Share

Bab 2

last update Huling Na-update: 2025-07-15 22:21:07

"Tidak, aku tidak mau memilih Sintia. Karena aku tidak begitu menyukai nya." Ujar Aryan menolak.

"Kenapa tidak mencobanya dulu, dan aku perhatikan sepertinya Sintia juga memiliki perasaan terhadap kamu."

"Itulah masalahnya, aku tidak ingin dia terlalu menganggap serius pernikahan sandiwara ini. Aku ingin Gadis yang polos dan sederhana, tidak banyak bicara dan tentunya penurut. Karena dengan begitu, dia akan menuruti semua ucapanku dengan suka rela dan tanpa penolakan. Aku tidak suka dengan Garis yang tahu nya hanya menghabiskan uangku saja."

"Ya ampun kriteria mu itu sangat sulit sekali, dimana aku bisa menemukan Gadis seperti itu." Gerutu Miko..

"Aku tidak mau tahu, itu sudah menjadi tugasmu sekarang dan aku minta secepatnya kamu mendapatkan Gadis yang seperti aku katakan tadi."

"Baiklah, semoga saja Tuhan bisa membantuku menemukan Gadis yang kamu inginkan itu agar secepatnya aku bisa berakhir dari tugas melelahkan ini."

"Cepat pergilah sekarang, aku tidak punya banyak waktu lagi." Pinta Aryan.

"Baiklah, Pak Aryan Pratama." Balas Miko sambil tersenyum kecil.

Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Miko pun segera pergi untuk melakukan tugas nya.

"Padahal dia itu sangat tampan sekali, banyak wanita yang mengantri ingin mendekatinya. Tapi tidak ada satupun wanita yang bisa menarik perhatian nya itu, aku curiga apakah dia itu tidak tertarik sama sekali dengan seorang wanita."

"Dan sekarang dia meminta aku mencarikan Gadis yang polos dan sederhana, mana bisa aku menemukan Gadis yang dia inginkan di kota besar seperti ini, tidak mungkin juga jika aku harus pergi ke pedesaan." Gerutu Miko di sepanjang jalan.

Sore harinya, Aluna pun sudah sampai di sebuah terminal. Gadis itu tampak kebingungan sambil melihat kesana kemari..

"Akhirnya aku sudah sampai juga di Jakarta, tapi aku tidak tahu ini daerah mana. Seharusnya Sintia sudah ada disini untuk menjemput aku, sebaiknya aku telpon saja dia mungkin saja Sintia masih di tempat kerjanya." Ujar Aluna sambil mengambil handphone yang berada di dalam tas nya.

Dengan cepat Aluna pun segera menelpon Sintia.

"Hallo Sintia, kamu dimana? Aku sudah sampai Jakarta dan saat ini aku berada di terminal." Ujar Aluna.

"Astaga, kamu sudah sampai Jakarta rupanya. Aku lupa mengabari kamu jika aku tidak bisa menampung kamu di apartemen ku, sebaiknya kamu kembali saja ke kampung, itu akan jauh lebih baik." Sahut Sintia.

"Tapi kenapa? Bukankah kamu sendiri yang meminta aku untuk datang, sekarang aku sudah berada disini dan tidak mungkin jika aku pulang begitu saja. Aku datang kesini untuk mencari pekerjaan, setidaknya biarkan aku tinggal di tempatmu dulu sampai aku mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal baru." Pinta Aluna memelas.

"Tidak bisa Aluna, lagi pula di kota besar seperti ini kamu akan bekerja apa? Kamu itukan tidak berpendidikan tinggi, menjadi pembantu saja belum tentu ada yang mau menerima kamu. Dengarkan aku baik-baik, sebaiknya kamu pulang saja ke kampung dari pada tetap di Jakarta yang hanya akan membuat hidupmu susah nantinya. Aku juga masih memiliki banyak pekerjaan dan tidak bisa datang menemui kamu."

