Home / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 115. Ridwan Tidak Percaya

Share

115. Ridwan Tidak Percaya

Author: Evie Edha
last update Last Updated: 2025-01-28 22:39:16

Ridwan melangkah keluar dari rumah orang tuanya dengan wajah masam. Suasana tegang masih terasa di dalam rumah, terutama setelah Pak Eko, ayahnya, mengusirnya tanpa basa-basi tepat setelah sarapan. Dengan napas panjang dan langkah tergesa dia menaiki motornya untuk pergi, Ridwan terus menggerutu sepanjang perjalanan menuju kontrakannya.

“Heran sama Bapak ini. Seperti nggak sayang sama anak sendiri. Anak ada masalah bukannya didukung malah diusir. Heran,” gumamnya sambil menarik gas dengan kencang dan lirih. Di kepalanya, percakapan panas dengan Pak Eko terus terngiang. Ridwan merasa diperlakukan tidak adil, seperti selalu menjadi kambing hitam dalam setiap masalah keluarga.

Padahal dia yang salah memang

Saat sampai di kontrakan, Ridwan mencoba membuka pintu, tetapi pintunya terkunci. Dia pun membuka dengan kunci cadangan. Namun, pandangannya langsung mengitari ruangan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Olip, istrinya. Rumah yang biasanya dipenuhi suara Olip kini terasa sunyi senyap. Ri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Permintaan Gila Adikku   167

    Plak.Satu tamparan mendarat di pipi Mika dari Olip. Perempuan itu tersenyum puas dengan apa yang dia lakukan. "Rasakan itu," ujar Olip."Itu untuk perempuan yang suka sekali mengganggu ketenangan keluargaku," lanjutnya kesal.Sedangkan Mika sendiri, dia merasa terkejut dengan apa yang dilakukan Olip. Perempuan itu memegangi pipinya yang terasa panas. Kemarahan pun mulai menyelubungi diri Mika. Tanpa banyak kata, dia langsung menatap Olip dengan tajam."Kau---" Mika langsung menarik rambut Olip sampai adik tirinya itu mendongak. "Kurang ajar!" Tanpa ampun Mika membalas tamparan Olip. Tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Kanan, kiri, kanan, kiri.Sampai akhirnya Olip pun terjatuh. Dia menangis, kesakitan dengan apa yang dilakukan oleh Mika. "Kau wanita kejam," ujar Olip memaki Mika."Singa saja akan menggigit kalau ada yang mengusik. Apalagi manusia? Aku selama ini diam bukan berarti karena aku takut sama kamu. Tapi karena aku malas meladeni kamu. Tapi, semakin lama kamu semakin ti

  • Permintaan Gila Adikku   166

    Bu Lestari dan Pak Eko mendatangi kantor polisi untuk mengunjungi Ridwan. Sebenarnya Pak Eko tidak mau. Hanya saja, istrinya yang memaksa.Tentu saja Ridwan merasa senang melihat kedua orang tuanya datang mengunjungi dirinya. "Ibu. Bapak," panggilnya seperti anak kecil.Jika Bu Lstari langsung memeluk Ridwan, berbeda dengan Pak Eko yang hanya duduk dengan melipat tangan di depan dada lalu mendengus ketika melihat putranya."Ridwan." Tentu saja sebagai seorang ibu, Bu Lestari merasa sedih melihat anaknya dipenjara."Kamu itu bagaimana bisa seperti ini?" tanyanya kemudian ketika mereka sudah melepaskan pelukan."Aku juga tidak tahu, Bu." Kapan pria ini akan mengatakan hal yang sebenarnya?"Ya Tuhan. Duduk-duduk." Bu Lestari meminta anaknya untuk duduk."Ini makan. Pasti kamu belum makan," ujar Bu Lestari memberikan makanan yang dia bawa pada Ridwan"Mana Mungkin, Bu. Dia sudah menjadi tahanan. Pastinya mendapat makan dari sini." Pak Eko berujar ketika melihat istrinya yang tampak berleb

  • Permintaan Gila Adikku   165.

