Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Pertemuan Penting

Share

Pertemuan Penting

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-04-10 13:28:49

“Mengapa kau tiba – tiba mengajakku bertemu di tempat ini, Mom?”

Moreau tidak mengerti, tetapi dia tidak berhenti mengedarkan pandangan ke pelbagai arah. Barbara tidak biasanya mengirim pesan; meminta mereka bertemu di restoran saat wanita itu sendiri tahu kalau—mobil yang rengsek, masih membutuhkan waktu lebih lama dalam proses perbaikan.

Anehnya, Moreau tidak menolak kali ketika dia membaca serentetan pesan di layar ponselnya. Sedikit kekhawatiran bahwa Barbara mungkin ingin membicarakan sesuatu yang penting, dan tampak ... bahwa itu sedikit benar.

Moreau sedikit gugup menghadapi sikap Barbara yang tampak serius. Wanita itu telah melipat lengan di depan dada, sementara mereka duduk saling berhadapan.

“Aku ingin membicarakan soal Abi.”

Kali pertama Barbara bersuara. Jantung Moreau seperti menghadapi lonjakan signifikan. Sebelah alisnya terangkat tinggi. Namun, berusaha terlihat tenang ketika apa pun yang dia perlihatkan di hadapan wanita itu adalah bahaya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Perlahan Saja

    Kebetulan mereka bertemu di sini. Moreau tidak pernah melepas perhatian dari bahu Abihirt ketika pria itu tampak sibuk bicara bersama Mr. Pablo. Sepertinya percakapan mereka merupakan obrolan serius, hingga dia nyaris tidak mendapati Abihirt memalingkan perhatian—bahkan kepada Anitta saat pelatihnya ... sebenarnya sedang terlibat. Sedang terlihat mengagumi wajah pria itu. “Aku rasa, kalau tidak berteman dengan ibumu. Mrs. Voudly mungkin tidak akan segan – segan memamerkan bokongnya di depan Mr. Lincoln.” Juan tiba – tiba berkomentar asal di wajahnya—suara pria itu nyaris menyerupai bisikan penuh rasa takut. Moreau menghela napas, kemudian memutar mata malas menanggapi kata – kata Juan. Dia tidak ingin membicarakan apa pun tentang pelatih mereka. Lagi pula, sesi latihan akan segera selesai. Dia dan Juan hanya perlu melakukan satu kali pengulangan. Mereka seharusnya lebih daripada siap untuk program acara—yang sudah begitu dekat. “Jaga bicaramu, Juan. Jangan s

    Last Updated : 2025-04-11
  • Perjanjian Terlarang   Uang Jajan

    Moreau harap dia bisa lebih berani mengambil tindakan, tetapi setiap detil hal dengan sangat mudah meninggalkan dampak di antara mereka. Dia mungkin akan menanyakan langsung kepada Abihirt dan setidaknya—coba – coba memikirkan kembali saran dari Barbara. Lebih berhati – hati dan menjaga jarak. Ya. “Latihanmu sudah selesai?” Tubuh Moreau tersentak ketika suara serak dan dalam Abihirt merambat ke permukaan. Dia mengerjap. Cukup mengejutkan mendapati Abihirt sudah menjulang tinggi di hadapannya. Wajah pria itu selalu tenang, meski di sinilah bagaimana suasana pengabaian terasa kentara bagi Juan. “Kami baru saja selesai. Kenapa?” Moreau tak ingin Abihirt menunggu lebih lama. Dia juga melirik Juan secara bergantian. “Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang.” Demikian pernyataan Abihirt. Secara naluriah sesuatu dalam diri Moreau menyebarkan sensasi penolakan. Dia tersenyum tipis saat menengadah tinggi ke wajah ayah sambungnya. Abihirt tampak m

