Home / Fantasi / Perjuangan Cinta Surga / Part 8 Bertemu Kenzo

Share

Part 8 Bertemu Kenzo

Author: Yuni Ayu Izma
last update Last Updated: 2021-07-28 14:06:42

"Aku tahu yang orang yang pandai menyakiti, dia adalah Kenzo." ucap Diki berdiri dari tempat duduknya.

Daniel berjalan mendekati Diki. "Apa yang akan Kenzo lakukan dengan Dissa?" tanya Daniel berdiri di depan Diki.

"Aku tidak tahu, aku hanya ingin dia kembali. Aku bisa pergi liburan lagi." jawab Diki frustasi menghadapi situasi yang dialaminya saat ini.

Drt! Drt!

Criss menoleh ke arah sebelahnya terdapat sebuah ponsel milik Kornelius. Ia mengambil ponsel itu dan memberikan layar ponsel yang di genggamnya di hadapan Diki dan Daniel. Criss menerima panggilan masuk dari ponsel di genggamnya.

"Hey sayang, ini aku. Apakah orang itu akan membantu kita?" tanya seorang wanita dari panggilan masuk di ponselnya.

"Aku sangat takut, Selena merindukan dirimu. Kornelius? Hallo?" lanjut wanita itu dan disambut oleh suara anak kecil. "Mama, Dapatkah aku berbicara dengan ayah?" tanya anak kecil itu dari balik ponselnya.

"Kornelius? Hallo?" tanya wanita itu.

"Mama, aku ingin berbicara dengan ayah?" ucap seorang anak kecil.

"Dimana Kornelius? Beri telepon ini kepadanya segera" perintah wanita itu dan Criss langsung mematikan panggilan masuk itu. Ia menghela nafas sejenak dan menatap ke arah Diki dan Daniel.

"Ada alasannya, ia memberikannya kepada kau, sebelum ia meninggal. Mungkin itu memiliki jawaban yang kita butuhkan." ujar Criss.

Criss mengalihkan pandangannya menuju jasad Kornelius. "Kami memiliki laptop Dissa, mari kita lacak dimana keberadaannya," ajak Daniel.

"Aku membutuhkanmu," ucap Daniel lagi berdiri di hadapan Diki.

Diki menoleh ke arah laptop yang terjatuh di atas lantai dan laptop itu terlihat di kelilingi oleh butiran debu bangunan kafe.

Mereka pun berjalan keluar dari tempat kafe dan mulai berjalan menuju helikopter.

***

Di sebuah ruangan bernuansa serba putih dibaluti dengan beberapa bunga indah yang di kelilinginya.

Disana, terlihat seorang wanita cantik sedang terbaring di atas kursi dengan kedua tangan diikat erat dan ia berpenampilan pengantin berbaju putih brokat. Dissa masih memejamkan kedua matanya, ia terbangun saya otaknya mulai bekerja terhadap virus mematikan.

Dissa membuka kedua bola matanya pelan-pelan untuk menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Matanya yang terlihat berwarna biru tosca, hidung yang mancung serta bibir yang seksi membuatnya cantik natural.

Saat ia menggerakkan tubuhnya, ia merasakan t

kedua tangannya diikat erat dan membuat dirinya menggoyangkan tubuhnya untuk berusaha melepaskan ikatan borgor di kedua tangannya.

Hah!

Suara dari dalam kotak yang ditaruh di atas kursi pada meja tamu. Disana, terdapat banyak kotak di atas kursi yang bergerak dengan dihiasi suara yang menyeramkan. Dissa terlihat panik dengan keadaannya sekarang, apabila di tempat itu hanya dirinya seorang.

Cekrek!

Pintu pada layar bening itu terbuka, ia melihat seorang pria bertubuh kekar dengan mengenakan baju pria pengantin berwarna putih sedang berjalan ke arahnya.

Pria itu menghentikan langkah kakinya sejenak. "Aku berhasil membangunkan mereka untuk tetap hidup. Tetapi, aku belum tahu bagaimana menghentikan pembusukan itu," ucap Kenzo berdiri di depan Dissa.

