Home / Rumah Tangga / Pernikahan Bisnis Dua CEO / Bab 49 Gerald Penasaran

Share

Bab 49 Gerald Penasaran

Author: yourayas
last update Last Updated: 2025-08-12 21:57:14

Siang itu, kantor Gerald dipenuhi oleh keheningan yang menyesakkan. Gerald duduk di kursi kebanggaannya, matanya terpaku pada layar komputer yang menampilkan grafik dan laporan. Namun, pikirannya jauh dari angka-angka itu. Pikirannya dipenuhi oleh Elena, oleh rahasia yang ia sembunyikan, oleh kegelisahan yang begitu kentara di wajahnya. Gerald benci perasaan ini. Ia benci ketidakberdayaan. Ia benci bahwa ada sesuatu yang penting dalam hidup Elena yang ia tidak tahu.

Gerald menghela napas panjang, menekan tombol interkom di mejanya. "Lucas, masuk."

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka dan Lucas, asisten pribadinya yang cerdas dan efisien, masuk. Lucas adalah seorang pria muda yang cerdas, selalu selangkah lebih maju, dan merupakan satu-satunya orang yang tahu hampir semua rahasia Gerald.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Gerald?" tanya Lucas, suaranya tenang dan profesional.

Gerald menatapnya. Ia tahu apa yang akan ia minta adalah sebuah pelanggaran. Pelanggaran terhadap perjanjiannya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 50 Pengkhiantan

    Di balik jendela besar kantornya di Atmaja Pictures, Elena Maheswari Atmaja menatap pemandangan kota, namun pandangannya hampa. Sudah berjam-jam ia duduk di sana, berusaha menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan. Tumpukan laporan di mejanya tak lagi terlihat menarik. Angka-angka yang biasanya ia kuasai dengan mudah, kini terasa seperti barisan huruf yang tak memiliki makna. Pikirannya terus melayang kembali pada Gerald, pada kehangatannya yang tiba-tiba, pada sentuhan lembutnya di rambut, dan pada mata penuh kekhawatiran yang ia lihat pagi tadi. Namun, setiap kali pikiran itu muncul, pikiran lain yang lebih pekat dan menyakitkan segera menyusul: Leo. Keheningan Leo yang misterius.Sudah berhari-hari. Berapa lama lagi ia harus menunggu? Elena menggenggam ponselnya yang tergeletak di atas meja. Layarnya yang gelap memantulkan bayangan dirinya yang murung. Ia memutar kembali kejadian-kejadian pagi tadi.Gerald, dengan matanya yang tajam, berhasil melihat ke dalam dirinya. Gerald, si pria

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 49 Gerald Penasaran

    Siang itu, kantor Gerald dipenuhi oleh keheningan yang menyesakkan. Gerald duduk di kursi kebanggaannya, matanya terpaku pada layar komputer yang menampilkan grafik dan laporan. Namun, pikirannya jauh dari angka-angka itu. Pikirannya dipenuhi oleh Elena, oleh rahasia yang ia sembunyikan, oleh kegelisahan yang begitu kentara di wajahnya. Gerald benci perasaan ini. Ia benci ketidakberdayaan. Ia benci bahwa ada sesuatu yang penting dalam hidup Elena yang ia tidak tahu.Gerald menghela napas panjang, menekan tombol interkom di mejanya. "Lucas, masuk."Beberapa detik kemudian, pintu terbuka dan Lucas, asisten pribadinya yang cerdas dan efisien, masuk. Lucas adalah seorang pria muda yang cerdas, selalu selangkah lebih maju, dan merupakan satu-satunya orang yang tahu hampir semua rahasia Gerald."Ada yang bisa saya bantu, Tuan Gerald?" tanya Lucas, suaranya tenang dan profesional.Gerald menatapnya. Ia tahu apa yang akan ia minta adalah sebuah pelanggaran. Pelanggaran terhadap perjanjiannya

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 48 Kekhawatiran Elena Soal Leo

