Share

Bab 7

Author: Ashana
"Kenapa tidak setuju lagi? Kak Ricky, bukannya kamu yang paling ingin segera mengakhiri permainan balas dendam ini? Tenang aja, kami pastikan tidak bakal ada yang mati! Saat dia sudah tidak tahan, kita langsung buka pintunya."

Suara Ricky tetap dingin dan keras, "Tidak bisa, terlalu berisiko. Dia tidak boleh kenapa-kenapa."

Suara di ujung telepon terdengar heran, "Serius, Kak Ricky? Hari ini aku dengar kamu meninggalkan Luna, mengejar Amanda! Luna sampai menangis semalaman, kamu juga membujuknya sangat lama. Biar dia tidak pikir aneh-aneh, makanya kita langsung diskusi cari cara buat rencana balas dendam ke-99. Kenapa semuanya ditolak? Kamu masih ingat tidak siapa sebenarnya yang kamu suka? Cepat putus dengan Amanda, lalu balik ke Luna. Bukankah itu yang selama ini kamu inginkan?"

Napas Ricky mendadak jadi berat, seakan ingin membantah, tapi saat itu juga, suara Luna tiba-tiba muncul dari telepon.

"Ricky, aku dengar semuanya barusan. Sekarang aku hanya mau tanya, kalau aku bersikeras memakai cara itu untuk balas dendam ke Amanda, kamu setuju atau tidak?"

Ricky terdiam.

Suara Luna terdengar bergetar, hampir menangis, "Kamu dulu janji sama aku, kamu akan lakukan apa pun demi aku!"

Akhirnya Ricky membuka mulut, suaranya serak, "Setuju. Aku turuti kamu."

Luna langsung tertawa, sementara yang lain bersorak, "Baguslah! Tidak sabar menunggu hari itu datang!"

Ricky tetap mengingatkan, "Jangan sampai ada yang celaka."

Amanda berdiri diam di dalam bayangan. Dadanya seperti diremas tangan tak kasat mata, sakitnya bikin dia nyaris tidak bisa bernapas.

Dia kembali ke kamar tanpa suara, mengambil ponsel dan mengirimkan sebuah pesan.

Hari peringatan tiga tahun mereka, Ricky mengikuti rencana dan berkata, "Amanda, hari ini aku sudah siapkan kejutan. Tutup matamu dulu, aku bawa kamu ke satu tempat."

Amanda menatapnya lama sekali, lalu menutup matanya tanpa perlawanan.

Ricky tersenyum kecil, menutup matanya dengan sehelai pita, lalu menggandengnya masuk ke mobil.

Setelah mobil berhenti, Ricky memapahnya masuk ke dalam vila dan berkata pelan, "Tunggu di sini sebentar, aku mau ambil hadiahnya, sebentar saja."

Amanda berdiri di tempat, mendengarkan suara langkahnya menjauh.

Tepat sebelum pintu ditutup, Amanda tiba-tiba memanggilnya.

"Ricky, kamu tahu tidak? Aku benar-benar sangat menyukaimu."

Langkah Ricky terhenti dan mendengar suaranya perlahan mengalir.

"Aku sudah lama suka padamu. Waktu kamu akhirnya mau jadian sama aku, aku sangat senang, aku pikir akhirnya keinginanku terkabul. Malam itu aku tidak bisa tidur, menangis senang sampai membasahi bantal. Bukankah aku sangat bodoh?"

Ricky tetap diam, tapi napasnya mulai menjadi cepat.

Amanda berkata pelan, "Hari ini hari jadi kita yang ketiga dan ini pertama kalinya kamu menyiapkan hadiah untukku. Aku benar-benar sangat mengharapkannya."

Tenggorokan Ricky terasa kering. Setelah beberapa saat, dia berkata pelan, "Tunggu sebentar. Aku segera kembali."

Pintu tertutup.

Saat itulah Amanda melepas penutup matanya dan langsung mencium bau bensin yang menyengat di udara.

Dia tersenyum kecil, berjalan ke sudut ruangan, menarik keluar mayat palsu yang sudah dia siapkan.