"Prektekmu membuat hampir sempurna." sahut Dissa menatap wajah tampan Kenzo di hadapannya.

Kenzo melangkahkan kakinya menuju tempat duduk Dissa. "Menyapa tamuku. Keluargaku, ada beberapa teman-teman terdekatku," ucap Kenzo.

"Dissa Richard, Selamat datang. Namaku Kenzo Albert," lanjut Kenzo menatap Dissa yang jaraknya lebih dekat di depan meja.

"Aku mendengar bahwa kau dan temanmu telah menemukan obat untuk produkku." imbuh Kenzo seraya melepaskan borgor pada kedua tangan Dissa.

"Untuk seorang yang sangat muda, kau cukup pintar." Kenzo menaruh borgor itu di atas meja dan ia berdiri di sebelah Dissa.

"Aku menemukan penelitianku bukan hanya obat." sahut Dissa menatap tajam ke arah Kenzo.

"Apakah itu benar?" tanya Kenzo.

"Tolong beri tahu aku lagi," ucap Kenzo berdiri tepat di hadapan Dissa.

Dissa masih menatap wajah tampan Kenzo yang terlihat sedikit keribut karena termakan usia. Maklumlah, umur Kenzo Albert sudah memasuki 35 tahun. Sementara, Dissa masih berumur 25 tahun.

"Aku tahu, bagaimana virus mematikan itu diaktifkan." jelas Dissa di depan Kenzo.

"Virus hewan, Dissa. kau bisa menyebutnya virus-h." jawab Kenzo.

"B.O.V. Kau tahu siapa yang menyerang? Itu membuat senjata jauh lebih menarik. Pasti sulit, memberikan mereka bergerak. Tapi aku tahu, bagaimana kau membawanya bersama. ada 3 model virus: pertama yaitu melakukan menginfeksi. kedua, menjadi pemicu. Ketiga, menempatkanmu untuk mampu memilih korbanmu." ucap Dissa menatap fokus ke arah Kenzo.

Virus Mematikan

Berhasil Dimatikan

"Virus jenis penonaktifan, vaksin." ucap Dissa lagi.

***

Sementara di tempat lain, Criss dan Daniel menatap fokus pada layar laptop Dissa.

"Dapatkan peta lagi," perintah Criss. Daniel mengklik pada tombol merah dan menunjukkan peta lokasi yang sedang mereka selidiki.

"Dia pasti berpikir bahwa wabah ini dirangkai. Soalnya, mereka berkumpul sekitar taman itu." jelas Daniel menatap fokus pada layar laptop.

"Jika benar apa katanya dapat menidurkan orang-orang untuk selamanya? Maka berapa banyak orang yang terinfeksi." tanya Criss menoleh ke arah Daniel sejenak dan menatap pada layar laptop lagi.

***

"Kau mencampurkan virus itu ke dalam minuman," sahut Dissa.

"Aku terkesan, Bagaimana kau mengetahuinya?" tanya Kenzo berdiri di hadapan Dissa.

"Aku melihat tinggi konsentrasi pada penelitian Jesika pada merek minuman X. Itu merupakan sumber air minum dari minum botol X. Tapi itu tidak direncanakan olehmu, itu terjadi secara kebetulan." ucap Dissa melipatkan kedua tangannya di atas dadanya.

"Di bawah kondisi khusus, virus-h dapat dirilis tanpa memicu virus. Dapat menyebar virus rilis ini dijamin melalui udara. Bentuk gas, setiap dari mereka memiliki virus baik ada kekuasaan maupun tidak. Mereka bisa diaktifkan dengan sendirinya. Tapi ketika bergabung, mereka menjadi efektif, senjata biologis terkendali." lanjut Dissa menjelaskan panjang kali lebar di depan Kenzo.

"Indah sekali, Dissa. Aku tidak heran, kau dan teman-temanmu selamat dari virus di kota itu." sahut Kenzo.

***

"Jika pemicunya adalah udara, sulit untuk mengontrol siapa yang mendapatkannya." imbuh Diki.

"Jadi, Kenzo karena itu harus menggunakan bentuk vaksin." jawab Criss.

