Share

Samar

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-02-15 12:59:34

“Lain kali jangan mengendap seperti perampok,” dia berkata sedikit dengan usaha menyingkirkan sikap canggung di hadapan ayah sambungnya. Abihirt terlihat santai, tetapi pria itu jelas tidak bisa menyembunyikan keretakkan bersama Barbara.

Tidak.

Sebenarnya suami ibunya terlalu mahir. Moreau hanya beruntung ketika Caroline membocorkan beberapa hal di antara mereka, sehingga itu terlihat sedikit lebih mudah daripada terus menebak sesuatu yang tak akan pernah terungkap ke permukaan.

“Kau ke mana saja?”

Tidak ada tanggapan. Cukup mendesak Moreau supaya memulai pembicaraan yang terlalu hening. Sejujurnya dia tak begitu nyaman harus terperangkap berdua saja bersama Abihirt saat motivasi pria itu masih membentuk gumpalan yang samar.

“Pulang ke rumahku.”

Namun, ayah sambungnya mengatakan begitu saja, seolah Moreau tidak butuh informasi lebih penting. Padahal, dia terlalu haus untuk menghadapi sesuatu yang masih terasa gersang di puncak kepalanya. Hanya tidak in
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Galak

    “Lain kali jika kau berjanji kepada mereka lagi. Aku tidak akan segan – segan memotong lidahmu, mengerti?” ucap Moreau sambil melangkah masuk. Sudah mengerti Abihirt akan menyusul, sehingga tidak mencoba melakukan sesuatu sekadar mencegah pria itu dari hasrat melangkahkan kaki.Aturannya masih sama. Abihirt akan tidur di sofa. Moreau tidak akan membicarakan apa pun. Dia lelah dan ingin secepatnya menjatuhkan tubuh ke atas ranjang, meski ternyata suara serak dan dalam Abihirt akan mencuak ke permukaan.“Semalam, aku merasakan seseorang menyentuhku. Apa itu kau?”Apa maksud dari pertanyaan Abihirt? Mengapa pria itu mengatakannya dengan tiba – tiba. Ini merupakan pembicaraan yang bisa dimulai sejak tadi pagi. Mantan suami Barbara sedang mencari cara supaya bisa menahannya tetap berdiam diri di tempat?Moreau tanpa sadar menipiskan bibir. Abihirt jelas tidak bisa melihat apa pun hal yang dia lakukan barusan. Mengakui itu sebagai su

  • Perjanjian Terlarang   Modus

    “Terima kasih tumpangannya. Kau bisa pergi sekarang.”Memang tidak banyak percakapan selama perjalanan pulang. Moreau hanya bicara ketika mereka telah sampai di depan rumahnya. Dia bahkan terburu – buru membuka pintu mobil, lalu menapakkan kaki di halaman depan. Juga nyaris dengan langkah pasti meninggalkan Abihirt, tetapi tidak pernah menyangka bahwa pria itu akan terlalu cepat menyusul di belakang.Andai saja keberadaan seseorang di balik punggungnya tidak meningalkan atmosfer berbeda. Moreau mungkin tidak akan pernah berbalik badan; menengadah; dan menyadari bagaimana Abihirt terlalu tenang menjulang tinggi, begitu dekat, dan pria itu bisa melakukan apa pun yang diinginkan.“Ada apa lagi?” tanya Moreau setengah enggan. Perintah yang dia berikan sudah begitu spesifik. Abihirt perlu bersikap patuh. Duduk di kursi penumpang saat Gabriel sudah berpindah posisi, setelah tidak lupa mengembalikan kunci mobil miliknya.Namun, sekarang. Ha

