Share

Masa Lalu Bree

Gema memasuki gerbang rumah mewah bergaya eropa. Jarak rumah utama dengan gerbang depan lumayan jauh. Sebelum sampai ke rumah utama, setiap mata orang yang datang bertama kerumah Gema akan melihat hamparan kebun bunga yang indah. Kebun bunga ini merupakan tempat favorit dari mommy Gema. Setelah melalui taman bunga yang menyejukkan mata, selanjutnya kita akan melewati jembatan yang dibawahnya terdapat kolam ikan. Barulah setelah itu kita akan melihat sebuah rumah gaya eropa yang sangat cantik dan megah tak ketinggalan kemewahan dari setiap isi rumah itu.

Gema kemudian memarkirkan mobil sport keluaran terbarunya di tempat parkir khusus mobil Gema. Gema kemudian berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu.

"Tina, kamu lihat teman-teman saya?" kata Gema kepada kepala pelayan di rumah utama.

"Ada tuan. Teman-teman tuan menunggu tuan di gazebo taman belakang." kata Tina.

"Baik, saya kesitu dulu. Kalau mommy tanya katakan saya berada di gazebo belakang dengan teman-teman." kata Gema.

"Oh ya Tina, tolong antarkan minuman dan cemilan ke tempat saya." Gema terus berjalan ke tempat ketiga sahabatnya yang sedang berkumpul.

"Lama loe Gem. Kami sampai lumutan nungguin loe." kata Biru sambil tidur-tiduran di gazebo.

"Siapa juga yang suruh loe-loe ke rumah gue." kata Gema sambil duduk menjuntaikan kakinya ke kolam di bawah gazebo itu.

"Gem, loe seriusan mau menargetkan Bree sebagai pengganti Rianti?" kata Galang dengan mimik serius. Guntur dan Biru yang tidak menyangka Galang akan bertanya seperti itu langsung melongo mendengarnya.

Gema terlihat sangat berpikir, sambil memainkan kakinya di dalam kolam. Tak lama kemudian pelayan datang membawa minuman dan cemilan yang diminta oleh Gema tadi.

"Permisi tuan, saya membawakan minuman dan cemilan yang tuan minta tadi." kata Pelayan itu sambil.menundukkan mukanya.

"Terima kasih mbak. Tarok saja di meja itu." kata Gema. Pelayan meletakkan minuman dan cemilan yang dibawanya tadi, kemudian permisi untuk masuk kembali ke dalam rumah besar itu.

"Gem, loe dengerkan pertanyaan gue tadi?" kata Galang.

Gema kembali terdiam. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia sibuk dengan apakah ini cinta atau hanya obsesi saja. Gema hanyabbisa terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaan dari Galang tadi.

"Baiklah Gem. Kalau loe masih belum bisa menjawabnya tidak apa-apa. Tapi pesan gue sebagai sahabat loe. Tolong jangan loe permainkan perasaan Bree." kata Galang.

Gema yang mendengar apa yang dikatakan Galang, langsung menatap Galang dengan sorot mata yang tajam.

"Lo denger ya Lang. Gue kalau nggak ada rasa nggak akan pernah mau mengikuti dan memperhatikan seorang perempuan dengan begitu instennya." kata Gema dengan menatap tajam Galang.

"Oke Gem. Gue ngerti dan gue merasa nyaman." kata Galang. Biru yang mendengar jawaban dari Galang langsung heran.

"Maksud loe apa Lang, ngomong yang kayak tadi." kata Biru sambil menatap curiga ke Galang.

"Sebenarnya Bree adalah sepupu Gue." kata Galang. Gema, Biru dan Guntur yang mendengar apa yang dikatakan Galang melongo tidak percaya.

"Sepupu maksud loe gimana Lang. Gue gak paham." kata Gema dengan wajah yang penasaran.

"Bree adalah anak dari adik tiri bokep gue. Tapi Bree tidak tahu bahwasanya kami sepupu." kata Galang sambil menatap jauh ke depan.

"Maksud loe? Bukannya bokap loe anak tunggal?" kata Gema.

"Bokap gue memang anak tunggal nyokap gue. Tapi waktu umur gue 18 tahun baru terungkap bahwasanya kakek gue punya istri selain nenek gue." kata Galang sambil melihat ke arah ketiga sahabatnya.

"Terus?" kata Gema yang tidak sabaran ingin mengetahui siapa Bree sebenarnya.

"Ternyata dari nenek gue yang satu lagi, kakek gue punya anak laki-laki yaitu bokapnya Bree." kata Galang.

