Share

bab 4

Auteur: Tiga djati
last update Dernière mise à jour: 2025-12-08 08:10:44

Tatapan Zhou Shiya tertuju pada Zhou Lingge.

Sementara itu, lengar sang Kaisar yang memeluk Zhou Lingge tiba-tiba mengeratkan pelukannya.

Tatapan dingin dan berbahaya dari Qin Feiling menyapu tubuh Zhou Lingge.

Tubuh Zhou Lingge gemetar halus. Bulu matanya bergetar.

Ketakutan yang terukir dalam ingatannya kembali menghantuinya.

Hanya dengan menutup mata, dia bisa melihat bayangan dirinya yang dulu, terbelenggu rantai besi.

Dia tahu dengan pasti_jika dia mengatakan tidak, pria ini pasti akan melahapnya hidup-hidup!

Dikehidupan sebelumnya, dia sudah berkali-kalu merasakan betapa mengerikannya obsesi dan rasa kepemilikan pria ini.

Zhou Shiya melihat ketakutan di mata Zhou Lingge dan merasa lega.

Dia memanfaatkan momen itu dan menekan lebih keras.

"Adik, jika kamu tidak mau ... aku yakin Kaisar tidak akan memaksamu... Kamu bisa_"

Namun, sebelum Zhou Shiya bisa menyelesaikan kata-katanya, Zhou Lingge mengepalkan tangannya erat-erat, lalu mengangkat kepalanya.

Dia menatap lurus ke dalam mata Kaisar yang seperti serigala buas itu.

Matanya bersinar dengan tekat kuat.

"Hamba bersedia menjadi Selir Jiapin Kaisar.."

"Hamba berterimakasih atas kasih sayang Kaisar. Mulai sekarang, hamba akan mengabdikan diri untuk melayani Kaisar sepenuh hati, menjaga keturunan kekaisaran, dan menjalan kewajiban sebagai Selir Istana."

Sejenak mata Qin Feiling menampakkan ekspresi terkejut.

Dia mengira wanita kecil ini akan menolak anugerahnya.

Namun, mata yang dingin dan tanpa emosi itu perlahan melembut.

"Persiapkan kediaman di Istana Yuancheng."

Setelah mengeluarkan perintah, dia langsung mengangkat Zhou Lingge dan membawanya keluar dari aula.

Zhou Shiya terdiam dibtempat, seolah kehilangan seluruh jiwanya.

Matanya dipenuhi ketidakpercayaan.

Dia buru-buru mengejar mereka.

"Yang Mulia, masalah ini sangat penting. Mohon pertimbangkan kembali!"

"Ge'er, jangan buat keputusan gegabah, kamu akan menyesal seumur hidup!"

Qin Feiling tiba-tiba berhenti melangkah.

Dia berbalik perlahan, matanya menatap Zhou Shiya dengan tajam dan dingin.

"Permaisuri, Aku sudah mengeluarkan titah ini. Apa kamu ingin menentangnya?"

Tubuh Zhou Shiya menegang, sementara Zhou Momo, yang berdiri di sampingnya segera menarik lengan bajunya dengan cemas.

"Permaisuri..."

Mata Zhou Shiya memerah, penuh dengan air mata saat dia menatap Qin Feiling dengan penuh harap.

Namun, mata sang Kaisar tetap dingin, tatapannya menusuk lurus ke arahnya, lalu dia tersenyum tipis.

"Permaisuri selalu di kenal sebagai wanita yang penuh kemurahan hati. Tidak mungkin kamu bahkan tidak bisa menerima saudari kandungmu sendiri, bukan?"

"Oh, ya ... Anggur semalam sungguh kuat. Aku yang biasanya tidak mabuk meskipun minum seribu cawan, tiba-tiba kehilangan kesadaran setelah meminum anggur dari Istana Fengluan."

Tubuh Zhou Shiya langsung lemas, hampir terjatuh ke tanah.

Baginda tahu bahwa dia telah mencampur obat di dalam anggur?

Zhou Momo buru-buru menopangnya, sementara suara Qin Feiling terdengar dingin tetapi mengandung nada peringatan halus.

"Permaisuri sedang mengandung, jadi jangan terlalu banyak menghawatirkan hal-hal yang tidak perlu. Jangan sampai merusak kesehatanmu dan membahayakan pewaris tahta."

Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi tanpa melihat ke belakang.

Zhou Shiya hanya bisa menatap kosong ke arah sosoknya yang perlahan menghilang dari pandangan.

Dia tidak bisa menahan diri untuk bergumam pelan.

"Bagaimana bisa seperti ini?"

