Share

Bab 96

Author: Vannisa
"Kak, Pak Harda masih nunggu kita ...," ucap salah satu staf di sisi Jilly sambil pelan menarik ujung lengannya, lalu sigap berdiri di antara mereka berdua untuk meredam ketegangan.

Jossie mengambil ponsel dari asistennya, lalu memasang ekspresi santai seolah tak terjadi apa-apa. Dia malah mendekat dan berkata, "Hampir lupa, kemarin Pak Harda kasih aku tugas."

"Katanya, aku harus foto bareng semua senior di perusahaan untuk diunggah di Instagram. Mumpung ada kesempatan, biar sekalian numpang popularitas para senior di depan publik."

Jilly mendengus pendek. Tadi baru menyindir orang setajam itu, sekarang malah minta foto bareng? Memangnya lima tahun kerja kerasnya itu dianggap apa?

Jossie membuka kamera dan mengganti ekspresinya menjadi manis dan menggemaskan, lalu bersandar manja di bahu Jilly.

Meski hatinya penuh rasa tak rela, naluri profesional Jilly membuatnya langsung mengubah ekspresi dalam sekejap, memaksakan senyum demi foto.

Namun, Jossie tak kunjung menekan tombol shutter. Di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 112

    Owen mengernyit menatapnya. Apa sekarang semua artis wanita yang tampak glamor di televisi sebenarnya hidupnya begitu menyedihkan? Hanya makan dua suap daging saja sudah merasa menyesal setengah mati ...."Nggak separah itu. Gala akhir tahun 'kan bukan hanya dihadiri artis, orang biasa juga banyak. Jadi nggak perlu cemas berlebihan," Owen berusaha menenangkannya. "Lagi pula, hampir semua mitra penting Grup Devantara juga akan datang. Santai saja."Mata Jilly langsung berbinar, seolah tersadar oleh perkataan itu. "Benar juga! Sekalipun aku agak gemuk, 'kan nggak bisa dibilang jelek. Paling banter cuma Jossie si bocah sombong itu akan mentertawakanku. Tapi aku nggak takut!""Eh, kenapa kamu tahu detail sekali?" Jilly langsung mencium aroma gosip.Owen hanya mengangkat tangan dan mengedikkan bahu. "Karena kami juga diundang besok."Jilly mendadak menarik napas dalam-dalam sambil menahan perutnya, lalu seolah teringat sesuatu, dia menoleh ke Maggie. "Waktu itu di lift, dia sempat menyapamu

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 111

    Owen sengaja bertanya balik, "Sengaja apa?"Jilly menggertakkan gigi menahan kesal. Baru saja amarahnya hendak meledak, tiba-tiba perutnya justru berbunyi nyaring karena lapar. Owen langsung paham, lalu segera menyodorkan sendok saringan padanya. "Jangan sungkan, makanlah yang banyak."Wajah Jilly seketika berubah, dia lalu menggerutu pelan, "Benar-benar pendendam ...."Namun tak peduli lagi soal gengsi, dia berdiri dan mengambil saringan untuk menciduk daging dari panci. Di hadapannya ada kuah tomat bening dan kuah pedas. Tanpa ragu, dia memilih kuah pedas.Ketiga orang itu pun menyantap hotpot di tengah asap panas yang mengepul. Jilly makan dengan lahap, bahkan sampai mengikat rambutnya dengan karet agar lebih leluasa dan memperlihatkan leher putih jenjangnya.Owen mengernyitkan dahi melihat cara makan Jilly yang rakus. Sampai-sampai dia ragu, apakah wanita ini benar-benar seorang artis terkenal? Sama sekali tidak menjaga citra, juga terlihat tidak peduli pada manajemen tubuhnya.Buk

