Meskipun Stefan tidak mau berpisah, Olivia tetap meninggalkan kantor Adhitama Group dan kembali ke toko.Ketika dia kembali ke toko, para murid masih belum masuk kelas malam, jadi tokonya masih ramai.Reiki juga belum datang. Dia dan Junia sibuk mengurusi toko sebentar. Ketika Reiki datang, murid-murid sudah masuk kelas, jadi jumlah pengunjung toko sudah berkurang banyak. Olivia jadi bisa menanganinya sendiri.Setiap kali Reiki datang, pria itu selalu membawakan bunga untuk Junia.Junia juga selalu menyiapkan hadiah kecil untuk pria itu. Pasangan ini sama-sama pintar menyenangkan hati satu sama lain, dan sama-sama perhatian.Mereka memang sangat cocok.Junia mengambil tasnya, memegang karangan bunga yang diberikan Reiki, dan berkata kepada Olivia sambil tersenyum, “Oliv, kami pergi makan dulu, ya.”Setelah Olivia mengiyakan, dia pun mengikuti Reiki dan pergi dengan tenang.Olivia bekerja sendirian untuk sementara waktu. Setelah semua siswa kembali ke sekolah untuk kelas malam, dia perg
Om Chiko berkata, “Benar juga. Untungnya Om nggak bilang ke istri Om.”“Uang saku yang diberikan istri Om memang agak sedikit, tapi istri Om nggak pernah menyuruh Om yang membayar untuk pengeluaran sehari-hari. Uang untuk orang tua kedua belah pihak, biaya mengurus anak nggak perlu Om khawatirkan lagi. Sebenarnya, Om China malah beruntung, loh.”“Orang yang mengelola uang yang pusing.”Om Chiko berkata sambil makan, “Benar, karena itulah waktu istri Om mau mengurus keuangan keluarga, Om membiarkannya. Dulu waktu Om yang mengelola keuangan keluarga, seramai apa pun toko kami, Om bahkan nggak punya 40 juta di akhir tahun. Sekarang, setelah istri Om yang mengatur keuangan keluarga, Om bisa menabung sampai 200 juta.”“Om senang karena bisa santai. Keluarga juga bisa punya uang tabungan. Istri Om orangnya juga adil, nggak akan pilih kasih pada orang tuanya. Uang yang diberikan untuk orang tuanya sama dengan jumlah uang yang diberikan untuk orang tua Om.”“Olivia, Om beri tahu kamu, ya. Kala
“Oke, kami mengerti.”Para preman ini tidak mengetahui identitas Olivia. Giselle juga tidak bodoh, tidak memberi tahu mereka bahwa Olivia adalah menantu dari keluarga Adhitama. Jika dia memberi tahu mereka, tidak peduli berapa banyak uang yang dia berikan, tidak ada yang akan membantunya melakukan hal ini.“Nanti setelah menerima pembayaran terakhir dariku, hapus nomorku. Selama kalian melakukan seperti apa yang aku katakan, aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah.”“Kalau kalian berani sembarang ngomong di luar, jangan salahkan aku kalau aku berbuat kejam nanti.”“Bu Toha, jangan khawatir. Kami nggak akan sembarang ngomong. Setelah menerima uang darimu, kami akan menghilang dari muka bumi ini. Kami satu tim denganmu.”Sebenarnya, Giselle bahkan tidak memberi tahu para preman itu nama belakangnya yang asli.Nomor telepon yang dia gunakan untuk menghubungi para preman ini juga akan dia buang setelah semuanya selesai. Selain itu, nomor ini tidak terdaftar menggunakan namanya.Gisell
Tidak ada orang yang berani mengatakan secara terang-terangan bahwa Pratama Group diboikot oleh Adhitama Group. Saat ini, kedua grup perusahaan itu sudah kembali menjalin hubungan kerja sama yang normal.Orang-orang di luar sana menebak-nebak, Adhitama Group mungkin memutuskan hubungan kerja sama waktu itu karena Pratama Group melakukan kesalahan. Adam Pratama berkali-kali bernegosiasi dengan tuan muda keluarga Adhitama, baru bisa memulihkan hubungan kerja sama antara kedua perusahaan tersebut.“Tapi, aku nggak tahan melihat keangkuhan wanita kampungan itu. Memangnya dia bisa apa, sampai seangkuh itu? Dia bukan apa-apa kalau Pak Stefan sudah nggak suka padanya lagi nanti.”Giselle mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kalau aku nggak memberinya sedikit pelajaran, amarahku nggak bisa reda. Ma, aku membayar tujuh atau delapan preman untuk mengikuti Olivia, lalu mereka akan menghadang mobil wanita itu di tempat yang nggak ada CCTV-nya, kemudian memukulnya.”Raut muka Sinta langsung berubah.
