Tapi rupanya penjelasan Reiner tersebut belum cukup untuk meredakan amarah orang tuanya. Bagi Leica yang pernah merasakan pahitnya membesarkan anak seorang diri-dan dalam hal ini menantunya lah yang menjadi korban, tentu sikap Reiner sangat keterlaluan. Apalagi disengaja memisahkan anak dari ibunya.
"Mama tidak menyangka akan punya anak sekejam ini." Suara Leica memang rendah, tapi tersirat luka di dalamnya. "Pernikahan bukan untuk dipermainkan sesuka hati kamu, Reiner. Apalagi dengan perjanjian-perjanjian bodoh seperti itu!"
"Ma ...." Reiner menarik napas sepelan mungkin. "Maafkan aku. Tapi seperti yang aku bilang sebelumnya, aku sudah membatalkan perjanjian itu, Ma. Aku dan Jasmine-"
"Tapi tetap saja kamu pernah punya niat seperti itu!" sela Leica, "Mama benar-benar kecewa sama kamu. Dan Mama juga tidak ingin bicara lagi dengan kamu, Reiner. Lebih baik renungi saja kesalahanmu sendiri!" pungkas Leica sebelum akhirnya keluar dari ruangan tersebut.
Sedang
Setelah puas memandangi mereka, Jasmine kembali ke dalam kamarnya dan mengambil ponsel yang semula Jasmine taruh di atas kasur secara sembarang. Bibirnya langsung mengulas senyum lebar saat mendapati beberapa pesan dari Reiner.["Honey, maaf aku baru menghubungi kamu. Gimana keadaan kamu dan anak-anak di rumah?"]["Malam ini aku akan menginap di kantor karena banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan."]["Maafkan aku ya. Aku tidak bisa menemani kalian malam ini. I love you."]Jasmine menarik napas pelan usai membaca pesan tersebut. Sejujurnya Jasmine tidak mau menghabiskan malam sendirian.Tapi apa boleh buat? Jasmine tidak mau egois karena Reiner punya tanggung jawab lain selain dirinya dan anak-anak.Lagipula Jasmine merasa sedikit lega saat akhirnya ada kabar dari Reiner. Setidaknya Reiner baik-baik saj
Mendengar hal itu Bayu merasa sangat terkejut. Dia kemudian bertanya rumah sakit mana yang sedang mereka tuju. Dan orang yang berbicara pada Bayu ternyata warga setempat yang menemukan Reiner.Saat itu juga Bayu langsung melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Jika dirinya adalah orang pertama yang dihubungi Reiner, hal itu berarti kejadian ini tidak ingin diketahui oleh keluarganya. Bayu sudah hapal watak Reiner yang selalu tidak mau membuat keluarganya khawatir.Bayu sampai di rumah sakit dua puluh menit kemudian. Dia segera berlari menuju IGD dan bertanya pada petugas. Setelah tahu di mana keberadaan Reiner, Bayu segera bergegas masuk ke sana.Bayu melihat ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping ranjang Reiner. Pasti dia orang yang berbicara di telepon tadi, pikir Bayu. Sedangkan Reiner sedang diperiksa oleh petugas medis."Bagaimana kronologinya?" tanya Bayu pada pria itu."Anda Pak Bayu?""Ya. Tolong ceritakan pada s
Kemudian memerintahkan sesuatu pada Bayu dengan gerakan kepala. Lalu, tak lama kemudian muncul beberapa orang yang membawa proyektor dan menurunkan layarnya. Butuh waktu beberapa saat sampai alat itu terpasang dengan sempurna.Reiner mengotak-atik laptop yang sudah terhubung ke proyektor. Lalu, tak lama kemudian muncul sebuah video di layar tersebut yang bisa disaksikan oleh semua orang di sana. Video percakapan Elis dan Bimantara di club tadi malam.Bayu masuk, menggiring Elis agar berdiri di dekat podium. Elis nampak menundukkan kepala dan tidak berani menatap Bimantara, yang saat itu menatap Elis dengan tajam. Tadi Elis sempat merasa sangat terkejut ketika Reiner membawanya ke tempat ini."Anda semua bisa lihat dalam video ini. Sekretaris saya sudah mengkhianati saya, demi bekerjasama dengan Pak Bimantara," ujar Reiner penuh wibawa. "Dan dokumen yang dimiliki Pak Bima adalah dokumen palsu. Sedangkan yang asli ada pada saya. Ini." Reiner mengambil map dari tan
