Share

Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir
Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir
Author: Nashwa Fazila

Bab 1 Merantau ke Kota

last update Last Updated: 2025-07-14 14:41:07

Di sebuah Desa terpencil, terlihat seorang Gadis bernama Aluna sedang mengemasi semua barang-barang miliknya. Di samping nya juga ada seorang wanita paruh baya yang membantu nya berkemas.

"Aluna, kamu yakin nak akan pergi ke kota sendirian? Bude disini merasa cemas dan takut jika disana terjadi sesuatu hal yang buruk pada kamu, apalagi kamu belum pernah pergi ke Jakarta sebelumnya." ujar wanita paruh baya bernama Bude Ratmi.

"Bude tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku akan baik-baik saja selama disana. Lagi pula disana aku tidak sendirian, aku akan menumpang di tempat temanku yang tinggal di kampung sebelah. Selama aku belum mendapatkan pekerjaan, aku akan ikut tinggal bersamanya." sahut Alina, "Maafin aku ya Bude, karena aku juga tidak memiliki pilihan lain lagi, aku harus mencari pekerjaan agar bisa membantu Bude juga. Hanya Bude satu-satunya keluarga yang aku miliki dan aku ingin sekali bisa membahagiakan Bude."

"Seandainya saja paman kamu masih ada, mungkin sekarang ini kamu tidak perlu pergi ke kota untuk mencari uang."

"Tolong jangan bicara seperti itu, Bude. Doakan aku supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus disana, agar aku bisa secepatnya mengirimkan Bude uang. Tolong jaga diri Bude baik-baik disini ya selama aku tidak ada, aku pasti akan sangat merindukan Bude." ungkap Aluna sambil memeluk wanita paruh baya itu.

"Tentu saja Bude selalu mendoakan kamu, mendiang kedua orang tua kamu pasti akan sangat bangga sekali karena memiliki putri seperti kamu, Aluna. Semoga Tuhan selalu melindungi kamu dimana pun kamu berada." sahut Bude Ratmi sambil menangis.

"Aku pamit dulu ya, Bude."

"Tunggu dulu Aluna." pinta Bude Ratmi sambil mengeluarkan beberapa lembar uang disaku nya itu. "Ambilah ini, uang yang Bude berikan pada kamu memang tidak banyak, tapi setidaknya dengan uang ini bisa sedikit meringankan beban kamu selama perjalanan ke kota."

"Tidak Bude, uangnya simpan saja untuk keperluan Bude disini. Aku juga masih memiliki uang sisa tabunganku, dan aku rasa uang itu cukup untuk biaya transportasi dan kebutuhan aku selama disana." sahut Aluna menolak..

"Tidak apa-apa Aluna, tolong jangan menolak nya. Ambilah uang ini, Bude mohon."

"Baiklah Bude, terimakasih banyak." balas Aluna sambil memeluk Bude nya sekali lagi.

"Sudah sayang, jangan menangis seperti ini ya. Ayo Bude akan mengantar kamu sampai ke depan."

Aluna pun menganggukkan kepalanya dan mereka berdua pun segera berjalan ke depan.

Di depan rumah nya yang sederhana itu, ternyata sudah ada ojek yang menunggu.

"Hati-hati ya Aluna, semoga perjalanan kamu ke kota selamat sampai tempat tujuan. Dan jangan lupa untuk terus mengabari Bude ya sayang."

"Iya Bude, aku pasti akan sering mengabari Bude. Aku pamit sekarang ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." sahut wanita paruh baya itu yang tak kuasa menahan air mata nya.

Dengan perasaan yang sedih, Aluna pun pergi meninggalkan Bude nya itu sendirian. Demi nasib yang lebih baik, Dia rela melakukan apapun untuk Bude yang sangat dia sayangi itu.

Sementara itu, terlihat sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di depan sebuah perusahaan besar.

Seseorang pun dengan sigap membuka pintu mobil itu, dan tidak lama turun seorang pria muda dengan menggunakan pakaian yang sangat rapih sekali.