Sejak dia mendengar telepon hari itu, replika tubuhnya dibuat persis seperti ukuran dan bentuknya. Begitu terbakar, semua orang akan mengira itu dia.

Dia meletakkan sebuah alat perekam suara di atas meja, yang sudah berisi rekaman suaranya meminta tolong.

"Ricky, kamu sudah mengerjai aku 98 kali. Kali ini, yang ke-99, giliranku yang mengerjai kamu."

Dia berkata pelan, lalu menekan tombol play.

Segera, vila itu bergema oleh suaranya yang direkam, "Tolong! Buka pintunya! Ricky, tolong aku!"

Tanpa menoleh, Amanda melangkah ke pintu belakang, keluar dari vila, lalu naik taksi langsung ke bandara.

Dari kejauhan, api membumbung tinggi, menerangi langit malam.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 23

    Sebaliknya, Ricky yang berada di samping Amanda tampak sangat gugup.Dia tidak pernah membayangkan akan ada hari di mana dia menikahi Amanda.Setelah Amanda "mati", dia bahkan sempat berpikir untuk menggelar pernikahan dengan abu jenazah Amanda.Namun, tekanan Keluarga Mandos akhirnya membuat Ricky mengubur pikiran tersebut.Sekarang, impiannya menjadi kenyataan. Dia akhirnya bisa menikahi wanita yang telah lama menyukainya dan dia juga sangat mencintainya.Di masa depan, dia berjanji akan memperlakukannya dengan baik, tidak akan pernah mengecewakannya.Ketika pembawa acara mulai berbicara, Amanda dan Ricky saling bertukar kata-kata yang harus mereka sampaikan.Harusnya Amanda yang pertama, tapi kali ini dia justru menyerahkan mikrofon pada Ricky.Ricky telah berbicara di depan umum ribuan kali, namun tidak ada yang lebih membuatnya gugup dari kali ini.Meskipun dia sudah menyiapkan pidatonya, saat waktunya tiba, satu-satunya kata yang bisa dia ingat adalah satu kalimat sederhana."Ama

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 22

    Keluarga Monopo memiliki sepasang putri kembar. Sang kakak, Luna, terkenal dengan sifatnya yang arogan dan suka menindas yang lebih lemah.Sedangkan adiknya sangat tenang dan terkontrol, hanya menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.Awalnya, Keluarga Monopo menaruh seluruh harapan mereka pada Luna.Namun, mereka tidak pernah menyangka kalau Luna justru terjebak dalam hubungan dengan Ricky, seorang penggila cinta yang bahkan sering membuat kekacauan demi Ricky.Keluarga Monopo kemudian memberikan semua sumber daya terbaik mereka pada adiknya, Anya.Sejak usia 16 tahun, Anya dikirim ke Negara Merikana untuk mendapatkan pendidikan elit.Keluarga Monopo berencana agar dia bisa mengambil alih seluruh bisnis keluarga pada usia 30 tahun.Untuk tujuan itu, Anya tidak pernah kembali ke dalam negeri.Itulah alasan mengapa Amanda tidak pernah mendengar namanya.Hingga kali ini, setelah Luna dikirim ke penjara oleh Ricky, Keluarga Monopo terkena dampak serangan dari Keluarga Mandos dan An

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 21

    Selama sebulan terakhir, Amanda tidak pernah berhenti berpikir untuk melarikan diri.Namun, Ricky seperti memiliki pelacak di tubuhnya, ke mana pun dia pergi, Ricky selalu berhasil menemukannya.Bahkan untuk memberinya pelajaran, Ricky memutuskan untuk menghentikan pekerjaan Amanda di grup tari.Tentu saja, alasan yang dia berikan pada ketua grup tari kali ini tidak sekejam dulu. Dia hanya mengatakan kalau mereka sudah lama berpisah dan ingin lebih banyak waktu bersama.Setelah mereka menikah, Amanda pasti bisa kembali bekerja.Benar, menikah.Pada konferensi pers yang dulu, Ricky tidak hanya mengumumkan berita kematian palsu Amanda, tapi juga mengungkapkan kabar gembira kalau mereka akan menikah dalam waktu sebulan.Amanda sama sekali tidak tahu tentang semua ini, sehingga setelah konferensi pers itu dia kehilangan kendali dan terlibat perdebatan sengit dengan Ricky.Namun, itu tidak mengubah kenyataan kalau Ricky tetap ingin menikah dengannya.Hari ini, Ricky membawanya ke toko baran

