Gema terlihat sangat gelisah dalam tidurnya, terlihat keringat membasahi badannya. Gema mendadak terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk yang menghantuinya. Gema terbangun dengan napas yang memburu, itu terlihat dari dadanya yang naik turun dengan sangat cepet. Gema langsung mengambil air minum yang terletak di nakas sebelah tempat tidur. ' Kenapa gue bisa mimpi Bree ya? Apa ada terjadi sesuatu dengan dirinya?' kata Gema dalam hati sambil melap mukanya yang sudah mandi keringat itu.
Gema mencoba kembali untuk tidur karena hari baru menunjukkan pukul 02.00 wib. Semakin Gema berusaha untuk tidur, hasilnya sama saja, mata Gema tetap tidak bisa dibawa kompromi. Gema hanya membolak balik badannya saja di atas kasur itu. Mulai dari telentang, telungkup, miring kiri, miring kanan, hasilnya sama saja, Gema tetap tidak bisa tidur.
'Nggak mungkinkan gue harus telpon Bree malam-malam gini. Takutnya nanti gue mengganggu Bree.' bathin Gema. Gema bangun sambil menuju ke wastefek yang ada dikamarnya untuk mencuci mukanya. Suoaya dianbisa berpikir jernih apa yang harus dilakukannya. Apakah dia akan menelpon Bree atau menunggu pagi dan mencari Bree ke fakultasnya. Setelah menimbang-nimbang baik buruknya atas kedua pilihannya itu akhirnya Gema mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja di atas kasur.
Gema kemudian mencari nomor kontak Bree di ponselnya. Akhirnya dengan perasaan yang campur aduk Gema memberanikan dan menekadkan hati untuk menelpon Bree. Panggilan pertama tidak diangkat Bree. Gema mancoba kembali untuk menelpon Bree. Gema terus berusaha, Gema tidak mau menyerah, dia harus mendapatkan kepastian bahwasanya Bree dalam keadaan baik-baik saja. Baru pada panggilan kelima diangkat oleh Bree.
"Hallo" kata Bree dengan masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih berserakan itu.
"Hallo Bree. Ini aku Gema." kata Gema.
"Iya Gem, ada apa?" kata Bree dengan suara yang jelas baru bangun dari tidur lelapnya.
" Apa aku mengganggu kamu Bree?" kata Gema dengan suara yang menyesal karena sudah mengganggu tidur Bree sambil menyandarkan kepalanya ke kepala ranjangnya.
Bree sesaat terdiam memikirkan pertanyaan Gema tadi. Tapi Bree tau pasti ada yang mengganjal di hati Gema, karena Gema tidak biasanya menelpon Bree tengah malam seperti sekarang ini.
"Kalau aku ngomong nggak, berarti aku udah boong sama kamu. Jujur aku memang sedikit terganggu. Tapi melihat sikapmu selama ini, kamu mendadak nelpon aku tengah malam, berarti ada sesuatu yang mau kamu sampaikan kepadaku. Jadi aku memaafkan kamu yang sudah berani mengganggu aku tidur." kata Bree dengan bijaknya, padahal saat itu, rasanya Bree mau melempar Gema dengan benda yang ada didekatnya sekarang.
" Makasi Bree, kamu sudah memaafkan aku, tanpa aku meminta kepadamu." kata Gema sambil senyum-senyum sendiri.
"Gini Bree, tadi aku mimpi kamu sedang menangis. Aku berusaha menenangkan kamu. Tapi semakin aku menenangkan kamu, kamu semakin menangis Bree. Dalam tangismu, kamu berkali kali mengatakan kamu takut Bree." kata Gema menceritakan perihal mimpinya kepada Bree.
"Aku sudah berusaha untuk tidur lagi, tapi tetap tidak bisa Bree. Mimpi itu muncul lagi." kata Gema.
"Gem, aku baik-baik saja. Tidak ada yang terjadi pada ku, Gem." kata Bree berusaha meyakinkan Gema bahwasanya dia dalam keadaan baik-baik saja.
"Serius Bree, kamu baik-baik sajakan, kamu tidak bohong sama aku kan Bree?" kata Gema yang merasa tidak yakin dengan jawaban yang diberikan Bree kepada dirinya.
Bree terdiam sesaat. Bree ragu apakah dia harus menceritakan apa yang terjadi pada dirinya tadi kepada Gema. Tapi, Bree tidak mungkin menceritaknnya karena Gema bukan siapa-siapanya Bree, hanya sekedar teman dan senior di kampus.