Ekspresi di wajah preman itu berubah drastis. “Tuan muda keluarga Adhitama, dari keluarga Adhitama yang terkaya di Mambera itu?”“Ternyata suamiku sangat terkenal, sampai preman pun tahu namanya.”Para preman itu langsung tercengang karena syok. Mereka mengutuk dalam hati.Mereka memaki wanita yang bernama Bu Giselle itu dalam hati. Pantas saja wanita itu mau mengeluarkan banyak uang untuk membayar mereka, hanya untuk menyerang seorang wanita muda. Ternyata wanita ini adalah menantu keluarga Adhitama.Akhir-akhir ini, orang yang paling terkenal di Mambera adalah istri dari tuan muda keluarga Adhitama ini. Sampai mereka para preman juga pernah mendengar tentangnya.Kenapa mereka jadi berurusan dengan wanita ini?Mereka benar-benar sudah ditipu habis-habisan oleh wanita bernama Bu Toha itu.“Bu Olivia, maafkan kami. Kami nggak tahu diri dan memukul mobilmu. Bagaimana kalau kami memberimu sebuah mobil yang baru untuk menggantinya? Kami harap Bu Olivia bisa berbelas kasih dan memaafkan kam
Preman itu akhirnya memilih untuk mendengarkan perintah Olivia dan menelepon Giselle.Olivia meminta dua pengawal nya untuk membantu pria itu berdiri agar bisa menelepon. Bagaimanapun juga, berbicara sambil tergeletak di tanah mudah membuat orang jadi terengah-engah.Giselle, yang didesak oleh ibunya untuk menghubungi para preman itu, tiba-tiba mendapat telepon. Dia berkata kepada ibunya dengan senang, “Ma, mereka telepon. Mereka pasti sudah berhasil melakukan apa yang kusuruh.”Setelah mengatakan itu, dia mengangkat telepon.“Bu Toha, kamu sudah menghancurkan mobil wanita itu, juga memukulinya. Orangnya sudah pingsan, tapi masih bernapas. Kami nggak memukulnya sampai mati. Cepat bayar sisa uangnya, lalu kami akan segera meninggalkan Mambera.”“Yang penting nggak sampai mati. Coba foto dulu, aku mau lihat dulu apa kalian melakukannya sesuai yang kubilang. Setelah itu, aku akan membayar sisa uangnya.”“Kami memukulnya sampai kepalanya berdarah. Karena takut dia mati, kami cepat-cepat me
“Stefan, aku baik-baik saja. Hanya saja, mobilku hancur.”Ketika Olivia keluar dari mobil, para preman itu sudah menghancurkan mobilnya. Dia dan dua pengawalnya dengan cepat mengalahkan para preman itu, tetapi mereka tidak bisa menyelamatkan mobilnya.Stefan melirik mobil yang hancur itu dan berkata, “Nggak apa-apa, selama kamu baik-baik saja. Kalau mobilnya rusak, ganti saja dengan yang baru.”“Ini mobil yang kamu berikan padaku.”“Aku juga memberimu mobil baru di Hari Valentine. Kamu tinggal memakai mobil yang itu. Yang ini dibawa ke bengkel untuk diperbaiki.”Olivia berkata, “Aku lebih suka merek mobil ini.”Lebih sederhana.Stefan langsung berkata, “Besok aku akan membawamu beli mobil baru dengan merek yang sama.”Dengan identitasnya sebagai menantu keluarga Adhitama, Olivia tidak suka memamerkan kekayaan. Stefan akan mengikuti keinginan istrinya ini. Tidak peduli kehidupan seperti apa yang ingin istrinya jalani, asalkan dia masih hidup di dunia ini, dia akan mengabulkannya.“Apa k