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 20

    Ketika melihat Ricky yang tampak gila di depannya, Amanda hanya merasa ironis."Ricky, kamu selalu bilang mencintaiku, lalu kenapa dulu tidak mencari tahu kebenarannya saat Luna menuduhku? Kenapa saat kamu setuju dengan rencana balas dendam Luna, kamu tidak memberitahuku kebenarannya?""Jangan cari alasan. Aku sudah memberimu kesempatan. Waktu itu saat kebakaran besar, aku tanya padamu, apakah kamu akan kembali? Saat itu, aku berpikir, jika kamu bisa segera kembali dan menarikku keluar dari api, aku bisa memaafkanmu, semua yang terjadi sebelumnya bisa dilupakan.""Tapi, apa yang kamu lakukan waktu itu?"Amanda melontarkan kata-kata itu dan Ricky terdiam lama.Kebakaran itu sudah lama berlalu, terlalu lama hingga Ricky hampir melupakan kejadian saat itu.Namun, dia masih ingat, waktu itu dia tidak menjawab, hanya ragu sejenak, kemudian meninggalkan Amanda tanpa menoleh."Kamu bisa meninggalkanku dalam api, kenapa kamu pikir aku akan tetap tinggal untukmu?"Amanda meninggalkan kalimat it

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 19

    Ricky terdiam lama setelah tamparan itu, akhirnya dia perlahan mengangkat tangannya dan menyentuh pipinya yang merah."Bukan mimpi?"Amanda sudah kesal dengan kejadian yang tak terduga hari itu dan langsung tertawa sinis, "Mimpi? Tentu saja ini mimpi.""Sungguh malang, aku harus bertemu dengan mimpi buruk seperti ini!"Setelah itu, dia tidak lagi memandang Ricky, berbalik dan berjalan menuju tangga."Amanda!"Ricky akhirnya sadar, buru-buru mengikuti, namun saat mereka saling tarik-menarik, kaki Amanda tiba-tiba tergelincir dan tubuhnya melayang ke bawah."Hati-hati!"Ricky terkejut dan ingin menariknya secara, refleks tapi sudah terlambat. Dia hanya sempat merangkul tubuh Amanda dalam pelukannya."Bruk!"Suara keras terdengar saat keduanya jatuh ke lantai.Karena Ricky yang melindunginya, Amanda hanya merasa sedikit pusing, tidak terluka.Namun, Ricky yang terjatuh di bawah, bagian belakang kepalanya mulai mengeluarkan darah."Tuan!"Vila langsung menjadi kacau balau, kepala pelayan s

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 18

    Setelah itu, selama dua minggu berikutnya, Amanda sibuk dengan pertunjukan dan tidak punya waktu untuk memikirkan Ricky.Hingga akhirnya, setelah pertunjukan terakhir selesai, dia mendapat libur yang sudah lama dinanti.Ketika Amanda sedang bersiap menyewa mobil untuk berlibur, dia menerima telepon dari asisten Ricky.Asisten di ujung telepon hanya mengatakan kalau Ricky sedang dalam masalah, dan memohon agar Amanda datang ke rumah Keluarga Mandos.Karena sudah mengenal karakter Ricky, Amanda mengira itu hanya ulahnya lagi, namun dia tidak ingin membalasnya.Dengan sabar, dia menjawab, "Aku bukan dokter, aku tidak bisa membantunya."Tanpa menunggu balasan, Amanda langsung memutuskan telepon itu.Bahkan untuk memastikan tidak ada gangguan lagi, dia dengan sengaja memblokir nomor asisten Ricky.Setelah itu, Amanda melemparkan ponselnya dan bersiap untuk pergi menyewa mobil.Setelah memberitahukan tujuan pada sopir, Amanda duduk di kursi belakang dan tertidur.Beberapa lama kemudian, sopi