Usai mendengar penjelasan Jasmine, Reiner lantas mengusap wajahnya dengan kasar. Reiner rasa, tidak seharusnya dia memarahi istrinya ini.Reiner maju, menarik tubuh Jasmine ke dalam dekapannya. "Maafkan aku, Jasmine. Aku cuma takut kalian kenapa-napa," lirih Reiner."Kamu seharusnya tanya dulu ke aku. Jangan langsung marah begitu.” Jasmine mengerutkan wajahnya. Meski begitu, tangannya tetap membalas pelukan Reiner dan mengelus-elus punggung bidangnya. "Aku sampai kaget kirain ada apa kamu tiba-tiba marah."Reiner tersenyum kecil sebelum mengecup pundak Jasmine. "Maaf ya.”"Hm ... aku juga minta maaf karena pergi tanpa pamit.""Jangan ulangi lagi. Atau aku bisa mati karena gila."Jasmine terkekeh sembari melepaskan diri dari pelukan Reiner, lalu mencubit kulit perutnya. "Lebay kamu.""Hey! Aku serius,” gerutu Reiner dengan wajah mengerut. Kalau tidak ada Mei di sana, Reiner ingin sekali melahap bibir Jasmine untuk men
Reiner terkekeh sambil menggesekkan ujung hidungnya pada hidung Jasmine. "Kamu makin cantik kalau curiga seperti ini," ujar Reiner sambil merangkul pundak Jasmine, membiarkan kepala wanitanya rebah di dadanya. "Jadi ceritanya begini, Jasmine ...."Reiner lantas menceritakan masalah yang dialami perusahaan. Termasuk pengkhianatan Elis, dan pertemuan Elis dengan Bimantara di club malam ini.Jasmine yang mendengar ceritanya secara utuh pun langsung menatap Reiner dengan penuh empati. Dikhianati sekretaris yang merupakan orang terdekat di perusahaan, tentu mampu melukai hati Reiner.Jasmine tahu itu. Tapi Reiner sama sekali tidak menunjukkan rasa sakit hatinya, atau bahkan kemarahannya di depan Jasmine"Dunia memang lucu ya." Jasmine tersenyum miris, tangannya memainkan ujung kemeja suaminya."Ya. Memang," timpal Reiner."Saking lucunya, sampai-sampai seseorang yang kita anggap sebagai orang terdekat, justru dialah yang paling berpotensi besar menusuk kita dari belakang," ujar Jasmine.Re
Satu hal yang ada dalam benak Bayu saat ini. Yaitu, apakah Reiner akan benar-benar menghabiskan malam dengan wanita berpakaian merah tadi kalau rencananya berhasil?Bayu tentu tahu seperti apa kehidupan Reiner sebelum menikah. Atasannya itu bebas dan mudah memilih dengan siapa saja dia akan tidur.Tapi sekarang kan sudah punya istri. Sudah punya anak-anak pula. Apa iya Reiner akan mau tidur dengan wanita lain? Bayu bertanya-tanya dalam hati."Kenapa menatapku seperti itu?" Reiner menaikkan pandangan dari ponsel ke arah Bayu. Matanya memicing karena mendapati Bayu sedang menatapnya dengan aneh."Emh ...." Bayu berpikir dengan ragu-ragu. "Itu, Pak ... terkait wanita itu. Kalau dia berhasil merayu Bimantara, apa anda akan ...." Bayu menggantungkan kalimatnya karena takut Reiner akan marah.Tapi yang terjadi Reiner justru malah tertawa. "Rupanya kamu sedang memikirkan hal itu. Menurutmu, apa yang akan kulakukan? Apa aku akan benar-benar tidur dengannya