Itu juga karena Giselle terlalu gila, merasa terlalu puas diri dan saking senangnya sampai lupa menghapus catatan panggilan yang pembicaraannya direkam.Untuk selanjutnya, Stefan dan Olivia menyerahkannya kepada polisi.Sesampainya di rumah, Stefan jadi lengket sekali dengan Olivia, selalu mengikuti istrinya itu ke mana istrinya pergi.Saat Olivia membawa piamanya dan hendak masuk ke kamar mandi, dia juga ikut.“Stefan, tuan muda keluarga Adhitama, kalau ada yang mau kamu katakan, katakan saja. Kita ini suami istri. Kalau ada apa-apa, bilang saja. Kita ini suami istri, kalau ada masalah, katakan dengan jelas.”Stefan berhenti di depan pintu kamar mandi, lalu bersandar di sana dan menatap Stefan dengan geli, “Sejak memberikan pernyataan kepada polisi, kamu seperti bayanganku saja, ikut aku ke mana-mana.”“Oliv, mulai sekarang bawa pengawal kalau keluar. Oke? Aku akan mengatur empat pengawal untuk ikut denganmu, bergiliran untuk memastikan keselamatanmu selama 24 jam. Aku juga berjanji p
Asalkan Dikta membantu Felicia pulang ke keluarga Gatara dan memantapkan kedudukan dia sebagai penerus Patricia, Dikta bisa hidup dengan bebas tanpa harus terikat kepada siapa pun. Anggaplah ini sebagai akhir yang bahagia untuknya. “Cakra … kalau aku mati, dia juga harus ikut mati bersamaku, atau dia cuma akan menyalahgunakan kekuasaan yang dia punya. Mau gimanapun juga, Felicia tetap anaknya. Aku khawatir Cakra bakal menggunakan statusnya sebagai orang tua untuk menekan Felicia. Lalu soal tiga anak laki-lakiku … itu tergantung mereka sendiri.” Patricia memejamkan matanya. Dengan segala kuasa yang dia miliki saat ini, dia hanya bisa melindungi orang yang terpenting baginya. Cakra sudah berpesan kepada ketiga putranya yang tidak berguna itu untuk mengandalkan keberuntungan mereka sebaik mungkin. Jika mereka masih tidak mendengar nasihat ayah mereka, itu salah mereka sendiri. Cakra hanya peduli kepada ketiga putranya dan anak-anak dari mereka, karena mereka semua mewarisi marganya. Sed
“Bukannya Bu Patricia sendiri yang mengundang mereka?” Si pelayan rumah bertanya balik. Tanpa undangan langsung dari Patricia, para kru media ini untuk apa juga repot-repot datang ke kediaman keluarga Gatara? Toh tidak ada berita heboh juga yang perlu diliput. Seketika itu Patricia baru sadar siapa pelakunya. Dia tidak mengundang kru media, Felicia juga tidak mungkin karena saat itu dia sedang dibawa pergi meninggalkan Cianter. Suami dan ketiga anak lelakinya juga tidak mungkin punya nyali untuk melakukan itu. Satu-satunya orang yang bisa melakukan itu hanyalah Yuna, keponakannya sendiri. “Bilang ke kru media, malam ini aku nggak mengundang mereka, suruh mereka pergi dan jangan lupa kasih hadiah untuk mereka semua,” ujar Patricia. Pemberian hadiah itu tentu hanya pemanis agar para kru media ini tidak menciptakan rumor-rumor yang tidak benar. Kru media zaman sekarang mudah sekali membuat berita palsu atau informasi yang dilebih-lebihkan demi mengejar traffic pembaca. Reputasi keluar
“Terima kasih banyak atas perhatiannya, Non Yohanna. Nenekku sudah berumur 80 tahun lebih, tapi badannya masih segar bugar dan nggak masalah bepergian naik pesawat. Tapi masalahnya anggota keluargaku terlalu banyak, rasanya nggak enak kalau kami semua datang,” kata Ronny. “Atau begini saja, aku coba bilang ke mereka kalau tahun ini aku nggak pulang. Kurasa mereka pasti bisa mengerti.” Sebelum menginjakkan kaki di Aldimo, Ronny sudah memikirkan soal ini. Begitu pun dengan para senior di keluarga Adhitama yang juga sudah mempersiapkan diri andaikan Ronny tidak bisa pulang untuk melewati tahun baru bersama. Di tahun depan, Ronny berniat untuk membawa Yohanna ke pulang ke Mambera untuk mengurus pernikahan mereka. Nenek Sarah memberi waktu satu tahun kepada Rony dan saudara-saudaranya. selama mereka memperlakukan calon istri mereka dengan baik, satu tahun sudah cukup untuk meluluhkan hati seorang wanita. “Soal gaji kerja di libur tahun baru, Non Yohanna sesuaikan saja dengan hari kerjaku