    Duduk di balkon lantai dua, Noval dan Mika memutuskan untuk mengobrol di tempat ini. "Jadi, apa aku sedang dibohongi dengan status kamu?" tanya Mika. Dia memeluk kedua kakinya.Noval menyandarkan punggung pada dinding lalu mendongak. "Kalau kamu menganggapnya begitu, aku bisa apa. Seperti yang aku katakan sebelumnya, ya benar aku anak dari seseorang yang cukup memiliki sesuatu. Dan aku hanya ingin memulai usaha dari nol yaitu membuka bengkel. Jadi, kalau dilihat dari sisiku, aku tidak berbohong. Aku hanya anak orang kaya yang ingin mandiri," jelas Noval.Noval mengalihkan pandangan ke arah Mika. "Selama ini aku juga tidak menutupi apa pun darimu, kan. Waktu kita menikah juga kedua orang tuaku yang datang. Bukan orang bayaran untuk menipu. Kecuali, kalau aku menyembunyikannya darimu." Dia memberikan senyuman miring.Mika pun ikut tersenyum. Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan oleh Noval benar adanya. Pria itu tidak pernah berbohong sebelumnya. Tidak ada indikasi menipu yang bisa di

  • Permintaan Gila Adikku   164.

    Seperti orang kesetanan, Olip mendatangi kediaman Mika dengan marah-marah. Dia seperti hewan yang siap menyantap mangsanya.Tepat di depan kediaman rumah Mika, perempuan itu menggedor pintu rumah Mika dengan sangat keras. Lagi-lagi membuat beberapa warga yang mendengar menjadi berdatangan."Noval! Noval!" teriak Olip sangat keras. "Buka pintunya!" Olip terus berteriak. Tidak peduli kalau itu akan mengganggu orang lain."Aduh. Udah dong. Jangan bikin ulah lagi." Bu Tuti mendekati anaknya. Dia menahan tangan Olip agar tidak lagi menggedor pintu rumah Mika."Nggak bisa, Bu. Nggak bisa. Ini nggak bisa dibiarin. Mereka jangan dibiarkan seenaknya, Bu." Olip mencoba melepaskan tangannya dari cekalan tangan sang ibu."Olip. Sudahlah. Kamu jangan membuat ulah. Kalau kita dengar ceritanya tadi, suami kamu yang salah." Pak Purnomo ikut memberitahu putrinya. Asal kalian tahu saja, dia merasa takut saat ini. Takut kalau dia nanti akan diusir dari rumah oleh Mika.Bu Lestari yang mendengar itu mer

  • Permintaan Gila Adikku   163.

    Tentu saja kehadiran dua orang polisi itu membuat semua orang yang ada di rumah Pak Purnomo merasa terkejut. Mereka semua saling pandang satu sama lain sebelum akhirnya menatap penuh pada kedua polisi yang masih berdiri di ambang pintu itu."Iya." Pak Purnomo pun bangkit dari duduknya lalu berdiri di hadapan kedua polisi itu."Ada perlu apa ya, Pak sampai kalian datang ke kediaman saya?" tanya Pak Purnomo merasa penasaran. Sedangkan Ridwan yang masih berada di tempatnya tampak was-was.Salah satu polisi mengangguk pada Pak Purnomo. "Maaf sebelumnya kalau kedatangan kami membuat kalian semua terkejut. Kami datang untuk melaksanakan tugas tentunya.""Tugas?" Pak Eko pun bertanya. "Tugas apa, Pak?" Dia ikut berdiri di hadapan besannya.Salah satu polisi memberikan sebuah surat pada Pak Eko sembari menjelaskan niat mereka datang ke kediaman Pak Purnomo. "Kami datang dengan membawa surat penangkapan untuk saudara Ridwan," ujarnnya dengan menatap ke arah Ridwan yang sudah dia ketahui sebel

  • Permintaan Gila Adikku   162

    Pak Eko dan Bu Lestari pun menoleh ke arah pemilik suara. Terlihat Pak Purnomo baru saja keluar dari dalam rumah. "Ada apa ini berisik-berisik?" tanya Pak Purnomo. "Ini Pak. Ada besan datang. Katanya mau ketemu Olip," ujar Bu Tuti. "Kenapa ngga diminta duduk?" tanya Pak Purnomo. "Iya nih Bu Tuti. Kok saya datang nggak diminta duduk. Bagaimana sih?" tanya Bu Lestari dengan senyum simpul. Dia sepertinya senang kalau melihat besannya yang satu ini dimarahi oleh istrinya. Bu Lestari pun segera menarik suaminya untuk duduk. "Sini, Pak." "Bu. Ambilkan minim dan panggilkan Olip sama Ridwan," ujar Pak Purnomo memerintah sang istri. "Iya-oya." Bu Tuti pun bangkit dari tempat duudknyadan masuk untuk memanggil anak dan menantunya juga membuatku minum. "Apa kabar, besan?" tanya Pak Purnomo. "Baik." Pak Eko menjawab. "Pak Purnomo ini gimana aih? Olip hamil kok nggak ngasih tahu kami?" tanya Bu Lestari kemudian. Pak Purnomo terkejut. "Loh? Ridwan tidak menceritakan semua ini ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status