Semua orang disana pun memberikan salam hormat kepada nya yang merupakan seorang Presdir di perusahaan itu.

"Selamat Pagi Pak."

"Selamat Pagi."

Pria bernama Aryan itu di kawal oleh asisten pribadi sekaligus sahabat nya yang begitu setia.

"Selamat Pagi Pak Aryan." Sapa seorang wanita cantik.

"Selamat Pagi Sintia, apa dokumen yang saya minta sudah kamu siapkan."

"Tentu saja sudah Pak, Pak Aryan hanya perlu memeriksanya untuk memastikan jika semuanya tidak ada yang kurang."

"Baiklah, bawa berkas itu secepatnya ke ruangan saya."

"Baik, Pak." balas Sintia sambil tersenyum kecil.

Aryan pun terus berjalan menuju ruangan kerjanya.

Sesampainya disana, Pria itu pun langsung duduk.

"Miko, apa kamu sudah mendapatkan kriteria Gadis yang cocok?" tanya Aryan.

"Belum, semua Gadis yang di dapat tampak biasa saja. Dan aku belum menemukan Gadis yang cocok dengan kriteria yang kamu inginkan." sahut Miko.

"Aku sudah tidak punya waktu banyak lagi, dua Minggu lagi mereka akan sampai di Jakarta dan tepat di hari itu aku sudah harus menemukan seorang Gadis yang bisa aku sewa sebagai istri bayaran. Apa dari semua Gadis, kamu tidak bisa menemukan Gadis yang cocok untuk aku."

"Tolong beri aku waktu untuk mencari Gadis yang lainnya, karena kebanyakan Gadis yang aku temui semuanya hanya berpacu pada Harta mu saja, tidak ada yang serius dan bisa di ajak untuk bersandiwara. Semua Gadis yang aku temui, menolak untuk menikah selama sembilan puluh hari mereka ingin pernikahannya dengan mu terjalin selamanya." ujar Miko.

Tok tok tok..

"Permisi Pak, saya ingin mengantarkan berkas yang bapak minta." Ujar Sintia.

"Masuklah." balas Aryan singkat.

Dengan cepat Sintia pun memberikan berkas itu kepada Aryan.

"Sekarang kamu bisa pergi, aku akan memanggilmu lagi nanti."

"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu."

Aryan pun menganggukkan kepala nya, dan Sintia pun berjalan keluar dari ruangan Aryan.

"Kenapa tidak Sintia saja yang kau jadikan istri." ujar Miko secara tiba-tiba, dan hal itu terdengar oleh Sintia yang masih berada di dekat pintu masuk.

Gadis itu pun mencoba menguping pembicaraan antara Aryan dan Miko di balik pintu.

"Aku rasa Sintia gadis yang cocok dan bisa di ajak untuk menikah, dia juga sangat cantik dan berpendidikan. Dia tidak akan membuat kamu malu di depan Om Lukas dan Tante Rianti nanti, kalian berdua juga kelihatan sangat cocok dan aku rasa jika kita coba untuk berbicara dengan Sintia dia pasti tidak akan menolak nya juga."

Aryan pun tidak merespon sama sekali, pria itu hanya diam sambil memikirkan ucapan nya Miko.

"Apa aku tidak salah dengar, Pak Aryan ingin menjadikan aku sebagai istrinya." Gumam Sintia yang terlihat begitu senang, bagaimana tidak Gadis itu memang sudah sejak lama menyukai bos nya itu.

"Aku tidak sedang bermimpi kan, ini adalah kabar yang sangat bagus. Sepertinya aku harus mempersiapkan diriku karena aku yakin sekali, tidak menunggu waktu lama Pak Aryan akan datang dan meminta aku agar mau menikah dengan nya. Para karyawan wanita yang bekerja di perusahaan ini pasti akan sangat iri padaku, karena aku sebentar lagi akan menjadi nyonya Aryan Pratama, satu-satunya pewaris dari perusahaan ternama."