    Last Updated : 2025-04-12
  • Perjanjian Terlarang   Akhirnya Setuju

    “Tidak, Abi. Kau tahu aku dan Juan—“ “Dia sudah menerima uangnya. Sekarang kita pulang.” Keputusan Abihirt masih sama. Meninggalkan sesuatu yang tidak biasa Moreau singkirkan, tetapi dia merasa sangat harus. “Aku tidak mau ikut denganmu,” ucapnya, diliputi suara yang terdengar cukup lantang. Tidak ada siapa pun dan sedikit bersyukur jika Anitta tidak mengikuti keberadaan Abihirt. Perlu digaris bawahi kalau – kalau Moreau merekatkan ujung kakinya, seolah memang tidak bersedia diajak melakukan perjalanan pulang ke rumah. “Mengapa tidak mau?” Kernyitan di kening Abihirt menyiratkan segalanya. Moreau menelan ludah kasar sembari mencari jawaban terbaik agar bisa menghindari pelbagai tuntuntan dari pria itu. “Aku ... hanya tidak mau,” dia mengatakannya dengan gugup. Tidak tahu apakah reaksi demikian dapat memberi banyak pengaruh tentang apa yang seharusnya tidak dan akan. Moreau tak bisa membayangkan bahwa ternyata ... dia mungkin meninggalkan pelbagai prospek kep

    Last Updated : 2025-04-13
  • Perjanjian Terlarang   Jujur

    “Aku ingin kau menjawab pertanyaanku dengan jujur.” Memang merupakan ide buruk melakukan konfrontasi di kamarnya sendiri. Moreau sudah bisa membayangkan apa yang mungkin akan Abihirt lakukan ketika dia—secara sengaja atau tidak, melukai perasaan pria itu. Namun, mungkin ... perlu lebih berhati – hati terhadap urusan yang akan melibatkan Barbara, walau ibunya jelas tidak di sini. “Jujur seperti apa yang kau inginkan?” Perhatian Moreau tidak lepas dari setiap detil hal yang ayah sambungnya lakukan. Cara Abihirt melonggarkan dasi, atau saat pria itu menyingkirkan jas yang merekat, kemudian menyisihkan ke pinggir ranjang. Semua. Tidak sedikitpun adalah pecitraan buruk. Tidak lama lagi Moreau yakin, dia akan terpukau jika tidak segera mengendalikan diri. Sambil mengembuskan napas secara perlahan, Moreau memastikan telah memiliki keyakinan utuh, lalu berkata, “Apa kau menikahi ibuku untuk menguras harta kami?” Ini terlalu konyol. Namun, bukankah negosiasi den

    Last Updated : 2025-04-14
  • Perjanjian Terlarang   Tidak Harus Menyembunyikan

    Rasa penasaran Moreau tidak bisa dialihkan. Abihirt pandai menganalisis sehingga pria itu begitu yakin terhadap situasi yang dia dan Barbara bicarakan, tetapi apakah Moreau perlu mencoba sekadar membagi? Bukankah itu sama seperti dia kembali mengkhianati ibunya lagi? Semacam paket kombo dan sebuah pilihan tetap terasa mengerikan. Moreau mengerjap. Mungkin tidak apa – apa memulai sesuatu yang membuatnya sedikit ragu. “Baiklah. Aku akan memberi tahu apa yang ibuku katakan. Tapi, bisakah kau menjawab satu pertanyaan dariku?” tanya Moreau, setidaknya dia harus lebih pintar; menjebak Abihirt masuk ke dalam satu lubang di mana tangannya-lah yang akan mengatur beberapa hal tersisa. “Apa yang ingin kau tanyakan?” “Mengapa kau mengambil alih perusahaan ayahku? Bukankah kau tahu itu diwariskan untukku?” “Apa ini yang membuatmu berusaha menghindariku?” Alih – alih menjawab persis sesuai bayangan di benak Moreau. Abihirt sebaliknya mengajukan pertanyaan. Pria itu

    Last Updated : 2025-04-14
  • Perjanjian Terlarang   Kebersamaan

    “Kau merasa ibuku berusaha menjerumuskanku?” tanya Moreau lambat dan pria itu segera menambahkan jawaban. “Ya.” “Mengapa ibuku harus melakukannya?” Lagi. Moreau mengajukan pertanyaan untuk melihat sejauh mana Abihirt dapat menambahkan komentar, meski tampaknya pria itu tidak berusaha tejerembab lebih jauh. “Hanya ibumu yang tahu jawabannya, Moreau.” Ya, Abihirt benar. Moreau bisa merasakan siapa seharusnya yang dia desak dengan pelbagai tuntutan, tetapi Abihirt telah mengatakan untuk tidak membiarkan Barbara tahu. Ibunya tak boleh tahu dan apa pun itu ... dia perlu bersikap sangat waspada di hadapan wanita tersebut. Sambil menghela napas hati – hati. Moreau memutuskan untuk memindahkan sentuhan tangan dengan menangkup wajah Abihirt—menyelam ke mata kelabu pria itu. Ada sesuatu yang tersisa dan setidaknya dia perlu tahu jawabannya. “Mengapa kau lakukan ini? Kau hanya ayah sambungku. Apa pun yang coba ibuku lakukan, seharusnya kau berada di pihakny