"Bener Gem. Aku baik-baik saja." kata Bree meyakinkan Gema, supaya Gema kembali tenang.
Gema tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Bree. Gema menjadi tidak yakin karena tadi Bree sempat terdiam saat Gema bertanya lebih serius kepada Bree.
"Bree, aku memang bukan siapa-siapa kamu Bree. Tapi yakinlah Bree, aku akan menjadikan kamu siapa-siapa aku kedepannya. Saat hatiku dan hatimu sudah yakin dengan semuanya." kata Gema kepada Bree.
"Bree, saat hati kita berdua sudah yakin, kamu harus berbagi dengan ku apapun yang terjadi kepadamu Bree. Aku akan selalu melindungindan menjagamu dengan nyawaku Bree." kata Gema.
Bree terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Gema. Bree tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Gema. Tapi melihat sikap Gema selama ini, Bree menjadi tahu bahwasanya Gema sedang berbicara serius kepadanya.
"Baiklah Gem. Aku akan jujur dengan yang terjadi kepadaku saat aku pergi ke mall tadi. Tapi aku akan bercerita besok pagi tidak sekarang, karena jujur Gem. Aku luar biasa mengantuk. Mana besok aku kuliah pagi." kata Bree memberikan kepastian kepada Gema bahwasanya Bree akan menceritakan apa yang dia alami saat ke mall tadi siang.
Bree mau berbagi dengan Gema karena Bree sadar, dia hanya memiliki mami dan dedynya tanpa adanya saudara laki-laki. Bree sadar walaupun Gema tidak menjadi kekasihnya, tetapi Gema bisa dia anggap menjadi saudaranya. Dalam hatinya Bree berharap suatu saat dia bisa mencintai Gema. Bree juga berharap Gema juga akan mencintai Bree.
"Oke Bree. Besok aku seleaai kuliah pukul dua siang. Kamu selesai jam berapa Bree?" kata Gema.
"Aku selesai jam dua belas Gem. Aku akan tunggu kamu di perpustakaan. Karena mau mengembalikan buku yang aku pinjam dua hari yang lewat serta mau membuat tugas makalah yang bukunya kita cari kemaren." kata Bree kepada Gema sambil menguap.
Gema yang mendengar Bree menguap langsung tertawa. "Hahahahahaha, ya udah lanjutkan lagi tidurnya Bree. Aku udah nyaman karena aku sudah yakin kamu aman sekarang."
"Kamu juga tidur ya Gem, nggak baik begadang terus. Jangan mikir yang macem-macem lagi Gem. Mimpi adalah bunga tidur." kata Bree kepada Gema.
"Siap buk boss. Mari kita tidur bersama walaupun saat ini kita pisah kamar. Hahahaha" kata Gema kepada Bree sambil langsung mematikan telponnya.
Bree mengatakan Aamiin di dalam hatinya. Kemudian Bree kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda tadi karena gangguan Gema yang ternyata adalah sebuah perhatian terselubung.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Kapan benih cinta antara Gema dan Bree akan tumbuh hanya mood author yang tau.
kakak-kakak pembaca tolong sukai dan kasih komentar cerita aku ya. Biar aku tau apa yang harus aku perbaiki kedepannya.
