Share

Bukan Tanggungjawab Saya!

last update Last Updated: 2025-09-02 12:06:24

Jasmine yang memperhatkan pun hanya bisa memaklumi sikap suaminya tersebut. Dia lantas tersenyum pada Feli dan Kanaya yang kembali menghampirinya.

Dua wanita itu kini duduk di samping kiri dan kanan Jasmine sembari mengobrol seputar persalinan Jasmine dan memberitahu mereka siapa nama kedua bayinya.

"Kak, boleh aku gendong?" tanya Kanaya ketika Jeanice sudah tertidur.

"Boleh dong."

Dengan antusias Kanaya langsung mengambil alih Jeanice dari Jasmine. Begitu pun dengan Feli yang langsung menggendong Jeanette ketika sudah kenyang menyusu.

Reiner yang melihat Jasmine sudah berpakaian rapi dan tertutup pun langsung keluar dari ruangan untuk mempersilahkan Evano, Noah dan Nolan untuk masuk.

Sama seperti sebelumnya, Reiner menyuruh ketiga pria itu untuk membersihkan tangannya dulu sebelum mendekati si kembar.

Dan ruangan itu pun mendadak ramai oleh suara mereka. Apalagi Noah dan Nolan yang ketika bicara, suaranya akan mengalahkan perempuan. Reiner jadi kesal. Bisa-bisa bayinya jadi terganggu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Serahkan Padaku

    Reiner mengamati wajah istrinya yang tertidur pulas dalam pelukannya. Ibu jarinya mengelus-elus lembut pipi itu sambil tersenyum"Cantik," gumam Reiner.Setelah memastikan Jasmine benar-benar terlelap, Reiner menarik lengannya dari bawah kepala Jasmine dengan perlahan-lahan.Dia sudah cukup lama dan merasa puas memandangi Jasmine, walau sebenarnya tidak ada kata puas bagi Reiner.Kemudian menyelimuti tubuh Jasmine sampai sebatas dada. Sebelum akhimya Reiner mengecup pipi perempuan itu cukup lama"Aku pergi dulu, Jasmine,” bisik Reiner. Lalu turun dari ranjang dan masuk ke kamar bayi.Reiner tersenyum sembari memperhatikan dua anaknya yang tertidur pulas secara bergantian."Ayah pergi dulu ya, twins. Perginya tidak akan lama. Ayah janji." Reiner merundukan kepalanya ke dalam box agar bisa mengecup kening mereka satu persatu.Menghela napas sesaat, kemudian keluar dari ruangan tersebut Reiner lebih dulu mengganti pakaiannya

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tidak Tega Melihatnya

    Sementara itu Jasmine masuk ke walk in closet. Mernilihkan pakaian bersih untuk dipakai oleh suaminya dan meletakkannya di atas kasur. Jasmine lantas masuk ke kamar bayi untuk mengecek anak-anaknya."Mereka tidak bangun, Mei?" tanya Jasmine pada Mei-baby sitter untuk si kembar,Gadis berusia dua puluh tahun itu menggeleng. "Tidak, Bu. Mereka nyenyak sekali. Barusan sudah saya ganti popoknya Jeanette.""Tapi dia tetap tidur?" Jasmine geleng-geleng kepala saat Mei mengangguk. Dia menghampiri box Jeanette, dan menggoda bibir bayi itu yang terkatup rapat menggunakan jari telunjuknya."Hei ... anak Bunda pulas banget ya tidurnya. Sampai-sampai tidak bisa diganggu. Jasmine terkekeh.Usai memastikan si kembar tertidur lelap, Jasmine langsung turun ke dapur. Membantu Mbak Ninik menata makanan di atas meja makan. Setelah itu

