Home / Rumah Tangga / Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan / Bab 2: Aku bukan Wanita Murahan

Share

Bab 2: Aku bukan Wanita Murahan

last update Last Updated: 2025-06-16 08:17:16

"Me-memulai apa?”

Tangan Jasmine mendorong dada pria itu kuat-kuat. Tetapi sayang sekali, hal tersebut tidak berpengaruh apa-apa bagi tubuh kekar Reiner.

Pria itu malah mengunci kedua pergelangan tangan Jasmine di atas kepalanya.

"Ayo, kita lakukan sekarang." Bibir Reiner menyusuri leher Jasmine, tetapi gadis itu segera menjauhkan kepalanya. “Kamu datang kemari untuk memuaskanku, kan?”

"Tidak! Kamu salah paham. Dan sekarang tolong lepaskan aku!" pinta Jasmine dengan wajah memohon, nyaris putus asa.

Namun, Reiner tak mau mendengarkan ucapan Jasmine.

"Omong kosong! Kamu datang ke sini untuk menjebakku dan menghancurkan reputasiku. Bukankah begitu?" tambah Reiner lagi, lengkap dengan bisikan penuh kearoganannya.

"Aku tidak mengerti maksudmu. Lepaskan aku, aku mohon!” lirih Jasmine sambil berusaha menarik tangannya dari cengkeraman Reiner. Namun lagi-lagi, usahanya sia-sia.

"Sayang sekali, aku tidak mudah percaya dengan perkataan orang lain," ujar Reiner dingin.

Meski begitu, Jasmine bisa melihatnya menelan ludah dengan susah payah. Ekspresinya tampak begitu tersiksa, seolah tengah menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya.

"Kita selesaikan malam ini."

Ucapan itu membuat Jasmine kembali memberontak. Sepasang mata Reiner semakin menggelap, penuh dengan gairah yang membakar.

"Tidak! Sudah kubilang aku bu—"

Jasmine tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi ketika kedua telapak tangan pria itu menangkup pipinya, lalu mencium bibirnya dengan buas.

Jasmine tidak tinggal diam. Dia memberontak, menendang, dan memukul. Tetapi pria itu sama sekali tidak terganggu oleh tenaganya yang hanya seringan kapas jika dibandingkan dengan tenaga Reiner yang tengah dikuasai gairahnya.

Dengan mudah, Reiner menaklukkan Jasmine, menjerat tubuhnya di atas ranjang lalu menguasainya sepenuhnya.

**

Sekujur tubuh Jasmine terasa remuk, bagai dilindas benda berat. Perlahan, ia mendapati kesadarannya kembali saat terdengar alarm dari ponselnya.

Matanya terbuka, berusaha mengenali ruangan kamar yang terasa sangat asing baginya. Kamar itu tampak mewah dan luas.

Jasmine berusaha bangkit sambil merapatkan selimut ke tubuhnya. Dia memijat pelipisnya, mencoba mengumpulkan kepingan memori tentang penyebab dirinya berada di ruangan ini.

Ah. Jasmine baru sadar jika semalam dirinya ditiduri oleh seorang pria berengsek, yang sudah seenaknya menuding Jasmine sebagai komplotan dari orang yang ingin menjebaknya.

Mengingat hal itu, mendadak ulu hati Jasmine terasa nyeri. Rasanya, tubuhnya sangat kotor dan dia merasa jijik pada diri sendiri.

Jasmine gagal. Dia telah gagal menjaga kehormatannya yang paling berharga. Kini dia tak ada bedanya dengan wanita murahan, bukan?

"Mimpimu indah, Nona?" Suara bariton pria itu berhasil menarik Jasmine kembali ke alam nyata.

Sesaat, Jasmine ternganga melihat penampilan Reiner yang tampak begitu mempesona. Terlihat elegan dengan tuksedo hitam yang begitu pas membalut tubuhnya.

Jam tangan mewah di pergelangan tangan kirinya menambah kesan berkelas. Wajahnya tampak segar, sementara rambutnya tersisir rapi, menciptakan aura pria yang sempurna.

"Kamu akan membutuhkan pakaian baru," ujar Reiner dengan nada datar.

Jasmine melarikan pandangan ke arah pakaiannya yang bernasib malang di atas lantai. Ya, pria itu merobeknya tanpa perasaan semalam.

Jasmine lantas membuang muka tanpa menanggapi ucapan Reiner.

“Di ruangan itu banyak pakaian yang sudah saya siapkan. Tinggal pilih saja mana yang cocok untukmu.” Dagunya menunjuk ke arah pintu yang Jasmine yakini di dalamnya adalah walk-in closet.

Entah Jasmine harus merasa bersyukur atau meratapi kesialannya. Namun, dia memang membutuhkan pakaian saat ini.