"Apa Bree tau Lang. Loe Abang sepupunya?" kata Biru

"Dasar ogeb loe. Tadikan Galang udah bilang bahwasanya Bree tidak tau kalau Galang adalah saudara sepupu tirinya." kata Guntur sambil menjitak kepala Biru yang kadang-kadang mendadak menjadi ogeb tidak jelas.

"Terus, dari mana loe tau kalau Bree adalah sepupu loe?" kata Gema.

"Bokap gue meminta anak buahnya melakukan pencarian terhadap anak dari kakek gue dari nenek yang beda." kata Galang.

"Ternyata pencarian yang dilakukan anak buah bokap gue, menghasilkan bahwasanya Bokap gue memiliki saudara tiri laki-laki." kata Galang. melanjutkan ceritanya.

"Jadi gimana loe bisa yakin kalau Bree adalah saudara sepupu loe?" kata Gema masih dengan rasa penasarannya yang sudah memuncak.

"Saat itu, Bokap gue yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak buahnya, meminta anak buahnya melakukan tes dna dengan cara mengambil semua rambut anggota keluarga saudara tiri bokap gue." kata Galang.

"Dan hasilnya benar Bree sekeluarga adalah adik tiri bokap gue." kata Galang.

"Terus selama ini mereka tinggal dimana Lang?" kata Biru penasaran juga.

"Mereka tinggal di negara A. Mereka sengaja dikirim kakek gue ke negara A, agar tidak ada yang tau dengan keberadaan saudara tiri bokap gue itu." kata Galang.

"Terus, sekarang kenapa mereka pulang ke sini?" kata Guntur.

"Mereka pulang karena digiring oleh Bokap gue tanpa sepengetahuan dari saudara tiri bokap gue. Bokap gue membuat perusahaan dari Bokap Bree yang di Negara A bangkrut. Sedangkan dengan perusahaan di sini, sengaja ayah gue membangun kerjasama dengan investasi besar. Jadi mau tidak mau Bokap Bree membawa keluarganya untuk pindah ke sini " kata Galang dengan mimik wajah serius.

"Maaf sebelumnya Lang. Apakah bokap loe marah dengan saudara tirinya?" kata Guntur dengan mimik wajah meminta maaf.

"Nggak. Bokap gue nggak marah. Karena menurut bokap gue yang salah adalah kakek gue." kata Galang.

"Kalau bokap loe nggak marah, kenapa bokap loe nggak mau kalau saudara tirinya tau keberadaan saudara dan ayahnya?" kata Gema.

"Bokap nggak mau karena takut kakek akan melakukan hal yang lebih parah lagi." kata Galang.

"Bukannya dengan membawa Bree dan keluarganya ke sini akan membuat kakek loe kembali nekat?" kata Guntur.

"Kakek sekarang sudah tidak tinggal di sini lagi. Kakek sudah pindah kenegara F untuk selamanya tinggal di situ." kata Galang.

Keempat sahabat itu terdiam mencerna apa yang sudah diceritakan oleh Galang tentang asal usul Bree.

"Gem, makanya gue tanya ke loe. Apakah loe serius dengan Bree atau tidak." kata Galak dengan wajah takutnya.

"Kenapa loe takut gitu Lang?" kata Gema.

"Gue takut karena, kalau sewaktu-waktu kakek pulang, dia akan mengganggu kehidupan Bree lagi."kata Galang.

"Gue tau, satu-satunya keluarga yang bisa membuat kakek gue gentar adalah keluarga Gema. Jadi tolong gue Gem. Tolong loe jaga Bree." kata Galang sambil memegang bahu Gema.

"Oke Lang. Gue akan berusaha menjaga Bree dengan kekuasaan yang gue punya." kata Gema dengan begitu yakinnya.

"Trims Gem. Gue menjadi nyaman dengan janji loe tadi." kata Galang.

Tak terasa karena keseriusan mereka bercerita hari sudah beranjak malam. Ketuga sahabat Gema pamit kepada Gema, tetapi saat sampai di dalam rumah utama. Mommy Gema memanggil mereka berempat untuk ikut makan bersama.

"Gema, sini sayang bawa ketiga sahabatmu, kita makan malam bersama dulu. Mommy sudah masak banyak karena tau kalian bertiga datang tadi sore." kata mommy sambil menyuruh Gema dan ketiga sahabatnya duduk di meja makab mengikuti makan malam di rumah mewah itu.

Ketiga sahabat Gema tidak mungkin menolak ajakan makan malam dari orang tua Gema, karena mereka sudah menganggap orang tua sahabatnya juga orang tua mereka.