"Tadinya aku memang ingin menampung kamu, tapi sebentar lagi aku akan di lamar oleh bos ku dan menikah dengan nya. Aku tidak mau jika keberadaan kamu nanti akan mengacaukan hidupku, jadi aku benar-benar tidak bisa membantu kamu." Ujar Sintia lalu menutup telponnya..

Mendengar hal itu, Aluna pun merasa sedih dan bingung.

"Bagaimana ini, kenapa tiba-tiba Sintia berkata seperti itu. Apa sebaiknya aku memang harus pulang saja ke kampung lagi, tapi bagaimana jika Bude merasa kecewa, niat aku datang kesini kan untuk mencari pekerjaan." Gumam Gadis itu dengan ekspresi kebingungan.

"Apa sebaiknya aku mencoba mencari pekerjaan di sekitar sini saja, siapa tahu aku bisa bertemu dengan orang yang membutuhkan pekerjaan. Menjadi pembantu pun tidak masalah yang penting aku bisa membantu meringankan Bude Ratmi."

Dengan penuh keyakinan, Aluna pun mulai berjalan menjauh dari terminal itu.

Hingga seorang preman datang dan berusaha mencuri barang milik Alina, dengan sekuat tenaganya Gadis itu terus berusaha mempertahankan barang miliknya sambil berteriak minta tolong.

"Tolong... tolong.. Lepaskan ini tas milikku." ujar Alina sekuat tenaga.

"Disini tidak akan ada orang yang membantu kamu, sebaiknya serahkan saja barang milikmu ini padaku jika kamu ingin selamat." balas pria itu mengancam.

Disaat dirinya mulai pasrah, tiba-tiba saja datang seorang pemuda yang menolong nya.

"Heyy, jangan macam-macam." teriak pria itu sambil mendorong preman itu.

Mereka berdua pun sempat berkelahi, sampai akhirnya Preman itu melarikan diri karena kalah dan merasa takut.

Secara kebetulan, pria yang menolong Aluna adalah Miko.

"Ini tas kamu."

"Terimakasih banyak ya Mas karena sudah menolong saya, jika tidak ada Mas nya mungkin orang itu sudah membawa kabur barang-barang milik saya."

"Sama-sama, disini memang sangat rawan kejahatan jadi kamu harus berhati-hati. kebetulan saja tadi saya lewat sini dan melihat kamu sedang dalam masalah. Ngomong-ngomong kamu mau kemana dengan tas sebesar itu?" tanya Miko penasaran.

"Hhmm sebelumnya perkenalkan dulu Mas, nama saya Aluna. Saya ini baru saja datang dari kampung, ini adalah perjalanan pertama saya menginjakkan kaki di Jakarta, saya datang kesini ingin mencari pekerjaan." Ujar Aluna.

"Oke baiklah, lalu apa kamu datang dari kampung sendirian? begini saja apa kamu memiliki saudara di Jakarta ini, biar aku bisa mengantarkan kamu kesana Karena disini benar-benar sangat rawan."

"Justru itu Mas, saya tidak memiliki saudara di Jakarta. Rencananya saya ini akan menumpang di tempat teman saya yang berasal dari kampung juga, dia sudah lama tinggal dan bekerja di Jakarta. Tapi teman saya itu ternyata tidak bisa menampung saya dan saya di minta untuk pulang kembali, tapi niat saya sudah bulat untuk mencari pekerjaan."

"Apa Mas sendiri tahu dimana tempat agar saya bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah, saya sama sekali tidak merasa keberatan bekerja sebagai asisten rumah tangga sekalipun. kebetulan saya juga bisa mengurus rumah dan memasak." ujar Aluna penuh harap.

Miko pun hanya terdiam seolah sedang berpikir, sambil terus memperhatikan Aluna dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Aryan bilang dia ingin gadis yang sederhana dan polos, sepertinya aku sudah menemukan orang yang dia maksud." Gumam Miko sambil tersenyum kecil.