Tidak mungkin Jasmine pulang mengenakan pakaian robek yang akan semakin mempermalukan dirinya.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku?" Jasmine menatap nanar ke arah Reiner. "Kamu harus bertanggung jawab karena sudah merampas milikku."

Seketika, kekehan terdengar dari mulut pria bermata hazel itu. Dia berdiri, berjalan mendekati Jasmine, lalu berhenti tepat di samping ranjang.

Jasmine perlu mendongak untuk menatap Reiner yang menjulang tinggi tersebut.

"Ya. Kamu tidak perlu khawatir."

Jasmine yang mendengar ucapan itu pun tampak sedikit terhenyak. Benarkah pria ini mau bertanggung jawab atas perbuatannya?

Tapi, kenapa? Setahunya, pria kaya seperti Reiner selalu pergi begitu saja setelah meninggalkan sejumlah uang.

Itulah yang Jasmine dengar dari beberapa pegawai yang sering bergosip di tempatnya bekerja.

"Tapi sebelum itu, katakan siapa yang sudah menyuruhmu menjebak saya?"

Jasmine menahan senyum kecut lengkap dengan tatapan tajamnya. "Kamu masih belum mempercayaiku?"

"Sudah saya bilang, saya bukan orang yang mudah percaya pada orang lain tanpa adanya bukti."

"Kamu lihat sendiri aku membuka botol wine itu di depan matamu. Kamu lupa?" Jasmine kembali membela diri.

Reiner menaikkan sebelah alisnya seolah tengah berpikir. Gadis ini benar. Reiner melihat sendiri bagaimana dia membuka segel minuman itu di hadapannya.

"Tapi tidak dengan jus, bukan? Saya yakin obat itu ada di dalam jus yang saya minum."

Jasmine menghela napas panjang. Ia lelah dengan Reiner yang terus-menerus menudingnya, belum lagi sekujur tubuhnya kini terasa nyeri akibat ulah pria itu tadi malam.

"Silakan menuduhku sepuasnya. Aku tidak ingin menjelaskan apa-apa lagi. Percuma," ujarnya pelan. “Yang jelas, aku bukan wanita murahan seperti yang sudah sudah kamu tuduhkan tadi.”

Reiner mengetatkan rahangnya, dia tidak terima dengan tuduhan Jasmine. "Pekerjaan wanita nakal sepertimu memang untuk disentuh oleh pria dan menjual diri. Bukankah begitu?"

Ucapan Reiner benar-benar membuat Jasmine merasa terhina. Dia mencengkeram seprai kuat-kuat.

Pria itu berkata dengan nada dingin, "Saya akan bertanggung jawab sekarang juga."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
astaga Reiner kenapa kau bicara seperti itu apa kamu gak merasakan semalam rasanya seperti apa sehingga kamu gak tau kalau Jasmine masih segel .
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Ketakutan Jasmine

    “Nad?” Sarah mengguncang tubuh Nadira yang tengah tertidur. “Nadira?!”“Hmm ... apaan sih, Sar?”“Heh! Lihat itu! Reiner sedang konferensi pers. Kamu tidak penasaran memangnya?”Mendengar nama Reiner, Nadira sontak terlonjak kaget kemudian duduk di samping Sarah. “Sejak kapan?”“Baru.”Nadira meraih remote TV dan meninggikan volume-nya agar bisa mendengar suara Reiner dengan jelas.“Apa istri Reiner benar-benar wanita penghibur, Nad?”Nadira mengedikkan bahu. “Reiner pernah bilang kalau perempuan itu memang bekerja di tempat karaoke. Tapi aku malas membahasnya.”“Cemburu nih?” goda Sarah.“Yeah ... kamu tahu hubunganku dengan Reiner dulu seperti apa. Wajar aku cemburu, ‘kan?”Sarah hanya menanggapi dengan kekehan kecil. Tapi jauh di dalam hati, Sarah tidak setuju dengan cemburunya Nadira. B

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Lanjutkan di Kamar saja

    Jemari Jasmine memegangi ujung kemeja yang dikenakan Reiner, membuat pria itu tertegun melihatnya. Baru kali ini Jasmine menunjukkan kelemahannya dan ketakutannya di depan Reiner seperti ini.“Aku sudah dengar semuanya dari Mama.” Reiner memeluk Jasmine. “Kamu jangan takut ya. Ada aku yang akan melindungi kamu. Peneror itu cuma ingin membuat kamu takut, Jasmine. Mereka akan senang kalau kamu takut begini.”Jasmine mengangguk. Mendengarkan detak jantung Reiner yang berirama konstan, membuat Jasmine merasa nyaman dan tenang.Ya, seharusnya Jasmine tidak perlu takut. Ada Reiner di sampingnya. Perkara hidup atau mati, semua sudah digariskan.“Reiner, gimana tadi konferensi persnya? Lancar-lancar saja, ‘kan?” Jasmine mendongak menatap pria itu penuh tanya.Reiner mendecakkan lida

