Share

Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer
Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer
Penulis: agneslovely2014

Tergoda Daun Muda

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 17:50:11

"Prof ... ayo dong, kita bisa main di ruang dosen aja sekarang!" desah panas mahasiswi genit berpakaian ketat itu di pangkuan seorang pria berwajah blasteran yang pastinya tampan. Telapak tangan halus perempuan itu membelai lekuk otot yang tercetak jelas di balik kemeja biru muda.

"Nora, jangan deh. Aku ada janji sama orang sebentar lagi. Sudah kamu belajar yang bener biar cepetan lulus!" Suara berlogat bule itu meluncur mulus dalam bahasa Indonesia.

Gadis berambut panjang cokelat keemasan karena semir itu pun mencebik tak terima. "Ckk ... Prof. Joseph sudah bosan ya sama aku? Ada aja alasannya kalau mau diajakin indehoi. Pokoknya Nora kesel!" raungnya seraya bangkit dari paha dosen tersebut.

"Waktunya aja nggak pas, Nora. Next time deh, sampai besok, Baby!" Joseph Levine beranjak menuju pintu lalu membukakannya untuk mahasiswi genit yang kerap menggodanya tersebut.

Hari telah beranjak petang, dia memang memiliki janji dengan beberapa teman dekatnya karena ingin membicarakan kasus hukum yang sedang mereka tangani. Joseph mengajar sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Dharmapala Buana, tetapi juga memiliki lisensi sebagai pengacara independen.

"TOK TOK TOK."

"Masuk!" sahut Joseph dari meja kerjanya.

Dua orang pria berpakaian necis khas lawyer muda muncul di ambang pintu kantor Joseph. "Sorry telat. Kita cabut aja yuk ke resto sekalian makan malam. Males ngobrol di kantor dosen gini kayak mahasiswa bimbingan skripsi aja!" ujar Benny sembari masih tetap berdiri di tempatnya.

"Hahaha. Bisa aja lo, Ben. Tapi, iya juga. Cuss lah, Josh ke cafe!" sahut Darren.

"Okay ... okay, rewel memang bapak-bapak pengacara ini!" tukas Joseph, tak urung dia memakai jasnya kembali lalu menenteng tas kerja berbahan kulit warna cokelat mahoni meninggalkan ruang kantornya.

Pertemuan tiga pria muda yang berprofesi sebagai pengacara profesional itu diwarnai obrolan seru tentang kasus yang tengah mereka tangani bersama. Dari yang awalnya makan malam di cafe kekinian sampai berlanjut ke night club. 

Lampu sorot warna warni di langit-langit ruangan ditemani musik EDM yang dimainkan DJ di panggung menambah semarak suasana malam di night club. 

"Cheers!" seru ketiga pria itu mendentingkan gelas merayakan malam yang menyenangkan.

"Hey, Josh. Lo di kampus happy dong bisa cuci mata lihat mahasiswi-mahasiswi cakep. Ada kagak yang berhasil lo gebet?" celetuk Benny iseng.

"Ahh ... ada lah itu. Bahas lainnya aja, jangan topik-topik sensitif, Bro!" kelit Joseph. Bayangan tentang Nora yang tadi merengek minta digenjot di kantornya mulai menghantui. Sayangnya, dia tak ingin menimbulkan skandal di kampus hanya karena terbawa napsu.

Tiba-tiba Darren menunjuk ke satu arah. "Woii woii ... lihat tuh, gilee ... mantep bener!" serunya heboh.

Mau tak mau Joseph pun melayangkan matanya ke lantai dansa. Sesosok gadis berambut panjang hitam legam sepunggung berkulit putih mulus sedang melenggak lenggok dalam joget asyik di tengah circle perempuan sebayanya. 

Tanpa sadar Joseph yang memandangi gadis cantik nan sexy itu menelan ludah. Ada yang bangkit di balik risleting celananya dan membuat ruang di sana mendadak sempit.

"Hey, Josh!" Darren menjentikkan jarinya di depan muka sobatnya. "Naksir lo? Deketin aja, Bro. Kalau lo kagak maju, biar gue—"

"Weits ... gue mau! Lo jangan godain yang baju ijo toska, itu inceran gue ya!" sahut Joseph lalu segera meluncur ke lantai dansa yang dipadati lautan manusia.

Dengan penuh percaya diri Joseph ikut berjoget mengikuti irama musik DJ di dekat gadis dengan mini dress hijau toska. "Hai, Nona Manis. Boleh kutemani dansa? Nama kamu siapa?" sapanya hingga mendapat perhatian penuh gadis itu.

"Ohh ... ngomong sama aku? Hmm ... panggil aja Candy. Nama kamu siapa, Om?" balas gadis itu masih sibuk berjoget ria dengan energik.

"Kamu boleh panggil aku Josh. Ke sini sama siapa? Tukeran nomor HP yuk!" lanjut Joseph agresif.

Candy terkikik sendiri karena sedang teler akibat obat khusus party pemberian temannya. "Kamu banyak tanya deh. Aku lupa nomorku, Josh. Gimana dong?" jawabnya seraya bergelanyut manja di badan kekar pria matang yang baru dikenalnya itu.

