Jam sudah menunjukan waktu makan siang, Aldy dan Icha masih menikmati film di TV sambil bersandar di sofa dan ngemil. Aldy mengubah posisi dan menyandarkan kepalanya di bahu Icha. “aku lapar” bisiknya kepada Icha yang masih fokus dengan film yang mereka tonton. Icha menyuapkan kue kering ke Aldy dengan tanpa menoleh kepadanya.
Aldy menangkap tangan Icha yang hampir menyuapi hidungnya, “ayo cari makan, lalu kita jalan dan bersenang-senang sampai malam” rengek Aldy dengan manja.
“bentar , nanggung filmnya” sahut Icha sambil terus ngemil.
Aldy menangkap tangan Icha yang ingin makan kue kering dan menariknya untuk disuapkan ke mulutnya. Aldy mengunyah sambil berekspresi seperti anak kecil, dia memandangi Icha yang menatapnya dengan bingung. “aku laper bangeeettt, nggak kuat lagi” kali ini Aldy benar-benar bersikap seperti anak kecil dengan wajah yang dimanyunkan sok imut. Icha melihati Aldy dengan e
Aldy membelikan menuman dingin dan sekotak makanan ringan untuk Icha yang duduk di dekat danau buatan di dalam taman bermain. Wajahnya tidak tampak lesu ataupun ketakutan meski dia baru saja menaiki wahana yang paling menakutkan baginya, malahan Aldy melihat ekspresi yang begitu ceria di wajah Icha.“Gimana? Mau lagi? Kan ini tempat yang kamu rekomendasikan,” kata Aldy yang ikut duduk di dekat Icha.“Seru tapi aku nggak mau naik itu lagi,” jawab Icha singkat sambil meminum minuman yang tadi dibelikan Aldy.Aldy tertawa kecil, “Aku dulu juga sempat trauma sana ketinggian karena pas masih bocah aku pernah jatuh dari pohon mangga di rumah kakek. Tapi aku mulai berfikir sih waktu itu, kalau aku takut naik siapa yang mau metik mangga buat aku sementara di rumah kakek tidak ada orang yang dapat dimintai tolong karena hanya ada kakek dan nenek saja. Jadi aku mulai memberanikan diri lagi buat naik meskipun deg degan banget dan hampir nangis
Feby pergi kesekolah diantar oleh mamah dan juga pak supir, sepulang sekolah dia rencananya mau ikut mamah ke butik karena sudah cukup lama mereka tidak berkunjung ke butik. Butik yang sekarang masih diurus orang lain itu masih mampu eksis dan bersaing dengan butik maupun toko pakaian yang lainnya, walaupun tidak sebagus karir Son’s Caffe tapi setidaknya butik ini tidak mengalami kebangkrutan. Mamah sangat paham karena mereka kurang menyajikan model baru, pemasaran mereka juga kurang, mereka hanya mengandalkan dua orang staff, satu sebagai kepala toko dan satu merangkap pelayan dan kasir. Mamah adalah seorang penjahit yang bagus, tetapi akhir-akhir ini memang jarang ada orderan pakaian yang menjahit kebanyakan konsumen ingin membeli pakaian jadi atau kalaupun pesan jahitan haanya satu atau dua yang dapat diurus sendiri oleh ka Intan sebagai kepala toko.Awalnya mamah ingin butik ini diurus sama istri Aldy, tetapi untuk sekarang mamah masih membiarkan putranya itu untuk
“Dinda mana?” tanya Aldy kepada Rey salah satu karyawan satu tim dengan Dinda yang melaporkan tugas yang diberikan Aldy kepada Dinda.“Ada di ruangan pak, sepertinya dia kurang sehat. Beberapa hari ini dia sering lembur memgerjakan tugas dari bapak dan juga dari pak Direktur, dia keliatannya capek banget dan demam,” jawab Rey menjelaskan.“Kalau sakit kenapa dia nggak pulang aja?”“Sudah kami suruh pak, tapi nanggung katanya sebentar lagi pekerjaannya selesai”.“Hmmm....” Aldy mengangguk pelan sambil berfikir, sejak dia ambil libur memang dirinya belum ada bertemu dengan Dinda karena kesibukan mereka masing-masing. Aldy banyak melakukan meeting di luar bersama dengan staff nya dan Dinda sedang memgerjakan tugas yang baru didapat dari direktur.Aldy menyelesaikan pekerjaannya dan pergi menuju ruangan Dinda. Sekarang sudah lewat dari jam istirahat, tapi dirinya belum ada makan karena padatny
Icha sudah menyiapkan makan diatas meja, dia juga sudah membuat eskrim sendiri dan disimpannya didalam lemari es. Setelah berhenti bekerja waktunya lebih banyak digunakan untuk dirumah, belajar memasak dan ke kafe sesekali ketika ada jadwal meeting ataupun hanya sekedar berkunjung karena bosan dirumah. Icha juga pergi ke butik mamah untuk menemui Feby dan mengobrol tentang kegiatan baru Feby yang lebih bermanfaat. Karena sekarang menjadi lebih banyak makan, Icha mulai merasakan adanya tambahan lemak di beberapa bagian tubuhnya. Ketika dia bercermin dia selalu merasa bahwa bayangan di cermin itu bukan dirinya, tapi dia nggak ambil pusing karena baginya semakin banyak lemak ditubuh maka semakin bahagia hidupnya, setidaknya dia mengatakan itu untuk menyenangkan dirinya sendiri.Ia membuka hapenya sambil duduk didepan TV menonton acara politik. Sudah lewat jam makan malam tetapi Aldy belum juga pulang, tadi dia sudah mengirim pesan kalau akan pulang terlambat karena ada meeting d
