Share

Bab 68 Merawat

Author: yourayas
last update Last Updated: 2025-08-24 21:58:04

Elena menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya setelah perdebatan kecil tadi. Ia lalu memutuskan untuk memindahkan pekerjaannya ke ruang tamu. Laptopnya diletakkan di atas meja, sementara secangkir teh hangat menemani di sisi kanan. Jari-jarinya lincah menari di atas keyboard, menuliskan balasan email penting dari tim Atmaja Televisi.

Baru lima belas menit berlalu, ponselnya berdering. Nama salah satu manajer program muncul di layar. Elena menghela napas, lalu mengangkat.

“Halo, iya, ada apa?” suaranya terdengar tegas namun tetap tenang.

Di seberang, terdengar laporan panjang tentang masalah teknis di studio. Elena mendengarkan dengan sabar, sesekali menanggapi dengan nada serius. “Kalau begitu, koordinasikan dulu dengan bagian teknis. Aku tidak bisa datang ke kantor hari ini.”

Ada jeda di seberang. “Kenapa, Bu? Apakah ada rapat yang perlu kami tunda?”

Elena menoleh sekilas ke arah Gerald, yang berbaring di sofa lain, memperhatikannya diam-diam. Hatinya berdegup, tapi ia men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 81 Kebiasaan Kecil

    Gerald menyandarkan tubuhnya ke sofa, sikunya bertumpu santai di sandaran. Tatapannya menelusuri wajah Elena yang masih tampak sedikit canggung, rambutnya yang basah mulai mengering alami, meninggalkan aroma segar sabun mandi yang samar terbawa angin dari jendela yang terbuka.“Apa rencanamu hari ini?” suara Gerald dalam, tenang, namun ada nada ingin tahu yang tulus.Elena yang sedang merapikan ujung bantal di pangkuannya mengerjap, sedikit terkejut ditanya begitu langsung. “Rencana?” ulangnya, seolah perlu waktu mencerna.“Ya.” Gerald memiringkan kepalanya, matanya tidak lepas darinya. “Hari ini kan weekend. Tidak ada kerjaan. Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat? Jalan-jalan? Atau…” ia tersenyum samar, “…sekadar keluar sebentar dari rutinitas rumah.”Elena menggeleng pelan, jemarinya bermain di tepi kain bantal. “Aku belum terpikir. Biasanya… aku hanya membaca buku, atau merapikan kamar.”Gerald mengangguk, menyunggingkan senyum samar yang selalu berhasil membuat Elena salah tingkah

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 80 Harum

    Air hangat terakhir jatuh dari pancuran, membasahi wajah Elena yang masih memerah. Ia memejamkan mata, menarik napas panjang. Berapa kali pun ia mencoba menenangkan diri, bayangan Gerald tetap muncul—tatapan nakal pria itu di tangga, senyumannya, bahkan suaranya yang rendah saat menggodanya.“Sudahlah, Elena… jangan terlalu dipikirkan,” gumamnya, setengah kesal pada diri sendiri.Ia meraih handuk, mengeringkan tubuh dan rambutnya. Setelah berganti pakaian, Elena memilih sesuatu yang sederhana: kaus longgar berwarna pastel dan celana panjang santai. Rambutnya ia biarkan tergerai, masih sedikit basah. Ia memandang bayangannya di cermin, lalu berbisik lirih, “Tidak ada yang istimewa. Ini cuma hari biasa. Jangan sampai dia membuatmu salah tingkah lagi.”Namun begitu ia membuka pintu kamar, jantungnya langsung berdebar kencang.Gerald masih di sana. Duduk di kursi dekat jendela, pria itu bersandar santai, tapi matanya langsung menoleh begitu Elena keluar. Tatapan itu membuatnya refleks ber