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 110

    Owen sempat tertegun, dia mengira teman yang dimaksud Maggie ... adalah seorang pria. Begitu menyadari orang itu adalah wanita, dia langsung menghela napas lega. Hatinya terasa ringan, bahkan langsung berdiri dan menarikkan kursi untuk tamu itu dengan ramah.Gerakan ini langsung menarik perhatian Jilly. Dia tersenyum meremehkan dan mengangguk santai kepadanya, lalu menikmati pelayanan itu dengan wajar."Nanti kuberi tanda tangan ya, perlu foto bareng juga?" Dengan sikapnya yang selalu narsis, Jilly berpura-pura melepas kacamata hitam dengan santai, lalu tersenyum pada pria di depannya."Sst, jangan ribut ya. Mengingat kamu temannya Maggie, aku bisa kasih tanda tangan lebih, tapi jangan dijual online ya, aku bakal sedih sekali."Owen terdiam kebingungan, dia menoleh ke Maggie dengan ekspresi tak mengerti, "Temanmu ... sepertinya salah paham?"Senyum Jilly seketika membeku. Dia spontan mengira pria ini sedang memainkan trik tarik-ulur padanya. Dengan sedikit kesal, dia menyibakkan rambut

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 109

    Owen menundukkan pandangannya. Urat di lengan bawahnya menegang, seluruh tubuhnya tampak begitu tenang hingga terasa menakutkan. Mungkin karena wajahnya terlihat begitu suram, Ollie yang sedetik lalu masih marah-marah, seketika bungkam lalu pergi begitu saja dengan kesal.Keduanya mengendarai mobil menuju area universitas. Lingkungan sekitar sudah banyak berubah. Ketika mereka masih berkuliah dulu, jalanan penuh dengan lapak jajanan kecil yang antreannya bisa sampai menutup halte bus berikutnya.Kini setelah beberapa tahun berlalu, lapak-lapak itu sudah tak terlihat, digantikan oleh deretan pusat kuliner dan kawasan niaga yang baru dibangun di kedua sisi jalan.Maggie sempat tertegun. Tanpa terasa, ternyata waktu berjalan begitu cepat. Melihat kerumunan mahasiswa yang berkelompok lewat di depannya, dia merasa tersentuh. Dengan mengenakan seragam kerja di badan, mereka berdua terlihat begitu mencolok di tengah lautan anak muda yang penuh semangat itu.Mereka berjalan berdampingan menemb

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 108

    Owen sengaja mengarahkan balik sindirannya pada pria yang tadi mencoba memecah belah. "Aku bahkan hampir lupa memberi selamat pada Pak Ollie barusan."Kalau pria itu berani menyahut, bukankah sama saja dengan mengakui di depan umum bahwa promosi yang dia dapat adalah hasil "merebut"?Di dalam lift banyak karyawan dari berbagai departemen, tetapi semua memilih bungkam. Mereka hanya saling melempar kode lewat tatapan mata. Pria itu akhirnya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya nyengir dengan canggung sebelum kembali terdiam.Maggie baru sadar, pria itu ternyata adalah Ollie, Manager Departemen Pemasaran. Secara teori, memang pesaing langsungnya dalam promosi.Lift turun ke lantai bawah tanah. Mayoritas karyawan sudah keluar di lantai dasar, tersisa hanya beberapa orang saja.Maggie berjalan langsung ke tempat parkirnya dan menekan tombol unlock. Namun, Ollie tiba-tiba mengadang di depan mobilnya dan berkata dengan sinis, "Wah, mobilnya bagus juga ya. Lihat dari fiturnya ini pasti k

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 107

    Keduanya menunggu di depan lift. Di samping mereka ada beberapa rekan kerja dari departemen lain. Setelah saling menyapa singkat, suasana kembali canggung.Ding ....Lift turun ke lantai 15.Jam pulang kantor, lift penuh sesak oleh pegawai bank berseragam. Meski dari departemen berbeda, semua saling menyapa dengan akrab. Maggie menganggukkan kepala satu per satu dengan ramah, hingga akhirnya pandangannya jatuh pada seorang pria yang sedang menatapnya.Karyawan di kantor pusat bank mencapai seribu orang. Maggie jarang sekali ikut kegiatan gathering atau makan malam departemen. Lima tahun ini, dia selalu pintar menghindari berbagai acara sosial.Ada untung ruginya. Untungnya, dia tidak perlu berpura-pura ramah dan tidak perlu menguras energi untuk menjaga hubungan yang tak penting. Dia memiliki banyak ruang pribadi, bisa memakai waktunya untuk mengembangkan diri, bersantai, atau sekadar hiburan.Namun sisi buruknya juga fatal. Masuk tahun kelima bekerja, dia nyaris tidak mengenal siapa p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status