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Aku hanya Penasaran

    Reiner tidak menghiraukan Winda lagi dan masuk ke ruangan rawat Jasmine. Meninggalkan Winda yang terlihat sedih dan terpukul.Usai menutup pintu, hal yang pertama kali Reiner lakukan ialah mengubah raut mukanya menjadi agak ramah. Dia tidak mau membawa aura negatif pada Jasmine dan anak-anaknya akibat pertemuannya dengan Winda."Siapa, Reiner? Kok lama?" Jasmine memejamkan matanya sesaat ketika Reiner mengecup puncak kepalanya."Ibunya Luna," jawab Reiner jujur. Dia sempat melihat kedua anaknya masih dikerubungi lima orang dewasa di sofa sana."Ibunya Luna kenapa bisa ke sini? Ada apa memangnya?" tanya Jasmine penasaran."Nanti aku ceritakan, ya." Reiner tak langsung menceritakannya saat itu, sebab salah satu bayinya terdengar menangis. Dan Reiner yakin, tidak lama lagi dua-duanya akan menangis bersamaan.Terlihat Kanaya membawa bayi yang menangis itu ke dekat Jasmine. Reiner perlu mengamatinya beberapa saat supaya tahu apakah bayi itu Jeanice atau Jeanette.Tapi setelah melihat sarun

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Bukan Tanggungjawab Saya!

    Jasmine yang memperhatkan pun hanya bisa memaklumi sikap suaminya tersebut. Dia lantas tersenyum pada Feli dan Kanaya yang kembali menghampirinya.Dua wanita itu kini duduk di samping kiri dan kanan Jasmine sembari mengobrol seputar persalinan Jasmine dan memberitahu mereka siapa nama kedua bayinya."Kak, boleh aku gendong?" tanya Kanaya ketika Jeanice sudah tertidur."Boleh dong."Dengan antusias Kanaya langsung mengambil alih Jeanice dari Jasmine. Begitu pun dengan Feli yang langsung menggendong Jeanette ketika sudah kenyang menyusu.Reiner yang melihat Jasmine sudah berpakaian rapi dan tertutup pun langsung keluar dari ruangan untuk mempersilahkan Evano, Noah dan Nolan untuk masuk.Sama seperti sebelumnya, Reiner menyuruh ketiga pria itu untuk membersihkan tangannya dulu sebelum mendekati si kembar.Dan ruangan itu pun mendadak ramai oleh suara mereka. Apalagi Noah dan Nolan yang ketika bicara, suaranya akan mengalahkan perempuan. Reiner jadi kesal. Bisa-bisa bayinya jadi terganggu

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tangan Kalian harus Higienis!

    Pemandangan pertama yang Jasmine lihat ketika keluar dari kamar mandi, ialah Reiner yang tengah asyik memandangi anak-anak mereka yang tertidur pulas.Reiner duduk di antara dua box bayi, tapi tangannya tidak bisa diam. Menjawil pipi atau memainkan hidung dan bibir bayi menggunakan punggung jari telunjuknya."Jangan dimainkan terus, Reiner, nanti mereka bangun lho."Reiner tertawa kecil. "Habisnya mereka lucu, Honey. Tanganku gatal jadi tidak bisa diam.""Tapi tangan kamu bersih, kan?""Kalau masalah kebersihan aku nomor satu. Jangan meragukanku.”Ah iya, Jasmine lupa. Suaminya itu memang menjunjung tinggi kebersihan. Tidak perlu diragukan lagi kehigienisan tangannya apalagi ketika mau menyentuh bayi.Jasmine hendak naik ke atas ranjang. Reiner yang melihat dari ekor matanya langsung siga

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Ganti saja Namanya

    "Em ...." Reiner pura-pura berpikir sambil mengerutkan keningnya. "Sepertinya ayahnya yang lebih rewel. Kamu tahu? Libur empat puluh hari bukan waktu yang sebentar." Kemudian mendengus kesal.Sontak, Jasmine menyemburkan tawanya begitu memperhatikan ekspresi Reiner yang mendadak kusut.Mata Jasmine mengerling menggoda sambil menjulurkan tangannya ke belakang tengkuk Reiner, menariknya hingga Reiner menunduk, lalu menciumnya dan menggigit bibir bawah Reiner dengan gemas.Mata Reiner sempat membelalak karena ulah Jasmine yang spontan ini. Tapi begitu Reiner akan membalas pagutan Jasmine, perempuan itu lebih dulu melepaskan tautan bibir mereka."Hey!" protes Reiner tidak terima."Ingat, tidak boleh lama-lama berciuman. Nanti kamu malah kelimpungan sendiri karena waktu libur kamu baru dimulai."Arrghh! Reiner mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Sayangnya ucapan Jasmine sangat benar. Ini baru permulaan, tapi Reiner sudah frustasi.Lagi-l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status