"Bukankah Zhou Lingge sangat mencintai Han Mubai? Sampai bersumpah hanya akanenikah dengannya?"

"Kaisar telah merusaknya. Bukankah seharusnya dia membenci Kaisar sampai mati?"

"Kaisar juga tidak terlalu menyukainya sebelumnya. Jadi kenapa sekarang malah mengangkatnya sebagai Jiapin? Bahkan memberinya kedudukan setara dengan pemilik satu Istana. Sepanjang sejarah harem, tidak pernah ada yang mendapatkan kehormatan seperti ini saat pertama kali masuk Istana!"

"Bahkan Istana Yuancheng diberikan kepadanya. Semua orang tahu bahwa Istana itu paling dekat dengan Kamar Tidur Kiaisar. Bahkan aku yang merupakan Permaisuri tidak pernah bisa mendapatkan Istana itu, tetapi Kaisar memberikannya kepada Zhou Lingge begitu saja?"

Keistimewaan dan kasih sayang ini membuatnya merasa takut.

Sudah lima tahun sejak dia menjadi Permaisuri, tetapi tidak pernah sekalipun dia melihat Kaisar memperlakukan seorang wanita dengan perhatian sebesar ini.

Zhou Momo menatapnya dengan khawatir.

"Permaisuri, Anda baik-baik saja?"

Mata Zhou Shiya kemerahan, dia tidak bisa menerima kenyataan ini.

Dia menoleh ke arah Zhou Momo dan bertanya dengan suara bergetar.

"Zhou Momo, katakan padaku. Apakah aku telah melakukan kesalahan besar semalam?"

Seharusnya dia tidak membawa Zhou Lingge ke Istana.

Seharusnya dia tidak membiarkan Zhou Lingge tidur dengan Kaisar.

Zhou Momo mendengus dengan marah.

"Permaisuri, jangan bersedih. Kaisar hanya menginginkan sesuatu yang baru. Lagipula, harus diakui bahwa Jiapin memang memiliki kecantikan luar biasa. Tidak ada pria di dunia ini yang tidak akan terpesona olehnya."

"Kaisar hanya tergoda oleh kecantikannya dan ingin memberinya sedikit penghormatan. Menurut pendapat hamba, alasan utama kenapa Kaisar begitu memanjakannya adalah karena Permaisuri sendiri. Anda adalah Ibu Negara, kini sedang mengandung penerus tahta. Kedudukan Anda tidak tergoyahkan. Kaisar mungkin hanya ingin memberikan sedikit muka terhadap Anda, sehingga memberikan Jiapin sedikit keistimewaan.

"Harem ini di penuhi wanita cantik. Jika Kaisar bosan dengannya, dia pasti akan mencari wanita lain. Permaisuri hanya perlu menjaga kehamilan dengan baik. Ketika Putra Mahkota lahir, perhatian Kaisar akan kembali kepada Anda."

"Para Selir hanyalah gundik, tetapi Anda adalah satu-satunya istri sah. Jangan sampai seorang Jiapin membuat Anda kehilangan kendali dan martabat sebagai Ibu Negara!"

Zhou Shiya menggenggam erat tangannya. Matanya berkilat penuh tekat.

"Benar, kamu benar. Aku adalah Permaisuri! Aku harus tetap tenang dan menjaga martabat ku."

Dia menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya.

Namun, ketika dia mengangkat kepalanya, matanya langsung tertuju pada tempat tidur di dalam kamar. Ceceran darah merah di atas seprai putih.

Matanya langsung memerah, penuh dengan amarah.

Bayangan Zhou Lingge yang bersandar lemah di dada Kaisar kembali terlintas dalam benaknya.

Tatapan Kaisar begitu lembut, penuh kasih sayang.

Selama lima tahun menikah, Kaisar tidak pernah melihatnya dengan tatapan seperti itu!

Amarah yang tadi sudah berhasil dia tekan, kini meledak bagaikan letusan gunung berapi!

Dengan wajah penuh kemarahan, dia menunjuk ke arah tempat tidur dan perabotan di dalam ruangan.

"Hancurkan semuanya! Buang semua barang-barang ini!"

"Zhou Lingge tidak boleh masuk ke Istana! Dia tidak boleh menjadi selir!"

"Di dunia ini, wanita manapun boleh menjadi selir Kaisar. Kecuali dia!"

Zhou Lingge hanyalah anak seorang selir rendah!

Darah rendah semacam itu, bagaimana dia bisa layak berbagi suami dengannya?

Tatapan Zhou Shiya berubah kejam dan dipenuhi dengan kebencian yang membara.

Dia tidak akan menerima ini.