Melihat Miko yang terus saja memperhatikan nya, jelas membuat Aluna merasa risih dan juga takut.

"Apa kamu yakin ingin bekerja?" tanya Miko.

"Iya Mas, apapun pekerjaan nya saya siap asalkan halal." sahut Aluna dengan cepat.

Mendengar jawaban Aluna, tentu saja membuat Miko sangat senang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 7

    "Ada apa dengan Mama ini, kenapa Mama beranggapan jika Gadis itu adalah kekasih nya Aryan?" Tanya Pak Lukas. "Mama juga tidak tahu pah, Mama hanya menduga saja tadi. Tapi sepertinya Mama menyukai Aluna, mendengar kejujuran nya tadi membuat Mama merasa kagum. Jarang sekali ada Gadis yang bisa sejujur Aluna, bisa saja dia mengakui sebagai kekasih nya Aryan tadi." Sahut Bu Rianti. "Iya Mama memang benar, Papa juga merasa begitu." Tak lama, Aluna pun datang dengan membawakan dua gelas teh untuk mereka. "Silahkan di minum dulu teh nya, jika Bapak dan ibu perlu sesuatu bisa langsung panggil saya saja, saya selalu siap melayani sampai dua puluh empat jam." Ujar Aluna. "Iya terimakasih banyak Aluna, jika kami butuh sesuatu pasti akan memanggil kamu atau Mbok Jum." Aluna pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus menyelesaikan pekerjaan yang lainnnya." Ujar Aluna lalu segera pergi. "Menurut Papa, kalau Aluna menjadi istri nya Aryan.

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 6

    "Kenapa Pak Aryan sama sekali tidak menyapa aku, bahkan dia hanya melirik ku sedikit seolah tidak menghiraukan keberadaan aku disini." ujar Sintia merasa kesal. "Apa kau tadi melihat Sintia, sepertinya dia sedang menunggu kedatangan kamu disana." celetuk Miko. "Biarkan saja, aku sama sekali tidak peduli. Lagi pula dia itu aneh sekali, bukan nya segera masuk dan bersiap-siap untuk bekerja dia malah berada di depan pintu masuk seperti security." sahut Aryan dengan ekspresi wajah yang datar. mendengar hal itu, Miko pun langsung tertawa kecil. Sementara itu, Aluna terlihat sedang melakukan pekerjaan nya yaitu membersihkan seluruh ruangan di dalam rumah itu. "Non Aluna, sudah dulu bekerja ya. Istirahat saja dulu, dan lanjut lagi nanti. Jangan terlalu di paksakan, badan kita juga butuh istirahat." Ujar Mbok Jum."Iya Mbok, Mbok Jum tidak perlu merasa khawatir aku akan istirahat nanti saja. Lagi pula aku belum merasa lelah, aku masih memiliki tenaga untuk menyelesaikan semuanya." Sahut

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 5 Masih Ragu

    Besok paginya, Aluna bekerja dengan sangat baik di rumah itu. Dia bangun pagi sekali untuk membuat sarapan dan juga mengerjakan pekerjaan lainnya. "Ya ampun, si Mbok ini merasa senang sekali loh karena pekerjaan si mbok di rumah ini jadi lebih ringan. Masakan Non Aluna juga rasanya sangat enak sekali, si Mbok tidak menyangka jika Non Aluna ternyata pandai memasak." ujar wanita paruh baya itu memuji. "Mbok Jum ini bisa saja, alhamdulilah jika masakan aku rasanya enak dan semoga saja Mas Aryan menyukai nya." sahut Aluna. "Oh iya, si Mbok mau minta tolong untuk antarkan teh ini ke kamar nya Den Aryan. Setiap pagi Den Aryan harus dibuatkan teh sebelum sarapan, ini sudah menjadi kebiasaan nya." "Baik Mbok, berikan teh nya padaku. Aku akan mengantarkan teh ini ke kamarnya Mas Aryan." "Terimakasih ya Non, biar pekerjaan di dapur ini si Mbok saja yang menyelesaikan nya." Aluna pun menganggukkan kepalanya dan segera pergi menuju kamar Aryan. Di dalam kamar, Aryan terlihat sud