  • Perjanjian Terlarang   Pulang Bersama

    “Hai.”Sebuah sapaan yang membuat Moreau secara naluriah menghentikan langkah. Tidak ada petunjuk bahwa Abihirt akan menunggunya di parkiran. Dia pikir pria itu tidak akan datang, karena biasanya Abihirt masuk ke dalam dan memesan sesuatu.Mungkin suasana hati pria itu sedang bagus, sehingga tidak memutuskan untuk minum?Sebelah alis Moreau bergerak memahami situasi mereka belakangan ini. Setidaknya, dia tidak perlu khawatir bahwa Abihirt akan melakukan sesuatu yang buruk.“Apa yang kau lakukan di sini?” kemudian bertanya sembari melangkah lebih dekat.Tubuh jangkung Abihirt—selalu mengharuskan Moreau untuk menengadah. Sekelebat—terlalu cepat, dia mendapati senyum tipis mantan suami Barbara sebelum itu akhirnya berubah menjadi tatapan intens dan bagaimana tangan Abihirt menyentuh bahunya.“Aku menunggumu pulang.”Itu yang dikatakan, tetapi Moreau memutuskan untuk menunduk sekad

  • Perjanjian Terlarang   Ciuman

    “Aku tidak tahu hidupku akan berubah begitu cepat. Terima kasih sudah melahirkan anak – anakku, Moreau.”Mengapa Abihirt tiba – tiba membicarakan hal ini? Iris biru terang Moreau bergerak gelisah. Benar – benar mencoba untuk menemukan jawaban, tetapi tidak ada sedikitpun petunjuk yang akan memberitahunya.“Aku tidak pernah merasa sehidup ini sebelum bertemu dengan kalian.”Sekarang pria itu menambahkan. Jadi, anak – anak akan menjadi pegangan hidup Abihirt sekarang? Semoga saja.Moreau tidak tahu apa yang perlu dia katakan, tetapi menyerahkan senyum tipis sambil menyingkirkan tangan Abihirt dan menjaga jarak supaya mereka tetap berada di batasan masing – masing.“Anakmu adalah anakku. Sudah menjadi tugasku melahirkan dan merawat mereka. Kau bisa selesaikan semua urusanmu di sini. Setelah itu pergilah. Gabriel sudah menunggu terlalu lama.”Bagaimanapun, Moreau belum siap membuk

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Disengaja

    Seseorang berdiri di halaman depan rumahnya sambil menyandarkan tubuh di badan mobil. Moreau tahu kepada siapa pria itu bersedia menunggu lebih lama. Abihirt. Beberapa waktu lalu mantan suami Barbara meminta izin untuk meminjam kamar mandi. Abihirt sedang mandi, ya, tetapi mungkin tidak apa – apa mendatangi pria itu sekadar memastikan kapan akan selesai. Tidak ada firasat yang menyiratkan bahwa sesuatu akan terjadi. Moreau sendiri menunjukkan sikap tenang ketika beranjak masuk ke dalam ruangan. Ada lekuk dinding sebagai pembatas menuju kamar mandi. Dia tidak memikirkan situasi tertentu. Terus melangkah, seperti itu, sampai tumbukkan tubuhnya bersama seseorang membuat suasana di antara mereka terasa canggung. Moreau tidak sengaja, sungguh. Abihirt kebetulan baru saja melangkah keluar dari kamar mandi, dan bagian paling mengejutkan adalah ... lilitan handuk di tubuh pria itu terlepas. Sial. Mantan suami Barbara tidak mengenakan apa pun di sana. Sementara Moreau harus melihat semua de

  • Perjanjian Terlarang   Tertidur

    Sudah terlalu lama usai anak – anak meminta Abihirt untuk menemani mereka ke kamar. Sama seperti Moreau diam – diam mendengar bahwa Lore dan Arias ingin dibacakan dongeng sebelum tidur. Mereka semua tahu Abihirt tidak akan menolak, bahkan terlalu mudah bagi pria itu sekadar mengajukan kesepakatan.Sekarang ... setelah kembali ke rumah. Moreau dapat mengiring alasan paling masuk akal, mengapa pria itu tidak keluar kamar—tidak berada di sofa seperti seharusnya. Barangkali Lore dan Arias masih ingin ayah mereka tetap di sana untuk menemani, tetapi dia cukup yakin jika anak – anak sering kali tertidur sebelum pukul sembilan. Waktunya sudah lewat dari saat – saat tersebut. Seharusnya tidak sulit bagi Abihirt untuk melarikan diri.Mungkinkah pria itu mengambil kesempatan untuk berada lebih lama di kamar bersama anak – anak?Benak Moreau menyimpulkan pelbagai hal yang dia sendiri tidak pernah setuju. Tidak ingin anak – anak terganggu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status