Dia tidak akan pernah membiarkan seorang wanita rendahan seperti Zhou Lingge berbagi ranjang dengan suaminya!

Kemarahan dan kebenciannya mengalir dalam darahnya, tak kunjung mereda.

***

Di luar Istana Fengluan, Qin Feiling melepas jubahnya dan melilitkan kepada Zhou Lingge. Kehangatan langsung menyelimuti tubuhnya yang rapuh.

Aroma khas dragon muak yang familiar tercium di hidungnya. Hatinya sangat kacau.

Dia tidak tahu bagaimana menghadapi Qing Feiling. Di kebidupan sebelumnya_ Zhou Shiya memanipulasinya agar menolak anugerah Kaisar.

Dia tidak ingin menjadi selir, tidak ingin dikurung dalam tembok istana.

Semua permintaan maaf dan kasih sayang dari Kaisar dia abaikan sepenuhnya.

Satu bulan kemudian, dia mengetahui bahwa dia mengandung anak Kaisar.

Putus asa, dia ingin mengakhiri hidupnya.

Namun, Zhou Shiya datang dan berbisik di telinganya.

"Jika kamu bisa melahirkan anak ini dengan selamat, aku akan membantumu keluar dari Istana. Aku akan membiarkanmu bersama Han Mubai."

Itu adalah godaan yang terlalu besar, dan dia mempercayainya.

Dia bertahan dan akhirnya melahirkan seorang pangeran.

Dia mengira impian kebebasan akhirnya terwujud.

Namun, sebelum dia bisa meninggalkan Istana. Dia menerima kabar bahwa Han Mubai telah meninggal dunia.

Dan Zhou Shiya memberitahunya bahwa Qin Feiling sendirilah yang membunuh Han Mubai.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 9

    Qing Ying menutupi pipinya, tak percaya Zhou Lingge benar-benar menamparnya. "Uuh... kau... kau benar-benar menamparku? Kita sudah bertahun-tahun menjalin hubungan. Bagaimana bisa kau berubah wajah hanya karena sekarang kau hidup mewah?" "Aku sudah memperlakukanmu begitu baik, kenapa kau membalasnya dengan penghianatan seperti ini?" Hah, bertahun-tahun hubungan? Berbuat baik? Omong kosong. Yang selalu tulus adalah Zhou Lingge.bIa telah mencurahkan segalanya untuk Qing Ying. Apapun yang ia punya, selalu dibagi. Bahkan tak pernah memperlakukan Qing Ying sebagai pelayan. Tapi karena kebaikannya itulah, Qing Ying mulai merasa bisa mengendalikan Zhou Lingge, seolah ia hanyalah layang-layang yang talinya ada di tangannya. Dengan dalih persahabatan, Qing Ying memanipulasinya bertahun-tahun , diam-diam bersekongkol dengan Zhou Shiya, dan berusaha menghancurkan hidupnya sepenuhnya! Plak! Zhou Lingge kembali melayangkan tamparan. Ingatan akan kehidupan sebelumnya membuatny

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 8

    Dia harus mencari beberapa orang tangguh! Kalau tidak, jika harus memukul orang sendiri, betapa capeknya dia? Baru saja menampar dua kali, tangannya masih terasa nyeri sampai sekarang. Dia menunduk menatap tangannya_ hmmm... ternyata bengkak. Saat Zhou Lingge sedang melamun, siapa sangka Qiao'er tiba-tiba berlutut, memegangi lengan bajunya, lalu dengan hati-hati mulai mengusap noda darah di sepatu bordirnya. Mata Zhou Lingge sedikit bergetar, ia memandangi Qiao'er dengan tatapan terkejut. Lalu, ia tersenyum. Anak ini bisa diajari, Qiao'er ini benar-benar bibit yang bagus. "Mulai sekarang ikutlah denganku. Selama kau setia dan setulus hati, aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk." Qiao'er langsung mengangguk dengan mata berkaca-kaca karena haru. Dia bukan orang bodoh dengan betapa disayanginya Selir Jiapain sekarang, para selir lain di istana pasti tak ada yang bisa menyainginya dalam waktu dekat. Bisa melayani di sisi Selir Jiapin, itu sudah seperti berkah d