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 4 pertemuan pertama

    "Aluna, ini Aryan. Pria yang aku ceritakan padamu itu." ujar Miko. Aluna pun melihat ke arah Aryan sambil tersenyum kecil. "Perkenalkan nama saya Aluna." ujar Gadis itu dengan suara lembut. "Duduklah." sahut Aryan dengan sedikit ketus."Aku dengar katanya kamu berasal dari kampung dan baru pertama kali datang ke Jakarta, kenapa kamu sampai senekat itu?" tanya Aryan. "Mau bagaimana lagi Mas, saya tidak memiliki pilihan lain lagi karena ada Bude yang harus saya bahagiakan. Saya datang ke Jakarta niatnya ingin mencari pekerjaan." "Lalu apa kamu memiliki saudara disini?" Aluna pun menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sedih. "Sebenarnya ada teman saya di kampung yang sudah lama tinggal dan bekerja di Jakarta, Dia itu sudah sukses dengan bekerja di perusahaan besar. Niatnya saya ingin menumpang di tempat teman saya itu, tapi tiba-tiba saja teman saya meminta saya untuk kembali ke kampung karena mendadak dia tidak bisa menampung saya." "Untung saja saya bertemu dengan

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 3 Dilema

    "Baiklah, ayo ikut dengan aku sekarang juga." ajak pria itu. "Tapi kemana Mas? Mas nya ini tidak akan membawa saya ke tempat aneh kan?" tanya Aluna yang merasa takut. "Tentu saja tidak, bukankah kamu ingin mendapatkan pekerjaan. Percaya padaku, aku ini orang baik dan tidak akan macam-macam sama kamu." Aluna pun menganggukkan kepala nya dan tanpa ragu langsung ikut bersama Miko. Saat di dalam mobil, Aluna terlihat sedikit tegang ada rasa takut pada dirinya namun dia berusaha untuk bersikap tenang. "Jangan tegang seperti itu, santai saja. Oh iya, namaku Miko. Kamu bisa panggil aku Miko saja." Aluna hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. "Begini Aluna, sebenarnya pekerjaan kamu ini tidaklah sulit dan tidak mudah juga. Aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan seseorang, dia adalah bos ku di perusahaan sekaligus sahabat baikku juga. Saat ini dia sedang mencari seorang Gadis yang bisa di ajak nya untuk menikah kontrak, kami juga akan me

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 2

    "Tidak, aku tidak mau memilih Sintia. Karena aku tidak begitu menyukai nya." Ujar Aryan menolak. "Kenapa tidak mencobanya dulu, dan aku perhatikan sepertinya Sintia juga memiliki perasaan terhadap kamu." "Itulah masalahnya, aku tidak ingin dia terlalu menganggap serius pernikahan sandiwara ini. Aku ingin Gadis yang polos dan sederhana, tidak banyak bicara dan tentunya penurut. Karena dengan begitu, dia akan menuruti semua ucapanku dengan suka rela dan tanpa penolakan. Aku tidak suka dengan Garis yang tahu nya hanya menghabiskan uangku saja." "Ya ampun kriteria mu itu sangat sulit sekali, dimana aku bisa menemukan Gadis seperti itu." Gerutu Miko.. "Aku tidak mau tahu, itu sudah menjadi tugasmu sekarang dan aku minta secepatnya kamu mendapatkan Gadis yang seperti aku katakan tadi." "Baiklah, semoga saja Tuhan bisa membantuku menemukan Gadis yang kamu inginkan itu agar secepatnya aku bisa berakhir dari tugas melelahkan ini." "Cepat pergilah sekarang, aku tidak punya bany

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status