Dengan perasaan yang begitu senang, Sintia pun langsung pergi menuju ruangan nya dengan begitu cepat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 46

    Terlihat Zaki sedang duduk di depan teras rumah nya, namun tiba-tiba Aryan datang menghampiri nya. "Boleh aku ikut duduk disini." Ujar Aryan. "Tentu saja, silahkan." Sahut Zaki. Aryan pun langsung duduk dan tersenyum ramah pada pria di depan nya itu. "Aku baru tahu kalau ternyata kau ini adalah kakak nya Sintia, selain itu kau juga mantan pacar nya Aluna." "Sebenarnya hubungan ku dan Aluna sudah lama berakhir, sekarang kami tidak memiliki hubungan apapun. Ya meskipun sebenarnya aku masih tidak percaya jika Aluna bisa dengan mudah melupakan ku." Ujar Zaki."Itu berarti apa yang di katakan oleh istrimu tadi pagi adalah benar, kalau kau masih memiliki perasaan pada Aluna?" Tanya Aryan. "Aluna adalah wanita yang baik, sederhana dan juga cantik. Pria manapun pasti ingin memiliki istri seperti Aluna, tapi sayang nya tidak semua pria beruntung bisa menikahi nya, kau termasuk beruntung karena bisa menjadi suami Aluna, aku harap kau bisa menjaga dan mencintai Aluna dengan sepenuh hati, t

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 45

    Ibu dengar apa yang di katakan menantu kesayangan ibu ini, dia sudah sangat lancang sekali." Ujar Sintia marah. "Sudahlah Sintia, tidak ada waktu lagi untuk kamu bernegosiasi dengan kakak ipar mu itu, ikuti saja apa kemauannya sebelum Aluna dan Aryan datang." Sahut Bu Ina. "Sstttt baiklah, aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan, kamu ingin uang akan aku berikan, sekarang kamu sudah puas kan." Mendengar hal itu tentu saja membuat Mala merasa senang bukan main, sementara Sintia terlihat marah dan cemberut. Lalu Mala pun pergi di susul oleh Zaki. "Nyebelin banget ya si Mala ini, Mas Zaki juga bukan nya belain aku dan negur istrinya malah diam saja kayak begitu. Suami istri sama saja tidak ada gunanya, menyebalkan." Gerutu Sintia di dalam hatinya. "Kamu ngapain sih pake meras Sintia segala, seharusnya kita tidak perlu ikut-ikutan drama mereka ini." Tegur Zaki. "Ya suka-suka aku dong Mas, lagi pula selama ini adikmu itu sangat pelit sekali. Selama dia bekerja di kota dia tida

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 44

    Sementara itu, terlihat Bude Ratmi sudah berada di rumah nya dan sedang menyiapkan begitu banyak buah-buahan dan juga berbagai macam sayuran. "Aluna, besok kamu dan suami kamu akan pulang ke Jakarta jadi Bude siapkan ini semua untuk kalian bawa pulang." Ujar wanita paruh baya itu."Banyak sekali, Bude. Seharusnya Bude tidak perlu melakukan semua ini, aku jadi tidak enak karena sudah merepotkan Bude." Sahut Aluna. "Tidak apa-apa Nak, semua ini adalah hasil panen kita di ladang, ada pisang, singkong, ubi dan sayuran lainnya. Bude tahu kalau semua makanan ini bisa dengan mudah kamu dapatkan, tapi disana harganya sangat mahal-mahal, kalau disini kan gratis dan di jamin rasanya lebih nikmat." "Ya ampun Bude, terimakasih banyak ya Bude karena Bude sudah sangat baik sekali." "Sama-sama, Aluna." Tak lama Aryan pun datang menghampiri mereka. "Wah ada apa ini? Kenapa banyak sekali makanan, apa Bude akan membuat acara di rumah?" Tanya Aryan. "Tidak Nak Aryan, semua ini Bude siapkan untuk