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 17

    Begitu Amanda berbalik, sebuah suara keras terdengar tepat di depan dirinya.Dia menoleh secara refleks dan melihat asisten Ricky yang tampak ketakutan."Nyon ... Nyonya?"Akhirnya, Amanda tidak jadi pergi. Asisten Ricky menahannya dengan kuat."Nyonya, tolong jangan pergi. Anda tidak tahu apa yang telah dialami oleh Pak Ricky selama ini. Meskipun Anda tidak ingin membicarakan masa lalu, setidaknya demi kebaikan Pak Ricky yang telah menyelamatkan Anda, tolonglah tetap tinggal dan temani dia,." Amanda menghela napas panjang, "Pertama, jangan panggil aku nyonya, aku dan dia bahkan bukan teman.""Selain itu, aku bisa tinggal dan menemaninya, tapi setelah memastikan dia baik-baik saja, aku tetap akan pergi.""Bagaimanapun, aku tidak ingin ada hubungan lagi dengan dia."Setiap kali Amanda berbicara, wajah asisten itu semakin canggung.Akhirnya, asisten itu hanya bisa mengalah dan menyetujui semua permintaan Amanda.Keduanya duduk di kursi di luar ruang operasi, menunggu dengan diam.Saat A

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 16

    Akhirnya Amanda meletakkan pisau dan garpu, mengambil ponselnya dan mengetik beberapa kata, lalu menunjukkannya pada Ricky.[Kamu terus menatapku untuk apa?]Ricky yang sejak tadi asyik menatapnya semakin yakin kalau wanita ini sangat mirip dengan Amanda, sampai akhirnya dia tidak sengaja mengatakannya."Kamu sangat mirip dengan seseorang yang sudah lama aku kenal."Seseorang yang sudah lama kamu kenal?[Siapa?]Amanda malas mengetik lagi, jadi dia meminta kertas dan pena pada pelayan di samping untuk menuliskan pertanyaannya.Ricky menggenggam tangannya, lalu tersenyum pahit, "Istriku."Mungkin karena sosok di depannya terlalu mirip dengan Amanda, rasa waspada Ricky akhirnya menghilang.Dia pun mulai mencurahkan semua rasa sakit yang telah dia pendam sepanjang tahun ini."Aku sangat mencintai istriku, tapi karena kata-kata orang lain, aku membuat keputusan yang salah. Akibatnya, istriku kehilangan nyawanya dalam kebakaran.""Sejak saat itu, setiap malam aku selalu bermimpi, dalam mimp

  • Pernah Sakit, Juga Melupakanmu   Bab 15

    Berbeda dengan sebelumnya yang hanya terpisah oleh panggung, sekarang jarak mereka yang sangat dekat membuat Ricky bisa dengan jelas mencium bau parfum dari tubuh wanita ini dan mendengar detak jantungnya.Dia semakin merasa kalau orang di depannya ini sangat familier.Sebuah dugaan yang tidak mungkin tiba-tiba terlintas di benaknya.Kebisuan wanita itu justru memberinya rasa percaya diri yang aneh.Dengan perlahan, Ricky mengangkat tangannya dengan gemetar gemetar. Semakin dekat dengan topeng, semakin cepat detak jantung Ricky dan napasnya mulai terasa sesak.Sementara itu, Amanda tidak menyangka Ricky akan langsung berbuat demikian.Berdasarkan pengalamannya dengan Ricky, jika wanita lain tidak segera menjawab pertanyaannya, dia biasanya akan marah dan pergi begitu saja.Itulah kenapa Amanda berani mencoba dan dia tidak pernah berpikir kalau Ricky akan bertindak seperti ini.Melihat tangan Ricky yang semakin mendekat ke topengnya, tubuh Amanda semakin kaku dan hatinya semakin tegang.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status