Christian tidak bersuara saat dia ditendang oleh Tommy, tetapi raut wajahnya tidak bisa menutupi rasa sakitnya. Christian mengira Tommy memang ingin belajar,bukan karena paksaan dari kakaknya. Yohanna sangat tegas dalam mendidik mereka, bahkan lebih tegas dari guru-guru mereka di sekolah. Para senior di keluarga saja sampai tidak berani ikut campur ataupun berkomentar di hadapan Yohanna. Tommy melampiaskan kekecewaannya ke nafsu makan. Dia makan banyak sekali, sampai-sampai Yohanna harus menghentikannya karena khawatir akan sakit perut. Tommy sengaja ingin membuat diri sendiri kekenyangan sampai sakit perut, karena dengan begitu dia punya alasan untuk kabur dari tugasnya. Setelah makan, Yohanna berkata kepada Ronny, “Ronny, habis istirahat siang, kamu bikinin dessert untuk bocah-bocah, ya. Oh ya, sisain sedikit untuk Dira juga. Dia paling suka sama dessert buatan kamu. Nanti malam aku nggak makan di rumah, kamu bebas mau pulang atau tetap di sini. Oh ya, aku mau diskusi tentang jadw
Yohanna menyudahi percakapan dia dengan teman baiknya dan masuk ke ruang makan. Dua adik dan ibunya sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Di depan mereka sudah tersedia semangkuk sup hangat yang menunggu untuk segera dinikmati. Di tempat duduk yang biasa Yohanna tempati juga sudah tersedia semangkuk sup, sama seperti yang diberikan untuk yang lain, yang disajikan langsung oleh Ronny. Setelah Ronny memanggil Yohanna untuk makan, dia langsung kembali ke dapur karena di dapur masih ada dua lauk lagi yang harus dia masak agar hidangannya lengkap. Seusai makan siang, Yohanna beristirahat sejenak karena sebentar lagi dia harus segera kembali ke kantor. Sejujurnya Ronny juga sedikit lelah, tetapi dia masih harus melayani tunangannya itu, dan baru bisa benar-benar beristirahat ketika Yohanna sudah berangkat kerja. Di malam harinya, jika Yohanna tidak makan di rumah, Ronny diberi kebebasan untuk bekerja atau terus beristirahat karena keluarga Pangestu masih memiliki koki yang lain untuk
“Bawa juga suami kamu biar dia nggak salah paham. Takutnya nanti dia pikir kamu datang ke rumahku untuk selingkuh.” “... oke. Aku bakal ajak dia juga. Aku mau lihat cowok kayak apa sih yang punya suara merdu begitu. Seharusnya nggak jelek, ‘kan?” Setelah sejenak terdiam, Yohanna membalas, “Kayaknya mending kamu nggak usah datang, deh. Takutnya kalau kamu datang dan ketemu dia, kamu bakal menyesal sudah menikah karena kamu sudah nggak bisa lagi ngejar-ngejar cowok ganteng.” “Wah, berarti dia pasti ganteng banget, nih. Aku jadi makin nggak sabar main ke rumah kamu. Bisa bikin kamu ngomong begitu berarti dia pasti punya muka yang menarik. Yohanna, kalau kamu sudah nggak mau pakai koki yang ini lagi, jangan lupa kabari aku, ya. Biar aku yang pakai dia. Selama ada koki ganteng di rumahku, aku nggak bakal pernah kelaparan lagi.” “Untuk sekarang, aku masih bisa makan masakannya dia, masih belum muak. Dia memang dari dulu hobinya memasak. Mungkin di zaman dulu dia sempat hidup jadi koki bu