"Untuk memeriksa dia dari wabah yang menyebar, Pertama, Dia vaksinasi orang, dia tidak akan menginfeksi. Jadi, senjata lebih akurat. Apakah kau mengerti?" ucap Daniel.

***

Kenzo berjalan menuju tempat kursi di sebelah Dissa dan mendudukan dirinya. "Kau telah melakukan pekerjaan rumah mereka pada virus A. Apa yang terjadi sekarang?" tanya Kenzo menoleh sekilas ke arah Dissa.

Dissa menoleh ke arah Kenzo. "Tidak sulit bagiku untuk menciptakan obat uji. Sekarang aku tahu bahwa ia bekerja dengan baik. Tim ku memiliki penelitianmu dan darahku. Kau "Produk", seperti yang kau sebut itu akan segera usang," jelas Dissa panjang lebar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjuangan Cinta Surga   Part 100 Mencintai Selama-Lamanya - Epilog

    "Tapi aku tetap menginginkannya! Dan ingin sekali bertemu dan meminta pada Beri. Tapi, Kak Beri melarangku untuk pergi kekampus selama tiga hari." keluh Mini. "Kau tenang saja! Masalah Beri biar aku yang menanganinya," ucap Novi. "Besok aku yang akan meminta maaf kepada kamu sekaligus berterima kasih kepada kamu." "Benarkah?" tanya Mini, yang dijawab anggukan kepala oleh Novi. "Terima kasih Novi, aku sangat beruntung bisa memiliki sahabat sepertimu." tubuh mini memeluk Novi. "Aku juga beruntung memiliki sahabat sepertimu." balas Novi, dengan tersenyum. Sementara itu dari kejauhan, Pak Lang menatap pada Nona Mini dan Nona Novi yang sedang berbicara.Dengan tersenyum, Pak Lang langsung melaporkan kejadian yang dilihatnya kepada Nyonya Dila. Karena sudah menjadi tugas Pak Lang untuk melaporkan segala sesuatu yang terjadi dimansion utama tanpa ada yang disembunyikan. keesokan harinya, seperti yang sudah terlihat Novi kepada Mini. Saat ini Novi sudah

  • Perjuangan Cinta Surga   Part 99 Kau Tidak Mencintaiku

    Akhirnya Mini dan Rangga pulang ke mension dan sepertinya dewa Fortuna tidak berpihak pada Rangga. Perlahan Mini membuka pintu kamar mandi, sambil menyembunyikan tubuhnya dibalik pintu. Sebab, ia merasa malu dengan tubuhnya yang tidak mengenakan apa pun. "Kak, aku menstruasi."lirih Mini. "Menstruasi?"tanya Rangga sambil berfikir dan langsung menepuk keningnya saat sadar apa dari kata menstruasi. "Kenapa sekarang harus keluar? Apa tidak bisa dihentikan dulu?"keluh Rangga menatap kearah miliknya yang masih berdiri tegak karena belum tersalurkan sama sekali. "Dihentikan? Memangnya air yang bisa dihentikan!" Sungut Mini.*** Mension Keluarga Richard. Novi yang baru pulang dari kantor bersama Diki, langsung ditarik oleh Mini kehalaman belakang mansion. Mini sudah tidak sabar untuk menceritakan semua yang terjadi pada hari ini. Dari sejak kejadian dikampus, sa

  • Perjuangan Cinta Surga   Part 98 Cinta?

    keesokan harinya.  Rencana yang sudah disusun rapi dari kemarin oleh Diki, Novi, Mini dan Beri langsung dijalankan oleh Beri dan juga Mini.  Di area kampus, mereka selalu jalan berdua.  Membuat semua mahasiswa yang lain ikut iri dengan wanita Beri yang bisa jalan bersama blasteran secantik Mini.  Sedangkan Beri yang selalu bercita-cita memiliki seorang istri blesteran agar bisa mengubah keturunannya, merasa sangat bahagia dekat dengan Mini.  Walaupun kedekatan mereka hanya karena sebuah misi, tapi Beri berusaha untuk menjadi teman dan sahabat yang baik untuk Mini.  Sementara itu diperusahaan Dimitri.  Rend. Rangga kembali mendapatkan informasi dan foto-foto Mini dengan seorang pria.  "Ini kan pria yang kemarin?"  gumam Rangga menatap foto Mini bersama Beri yang sedang duduk di kursi taman kampus.  Rangga terdiam sewaktu-waktu dan langsung meletakan ponselnya.  Ada perasaan marah dalam diri Rangga saat melihat Mini kembali dekat dengan pria yan