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Konferensi Pers

    Siang itu Jasmine menghabiskan waktu di kebun bunga di belakang rumah. Dia berusaha untuk tidak menonton televisi, atau menyalakanInternet seperti kemarin. Jasmine perlu menenangkan diri.Selain di kebun bunga, Jasmine juga menghabiskan waktunya untuk membaca buku di perpustakaan. Baru setelah itu dia kembali kekamar untuk tidur siang sebelum ibu mertuanya datang.Ting!Ponsel Jasmine berdenting. Tangan Jasmine kemudian terjulur, mengambil ponselnya dari atas nakas.“Hm? Nomor siapa ini?” gumam Jasmine ketika dia mendapati nomor tidak dikenal yang mengiriminya pesan.Jasmine penasaran. Kemudian dibukanya pesan tersebut.[MATI SAJA KAMU! PEREMPUAN JALANG! MURAHAN! KAMU PANTAS MATI!]Tangan Jasmine yang memegangi ponsel mendadak gemetar usai membaca isi pesan tersebut.

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tanda Dia telah Jatuh Cinta

    Usai Reiner mandi dua puluh menit kemudian, keduanya makan malam bersama di meja makan. Baru setelah itu mereka masuk kembali ke kamar dengan posisi yang sudah siap tidur.Reiner membawa kepala Jasmine agar rebah di dadanya. “Jadi ceritakan sekarang, apa yang membuatmu menangis?” tanyanya sembari memijit pelan pinggang Jasmine.“Reiner ... kenapa kamu menyembunyikannya dariku?”“Maksudmu? Menyembunyikan apa?”“Rumor tentang kita.”Wajah Reiner mendadak berubah menegang. “Dari mana kamu tahu?”“Jadi itu alasannya kamu melarangku menonton televisi dan menggunakan internet?”Sungguh, Jasmine ingin marah karena Reiner memendam masalahnya sendirian. Tapi Jasmine tidak maukemarahannya membuat beban Reiner semakin bertambah.Reiner menghela napas panjang. Tidak ada gunanya lagi dia mengelak. Dia menghirup dalam-dalam aroma floral pada rambut Jasmine, lalu mengecup

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Progres Kasus Jasmine

    Jasmine mengatur napas sembari mengelus perutnya. Sebesar apapun keinginannya untuk menangis dan menumpahkan semua emosinya, Jasmine berusaha tetap tenang. Walau akhirnya sia-sia.Ketika Jasmine sibuk dengan perasaannya, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depan rumah. Lalu Evano turun dari sana dan segera mengetuk pintu, sebelum akhirnya menghampiri Jasmine yang tengah duduk di ruang tamu.“Jasmine kamu baik-baik saja?” Evano terlihat khawatir. Kemudian duduk di samping Jasmine.“Van? Ada apa?” Jasmine menyembunyikan kekalutannya dalam senyuman tipisnya. “Mau ketemu Reiner?”“Aku sengaja ke sini untuk menemui kamu. Dan memastikan keadaan kamu baik-baik saja.”“Apa ... kamu sudah tahu rumor yang sedang beredar sekarang?” Jasmine bertanya ragu. Dan diamnya Evano menjadi bukti bahwa pria itu sudah tahu segalanya.“Aku baik-baik saja,” kilah Jasmine, “tapi bagaimana de

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Apakah Reiner akan Kecewa Padanya?

    Reiner menggerakkan ibu jarinya pada bibir Jasmine dengan memberi sedikit tekanan. “Dan wanita yang kubenci ini sudah membuatku gila. Aku mencandui tubuhnya, aku juga selalu rindu dan tersiksa setiap kali kita jauh.”“Reiner ….”“Ssstt!” Reiner merunduk, lalu melumat bibir Jasmine penuh kelembutan. Tidak lama. Tapi cukup membuat Jasmine terbuai. “Kamu sudah mengerti perasaanku sekarang?”Jasmine terdiam sesaat. Benarkah Reiner mencintainya? Dilihat dari sudut manapun rasanya hal itu sangat mustahil.Bagaimana bisa seorang Reiner jatuh cinta pada wanita seperti dirinya? Jasmine berpikir dengan keras, sepertinya cinta memang benar-benar membuat manusia kehilangan akal sehatnya. Seperti Reiner contohnya.Jasmine tidak ingin percaya, sungguh. Tapi mendengar pengakuan Reiner yang terdengar tulus, entah kenapa Jasmine langsung percaya pada pria ini.“Iya, aku mengerti,” ucap Jasmin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status