" Sayang apa yang mau kamu katakan tadi sayang saat kamu ngomong nanti saja sayang saat kita sudah berdua saja, kamu takut nanti di bully oleh Biru dan Vira. Ada cerita apa sayang?" kata Gema saat mereka sudah berdua saja di dalam ruangan Bree."Tapi kamu janji tidak akan marahkan sayang, aku takut nanti saar kamu sudah mendengar ceritanya kamu akan marah" kata Bree sambil mengenggam tangan Gema yang berada di atas mejanya."Tenang saja sayang, aku nggak akan marah, selagi itu tidak mengganggu kamu, atau mengusik kehidupan aku dan keluargaku." kata Gema"Jadi gini sayang, saat kamu berada di luar negeri, aku masih berpenampilan seperti ini, tiba tiba suatu hari ada seorang dokter mulai mengganggu aku, dia mengatakan bahwasanya kamu bukan laki-laki yang tepat untuk diriku. Aku langsung marah marah sama dia. Aku mengatakan emang siapa menurut loe yang terbaik untuk gue." kata Bree sambil melihat ke mata Gema. Mata yang didalamnya sudah menahan kemaran yang siap me
Gema mandi terlebih dahulu sebelum dia beristirahat. Gema sangat lelah karena sudah jauh berjalan dari gerbang rumah menuju rumah utama. Gema baru sekali ini mencoba berjalan yang sejauh itu. "Gila capek juga gue jalan. Apalagi para maid ya yang melakukan perjalanan tiap hari. Belum lagi bekerja. Mereka memang strong" kata Gema. Setelah membersihkan badannya. Gema kemudian naik ke kasur untuk mengistirahatkan badannya terlebih dahulu. Gema benar benar letih setelah melakukan perjalanan jauh. Ditambah lagi dengan berjalan kaki sejauh tujuh ratus meter. Biru juga sama, dia juga membersihkan diri sebelum beristirahat. Dia juga sangat letih setelah melakukan perjalanan jauh dan berjalan kaki. Gema dan Biru yang benar benar letih tidak mendengar ketukan pintu dari maid yang meminta mereka untuk makan malam. Tepat pukul sepuluh malam Gema baru bangun dari tidurnya. Dia langsung turun ke dapur melihat makanan, ternyata di sana sudah ada Biru yang sedang mema
Gema dan Biru yang tertidur di karpet ruangan Vira sampai tidak sadar kalau Bree dan Vira telah selesai melakukan operasi mereka untuk hari ini. Gema dan Biru tertidur dengan begitu lelapnya. Bree dan Vira yang melihat hanya bisa menggeleng gelengkan kepala mereka tanda tidak percaya. Seorang CEO dan Asisten yang terkenal di dunia bisnis karena kejelian mereka melihat peluang dan keuntungan, bisa tertidur nyenyak hanya beralaskan karpet dan berbantalkan boneka."Bree, mereka berdua bener pengusaha yang ditakutkan di dunia bisnis itu Bree?"" Gue juga ragu Vir."Kata Bree sambil melihat Gema dan Biru yang tertidur seperti mayat itu. Gema dan Biru sama sekali tidak ada melakukan pergerakan walau hanya sedikit." Vie gue keruangan bentar ya. Mau nyiapin semua barang barang gue." kata Bree sambil berlalu dari ruangan Vira.Vira yang ditinggal Bree untuk merapikan barangnya, juga langsung duduk di kursi kebesarannya. Vira juga merapikan semua barang barangny
Afdhal tiba tiba berhenti di salah satu toko bunga ternama di ibu kota negara I."Dhal kenapa berhenti?" kata Gema yang heran Afdhal main berhenti saja tanpa meminta persetujuan Gema."Tuan, walaupun saya jomblo akut, tapi saya adalah tipe pria romantis tuan.""Jadi, apa masudnya kamu main berhenti di depan toko bunga? Kamu mau membeli bunga untuk siapa?" tanya Gema"Tuan tuan, yang mau membeli bukan saya Tuan. Tapi tuan berdua. Emang tuan tidak pernah nonton drama Korea?" tanya Afdhal dengan menatap tajam Gema dan Biru.Gema dan Biru kemudian menggeleng. Pekerjaan mereka sangat banyak menyita waktu. Alasan paling penting adalah mereka laki laki untuk apa nonton drama korea."Tuan sekali sekali nonton drama Korea itu bagus, untuk mencomot contoh contoh perlakuan romantis kepada pasangan" kata Afdhal yang sangat senang dapat membully Gema dan Biru secara tak langsung."Tuan masih belum paham dengan maksud saya?" kata Afdhal.Gema kemudi
Gema bangun tepat pukul lima pagi waktu negara bagian A. Gema langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya. Gema berdiri di bawah shower, dia begitu menikmati air yang menerpa badannya yang atletis itu.Setelah selesai mandi, Gema kemudian menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Gema sholat dengan khusuk, setelah itu Gema berdoa meminta kepada Tuhan agar penerbangan mereka kembali ke negara I berjalan dengan lancar.Setelah selesai manjalankan kewajibannya.Gema merapikan penampilannya kembali. Hari ini Gema tidak memakai baju formal. Gema memakai baju kaus warna putih dan celana levis berwarna hitam. Gema terlihat sangat tampan, menambah ketampanannya Gema memakai sebuah topi warna putih untuk menghindari matahari.Setelah yakin dengan penampilannya, Gema menarik kopernya turun ke ruang makan. Di sana Gema sudah ditunggu oleh Biru. Biru juga memakai pakaian casual, bedanya Biru tidak pernah bisa lepas dari kemeja."Gimana dengan pe
Hari ini adalah hari yang kesepuluh Gema tidak berada di sisi Bree. Gema sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Bree. Begitu juga dengan Bree yang sudah terbiasa tanpa Gema. Mereka berdua sama sama sibuk menenggelamkan diri kedalam kubangan pekerjaan. Mereka sama sama tidak ingin pekerjaan mereka terganggu karena rasa rindu yang sudah tidak terbendung lagi. Semua pekerjaan diambil oleh mereka berdua. Apalagi Bree dia sama sekali tidak pernah mengosongkan jadwal prakteknya. Bree takut kalau dia ngambil jadwal kosong dia akan selalu mengganggu Gema lewat pesan ataupun video call.Bree hari ini ada operasi yang cukup padat merayap, begitu juga dengan Gema yang jadwal meetingnya yang sangat banyak. Gema sengaja memadatkan semua kegiatannya agar dia bisa cepat menyelesaikan semua urusannya di luar negeri. Dia ingin cepat pulang ke negaranya. Dia sudah sangat rindu dengan Bree. Dia sangat ingin berjumpa dengan kekasih hatinya, yang selalu hadir setiap hari di dalam mimpi mimpinya.