"Boleh kuantar pulang? Atau nginep di apartemenku juga ayo aja ... kita bisa menikmati sisa malam indah ini berdua, Candy!" Tatapan mata biru Joseph tak bisa berbohong. Dia menginginkan gadis itu.

"Oya? Cium aku dulu, Om! Aku suka cowok yang jago french kiss!" Candy menempel di dada Joseph seraya memonyongkan bibirnya minta dikokop.

Tanpa merasa keberatan sedikit pun, Joseph melumat habis-habisan bibir merah muda berbalut lipbalm beraroma stroberi itu. Napsunya sudah naik ke ubun-ubun karena Candy begitu menggoda. Tatapannya, suara manjanya, dan lekuk tubuh sexy gadis itu membuatnya mengalami serangan gairah instan.

Dengan napas terengah-engah Joseph berkata, "Candy ... kamu sudah janji tadi ya. Ayo pulang sama aku, kita tuntaskan malam ini. Kamu sudah bikin aku cenat cenut di bawah sana!" Dia menekan bukti gairahnya yang mengamuk di balik celana kantoran itu ke bawah perut gadis itu.

Tindakan berani Joseph membuat Candy ketakutan. "Aakh ... aku nggak bisa. Mungkin next time, Om. Bisa dimarahin papa kalau aku terlalu liar!" tolak Candy seraya menekan telapak tangannya ke dada Josh untuk memberi jarak.

Gadis itu meronta melepaskan diri dari dekapan Joseph lalu berlari sempoyongan kabur dari hiruk pikuk lantai dansa. Meskipun setengah teler, bagi Candy bayangan amarah sang papa jauh lebih dari cukup baginya membuat dia sadar.

Karena kepalang tanggung, Joseph segera mengejar gadis tadi. Kelebat warna gaun hijau toska itu membuat Candy mudah ditemukan di antara lautan pengunjung night club. 

"Ckk ... sudah bikin aku napsu, ditinggalin gitu aja sama dia. Huhh, awas saja kalau ketangkap!" gerutu Joseph sambil terus mengejar Candy sampai ke toilet wanita.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ovy Azza
absen dulu
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
absennnn malaammm
goodnovel comment avatar
Tulip's Tulip's
waahhhh... bab pertama udah di bikin penasaran, Kira-kira Cindy bisa lepas gak yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Diadukan Ke Papa Mama

    "K—kak Kelly, kok ... kok belum tidur sih?" ucap Candy terbata-bata karena terpergok baru pulang menjelang tengah malam.Perempuan yang berusia lima tahun lebih tua dari Candy itu pun bersedekap dengan tatapan tajam menyelidik ke penampilan adiknya. "Kamu sekarang tambah liar ya, mentang-mentang papa mama belum pulang dari Bali, hmm! Awas aja nanti pasti kuaduin tingkah polah kamu yang nggak bener ini, Candy!" hardik Kelly sengit."Jangan ... jangan dong, Kak. Please, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Tadi aku ngerayain pesta ultah temen sekampusku di rumahnya kok. Saking serunya jadi pulangnya terlalu malam begini!" kelit Candy berusaha menyembunyikan fakta sebenarnya mengenai pertemuan rahasia bersama si dosen killer.Kelly menghela napas dengan ekspresi wajah seolah-olah tak percaya alasan Candy. "Ahh ... yang bener? Siapa nama temen kamu? Biar kutanyain apa memang ada pesta ulang tahun malam ini!" cecar kakak Candy itu tak mempercayai perkataan adiknya begitu saja."Ini ultahn

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Anak Gadis Pulang Malam (21+)

    "Candy, ini baru hari pertama kita kencan. Sabar ya, besok kita masih bisa bertemu dan bermain-main lagi. Apalagi kamu nggak mau hilang keperawanan, saya ini masih normal, mana kuat menahan godaan yang sedemikian dahsyat dari gadis secantik kamu semalaman!" Josh merangkul bahu ramping gadis itu lalu mendudukkannya di kloset untuk dibersihkan organ intimnya dengan sprayer air toilet.Diam-diam Candy mengamati sang dosen yang biasanya punya image dingin dan killer di kampus hingga terkenal ke semua angkatan itu. Dia tak menyangka bisa sangat perhatian dan lembut memperlakukannya begini."Kalau sama pacar-pacar sebelumnya, apa juga dibersihin kayak aku gini, Prof?" celetuk Candy spontan karena terbawa suasana intens di dalam kamar mandi.Josh mendongak melihat wajah mahasiswinya itu, dia pun menjawab, "Nggak sih. Mereka sudah biasa melakukan hal intim dengan lelaki yang bukan pasangannya. Kamu beda, ini pertama 'kan?" "Iyalah, bisa digantung di tiang bendera kalau sampai papaku tahu put

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Sentuhan yang Membuat Candu (21+)