  • Perjuangan Cinta Surga   Part 97 Membantu Mini

    Kafe Buaya DaratSetelah sempat mengunjungi halaman parkir kampus. Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke cafe Buaya Darat yang berada di jalan JI. Senopati yang tidak jauh dari tempat kampus tersebut. Mereka berempati berbicara dengan sangat serius, terutama Novi yang sangat bersemangat untuk menjalankan misi yang ada di kepalanya. "Jadi, bagaimana Ber?" tanya Novi. "Kau mau membantu Mini?" pinta Novi dengan wajah yang penuh harap. Beri menatap kearah Novi dan Mini secara bergantian, lalu menghela nafasnya dengan berat. "Kenapa setiap kali bertemu denganmu, aku selalu dimintai tolong!" gumam Beru dengan menggarukan kepalanya yang tidak gatal. "Tapi Nov, kalau pun Beri mau membantuku untuk membuat Kak Rangga cemburu. Bagaimana caranya?" tanya Mini. "Kita tidak boleh membawa orang luar kedalam mansion utama? Lalu, bagaimana bisa Kak Rangga melihatku dengan Beri?" tanya Mini dengan mengerutkan kening

  • Perjuangan Cinta Surga   Part 96 Diki Dan Novi Memperhatikan Mini Tertawa Lepas

    Tiga hari kemudian. Novi yang diperbolehkan untuk ikut kekampus Mini, merasa sangat bahagia karena akhirnya bisa terbebas dan tidak berada didekat Diki. Namun rasa bahagia itu lenyap seketika saat Novi memasuki mobil yang ternyata sudah ada Diki yang duduk di kursi penumpang dengan gaya coolnya. "Aku kira kau tidak ikut bersama kami!" gerutu Novi pada Diki, sambil menatap malas menjnu suaminya terlihat datar tanpa ekspresi apa pun. Sementara Mini sudah duduk didepan bersama dengan Leo yang menyetir mobil. "Mana mungkin aku membiarkan istri tercintaku pergi sendirian!" Dafa menatap kearah Novi dengan seringai licin diwajahnya."Kau itu tidak bisa membedakannya ya! Mana yang pergi sendiri? Mana yang pergi berdua? Aku kan pergi bersama Mini!" protes Mini dengan mengerucutkan keinginannya. "Sayang kau jangan protes! Atau kita akan pergi ke kantorku saja!" ancam Diki. "lya... Iya. Tapi kau tunggu di mobil! Jangan

  • Perjuangan Cinta Surga   Part 95 Benar Apa Salah?

    "Ah iya, boleh aku minta susu hangat."  pinta Novi.  "Susu hangat?" tanya Pak Lang dengan tatapan heran karena setahu Pak Lang, Nona Novi tidak suka susu. "Pak Lang!"  seru Novi.  "Baik Nona."  Pak Lang langsung berjalan kedapur.  "Aman." Novi mengusap punggungnya,l dan bersiap kembali untuk menguping.  "Apa mereka sudah tidur ya?"  gumam Novi karena dari tadi tidak mendengar apapun dan dari arah belakang, Novi merasa bahunya di tepuk oleh seseorang.  "Taruh saja di meja Pak,"  ujar Novi tanpa menengok kearah belakang.  Namun bahunya kembali ditepuk dari belakang.  Membuat Novi merasa sangat kesal.  "Aku sudah bilang taruh saja di --" Novi langsung terdiam saat melihat orang itu yang menepuk bahunya adalah Diki.  "Sayang." Novi langsung tertawa dengan kaku.  "Sedang apa kau disini?"  tanya Diki dengan dingin.  "Aku... Aku sedang menguping."  jawab Novi sambil berl

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status