Masalahnya, dengan harta dan kedudukan yang ketua kelas miliki sekarang pun, jarak antara dia dan Yohanna masih terlalu jauh. Yohanna berpikir sejenak dan menjawab, “Ketua kelas kita mukanya yang kayak gimana? Aku nggak ingat sama sekali.” Ketika masih bersekolah, ada banyak sekali kaum pria yang berusaha mendekati Yohanna, tetapi Yohanna sedikit pun tidak memiliki perasaan terhadap mereka. Jadi setiap hari dia hanya memasang wajah yang kaku dan dingin. Dari situ dia mendapat julukan “Ice Princess”, dan makin sedikit orang yang berani mendekatinya. Karena terlalu banyak pria yang menyukainya, Yohanna tidak ingat seperti apa wajah mereka semua. Itu karena Yohanna tahu, mereka bukanlah pria yang dia inginkan. Jadi tidak aneh jika Yohanna tidak ingat seperti apa paras ketua kelasnya. “... ketua kelas kita itu dianggap sebagai cowok terganteng di kelas. Masa kamu nggak ingat? Kita kan sekelas sama dia selama dua tahun, lho,” ujar Ruth. “Cowok yang sekelas sama aku selama dua tahun kan
“Sebentar lagi kan tahun baru, yang tua-tua setiap hari kerjanya telepon aku minta aku cepat pulang. Makanya sekarang aku sudah pulang.” Setelah Ruth menjawab pertanyaan Yohanna, sekarang gantian giliran dia yang bertanya, “Kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis, masa sudah langsung ke kantor lagi tanpa istirahat? Kamu terlalu keras kerjanya, kan kamu punya banyak adik-adik yang bisa bantu kamu. Bagi saja tugas kamu sebagian ke mereka. Jangan semuanya kamu tanggung sendiri. Nggak perlu bikin capek diri sendiri.” Ruth sangat memedulikan Yohanna. Mereka berdua adalah teman baik, tetapi semenak Yohanna mengambil alih bisnis keluarga, mereka jadi jarang bertemu karena Yohanna terlalu sibuk. Sering kali mereka hanya berhubungan melalui chat untuk tetap menjaga pertemanan. Untung saja mereka adalah teman sekelas sejak SD. dengan pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, tentu tidak akan putus hanya karena Yohanna sibuk bekerja. Yohanna juga sering menjalin hubungan kerja
Yohanna harus membahas masalah pendidikan adiknya dengan kedua orang tuanya. Dia hanya punya satu adik kandung, jadi dia akan sangat mementingkan pendidikan adiknya. Sesibuk apa pun pekerjaan Yohanna, dia akan selalu meluangkan waktu untuk bertanya tentang kegiatan belajar adiknya. Apabila Tommy melakukan kesalahan dan malah dimanja oleh orang tuanya, maka Yohanna yang mau tidak mau harus memarahinya. Tidak peduli Tommy menangis atau merengek manja, kalau sampai Yohanna tahu adiknya bersalah, dia akan memberi pelajaran tegas agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Lalu Yohanna juga akan menyuruh Tommy untuk menuliskan apa saja kesalahannya di atas kertas. Apabila orang tua atau om tante juga melindungi Tommy, mereka juga harus ikut menulis kesalahan mereka. Lihat saja siapa yang masih berani melindungi Tommy ketika dia berbuat kenakalan. Namun tentu Yohanna tidak akan menegur jika Tommy melakukan kenakalan kecil yang masih bisa diterima. Sebagai anak kecil, khususnya anak lelaki, waj