    Perlahan-lahan selapis demi selapis pakaian Candy terlepas dari tubuhnya. Jantungnya berdetak kencang bak kuda balap di rongga dadanya, sementara lidahnya kelu untuk menolak perlakuan berani sang dosen muda berparas tampan itu.Air liur Josh ditelan dengan kasar ketika melihat bulatan kembar yang kencang dan besar di hadapannya. Tanpa merasa perlu meminta izin, dia mulai mengulum pucuk merah muda kecoklatan milik Candy."Sshh ... aakh, Josh. Sakiit!" racau Candy sembari menjambak rambut tebal kecoklatan di kepala Joseph.Namun, Josh tak menyerah untuk menaklukkan mahasiswinya yang sok jual mahal itu. Jemarinya bermain di lipatan lembut di antara paha Candy. 'Dia sudah basah, kenapa tidak jujur saja?!' batin Josh gemas. Ada rasa mendamba untuk disentuh lebih dalam lagi di area pribadinya yang berdenyut-denyut. Candy mendesah-desah dengan tubuh menggelinjang karena perlakuan Josh. "Bilang kamu mau apa, Candy Sayang!" bujuk Joseph sambil tersenyum provokatif."Puaskan aku, Prof. Tapi,

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Sengaja Dibuat Gerah (21+)

    "Kalau aku menolak ikut pulang ke apartemenmu, apa kau akan marah?" tanya Candy takut-takut melirik ke arah Joseph Levine, dosen killernya."Ckk ... kita sudah sepakat, bukan? Ikuti permainanku saja, aku janji akan tetap dalam zona aman. Percayalah!" sahut Josh mendesak Candy agar mau ikut pulang bersamanya malam ini. Dia memiliki berbagai fantasi liar tentang mahasiswinya yang masih ijo royo-royo tersebut.Candy menurunkan bahunya lesu, itu benar ... dia memang telah sepakat. Belum sempat dirinya menjawab, waitress telah mengirimkan sepiring hidangan pembuka; assorted seafood mix platter. Dia lebih tertarik melihat dan mencicipi sajian khas fine dining restoran di hadapannya.Sebuah scalop putih yang dipanggang, daging kepiting, seekor lobster air tawar warna merah, dan beberapa kerang bambu ditemani irisan rumput laut berwarna hijau dan alga merah menjadi sebuah karya seni di bidang kuliner di atas piring keramik putih lebar.Melihat partner kencannya yang lebih tertarik mengulik is

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Siang Dosenku, Malam Pacarku

    "Can ... Candy, kok kamu bengong sih?! Lagi mikirin apa?" tegur Yolanda seraya mengibas-ngibaskan tangan di depan wajah sahabatnya yang sedang larut dalam lamunan.Dengan sedikit gelagapan gadis berambut panjang yang dicepol di pucuk kepalanya tersebut menjawab, "Ehh ... ohh, aku mesti pulang cepet nih abis ini, Yola, Devi. Si papa ngajakin ke acara pesta koleganya sesama lawyer beken!" Sedikit kebohongan demi kebaikannya sendiri dilontarkan oleh Candy. Dia ada rencana berkencan makan malam bersama Prof. Joseph Levine beberapa jam lagi. "Ohh ... gitu, bilang dong kirain ada apa kok kamu jadi kebanyakan bengong, nggak fokus diajakin kami ngobrol!" sahut Devi maklum.Sesaat kemudian Prof. Joseph justru lewat di dekat meja mereka bertiga lalu menyapa para mahasiswinya ramah, "Asyik bener kalian ngobrolnya. Semangat kuliah ya, Adik-adik!" Yolanda yang ngefans berat kepada Prof. Joseph segera bangkit dari kursinya dan menjawab, "Pasti dong semangat, Prof!" Namun, Josh justru melirik si

  • Permainan Panas: Obsesi Dosen Killer   Kencan Pertama Pacar Rahasia

    "Ayo ... tunggu apa lagi?!" seru Profesor Joseph Levine ke Candy yang masih duduk terdiam di pangkuannya."Saya mau pakai baju dulu, Prof. Nanti masuk angin bugil-bugil di ruang ber-AC!" sahut Candy seraya beringsut mencari bra serta kemejanya di lantai bawah meja dosen.Di luar dugaan, Joseph membuka sabuk dan resleting celana panjangnya. Dia mulai mengeluarkan bagian kebanggaannya sebagai kaum Adam di hadapan Candy yang sedang berjongkok. "Ehm ... coba lihat ini, Cantik!" ucap Josh berdehem meminta perhatian Candy. Gadis yang sedang merangkak di lantai sembari mencoba meraih tali bra miliknya dekat kaki meja itu mendongak dan sontak terkesiap menutup mulutnya dengan telapak tangan. Kepalanya nyaris terantuk bagian bawah meja jika tidak ditahan oleh telapak tangan Joseph."Ckk ... hati-hati, hampir aja kepala kamu benjol!" tegur Joseph, dia pun melanjutkan, "jadi gimana nih? Suka nggak sama yang gede begini?"Candy memelototi perangkat keras dosennya yang dalam kondisi siap tempur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status