Share

Perjanjian dengan Makhluk Gaib
Perjanjian dengan Makhluk Gaib
Penulis: You Lee

Bab 1

(Dipaksa Mondok)

“Bapak yakin mau masukin anak kita ke pondok pesantren ini?” tanya seorang perempuan paruh baya bernama Fani kepada sang suami, sembari melihat ke arah sebuah gedung dua tingkat yang ada di hadapannya.

“Iya, Bu, Bapak sangat yakin,” balas Farhan dengan garis bibir yang melengkung ke atas.

“Tapi, Pak, bukannya kata orang-orang pondok pesantren ini---”

“Jangan percaya apa kata orang lain, Bu!” Farhan memotong ucapan istrinya, “Bapak pernah mondok lama di sini, jadi Ibu tidak usah memikirkan perkataan dari orang-orang itu, karena Bapak lebih tahu banyak tentang pimpinan pondok pesantren ini, dibanding mereka!”

“Ya sudah, Ibu percaya deh sama Bapak,” balas Fani, tetapi di dalam hati kecilnya ia merasa gelisah tanpa sebab.

Perempuan yang memakai gamis berwana salem tersebut kemudian membuka pintu mobil yang ada di sampingnya dan menyuruh sang anak untuk turun.

“Nak, ayok keluar, kita sudah sampai!” titah Fani dengan suaranya yang lembut.

“Baik, Bu.” Sang anak mengangguk.

Kemudian, pemuda yang baru saja menginjak usia delapan belas tahun bernama lengkap Fauzan Al Anshori itu pun akhirnya mulai menapakkan kaki di tanah.

Setelah itu, ia keluar dari kendaraan roda empat milik ayahnya dan langsung melihat ke dalam gerbang pesantren, dengan bulu alisnya yang terangkat sebelah ke atas.

Farhan dan Fani lalu mengajak anaknya tersebut untuk masuk ke pondok pesantren itu. “Ayok, Nak, kita ke dalam!”

Sang anak hanya menjawab dengan anggukkan kecil. Kemudian, ia berjalan di belakang kedua orang tuanya sambil membawa tas ransel berisi pakaian dan lain-lain.

Pemuda bertubuh tinggi dan tegap itu kemudian mengedarkan pandangan ke sekitar halaman pondok, yang berukuran cukup luas.

Para santri putra dan santri putri pun terlihat sedang berjalan dari arah yang berlawanan menuju ke madrasah, sambil membawa kitab kuning.

Fauzan kemudian malah menghentikan langkahnya, ketika melihat mereka semua. Ia merasa ada sesuatu yang mencegahnya untuk masuk lebih dalam ke area pondok.

"Ozan, ada apa? Kenapa kamu malah bengong kayak gitu? Ayok, kita temui Kiai haji Solehudin, guru ngaji Bapak dulu!" ajak Farhan kepada anaknya tersebut.

Bukannya menuruti ajakan dari sang ayah, Fauzan malah mengepalkan kedua tangan dengan napas yang tersengal-sengal dan rahangnya pun tampak mengeras.

Pemuda itu seperti sedang marah karena tidak suka berada di tempat tersebut. Fani lalu mencoba membujuk anaknya untuk masuk ke rumah Kiai haji Solehudin.

"Ayok, Nak, kita masuk!" Fani berbicara sembari tersenyum hangat agar sang anak mau menurut. 

"Aku tidak mau mondok!" tolak pemuda itu.

"Nak, meskipun awalnya kamu tidak betah, lama kelamaan pasti kamu bakalan betah, karena mondok itu seru. Kamu pasti akan mendapatkan banyak teman di sini yang baik-baik," bujuk Farhan sambil memegang pundak sang anak.

Kemudian, ada seorang gadis berkulit putih menghampiri mereka. "Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?"

"Ning Sarah? Apa kabar?" tanya Farhan seraya menundukkan kepala sedikit sebagai tanda penghormatan, kepada cucu dari pemilik pondok pesantren tempatnya mondok dulu.

"Alhamdulillah, saya baik, Pak." Sarah melengkungkan garis bibirnya ke atas.

"Alhamdulillah. Syukurlah kalau begitu. Oh, iya, saya mau bertemu dengan Kiai haji Solehudin. Apa beliau sedang ada di rumah?" Farhan kembali bertanya.

"Ada, Pak, mari silahkan masuk!" Sarah berbicara sembari berjalan dan membuka pintu rumah kakeknya.

Fauzan pun langsung dibujuk kembali untuk masuk ke rumah pemilik pondok pesantren tersebut, oleh kedua orang tuanya hingga akhirnya ia menurut.

Namun, pemuda itu malah mendadak menggeram seperti orang yang kerasukan jin, saat pertama kali melihat wajah Kiai haji Solehudin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status