengerti?” ucap Moreau sambil melangkah masuk. Sudah mengerti Abihirt akan menyusul, sehingga tidak mencoba melakukan sesuatu sekadar mencegah pria itu dari hasrat melangkahkan kaki.Aturannya masih sama. Abihirt akan tidur di sofa. Moreau tidak akan membicarakan apa pun. Dia lelah dan ingin secepatnya menjatuhkan tubuh ke atas ranjang, meski ternyata suara serak dan dalam Abihirt akan mencuak ke permukaan.“Semalam, aku merasakan seseorang menyentuhku. Apa itu kau?”Apa maksud dari pertanyaan Abihirt? Mengapa pria itu mengatakannya dengan tiba – tiba. Ini merupakan pembicaraan yang bisa dimulai sejak tadi pagi. Mantan suami Barbara sedang mencari cara supaya bisa menahannya tetap berdiam diri di tempat?Moreau tanpa sadar menipiskan bibir. Abihirt jelas tidak bisa melihat apa pun hal yang dia lakukan barusan. Mengakui itu sebagai su