"Mommy masak apa mom?"kata Biru sambil duduk di depan Gema.

"Mommy masak kesukaan kalian berempat. Temoe mendoan, ayam bakar rica, dendeng balado dan tumis kangkung serta ada salad buah." kata Mommy dengan senyum ceria karena dia masih ingat dengan makanan kesukaan Gema dan sahabat-sahabatnya.

"Mommy memang mommy terbaik dari keempat mommy yang kami punya." kata Galang sambil memeluk mommy Gema.

"Ehm. Nanti pas Mommy Ema bawa makan di rumah, loe bilang lagi mommy Ema terbaik dari keempat mommy." kata Biru menjawab pernyataan Galang tadi.

Poppy dan Mommy Gema serta Keempat sahabat itu. Makan dengan begitu lahapnya. Di rumah Gema tidak ada protokol makan sambil diam, karena kesibukan Poppy dan Mommy maka meja makan adalah tempat terhangat untuk berbagi cerita. Maka jangan heran kalau saat sarapan, makan siang apalagi makan malam akan membuat ruangan makan di rumah mewah itu seperti pasar.

"Mom, Huntur mau cerita deh mom." kata Guntur melirik ke arah Gema.

"Cerita apa Gun?" kata mommy yang juga kepo.

"Salah satu dari kami berempat, sedang tergila-gila kepada satu gadis Mom. Sampai-sampai salah satu dari kami rela mengikuti setiap kegiatan gadis itu mom." kata Guntur sambil melirik ke Gema.

Poppy yang awas dengan lirikan mata Guntur langsung tertawa. "Hahahahahaha, semoga yang diikutin rela ya Gun diikuti salah seorang dari kalian." kata Poppy.

"Udah pasti rela dong Py. Wong yang mengikuti pria-pria tampan." kata Mommy sambil melihat satu persatu ke arah anak-anaknya.

Tak terasa hari sudah malam. Ketiga sahabat Gema pamit untuk pulang.

"Biru, loe naik taksi online aja pulang yam Gue lagi malez antarin loe pulang." kata Galang.

"Gue pulang pake apa Lang. Kalau tau gini mending tadi gue bawa mobil sendiri. Bukannya nebeng monil elo." kata Biru yang males untuk naik takso online pulang ke rumahnya.

"Biru, kamu boleh bawa salah satu mobil yang ada di garasi Poppy. Kuncinya ada di tempat biasa." kata Poppy yang kasian melihat muka kecut Biru.

"Asik, boleh seminggukan pi?" kata Biru dengan sumringahnya.

"Boleh Biru. Setahun pun boleh." kata Poppy sambil jalan ke dalam. Tapi Poppy yang tau gimana gesreknya Biru kembali ke arah Biru.

"Biru, kamu boleh memakai mobil manapun tetapi poppy larang memakai mobil yang ditutup selimut, karena itu mobil kesayangan poppy." kata poppy sambil kembali ke ruang keluarga menemui mommy yang telah duluan kesana.

"Yah gagal deh gue bawa bugati keluaran terbaru." kata Biru dengan wajah memelas, padahal dia sudah membayangkan akan membawa salah satu mobil termahal di dunia.

"Tenang Biru, jaguar Poppy kayaknya malam ini nggak diselimutin poppy." kata Gema sambil tertawa melihat wajah memelas Biru.

"Akhirnya, gue jadi juga mobil termahal besok ke kampus." kata Biru sambil berlari ke tempat kunci biasa diletakkan oleh keluarga Gema setelah pulang membawa mobil.

Galang dan Guntur yang melihat tingkah gesrek Biru hanya bisa tersenyum. Biru bukanlah keluarga menangah, dia juga salah satu keluarga kaya. Tapi Biru memang seperti itu. Dia sangat suka mengekspresikan dirinya dihadapan orang-orang terdekatnya.

Gema, Galang dan Guntur melihat Biru yang keluar dari garasi sambil.mengendarai mobil jaguar kesayangan Poppy Gema. Sambil mengklakson ketiga sahabatnya itu.

"Dasar Biru nggak bisa melihat kesempatan emas. Langsung main hajar." kata Guntur.

Kemudian Guntur dan Galang pamit pulang kepada Gema.

Gema kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya sambil memandang ponselnya. Dia berharap ada notif masuk dari Bree. Ternyata harapan hanya tinggal harapan tidak ada notif yang masuk keponsel Gema atas nama Bree.

"Mungkin dia lelah karena seharian menemani mommy nya ke mall" kata Gema.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status