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 79 Tawaran Mandi Bersama

    Pagi itu terasa berbeda. Sarapan mereka selesai lebih cepat dari yang Elena perkirakan, meski ia sadar betul bukan karena makanannya kurang enak atau terburu-buru. Jujur saja, sebagian besar waktunya di meja makan tadi dihabiskan untuk menenangkan degup jantung yang terus tak terkendali. Gerald duduk di seberangnya, menatapnya sesekali dengan senyum tipis yang membuat wajahnya panas. Ia bahkan sempat lupa mengunyah roti, hanya karena pria itu menatapnya dengan intens.Kini, piring-piring kosong sudah menumpuk di meja, tanda bahwa sarapan sederhana mereka selesai. Elena meraih tisu, menyeka bibirnya pelan, lalu menghela napas. “Aku bereskan meja dulu,” ucapnya cepat, lebih untuk menghindar dari tatapan Gerald yang tak henti mengawalnya. Ia bangkit, mengumpulkan piring dan gelas, berusaha fokus pada rutinitas kecil itu.Gerald menegakkan tubuh, memperhatikan istrinya yang sibuk berjalan mondar-mandir dari meja ke dapur. Ada sesuatu yang memikat dari caranya bergerak—tenang, sedikit kiku

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 78 Masak Bersama

    Langkah kaki mereka terdengar pelan menuruni tangga. Elena berjalan lebih dulu, rambutnya yang sedikit berantakan setelah bangun tidur bergerak lembut mengikuti gerakan tubuhnya. Gerald mengikuti di belakang, dengan ekspresi tenang tapi dalam hatinya ia tidak berhenti tersenyum. Setiap gerak Elena, sekecil apa pun, terasa baru baginya—dan ia ingin mengingat semuanya.Mereka memasuki dapur. Ruangan itu luas, bergaya modern dengan dominasi putih dan kayu muda. Sinar matahari pagi masuk dari jendela besar di sisi timur, menyoroti meja marmer yang sudah rapi tanpa ada jejak kegiatan memasak semalam. Aroma segar dari kopi yang belum diseduh seakan sudah menunggu mereka.Elena mengikat rambutnya ke belakang dengan karet sederhana yang ia ambil dari laci. Ia tampak santai, mengenakan baju tidur longgar, tapi bagi Gerald, ia tampak memesona. Perempuan itu bergerak cekatan, membuka lemari pendingin, mengeluarkan beberapa bahan sarapan: telur, roti, sayuran segar, dan sedikit daging asap.Geral

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 77 Mencuri Kecupan

    Sinar matahari pagi menembus tirai tipis berwarna putih gading, menyebarkan cahaya lembut ke seluruh kamar. Burung-burung berkicau samar di kejauhan, berpadu dengan suara dedaunan yang bergesekan pelan tertiup angin. Udara pagi terasa segar, membawa aroma embun dan bunga dari luar jendela.Gerald membuka mata lebih dulu. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari di mana ia berada. Rasa hangat di lengannya, napas halus yang menyapu dada, dan berat lembut di sisi tubuhnya—semua itu membuatnya segera ingat: Elena.Ia menoleh perlahan. Elena masih terlelap, wajahnya damai, pipinya sedikit memerah seakan masih menyimpan sisa hangat tidur. Rambut hitamnya terurai berantakan di bantal, sebagian menutupi pipinya, sebagian lain jatuh ke bahu Gerald. Ada sesuatu yang begitu indah dalam ketidaksempurnaan itu, membuat Gerald tak bisa mengalihkan pandangannya.Ia membiarkan matanya menelusuri setiap detail: alis Elena yang tipis, bulu matanya yang panjang dan lentik, garis hidung yang lembut, h

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 76 Beruntung

    Elena terdiam. Matanya menatap kosong ke arah dada Gerald, tapi pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Ada nama yang masih meninggalkan bekas pahit di hatinya—Leo. Pria yang dulu ia kira tulus, namun ternyata mengkhianati kepercayaannya dengan begitu mudah. Luka itu masih ada, tak kasat mata tapi terasa nyata setiap kali ia mengingatnya.Jemari Elena meremas ujung baju tidur Gerald, tanpa sadar. “Aku dulu… pernah percaya pada seseorang,” bisiknya lirih, hampir tenggelam oleh keheningan kamar. “Aku benar-benar membuka hati, bahkan merasa dialah orang yang akan bersamaku. Tapi nyatanya… dia mengkhianati kepercayaanku. Setelah itu… aku pikir aku tidak akan bisa percaya lagi pada siapa pun.”Gerald menegang sejenak. Tatapannya melembut, menunduk menatap Elena yang kini tampak rapuh. Ia tidak perlu bertanya siapa orang itu; ia tahu nama itu adalah bagian dari masa lalu yang menyakitkan.“Elena…” Gerald mengangkat tangan, mengusap pelan rambut istrinya, jari-jarinya menyelip lembut di antar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status