    Last Updated : 2025-04-15
  • Perjanjian Terlarang   Rencana Mesum

    “Bagaimana kalau ibuku mencarimu?" tanya Moreau, kemudian menelan ludah kasar saat Abihirt menutup pintu kamar seperti cara pria itu membukanya lebar. “Tidak. Aku membuat ibumu sibuk belakangan ini.” Pria itu bicara nyaris menyerupai gumaman samar. Sesuatu yang menarik perhatian Moreau. Sebelah alisnya terangkat tinggi, kemudian berkata, “Tapi tadi pagi aku masih sempat menemui ibuku.” Barbara tidak terlihat menghadapi masa – masa sulit. Seperti tidak sedang dalam tekanan waktu, sebaliknya Abihirt mengatakan prospek yang begitu kontras. “Kau bisa melihatnya nanti.” Satu kaki pria itu telah menekuk di atas ranjang. Begitu tentatif membiarkan Moreau terbaring. Sepatunya masih merekat dan Abihirt tidak harus melakukan tindakan seperti ini saat mereka bisa memulai segala sesuatu dengan pelan. Moreau mengatur posisi bangun sambil menghela napas saat mendapati Abihirt telah mengurai ikatan tali sepatunya, kemudian menyingkirkan benda tersebut hingga dia hanya

    Last Updated : 2025-04-15
  • Perjanjian Terlarang   Mengingatkan

    “Kau tidak boleh melakukan itu,” ucap Moreau sarat nada waspada. “Kenapa?” Dia terkesiap saat satu tangan Abihirt masuk ke dalaman satin, sementara telunjuk pria itu telah mencelup ke inti tubuhnya. Geraman puas ketika merasakan dia telah basah membuat Moreau seperti menghadapi masalah besar. Abihirt seakan melahapnya hidup – hidup jika mereka tidak mengendalikan ini dengan cepat. “Kita sudah sepakat kalau kau tidak akan bersikap kasar denganku. Jadi, jangan lakukan apa pun hal yang tidak akan aku setujui.” Moreau mengatakan pelbagai pemikiran di kepalanya dengan setengah gugup. Tatapan Abihirt meninggalkan beberapa hal. Butuh jeda cukup kentara dan pria itu masih menerewang lama ke arahnya. “Abi ...,” panggil Moreau lambat. Bagaimanapun, dia tidak bisa menghadai Abihirt yang seperti ini. Takut jika ternyata pria itu akan mencurigai sesuatu, bahkan menebak dengan tepat mengenai satu rahasia yang masih disembunyikan. Kehamilannya. Ya. “Aku ti

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Ulah Samuel

    “Aku akan masuk. Kau janji tidak akan lama?” tanya Moreau. Terlalu lama berdiam diri di dalam mobil bukan prospek bagus. Mereka memang tiba sesaat setelah Juan mengajukan pertanyaan. “Aku janji tidak akan lama. Hanya mengambil beberapa pakaian dan keperluanku saja.” Benar. Moreau meminta Juan untuk menginap lagi. Menemaninya sampai merasa lebih baik dan bisa melakukan segala aktifitas sendiri. Mobil yang Barbara katakan sudah siap dari proses perbaikan ... memang sudah di kirim ke rumah ini. Hanya saja, dia sudah terbiasa bersama Juan yang selalu menyetir. “Kalau begitu hati – hati di jalan. Jangan ngebut, kau mengerti?” “Ya, Amiga. Tidak perlu khawatir.” Moreau tersenyum tipis, kemudian memutuskan untuk membuka sabuk pengaman. Dia melambaikan tangan setelah menginjakkan kaki di halaman depan rumah. Menunggu sampai mobil Juan hilang dari tikungan, baru melanjutkan langkah membuka pintu yang tampak sedikit ... aneh. Kening Moreau mengernyit, mengin