Alarm pagi sudah berbunyi sejak beberapa waktu yang lalu, suasana di kamar sudah semakin panas. Aldy merasakan keram hebat di tangan kirinya, dia mencoba untuk membuka matanya dan dilihatnya cahaya matahari sudah masuk menembus kaca jendela kamar. Aldy sedikit mendengus karena dia tahu kalau ini sudah lewat terlalu jauh dari jam bangun dia biasanya.Dipandanginya Icha yang masih terlelap di hadapannya, dia tidur dengan berbantal tangan Aldy semalaman. Wajahnya tampak manis ketika dilihat dari jarak yang sangat dekat, sekilas bahkan terlihat seperti anak-anak.Aldy mengusap pelan rambut Icha dengan tangannya, “Istriku bangun,” bisiknya lirih, tapi Icha hanya sedikit menggerakan kepalanya. Aldy menyentuh pipi Icha dan memainkan jari telunjuknya di wajah istrinya itu.Icha masih belum mau bangun, dia menangkap tangan Aldy lalu menggenggamnya.“Kamu ambil libur aja hari ini,” Icha membenarkan posisi kepalanya dan menjadi semakin dekat
Dika dan Feby pergi ke mall mereka mau mencari buku untuk tugas Dika juga buku tentang menjahit dan merancang busana untuk Feby. Awalnya mereka berangkat bersama dengan beberapa teman tetapi teman mereka pulang duluan karena ada urusan yang lain.Dika dan Feby bertemu dengan Ivan bersama dengan seorang cewek, Feby yakin itu Ivan karena mereka pernah bertemu sebelumnya. Ivan juga menyapa Feby dengan ramah.“Harusnya kalian jangan kesini biar nggak ketemu sama aku,” ujar Dika bercanda dengan Ivan, karena mereka sempat terkejut karena bertemu dengan Dika dan Feby.“Ini aku nemenin dia cari jepit rambut, dia mau cari yang imut-imut katanya,” kata Ivan sambil melirik cewe yang disampingnya.“Mmohon maaf pak, kan yang mau beli jepit tadi kamu,” sahut si cewe dengan judes kepada Ivan. Dika tertawa, dia paham betul dengan sikap cewe itu yang memang agak kasar dan ketus, kepribadiannya seperti anak laki-laki.Cewe itu ber
Aldy membuka hapenya dan ada pesan dari Adhan yang mengajaknya untuk makan siang bersama anak komunitas motor. Dia langsung menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya, dia bahkan bingung mau makan siang kemana. Dia ingin menjenguk Dinda dan mengetahui keadaannya sekarang gimana, dia juga mau makan siang di rumah bareng sama Icha yang sedang kurang enak badan, tapi dia juga sudah sangat lama tidak bertemu dengan temen komunitasnya.Akhirnya dia memilih untuk tidak ikut makan siang bersama Adhan dan anak lainnya, dia meminta mereka jadwal ulang untuk makan siang atau makan malam bersama lagi. Aldy segera pegi keluar untuk membeli makan, dia akan membeli tiga porsi kali ini untuk Dinda, Icha, dan untuk dirinya sendiri. Dia juga membelikan Dinda buah apel, lalu untuk Icha dia membelikan buah pir.Sesampainya dirumah Dinda, Aldy kembali disambut oleh sepupu Dinda. Kali ini Sam tidak mempersilahkan Aldy untuk masuk dan Aldy pun tidak menawarkan diri untuk masuk, dia hanya menye
Icha malam ini berkunjung ke kafe karena dia merasa bosan seharian di rumah. Feby kali ini juga datang karena dia dan Dika mau jalan tapi bingung mau pergi kemana jadi mereka memutuskan untuk menemui kakaknya di kafe. Tapi Icha hanya sendiri, karena Aldy pergi bersama dengan teman komunitas motornya untuk makan malam bersama di rumah makan milik Adhan.Icha menemani Feby dan Dika untuk mengobrol, mereka membahas mulai dari sekolah Feby, kegiatan Dika selama di kampus dan juga kesiapan Dika untuk masa depan. Mereka sangat nyambung dalam semua topik pembicaraan, karena ketika kuliah Icha juga termasuk orang yang aktif dalam banyak kegiatan sama dengan Dika, hanya saja Dika ini adalah anak rantau kalau Icha enggak.Melihat Dika sebagai anak muda yang bersemangat tinggi, Icha menawarkan pekerjaan untuk Dika di kafe dia bisa membantu di semua pekerjaan mulai dari pelayan, kasir, kurir, juga membantu untuk promosi secara online karena dia memiliki ilmu untuk itu.&ldq