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 43

    Saat sedang asik berbincang, tiba-tiba saja Aluna dan Aryan bertemu dengan Sintia di jalan."Ya ampun, kenapa aku harus bertemu dengan mereka sekarang disini. Apa yang harus aku katakan pada mereka nanti." Gumam Sintia dengan perasaan sedikit gugup. "Sintia, kamu disini ternyata." Sapa Aluna dengan ramah. "Iya Aluna, aku baru saja sampai semalam. Selamat pagi Pak Aryan." Sahut Gadis itu sedikit gugup. "Selamat pagi Sintia, Miko sudah memberitahu saya jika kamu mengajukan cuti mendadak, katanya Ibu kamu sedang sakit ya." "Iya benar sekali Pak, setelah pulang dari kota ibu langsung sakit, mungkin karena kecapean itulah kenapa saya terpaksa harus ijin untuk merawat ibu sebentar, karena tidak ada yang merawat ibu selama sakit." Ujar Sintia berbohong. "Bukankah di rumah kamu masih ada Kakak dan iparmu ya, apa mereka tidak bisa merawat ibu kamu dengan baik." Sahut Aryan. "Hhmm sebenarnya mereka bisa merawat ibu, hanya saja ibu selalu memanggil nama saya Pak. Maklum saja, saya inikan

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 42

    Sementara itu, terlihat Sintia yang baru saja terbangun dari tidur nya. Tentu saja hal itu membuat Zaki dan Mala terkejut saat melihat keberadaan Sintia di rumah itu. "Oh ya ampun rasanya badanku masih lemas sekali, ingin sekali rasanya aku tidur kembali di atas kasur." Gumam Sintia sambil meregangkan tubuh nya. "Sintia, kapan kamu datang?" Tanya Zaki.."Ya ampun Mas, kamu membuat aku terkejut saja." "Justru kamu yang membuat kami terkejut, karena tiba-tiba saja kamu ada disini. Apa kamu baru datang semalam." Lanjut Mala. "Iya, aku memang baru saja datang semalam. Kalian berdua sudah tertidur lelap saat aku datang." "Tapi kenapa kamu pulang ke rumah mendadak seperti ini, apa ada masalah?" Tanya Zaki. "Sebenarnya tidak ada masalah, aku hanya rindu saja dengan suasana di kampung halamanku ini makanya aku mengambil cuti agar bisa pulang. Lagi pula aku ini sudah lama tidak pernah pulang ke rumah, jadi kenapa kalian terlihat heran seperti itu melihat aku." Ujar Sintia. "Ini pasti ak

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 41

    Sintia pun sudah sampai di rumah nya, kedatangan nya di sambut hangat oleh Bu Ina yang memang sudah menunggu nya sejak tadi."Sintia, bagaimana dengan perjalanan kamu kesini? Tidak ada masalah kan Nak?" Tanya Bu Ina. "Semua berjalan dengan lancar kok Bu, aku merasa lelah sekali. Setelah pulang dari kantor aku langsung siap-siap untuk pulang kesini." Sahut Sintia. "Apa kamu sudah makan? Ibu sudah memasak makanan untuk kamu." "Tidak Bu, aku sudah makan saat di perjalanan tadi. Aku ingin lansung istirahat saja karena rasanya lelah sekali." "Baiklah kalau memang begitu, kamu masuklah ke kamar mu ya." "Oh iya Bu, dimana Mas Zaki dan Mala? Apa dia sudah tidur?" "Iya sepertinya mereka sudah tertidur, ini Jugakan sudah jam sebelas malam, biasanya jam segini mereka sudah tertidur lelap." "Ya sudahlah, aku pergi ke kamar ku dulu ya Bu. Ibu juga sebaiknya segera pergi tidur dan beristirahat." "Iya baiklah, selamat malam Sintia sayang." "Selamat malam Bu." Sahut gadis itu lalu segera per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status