Share

Bab 67 Sayang

Author: yourayas
last update Last Updated: 2025-08-24 21:10:09

Cahaya matahari pagi merembes masuk melalui celah gorden kamar utama. Udara hangat dan segar memenuhi ruangan, menggantikan hawa pengap malam tadi. Elena terbangun lebih dulu. Kelopak matanya terasa berat, tapi tubuhnya justru ringan—tidur dalam pelukan Gerald semalam membuatnya tenang dengan cara yang belum pernah ia rasakan.

Ia menoleh sedikit, lalu terdiam. Gerald masih tertidur di sampingnya, wajahnya jauh lebih segar dibanding malam sebelumnya. Demamnya tampak berangsur turun, keringat di dahinya sudah kering, dan napasnya teratur. Namun yang membuat Elena terhenti bukan itu.

Lengannya masih melingkari pinggangnya.

Elena menatapnya lama, jantungnya berdegup tak beraturan. Malam tadi, dalam keadaan setengah sadar, Gerald sempat memanggilnya sayang. Ia tidak pernah mengira akan mendengar kata itu dari bibir pria dingin itu—apalagi dengan nada begitu lembut.

Ia menggigit bibirnya, memilih diam. Dia sakit… mungkin hanya igauan, batinnya mencoba meyakinkan diri. Tapi hati kecilnya tah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 82 Buku dan Ciuman

    Gerald tersenyum tipis. “Boleh aku duduk lebih dekat?”Elena menegang. “Untuk apa?”“Aku ingin tahu apa yang membuatmu betah membaca berjam-jam. Mungkin kamu bisa membacakan satu dua kalimat untukku.”Elena menunduk, lalu menggoyangkan bukunya kecil-kecil. “Kamu tidak akan tertarik.”Gerald bergerak mendekat, kini jarak mereka di sofa semakin sempit. “Coba saja.”Elena terdiam, lalu membuka halaman yang ia tandai. Suaranya lirih ketika ia membaca satu paragraf singkat. Kata-katanya keluar pelan, malu-malu, tapi penuh perasaan. Gerald mendengarkan tanpa menyela, matanya tidak lepas dari wajah Elena.Elena membaca dengan suara pelan, suaranya mengalir seperti bisikan yang hampir tenggelam dalam heningnya ruang keluarga. Kata-kata dari halaman buku itu seakan mengisi udara, tapi yang benar-benar didengar Gerald bukanlah cerita, melainkan nada lembut yang keluar dari bibir istrinya.Gerald mendekat, seolah ingin lebih jelas mendengar. Tubuhnya condong, bahunya hampir menyentuh bahu Elena.

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 81 Kebiasaan Kecil

    Gerald menyandarkan tubuhnya ke sofa, sikunya bertumpu santai di sandaran. Tatapannya menelusuri wajah Elena yang masih tampak sedikit canggung, rambutnya yang basah mulai mengering alami, meninggalkan aroma segar sabun mandi yang samar terbawa angin dari jendela yang terbuka.“Apa rencanamu hari ini?” suara Gerald dalam, tenang, namun ada nada ingin tahu yang tulus.Elena yang sedang merapikan ujung bantal di pangkuannya mengerjap, sedikit terkejut ditanya begitu langsung. “Rencana?” ulangnya, seolah perlu waktu mencerna.“Ya.” Gerald memiringkan kepalanya, matanya tidak lepas darinya. “Hari ini kan weekend. Tidak ada kerjaan. Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat? Jalan-jalan? Atau…” ia tersenyum samar, “…sekadar keluar sebentar dari rutinitas rumah.”Elena menggeleng pelan, jemarinya bermain di tepi kain bantal. “Aku belum terpikir. Biasanya… aku hanya membaca buku, atau merapikan kamar.”Gerald mengangguk, menyunggingkan senyum samar yang selalu berhasil membuat Elena salah tingkah