    Setelah pintu kamarnya tertutup, Elena masih berdiri di tengah ruangan, merasakan kehangatan sentuhan Gerald di kepalanya. Gerakan kecil itu, bisikan lembut itu, semua terasa begitu tidak nyata. Pria yang selama ini begitu dingin dan kaku, kini menunjukkan sisi yang begitu protektif. Hati Elena, yang sudah lelah karena pertarungan emosi sepanjang hari, terasa hangat, namun juga bingung.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Pikirannya, yang sempat teralihkan oleh Gerald, kembali pada satu orang yang paling penting: Leo. Malam itu, di restoran, ia terlalu fokus pada diskusi bisnis dengan Jonathan, sehingga ia tidak sempat memeriksa ponselnya. Kekhawatiran yang sudah ia tahan selama beberapa hari terakhir kembali membanjiri dirinya.Pesan terakhirnya, yang ia kirim tiga hari lalu, hanya tercentang dua, tanpa balasan. Sebuah pesan ringan tentang jadwalnya yang padat, dan sebuah pertanyaan sederhana tentang hari Leo. Tidak ada balasan. Tidak ada telepon. Elena mencoba meneleponnya, t

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 47 Diskusi Dengan Gerald

    Malam itu, Gerald Aiden Mahatma tidak bisa fokus. Ia kembali ke apartemen mereka setelah mengantar Elena, namun pikirannya terus dipenuhi oleh satu skenario: Elena dan Jonathan Lim, duduk berdua di sebuah restoran privat di pusat kota, membahas bisnis, tertawa, dan mungkin... mengenang masa lalu. Gerald membenci pikiran itu, membenci perasaan tak berdaya yang datang bersamanya. Ia mencoba bekerja, namun dokumen di depannya tampak kabur. Ia mencoba menonton TV, tetapi acara apa pun terasa hampa.Akhirnya, ia menyerah. Gerald duduk di ruang tamu, di sofa tempat perdebatan pagi tadi terjadi, menunggu. Ia tidak menyalakan lampu utama, hanya menyisakan lampu redup dari lampu meja, menciptakan suasana yang intim dan menenangkan. Ia membuka sebuah buku tentang sejarah seni, namun matanya tidak benar-benar membaca. Ia hanya duduk di sana, dalam keheningan, menunggu Elena pulang.Gerald yang menunggu adalah pemandangan yang langka, namun malam ini, ia melakukannya dengan begitu alami, seolah i

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 46 Meet Jonathan Lim

    Malam itu, Elena tiba di sebuah restoran privat di jantung kota Jakarta, tempat ia dan Jonathan Lim sepakat untuk bertemu. Restoran itu memiliki nuansa modern minimalis dengan pemandangan kota yang menakjubkan. Jonathan sudah duduk di meja mereka, tersenyum lebar saat Elena mendekat."Elena, you look as radiant as ever," sapa Jonathan, bangkit untuk menyambutnya dengan jabat tangan hangat. ("Elena, kamu terlihat secemerlang biasanya.") Matanya memancarkan kekaguman yang jelas. "Please, have a seat." ("Silakan duduk.")"Jonathan, it's good to see you again," balas Elena, senyum profesional terpasang di bibirnya. ("Jonathan, senang bertemu denganmu lagi.") Ia memilih kursi di seberang Jonathan. "Thank you for making time for this." ("Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk ini.")"For you, always," Jonathan berkata ringan, tawanya renyah. ("Untukmu, selalu.") "So, how are things settling in after the big announcement? I imagine it's been quite a whirlwind." ("Jadi, bagaimana semuanya

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 45 Diantar Gerald

    Makan siang di kantor Gerald berakhir dengan suasana yang jauh lebih ringan dari yang mereka kira. Gerald, yang biasanya menghabiskan makan siang dengan cepat, kini makan dengan santai, sesekali melirik Elena, memastikan wanita itu benar-benar menyantap salad salmon panggangnya. Keheningan di antara mereka bukanlah keheningan yang canggung, melainkan keheningan yang dipenuhi oleh pemahaman baru dan perhatian yang tidak terucapkan. Elena merasa nyaman, terkejut dengan sisi Gerald yang baru ia lihat. Sisi yang memaksa, tetapi dengan cara yang begitu halus.Setelah piring-piring kosong, Gerald mengakhiri makan siang mereka. Ia berdiri, mengambil jasnya yang tergantung di kursi. "Aku akan mengantarmu ke kantor."Elena terkejut. "Tidak perlu, Gerald. Aku bisa naik taksi online.""Tidak," jawab Gerald, nadanya tegas, tidak menerima bantahan. "Aku yang akan mengantarmu."Elena tidak membalas lagi. Ia tahu Gerald sudah mengambil keputusan. Ia mengambil tas tangannya, dan mereka berdua berjala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status