  • Perjanjian Terlarang   Partner Baru

    “Jadi kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam Abihirt persis begitu dekat. Lagi – lagi Barbara menelan ludah kasar, bahkan segera tersentak saat ruang untuk beranjak mundur telah habis dibatasi dinding kamar. Napas Barbara segera tercekat diliputi tangan kasar Abihirt yang mencekiknya dengan hebat. Pria itu kalap. Hampir tidak pernah ada tindakan mengerikan seperti ini, dan Barbara tidak bisa melakukan apa pun ... selain berharap Abihirt akan segera sadar. “Aku yakin kau juga sudah tahu kalau keputusan untuk menikahimu hanyalah ajang pembalasan dendam. Sekarang kau akan merasakan semua akibat dari perbuatanmu di masa lalu.” Di mata kelabu itu, sungguh tidak ada ampun. Barbara bisa melihat dengan sangat jelas bahwa Abihirt luar biasa membencinya. Ternyata begitu banyak topeng penyelematan, meski saat ini ... semua akan diselesaikan hingga tuntas. Barbara memejam sebentar. Cengkeraman Abihirt masih cukup memberinya kesempatan bicara. Dia mati – matian men

  • Perjanjian Terlarang   Kebenaran Tertunda

    Ujung tenggorokan Barbara seakan tercekat membayangkan pernikahan ini adalah ajang balas dendam. Dia tidak sedang mengenakan kostum penyesalan. Apa yang terjadi 20 tahun lalu adalah murni atas ketertarikan seseorang terhadap seseorang lainnya. Dia memang ... tahu bahwa Soares Villur Alcaraz telah memiliki istri. Begitu pula dengan mendiang suaminya, Jeremias Riveri. Namun, kematian Vanesia adalah gambaran tidak terpikirkan. Dia merasa .... ketika Soares akan memilihnya, itu merupakan bentuk keajaiban yang pantas. Mereka sempat merencanakan pernikahan setelah kematian Vanesia, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Rasa bosan ... hal tersebut dapat dipahami. Lagi pula, bersama Soares, Barbara sudah mendapat apa yang dia inginkan. Kemudian, dia mulai mengejar Jeremias. Semua terjadi seperti itu. Abihirt .... Barbara tidak bisa diam begitu saja. Perhatiannya mengedar ke pelbagai arah. Dia sebaiknya menggeledah supaya menemukan petunju

  • Perjanjian Terlarang   Setengah Kebenaran

    “Nyonya, Tuan sedang tidak di rumah. Dan atas perintah spesifik dari beliau, Anda tidak diizinkan menginjakkan kaki di tempat ini.” Barbara segera menoleh saat Emma mulai bicara. Ada ketakutan di balik suara wanita paruh baya itu. Sesuatu jelas telah dipahami bahwa dia akan melakukan hal di luar kendali. “Siapa kau melarangku?” tanya Barbara sembari menatap wanita di hadapannya penuh penghinaan besar. “Saya hanya menjalankan tugas, Nyonya.” Emma segera menunduk. Betapa Barbara muak menghadapi saat – saat seperti ini. Dia sedang ingin melampiaskan banyak hal. Barangkali bukan gagasan buruk jika melakukan satu hal memuaskan di sini. Dengan sudut bibir berkedut sinis, Barbara kemudian berkata, “Tugasmu hanya membersihkan apa pun yang terlihat kotor. Oh—atau kau merasa sudah melakukan pekerjaan-mu, maka kau bisa menggoyang kaki dengan tenang? Mari kutunjukkan kepadamu apa yang perlu kau lakukan. Sekarang, ambil kunci gudang!” Pernyataan Barbara diakh

  • Perjanjian Terlarang   Surat Perceraian

    Terbangun dengan kondisi sekujur tubuh mengalami pemberatan murni, membuat Barbara meringis setiap kali dia berusaha melakukan gerakan lain; kelopak matanya mengerjap, sedikit diliputi usaha mengingat kali terakhir hal yang dihadapi, tetapi kemudian menyadari bahwa dia tidak berada di mana pun di kediaman Abihirt. Siapa yang membawanya pulang? Benak Barbara bertanya – tanya tak mengerti. Jelas waktu telah berlalu jauh dan dia banyak melewatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka. Tidak apa – apa jika Abihirt ingin melampiaskan segala bentuk kemarahan kepadanya, asal pria itu tidak mengajukan satu hal yang benar – benar tidak Barbara inginkan. Napasnya memburu berat hanya dengan memikirkan hal tersebut. Jari – jari yang terasa gemetar berusaha menyisir helai rambut—terurai berserak di sekitar wajah. Berharap dia bisa segera bersiap. Sial. Sesuatu menghentikan Barbara ketika sorot matanya membidik satu titik di atas nakas. Semacam sebuah berkas yang

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status