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 7

    Tandupun dipaksa berhenti. Zhou Lingge mengangkat alis, menatap Selir Liu yang arogan dan kejam. Ia masih ingat wanita ini. Di kehidupan sebelumnya, masa kehamilan Selir Liu dan Zhou Shiya hampir bersamaan. Ayahnya menjabat sebagai Menteri Keuangan. Karena status bangsawannya serta sedang mengandung, ia merasa tinggi diri dan berbuat semena-mena. Selama masa kehamilannya, entah berapa banyak selir yang telah ia singgung dan rendahkan. Bahkan beberapa pelayan di Istananya sendiri pernah ia siksa hingga tewas. Pernah suatu kali, Selir Liu membawa orang-orang menyerbu kediamannya persis seperti sekarang, memaksa Zhou Lingge untuk berlutut dan menyembah. Saat itu, ia juga tengah hamil besar, dan karena disiksa oleh Selir Liu, ia sampai mengalami pendarahan hampir keguguran. Zhou Shiya tahu kejadian itu, tapi hanya memberi sedikit penghiburan dan tak memberikan hukuman berarti, akhirnya dibiarkan bergitu saja. Namun, dendam itu telah lama ia simpan dalam hati. Penghinaan dan

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 6

    Mata Zhou Lingge di penuhi kepanikan, ia menatap Qin Feiling dengan bingung dan tak tahu harus berkata apa. Jari-jari Qin Feiling perlahan menyentuh dan membelai kedua matanya yang menggoda luar biasa itu. "Mata ini ... Sungguh indah." Ciumannya mendarat lembut, menyusuri kontur wajahnya, terus turun perlahan. Desah lembut terdengar berulang kali, napasnya terengah. Ia gelisah dan bingung... satu persatu adegan masa lalu, saat ia di rantai oleh pria ini, kembali mengisi benaknya. Ia merasa takut, dan tanpa sadar mendorong dada telanjang dan panas itu. "Tidak... Jangan..." Mata Qin Feiling memerah, ia mencengkeram erat pergelangan tangannya. Suara dinginnya menggema, "Kenapa? Tidak rela lagi?" "Kau sudah bersedia menjadi selir Jiapinku... Sekarang kau tak punya hal menolak." "Meski kau menyesal...aku tidak akan memberimu kesempatan untuk menyesal. Meski harus dengan rantai, aku akan mengikatmu di sisiku seumur hidup. Aku... tidak akan pernah melepaskanmu..." S

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 5

    Dia percaya lagi... Demi membalas dendam Han Mubai, dia berpura-pura tunduk pada Qin Feiling. Namun, saat dia lengah, dia menikam dadanya dengan belati. Membunuh Kaisar adalah kejahatan besar yang akan mengakibatkan pemusnahan sembilan generasi keluarganya. Naik di harem maupun di pengadilan Istana, semua orang ingin menghabisinya. Namun, Qin Feiling mempertaruhkan segalanya untuk melindunginya. Semua orang memakinya sebagai wanita penggoda dan menghancurkan negara. Kemudian, Zhou Shiya membawakannya sebuah anggur beracun dan berkata, "Ini adalah hadiah dari Kaisar untukmu." Setelah gagal membunuh Qin Feiling, dia kehilangan semua keinginan untuk hidup. Tanpa perlawanan, tanpa emosi, dia meminum anggur beracun itu. Namun, dia tidak mati. Ketika dia sadar kembali, tangannya terbelenggu, dan dia dikurung dalam kamar tidur Kaisar. Qin Feiling menyikasanya siang dan malam. Penderitaan itu seperti cap abadi di jiwanya, terus menjeratnya, hingga dia tidak bisa melu

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 4

    Tatapan Zhou Shiya tertuju pada Zhou Lingge. Sementara itu, lengar sang Kaisar yang memeluk Zhou Lingge tiba-tiba mengeratkan pelukannya. Tatapan dingin dan berbahaya dari Qin Feiling menyapu tubuh Zhou Lingge. Tubuh Zhou Lingge gemetar halus. Bulu matanya bergetar. Ketakutan yang terukir dalam ingatannya kembali menghantuinya. Hanya dengan menutup mata, dia bisa melihat bayangan dirinya yang dulu, terbelenggu rantai besi. Dia tahu dengan pasti_jika dia mengatakan tidak, pria ini pasti akan melahapnya hidup-hidup! Dikehidupan sebelumnya, dia sudah berkali-kalu merasakan betapa mengerikannya obsesi dan rasa kepemilikan pria ini. Zhou Shiya melihat ketakutan di mata Zhou Lingge dan merasa lega. Dia memanfaatkan momen itu dan menekan lebih keras. "Adik, jika kamu tidak mau ... aku yakin Kaisar tidak akan memaksamu... Kamu bisa_" Namun, sebelum Zhou Shiya bisa menyelesaikan kata-katanya, Zhou Lingge mengepalkan tangannya erat-erat, lalu mengangkat kepalanya. Dia me

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status