Pagi hari di negara Z, Gema dan Biru sudah bersiap siap untuk berangkat ke kantor. Pagi ini Gema ada meeting dengan seluruh direksi dan karyawan kantor. Gema mau mengevaluasi seluruh kinerja devisi yang ada di kantor itu.Hari masih pagi jalanan masih belum terlalu ramai. Biru dengan sengaja melajukan mobilnya dengan kecepatan biasa saja. Mereka berdua ingin menikmati perjalanan pagi ini sebelum mereka berkutat dengan pekerjaan setinggi gunung yang sudah menanti didepan mata.Gema tiba tiba teringag dengan Bree. "Sedang apa ya bu dokter cantik itu sekarang" kata Gema perlahan. Tetapi masih bisa di dengar oleh Biru."Dasar bucin. Baru dua hari aja udah menggalau." kata Biru dengan keras.Gema tidak memperdulikan sindiran Biru. Dia mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya.✉️ GemaSayang, udah bangun belum? Kalau aku udah dijalan mau ke perusahaan.✉️ BreeAku sedang bersipa siap mau ke rumah sakit sayang. Karena poli akan buka jam delapan pagi
Gema dan Biru sampai di negara Z. Gema kemudian menghubunhi ponsel Bree. Ternyata ponsel Bree sedang tidak aktif. Gema kemudian menelpon Vira."Hallo kak, ada apa?""Vir, tadi Bree sama loe seharian ini kan?""Iya kak. Kami baru aja pulang. Ada apa ya kak?" Vira penasaran kenapa Gema menghubunginya kalau mau berbicara dengan Bree."Tadi kakak udah nelpon ke pinselnya. Ternyata tidak aktif. Kakak takut ada apa apa sama dia di jalan pulang.""Kakak tenang aja Bree baik baik aja kok. Tadi tu ponsel Bree kehabisan batrai, makanya ponselnya tewas. Kakak coba aja sejaman lagi pasti udah idup ponselnya" kata Vira sambil geleng geleng kepala.Gema kemudian mematikan sambungan telponnya dengan Vira. Gema kemudian membuka semua bajunya dan pergi membersihkan diri. Gema sangat letih karena penerbangan yang lama itu. Gema selesai membersihkan dirinya dia berbaring di atas kasur dan mengetik sebuah pesan untuk Bree.✉️ GemaSayang, aku udah sampe seja
Hari keberangkatan Gema menuju negara Z akhirnya datang juga. Bree sudah mengajukan izin terlambat datang ke rumah sakit. Bree akan mengantarkan Gema terlebih dahulu ke bandara.Bree memakai baju warna kuning lembut, pilihan Gema waktu terakhir kalinya Gema mengantarkan Bree ke mall. Bree melengkapi tampilannya hari itu dengan memakai heels warna yang senada dengan dress yang dikenakannya. Bree sangat cantik hari itu. Bree kemudian masuk kedalam mobilnya tanpa sarapan terlebih dahulu. Bree yang akan menjemput dan mengantarkan Gema ke bandara.Gema di rumahpun sudah siap. Dia tinggal.menunggu Bree untuk menjemputnya. Begitu juga dengan Biru, dia juga sudah siap. Biru tidak berangkat ke bandara dengan Gema. Biru akan berangkat dengan supir dari rumah. Biru sangat tau dengan rasa hati Gema hari ini."Gem, gue berangkat duluan ga. Kita ketemu di atas pesawat aja.""Oke sip. Semua keperluan sudah loe masukkan ke mobilkan?""Sudah. Gue jalan duluan ya."