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 80 Harum

    Air hangat terakhir jatuh dari pancuran, membasahi wajah Elena yang masih memerah. Ia memejamkan mata, menarik napas panjang. Berapa kali pun ia mencoba menenangkan diri, bayangan Gerald tetap muncul—tatapan nakal pria itu di tangga, senyumannya, bahkan suaranya yang rendah saat menggodanya.“Sudahlah, Elena… jangan terlalu dipikirkan,” gumamnya, setengah kesal pada diri sendiri.Ia meraih handuk, mengeringkan tubuh dan rambutnya. Setelah berganti pakaian, Elena memilih sesuatu yang sederhana: kaus longgar berwarna pastel dan celana panjang santai. Rambutnya ia biarkan tergerai, masih sedikit basah. Ia memandang bayangannya di cermin, lalu berbisik lirih, “Tidak ada yang istimewa. Ini cuma hari biasa. Jangan sampai dia membuatmu salah tingkah lagi.”Namun begitu ia membuka pintu kamar, jantungnya langsung berdebar kencang.Gerald masih di sana. Duduk di kursi dekat jendela, pria itu bersandar santai, tapi matanya langsung menoleh begitu Elena keluar. Tatapan itu membuatnya refleks ber

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 79 Tawaran Mandi Bersama

    Pagi itu terasa berbeda. Sarapan mereka selesai lebih cepat dari yang Elena perkirakan, meski ia sadar betul bukan karena makanannya kurang enak atau terburu-buru. Jujur saja, sebagian besar waktunya di meja makan tadi dihabiskan untuk menenangkan degup jantung yang terus tak terkendali. Gerald duduk di seberangnya, menatapnya sesekali dengan senyum tipis yang membuat wajahnya panas. Ia bahkan sempat lupa mengunyah roti, hanya karena pria itu menatapnya dengan intens.Kini, piring-piring kosong sudah menumpuk di meja, tanda bahwa sarapan sederhana mereka selesai. Elena meraih tisu, menyeka bibirnya pelan, lalu menghela napas. “Aku bereskan meja dulu,” ucapnya cepat, lebih untuk menghindar dari tatapan Gerald yang tak henti mengawalnya. Ia bangkit, mengumpulkan piring dan gelas, berusaha fokus pada rutinitas kecil itu.Gerald menegakkan tubuh, memperhatikan istrinya yang sibuk berjalan mondar-mandir dari meja ke dapur. Ada sesuatu yang memikat dari caranya bergerak—tenang, sedikit kiku

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 78 Masak Bersama

    Langkah kaki mereka terdengar pelan menuruni tangga. Elena berjalan lebih dulu, rambutnya yang sedikit berantakan setelah bangun tidur bergerak lembut mengikuti gerakan tubuhnya. Gerald mengikuti di belakang, dengan ekspresi tenang tapi dalam hatinya ia tidak berhenti tersenyum. Setiap gerak Elena, sekecil apa pun, terasa baru baginya—dan ia ingin mengingat semuanya.Mereka memasuki dapur. Ruangan itu luas, bergaya modern dengan dominasi putih dan kayu muda. Sinar matahari pagi masuk dari jendela besar di sisi timur, menyoroti meja marmer yang sudah rapi tanpa ada jejak kegiatan memasak semalam. Aroma segar dari kopi yang belum diseduh seakan sudah menunggu mereka.Elena mengikat rambutnya ke belakang dengan karet sederhana yang ia ambil dari laci. Ia tampak santai, mengenakan baju tidur longgar, tapi bagi Gerald, ia tampak memesona. Perempuan itu bergerak cekatan, membuka lemari pendingin, mengeluarkan beberapa bahan sarapan: telur, roti, sayuran segar, dan sedikit daging asap.Geral

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 77 Mencuri Kecupan

    Sinar matahari pagi menembus tirai tipis berwarna putih gading, menyebarkan cahaya lembut ke seluruh kamar. Burung-burung berkicau samar di kejauhan, berpadu dengan suara dedaunan yang bergesekan pelan tertiup angin. Udara pagi terasa segar, membawa aroma embun dan bunga dari luar jendela.Gerald membuka mata lebih dulu. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari di mana ia berada. Rasa hangat di lengannya, napas halus yang menyapu dada, dan berat lembut di sisi tubuhnya—semua itu membuatnya segera ingat: Elena.Ia menoleh perlahan. Elena masih terlelap, wajahnya damai, pipinya sedikit memerah seakan masih menyimpan sisa hangat tidur. Rambut hitamnya terurai berantakan di bantal, sebagian menutupi pipinya, sebagian lain jatuh ke bahu Gerald. Ada sesuatu yang begitu indah dalam ketidaksempurnaan itu, membuat Gerald tak bisa mengalihkan pandangannya.Ia membiarkan matanya menelusuri setiap detail: alis Elena yang tipis, bulu matanya yang panjang dan lentik, garis hidung yang lembut, h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status